Memahami Kusta, Bukan Penyakit Kutukan dan Tidak Mudah Menular!

Kalau mendengar kata “kusta”, saya biasanya langsung merujuk ke cerita-cerita di Alkitab di mana orang-orang kusta disembuhkan oleh Yesus. Dulu saat masih kecil dan remaja, saya sempat mengira bahwa kusta hanyalah penyakit jaman dulu yang sekarang sudah sirna. Ternyata saya salah! Kusta masih ada hingga saat ini dan bahkan ada di sekitar kita, bukan cuma penyakit di Timur Tengah sono.

Kusta bukan hanya “ada” di Indonesia. Negara kita bahkan menjadi negara dengan angka penyakit kusta tertinggi ke-3 di dunia! Ini tentu bukan prestasi yang layak dibanggakan. Bahkan dalam 10 tahun terakhir, kasus kusta di Indonesia mengalami stagnasi di angka 18.000 kasus. 

Kurangnya edukasi penyakit kusta menjadi penyebab utama tinggi dan ajegnya kasus penyakit kusta di Indonesia. Sama dengan orang-orang di jaman Perjanjian Lama, kusta dianggap sebagai penyakit kutukan atau keturunan. Faktanya, kusta bukanlah penyakit kutukan, siapa saja bisa terkena kusta. Kusta juga sebenarnya penyakit menular yang tidak mudah menular karena masa inkubasinya lama. Butuh bersinggungan dengan pengidap kusta secara intens dan dalam jangka waktu lama agar seseorang tertular penyakit kusta.


Penyuluhan Bersama BABINSA dan PKK

Baru-baru ini di awal Juni 2023, NLR Indonesia menggelar roadshow leprosy bersama BABINSA dan PKK di Slawi, Tegal, dan kabupaten Cirebon. NLR, atau No Leprosy Remains, adalah organisasi non-pemerintah untuk memberantas kusta yang didirikan di Belanda pada tahun 1967. NLR juga hadir di Indonesia, berkolaborasi bersama BABINSA (Bintara Pembina Desa) dan PKK mengadakan edukasi rutin tentang kusta untuk masyarakat Indonesia. 

Nah, saya sendiri “cuma” ikutan live show-nya di Ruang Publik KBR (Kantor Berita Radio) yang disiarkan langsung di Youtube pada 14 Juni 2023 lalu. Live show menghadirkan Kapten Inf. Shokib Setiadi (Pasiter Kodim 0712/Tegal) dan Ibu Elly Novita, S.KM, MM (Wakil Ketua Pokja 4, TP PKK Kabupaten Tegal). Tayangan ulangnya bisa disimak di sini.

Sekilas, gejala penyakit kusta atau yang juga dikenal dengan lepra memang mirip dengan sekadar panu atau penyakit kulit sejenis lainnya. Bedanya, kusta tidak terasa gatal, malahan ia mati rasa. Mati rasa ini tidak hanya di area bercak putih, namun bahkan di seluruh tangan dan kaki. Nah, kusta harus segera ditangani! Bila tidak, ia bisa mengarah ke disabilitas. 

Roadshow NLR Indonesia gaungkan Indonesia Bebas Kusta
Ibu-ibu PKK menerima edukasi seputar kusta dalam roadshow leprosy NLR Indonesia

Pak Shokib Setiadi, selaku Kapten Infanteri Pasiter Kodim 0812/Tegal, mengapresiasi roadshow leprosy yang digelar dan diikuti timnya di wilayah kabupaten Tegal. Roadshow tersebut menjadi bahan edukasi tim untuk nanti diteruskan melalui penyuluhan dan pendampingan ke masyarakat.


Kusta dan Stigma Negatifnya

Lalu bagaimana bila sudah ada tanda-tanda kusta? Bu Elly Novita mengarahkan untuk segera melaporkan diri ke puskesmas terdekat. Bila memang kusta, maka keluarga yang serumah dan tetangga-tetangga dekat akan ikut diberikan obat untuk pencegahan yang dikonsumsi satu kali sehari.

Ini karena kusta ditularkan melalui kontak terus menerus dan lama dengan cairan tubuh penderita, seperti droplet saat batuk atau bersin. Namun, virusnya butuh waktu lama untuk inkubasi, bahkan bisa belasan tahun! Jadi nggak akan langsung tertular hanya karena sesekali bersalaman, merangkul, bahkan berhubungan seksual.

Sayangnya, stigma negatif penyakit kusta sudah kadung tertancap kuat di benak masyarakat Indonesia. Guna-guna lah, dosa lah, mudah menularkan lah. Alhasil masyarakat jadi menjauhi pengidap kusta, padahal mereka justru butuh banyak dukungan moral dan batin. Begitu kuatnya salah kaprah ini, sampai para penderitanya pun memandang dirinya sendiri secara negatif. Berpikir bahwa ia adalah orang yang sangat berdosa yang layak dikucilkan. 

Padahal mah, setiap manusia adalah berdosa, dan bobot dosa itu adalah sama. Jadi tidak perlu ada yang merasa lebih suci dan lebih hina, merasa dosanya lebih bisa diterima Tuhan dan dosa orang lain lebih buruk dari dosanya.

Fakta dan informasi tentang kusta di Indonesia

Menurut saya, NLR Indonesia sudah tepat menggandeng BABINSA dan PKK sebagai mitra. PKK menaungi kalangan ibu-ibu yang, kita tahu sendiri, cenderung mudah terhasut hoaks yang disebarkan di Whatsapp Group keluarga dan WAG lainnya. BABINSA juga, sebagai perangkat keamanan di desa-desa, wajib menjaga kondisi di desanya termasuk dari bahaya penyakit menular.

Sebagai wujud komitmen BABINSA untuk NLR Indonesia, mereka rutin menggelar komunikasi sosial sebagai wadah diskusi dengan warga. Kalau warga sudah terbiasa ngobrol sama mereka, nantinya warga akan lebih terbuka, sehingga keluhan-keluhan akan gejala penyakit kusta bisa diketahui lebih awal sebelum menjadi lebih parah. Selain itu, BABINSA juga konsisten menggelar kegiatan-kegiatan lintas sektoral yang membahas berbagai aspek di wilayahnya, dari politik hingga kesehatan. Di sinilah BABINSA memiliki kesempatan lebih dengan menggandeng nakes di wilayahnya melakukan edukasi dan pendampingan terkait penyakit kusta.


Harapan Untuk Kusta di Indonesia

Bu Elly berharap, kepala agama dan tokoh masyarakat jadi penyambung suara untuk warganya. Di desa dan kampung, mereka lah yang menjadi rujukan warga, sehingga tokoh agama dan perangkat desa wajib memiliki wawasan dan pandangan yang benar akan penyakit kusta. 

Mengikuti live show ini adalah langkah pertama saya menggaungkan Indonesia Bebas Kusta

Saya sendiri berharap supaya program ini tidak hanya menyasar warga menengah dan menengah ke bawah di kawasan suburban, namun juga anak-anak muda (Gen Z hingga millennials) di perkotaan. Menurut saya akan tepat juga bila edukasi diadakan dengan menggandeng gereja-gereja sebagai mitra. Saya yakin, banyak jemaat gereja yang tidak memahami betul tentang penyakit kusta yang banyak diceritakan di Alkitab itu.

Yuk, gaungkan kusta bersama NLR Indonesis bahwa kusta bukanlah kutukan dan bisa disembuhkan. Optimis kasus kusta di Indonesia akan terus menurun hingga nusantara terbebas dari kusta! Keep learning by traveling~

Like atau komentar dulu, kak. Baca tanpa komentar itu kayak ngasih harapan semu :D

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Matius Teguh Nugroho

keep learning by traveling

Duo Kembara

Cerita Si Kembar dan Mommy Ara menghadirkan kebaikan

Lonely Traveler

Jalan-jalan, Makan dan Foto Sendirian

Guru Kelana

Perjalanan sang guru di berbagai belahan dunia

dyahpamelablog

Writing Traveling Addict

Daily Bible Devotion

Ps.Cahya adi Candra Blog

bardiq

Travel to see the world through my own eyes.

Teppy & Her Other Sides

Stories, thoughts, places...

Mollyta Mochtar

Travel and Lifestyle Blogger Medan

LIZA FATHIA

a Lifestyle and Travel Blog

liandamarta.com

A Personal Blog of Lianda Marta

D Sukmana Adi

Ordinary people who want to share experiences

papanpelangi.id

sebuah blog perjalanan

Guratan Kaki

Travel Blog

Omnduut

Melangkahkan kaki ke mana angin mengarahkan

BARTZAP.COM

Travel Journals and Soliloquies

Bukanrastaman

Not lost just undiscovered

Males Mandi

wherever you go, take a bath only when necessary

Eviindrawanto.Com

Cerita Perjalanan Wisata dan Budaya

Plus Ultra

Stories and photographs from places “further beyond”.

backpackology.me

An Indonesian family backpacker, been to 25+ countries as a family. Yogyakarta native, now living in Crawley, UK. Author of several traveling books and travelogue. Owner of OmahSelo Family Guest House Jogja. Strongly support family traveling with kids.

Musafir Kehidupan

Live in this world as a wayfarer

Cerita Riyanti

... semua kejadian itu bukanlah suatu kebetulan...

Ceritaeka

Travel Blogger Indonesia

What an Amazing World!

Seeing, feeling, and exploring places and cultures of the world

Winny Marlina

Winny Marlina - Whatever you or dream can do, do it! lets travel

Olive's Journey

What I See, Eat, & Read

tindak tanduk arsitek

Indri Juwono's thinking words. Architecture is not just building, it's about rural, urban, and herself. Universe.

dananwahyu.com

Menyatukan Jarak dan Waktu