[Bi-Lingual Post] MRT Jakarta: Review & Travel Guide

Sebagai seorang pecinta transportasi publik dalam kota berbasis rel, gue sungguh dibuat puas dengan kinerja pemerintah dalam beberapa bulan terakhir ini. Dari LRT Palembang sebagai rapid transit system pertama di Indonesia (itu juga jika KRL Jabodetabek nggak masuk hitungan), skytrain Bandara Internasional Soekarno-Hatta, kereta bandara Soekarno-Hatta, hingga akhirnya MRT atau Mass Rapid Transit. Setelah selama 6 tahun hanya bisa mencicipi MRT di negara-negara tetangga, sekarang gue tinggal naik kereta api 3 jam ke Jakarta.

Sebagai seseorang yang udah berkali-kali naik MRT dan LRT di Singapore, Kuala Lumpur, dan Bangkok, mudah-mudahan review gue ini bisa menjadi review yang mencerahkan.


Saat ini, MRT Jakarta baru memiliki 1 jalur atau rute sepanjang hampir 16 km yang menjulur dari Lebak Bulus di ujung Jakarta Selatan hingga Bundaran Hotel Indonesia (HI) yang merupakan pusat kawasan bisnis di Jakarta Pusat. Dari 13 stasiun, 7 di antaranya adalah stasiun layang (dari Lebak Bulus ke ASEAN) dan 6 di antaranya ada di bawah tanah (dari Senayan hingga Bundaran HI). Jalur yang sudah beroperasi ini juga baru fase 1 dari keseluruhan rute pertama, rencananya fase 2 akan dilanjutkan sampai Kota Tua.

Current map for MRT Jakarta, airport rail service, LRT Jakarta, KRL Commuter Lines, and some TransJakarta busway lines

Currently, Jakarta MRT has only 1 operational line, stretches for almost 16 km from Lebak Bulus in Southern Jakarta to Bundaran HI (read: haa ee, an abbreviation for Hotel Indonesia), a central business district in Central Jakarta. From its 13 stations, 7 of them (from Lebakk Bulus to ASEAN) are elevated while the rest (from Senayan to Bundaran HI) are underground. This operational line is just the first phase of the entire line. When the whole line completes, it will connect the old city (Kota Tua).

Kereta beroperasi dari jam 5:00 hingga 23:30 dengan sedikit pengecualian. Interval kedatangan kereta ada setiap 5 menit pada jam sibuk dan 10 menit di luar jam sibuk. Kadang bisa lebih dari 10 menit untuk jadwal pagi-pagi buta atau larut malam.

The train runs from 5:00 AM to 11:30 PM with a few exception. The headway is every 5 minutes for peak hours and every 10 minutes outside peak hours. Sometimes it can be more than 10 minutes for an early morning or a late night trip.

The MRT Jakarta, made in Japan
Platform screen doors on underground Bundaran HI MRT Jakarta station

Terus gimana MRT Jakarta ini terhubung dengan moda transportasi umum lainnya yang udah lebih dulu ada di Jakarta?

Then how is Jakarta MRT connected to the existing public transportation system in Jakarta?

Stasiun MRT Dukuh Atas adalah stasiun pertemuan dengan kereta bandara Airport Rail Service Soekarno-Hatta (Stasiun BNI City), KRL Commuter Line (Stasiun Sudirman), dan halte busway TransJakarta. Dari Stasiun MRT Dukuh Atas, terserah kamu apakah mau ambil pintu keluar ke kereta bandara atau KRL, karena dua stasiun ini bersebelah-sebelahan. Perlu dicatat, pintu keluar ke kereta bandara (anehnya) malah nggak menyediakan eskalator. Dari stasiun MRT ke stasiun KRL dan kereta bandara udah disediakan jalur pejalan kaki khusus yang dulunya memang jalan umum yang dilalui kendaraan lain. Di masa depan, LRT Jabodebek juga akan terhubung di sini.

Dukuh Atas is the connecting station to the Airport Rail Service Soekarno-Hatta (BNI City Station), KRL Commuter Line (Sudirman Station), and TransJakarta BRT bus stop. From the MRT station, you may take any exits to airport railway station and KRL station since both are located next to each other. Please note that exit to the airport railway station (strangely) doesn’t provide escalator. From the MRT station, follow the short pedestrian lane to your dedicated station. In the future, the Greater Jakarta LRT will also be connected here.

An MRT entrance seen in Jakarta
MRT Jakarta station connected to TransJakarta (busway/BRT) bus stop

For more info about Greater Jakarta KRL Commuter Line, please read: Getting Around Jakarta Using The Rapid Transit System

Bundaran HI, Blok M, dan ASEAN adalah stasiun MRT yang terhubung dengan busway TransJakarta. Dari halte Bundaran HI malah udah tersedia akses langsung ke stasiun bawah tanahnya tanpa harus berjalan ke luar halte. Tonton video di bawah ini untuk melihat bagaimana halte Bundaran HI terhubung secara langsung dengan stasiun MRT.

Bundaran HI, Blok M, and ASEAN are connecting stations to TransJakarta BRT (busway). From Bundaran HI bus stop platform, there is even a direct stair to the underground MRT station. Check my video below. Take a look at this video to see how Bundaran HI bus stop is connected to the underground MRT station.

Toilets, nursery room, and prayer room at MRT Jakarta station
A convenience store inside underground MRT station in Jakarta
Each MRT Jakarta station has several entrance or exit doors

Sayangnya Stasiun Gambir belum terhubung dengan MRT, bahkan angkutan pengumpan pun nggak ada. Padahal menurut gue konektivitas Stasiun Gambir dengan MRT bakal mendongkrak jumlah ridership lho, jaraknya juga nggak jauh-jauh amat. Kalo mau enak, dari Stasiun Gambir tinggal naik GOJEK atau GRAB aja ke Bundaran HI. Kalo dengan busway, harus transit satu kali. Ikuti petunjuk menuju pintu keluar, lalu masuklah ke dalam halte Gambir 1. Jangan salah halte, karena ada Gambir 2 dan rutenya beda. Ambil bus menuju Harmoni Central Busway, lalu ganti dengan TransJakarta koridor 1 (Kota – Blok M), turun di Bundaran HI.

Unfortunately, currently Gambir Railway Station is not connected to the MRT, there is no any feeder bus either. If so, I believe it will increase the MRT ridership, they’re just less than 4 kilometers away. For a convenient way, simply take a GOJEK, GRAB, or taxi ride from Gambir to Bundaran HI. But if you want to take the public transportation, follow the exit sign, and hop on Gambir 1 TransJakarta bus stop. Please note that there is Gambir 2 bus stop, and both have different bus routes! From Gambir 1, take any bus to Harmoni Central Busway, transfer to Line 1 for Blok M, then alight at Bundaran HI.


Karena baru ada 1 jalur, yang mana setiap stasiun cuma punya 2 peron, jadi gue nggak perlu susah-susah jelasin gimana cara naik MRT Jakarta kayak di review-review MRT yang lain. Yang mau gue jelaskan di sini adalah cara membayarnya.

Since there is only 1 operational line, which means each station has only 2 platforms, I don’t need to make an explanation here about how to ride the Jakarta MRT like I did on previous MRT reviews. What I want to highlight here, is how you pay for the ride.

Elevated platform at Blok M MRT Station, Jakarta
Make sure you wait orderly inside the yellow line

Ada 3 cara untuk naik MRT Jakarta: kartu e-money, beli kartu dari mesin tiket, atau beli kartu dari loket. Harga tiket MRT Jakarta mulai dari Rp3.000,00 hingga Rp14.000,00. Nggak usah ngeluh, ini harganya udah murah banget jika dibandingin sama ongkos MRT/LRT di Singapore, KL, dan Bangkok. Ongkos BTS dan MRT di Bangkok itu mahal lho. Harga tiket dari mesin tiket dan loket ini udah termasuk deposit Rp15.000,00 yang bisa diambil maksimal 7 hari setelah pemakaian, jadi kayak kartunya KRL. Beberapa e-money yang diterima adalah Flazz, Mandiri E-money, Brizzi, dan JakLingko. Pastikan saldo kartu kamu masih cukup karena belum bisa top-up di dalam stasiun. Pas gue mau naik kereta jam 5 pagi dari Fatmawati, saldo Flazz gue abis, mesin tiketnya mati, dan loket tiket belum buka jadi gue harus nunggu dulu. Tonton di bawah ini buat lebih jelasnya.

There are 3 ways to take a ride of Jakarta MRT: e-money cards (Flazz, Mandiri e-money, Brizzi, etc), buy from ticket machines, and buy for Sales Ticket Office. Price ranges from as low as 3,000 IDR to 14,000 IDR. Wow, the highest fare is equal to only 1 USD, dude! The cheapest MRT in Southeast Asia! Tickets from the machines and sales office are include the 10,000 IDR deposit. You may take your deposit back from the sales office for 7 days after the usage. For a foreigner, I suggest you to buy the multi-trip ticket or Jaklingko Card from the station for a seamless trip. Jaklingko Card can be used for both trains and buses. Sometimes the machines are out of service. Or if you take the very first train, the sales office is not yet open like what I experienced at Fatmawati MRT Station. Check the video below.

Baca Juga: Memahami Transportasi Publik di Bangkok

Ticket machines at MRT Jakarta station
Sales ticket office at MRT Jakarta station

Sama seperti MRT di Singapore, KL, dan Bangkok, stasiun-stasiun MRT Jakarta memiliki beberapa pintu. Di dalam stasiun terdapat area komersil, kantor penjualan tiket, kantor pelayanan pelanggan, mesin tiket, toilet, mushola, ruang menyusui, passenger announcement, dan papan informasi kedatangan kereta. Peron dilengkapi dengan pintu pembatas, baik itu di stasiun bawah tanah atau stasiun layang. Ada tangga berjalan dan lift, tapi nggak ada di semua akses. Jadi ada beberapa bagian yang cuma bisa dicapai dengan tangga manual. Menurut gue ini nggak masalah, karena di kota-kota lain pun seperti itu.

Just like any MRT systems in Singapore, KL, and Bangkok, Jakarta MRT stations have some entrances/exit doors. Stations are equipped with concourse area, sales ticket office, customer service office, ticketing machines, toilets, prayer room, nursery room, passenger announcement in Bahasa and English, and upcoming trains information board. Each platform has platform screen doors, both on underground and elevated stations. There are escalators and elevators, but some parts can only be reached by ordinary stairs. I think this is not a problem, since many MRT systems do.

An entrance/exit gate for Bundaran HI MRT station
Stairs, escalators, and elevators are available for MRT Jakarta customers

Kekurangan stasiun MRT Jakarta menurut gue ada pada jumlah gerbang tap tiket yang kurang banyak. Sering terjadi antrean masuk atau keluar peron padahal orangnya nggak banyak-banyak banget. Di Singapura dan KL, gerbang tap tiketnya berjajar banyak banget. Bagusnya, selain gerbang utama selebar 60 cm, ada gerbang dengan lebar 90 cm untuk kaum disabilitas. Selain itu, masih ada celah peron yang cukup besar di antara lantai peron dan lantai kereta, sementara di Singapore atau KL celah peronnya rapet banget.

One thing who needs improvement for Jakarta MRT is the entry/exit ticketing gate. The stations lack the ticketing gates. This makes queuing for tapping tickets happens quite often. In Singapore or KL, these entry/exit gate are many. The good thing is, beside the 60 cm width regular gates, there is a special 90 width gate for the disables at every side. But unfortunately there are a few centimeters gap between the train and platform, while in Singapore or KL the gap is almost not exist.

MRT Jakarta ticketing gates, I don’t know why some gates have no “wings”

Fasilitas di dalam kereta adalah pengumuman penumpang, papan informasi dengan teks berjalan, dan gerbong khusus perempuan pada jam sibuk di hari kerja. Pengumumannya diawali dengan sapaan, “Selamat datang, para penumpang. Kereta ini menuju Stasiun Lebak Bulus Grab, Stasiun Lebak Bulus Grab.” Lalu beberapa saat kemudian, “Stasiun berikutnya, Stasiun Dukuh Atas, Stasiun Dukuh Atas. Pintu di sebelah kiri akan terbuka.” Selain menerangkan nama stasiun berikutnya, papan informasi juga menunjukkan posisi gerbong kita saat berhenti di peron, jadi kita tau kita jalan ke arah mana setelah keluar. Anehnya, informasi tambahan stasiun justru diberikan setelah sapaan, dan bukannya sebelum/setelah informasi stasiun berikutnya. Jadi setelah sapaan, tiba-tiba berbunyi seperti ini, “Silakan turun di sini untuk berpindah ke kereta bandara…” Tonton video-video gue di atas buat lebih jelasnya.

On board the trains, we will have passenger announcements in Bahasa and English, animated information board, and special coaches for ladies at peak hours on weekdays. After boarding the train, we will be greeted, “Dear, Passengers. Welcome aboard, this train is bound for Lebak Bulus Grab Station, Lebak Bulus Grab Station.” Then after a few minutes, “Next station, Dukuh Atas Station, Dukuh Atas Station. The door on the left side will open.” I love the animated information board! It shows us current station, the next station, and our coach position when the train stops at platform so we know where direction we should take after alighting. Strangely, the additional information is given right after the greeting, not before/after the next station announcement. So, after the greeting, suddenly it says, “Alight here if you want to take the airport train…” Please watch my videos below to hear the exact announcements.

On board MRT Jakarta trains on late night Sunday

Sampai saat ini, masih dikit banget vendor komersil di dalam stasiun MRT Jakarta. ATM juga nggak ada. Jadi sebelum masuk stasiun, pastikan saldo e-money kamu masih cukup. Seingat gue, baru Stasiun Bundaran HI aja yang punya vendor komersil, ada Starbucks dan minimarket.

At the moment, some stations don’t have any commercial tenants yet. I couldn’t even see any ATMs. As I recall, Bundaran HI is the station where most tenants exist, it has Starbucks and a minimarket.


Nyaris nggak ada tempat sampah di dalam stasiun, jadi tolong simpan sendiri sampahmu. Jangan makan dan minum di dalam stasiun dan kereta. Kalo kamu membawa minuman dingin, pastikan minumanmu diletakkan di dalam tas. Gue kesel pas liat ibu-ibu naroh tas belanjaan di atas lantai kereta, dan air mengalir ke luar membasahi lantai. Posisinya memang lagi menggendong anaknya, tapi itu bukan alasan. Masih muda pula, mungkin usia 30an.

You might can’t find any trash bins inside the station, so please keep your own garbage. Do not eat or drink inside train and station. If you are bringing cold bottled or can drink, make sure it is well kept inside your bag. I was upset seeing a mom putting her shopping bag on the train floor, and water flows from the melted cold drink inside the plastic bag. She was hugging her baby, but it is not an excuse. She is young, maybe around 30s.

Underground platform at Bundaran HI MRT Station, Jakarta
Please make stations and trains clean

Selain itu juga jangan membawa benda-benda berbau menyengat. Berdirilah menunggu kereta di dalam area berwarna kuning, dahulukan penumpang turun lebih dulu. Kalo naik eskalator, diamlah di sisi kiri, biarkan sisi kanan untuk mereka yang mau berjalan mendahului. Lift hanya untuk mereka yang lanjut usia, ibu hamil atau menyusui, dan kaum disabilitas.

Another rules are: do not bring any stinky stuff, wait on the platform inside the yellow area and let passengers exit first. If you take the escalator, stand still on the left side, give the right side for them who want to walk. Elevators are only for elderly, pregnant women or mom with babies, and the disables.


Tempat wisata paling terkenal di Jakarta kayaknya sih Kota Tua yang terletak bersebelahan dengan Glodok, pecinannya Jakarta. Stasiun MRT Bundaran HI, naik busway TransJakarta koridor 1 ke Kota. Mau ke MONAS juga sama aja, tinggal turun di halte Monas. Dari Monas, kamu bisa sekalian mampir ke Masjid Istiqlal, Gereja Katedral, dan Lapangan Banteng.

The most notably tourist attraction in Jakarta may be the old city, locally known as Kota Tua. Jakarta’s Chinatown, Glodok, is also located next to it. To get here, take the Jakarta MRT to Bundaran HI MRT station and take the TransJakarta bus line (corridor) 1 to Kota. Same direction applies for MONAS or Monumen Nasional (National Monument). Take busway no. 1 from Bundaran HI to Kota and alight at Monas bus stop. The Istiqlal Great Mosque, the gothic style Gereja Katedral, and Banteng Square are located in this neighborhood.

The National Monument (Monas, Monumen Nasional) and the statue

Di sekitar Bundaran HI sendiri ada mall Grand Indonesia yang hobi bikin orang nyasar di dalamnya, Plaza Indonesia, dan tentu saja Bundaran Hotel Indonesia-nya sendiri. Sarinah dan kawasan kuliner Jalan Sabang (Kopitiam Oey, nasi goreng kambing Kebon Sirih, dsb) bisa dicapai dengan berjalan kaki dari sini.

Around Bundaran HI, you may take a visit to the gigantic mall of Grand Indonesia, Plaza Indonesia, and of course the Hotel Indonesia roundabout itself. Sarinah and Sabang Street culinary (Kopitiam Oey, nasi goreng kambing Kebon Sirih, etc) are within walking distance.

Stadion Gelora Bung Karno dan jembatan penyeberangan orang (JPO) instagrammable yang lagi hits itu bisa dicapai dari Stasiun MRT Istora Mandiri. Sementara Masjid Al-Azhar yang agung dengan balutan warna putihnya ada di dekat Stasiun MRT ASEAN (yang dulunya mau dinamain Stasiun Sisingamangaraja). Di sinilah kamu bisa melihat transisi dari jalur layang menjadi jalur bawah tanah.

Gelora Bung Karno Stadium and the futuristic Instagram worthy pedestrian bridges around it can be reached from Istora Mandiri MRT Station. While the white pretty Al-Azhar Mosque is near the ASEAN MRT Station (previously called Sisingamangaraja Station). This is where you witness the elevated track stretches underground.

Dari Bundaran HI hingga Stasiun ASEAN adalah kawasan pusat bisnis Jakarta. Jadi kalo kamu suka banget sama gedung-gedung pencakar langit, karya arsitektur modern, trotoar yang lebar dan bersih, berjalan-jalan secara acak di kawasan ini pasti menarik!

From Bundaran HI to ASEAN MRT Stations are Jakarta’s financial and business district. So if skyscrapers, modern architecture buildings, and clean spacious pedestrian lane are your thing, then randomly walking around here must be an adventurous experience!

Blok M is one the most famous MRT station in Jakarta
Blok M MRT station panoramic shot

Stasiun MRT Blok M dan Blok A adalah kawasan nongkrong yang punya banyak café, coffee shop, dan restoran. Blok M Plaza, Blok M Square, dan kawasan Little Tokyo juga deket banget sama Stasiun Blok M. Di kawasan Little Tokyo ini ada banyak kedai makan ala Jepang, izakaya, supermarket Jepang “Papaya”, dan kaum ekspatriat Jepang yang hilir mudik.

Blok M and Blok A Stations are the neighborhood with plenty of cafes, coffee shops, and restaurants. Blok M Plaza, Blok M Square, and the Little Tokyo neighborhood are very close to the Blok M MRT Station. In Little Tokyo, you can find Japanese restaurants or bars, izakaya, Japanese supermarket called Papaya, and Japanese expats walking around.


Nah, memilih hotel yang deket stasiun MRT Jakarta itu agak tricky. Karena kawasan pusat bisnis, hotel-hotel yang deket stasiun MRT ini biasanya adalah hotel-hotel mahal yang harga per kamarnya di atas Rp600.000,00 per malem. Masih jauh di bawah toleransi gue yang pengen nyaman tapi juga mau murah. Monmaap anak ini memang banyak maunya. Ada banyak penginapan-penginapan murah, tapi namanya masih asing banget, jadi ragu sama servis dan fasilitasnya. Akhirnya, pilihan gue jatuhkan pada Favehotel Melawai.

Choosing the right hotel near the MRT station is a bit tricky. As a business central district, hotels around Jakarta MRT stations are usually 3-stars hotel or above, cost more than 600,000 IDR / room / night. Yes, there are some cheap hotels, but I’m not sure with the service and comfort as they all sound new for me, not from any popular hotel chains I know. Finally, I chose Favehotel Melawai.

nyaman menginap di favehotel melawai

Favehotel Melawai hanya berjarak beberapa ratus meter dari Stasiun MRT Blok M, persis di belakang Blok M Square. Dari segi lokasi udah oke banget! Nggak cuma deket stasiun MRT, tapi juga deket café, kedai kopi, restoran, bar, kawasan kuliner pinggir jalan, pusat perbelanjaan, halte busway, bahkan obyek wisata. Harganya murah, cuma di kisaran Rp300.000-an! Lalu sebagai bagian dari jaringan ASTON, gue berharap fasilitas dan servisnya nggak mengecewakan. Apakah betul begitu?

Favehotel Melawai is just few meters away from Blok M MRT Station, right behind Blok M Square. Cafes, coffees shops, restaurants, bars, street food festival, shopping malls, TransJakarta bus stop, even tourism attractions are located nearby. So, the location is great! The fare is so affordable, no more than 400,000 IDR / room / night. As a part of ASTON hotel chains, I expect the service and facilities are satisfying. Are they so?

Sarapan di Favehotel Melawai

Kamar di Favehotel Melawai dilengkapi dengan kotak keamanan, sandal, teko listrik, kopi, dan teh lho! Hotel murah mana aja sih yang bisa kasih fasilitas kamar kayak gini? Kamar mandinya cukup luas dan terbuat dari material yang baik, bukan kamar mandi kapsul hehe. Sarapannya berlimpaaahhh! Selain menu utama (nasi, kwetiaw goreng, pokchoi, daging sapi, dan gorengan), juga ada mie ayam, soto ayam, bubur ayam, omelet, puding, ubi, kacang, buah, salad, sereal, dan roti dengan selai.

Full review for Favehotel Melawai can be read on: Favehotel Melawai (Dekar Stasiun MRT Blok M), Hotel Murah Tapi Kamar dan Sarapannya Juara!

Favehotel Melawai offers guest rooms with safety box, slippers, electric kettle, and free coffee and tea. How many budget hotels in Indonesia like this? The bathroom is quite spacious, and it is made of proper concrete wall, not a capsule bathroom like you usually see at budget hotels nowadays. The breakfast was amazing! Beside the main dish (rice, fried kwetiaw, beef, pokchoi, bakwan), there were mee ayam, chicken porridge, soto ayam, omelette, pudding, snacks, bread, fruit, salad, and sereal. I was so satisfied with the breakfast!


Terlepas dari sekelumit kekurangan, MRT Jakarta adalah moda transportasi terbaik di Jakarta saat ini. Sayangnya rutenya masih sangat terbatas. Semoga segera dapat menjangkau Stasiun Gambir, Monas, Kota Tua, dan Ancol agar dapat mendukung pariwisata Jakarta sebagai kota internasional.

Packed MRT Jakarta trains on weekend
Segenap rombongan walking tour di MRT Jakarta

Despite lack in few aspects, Jakarta MRT is currently the best mode of public transportation in Jakarta. Unfortunately, the network is so limited. I hope it will soon connects Gambir Railway Station, National Monument, the old city, and Ancol to support tourism in Jakarta as an international city. Cheers! Keep learning by traveling…

80 komentar

  1. […] Jakarta was launched for public commercial service! If the MRT is your concern, then please read: MRT Jakarta, Review and Travel Guide. This post will be about TransJakarta and KRL Commuter […]

  2. […] stop. By Commuter Line, take a train to Jakarta Kota station, see the map below. If you ride the MRT Jakarta, take a train to Bundaran HI, then transfer to TransJakarta or simply take a GOJEK or GRAB […]

  3. ariefpokto · · Balas

    Bangga banget ya sekarang Kita punya MRT yang bagus. Dan yg terpenting perjalanannya cepat banget. Semoga bisa dimaintain dengan baik dan para penggunanya juga ikut menjaga dan tertib

    1. Iya bener. Sayang kan udah dibangun infrastruktur bagus-bagus kalo kita nggak bisa merawat 😦

  4. Masuk dalam list hal yang harus dicoba nih buat liburan ke Bogor bulan ini hihi anak-anak pasti excited..

    1. Pasti seru cobain MRT sama anak-anak, mbak.

  5. Saya salah satu orang yang bangga dan bahagia dengan hadirnya MRT di Jakarta, semoga saudaranya (LRT) segera menyusul hadir yaa. Pertama kali naik MRT dari stasiun Blok M, begitu sampai di atas stasiun saya langsung WAAAAAAAAAAA……. bener-bener kerasa kayak lagi naik MRT di luar negeri. Semoga awet dan laku keras yaa ini MRT.

    1. Bener bangeeettt kayak lagi di Bangkoookkk!!! Mari kita jaga bersama.

  6. Kemarin itu sy kok tiketnya deposit 15K per kartu dan itu bisa langsung diambil depositnya pada saat keluar stasiun MRT. Beda jenis tiket gitu?

    1. Depositnya bukannya Rp10.000 mas?

      1. Ga tuh mas.. Sy beli yg Single Trip. 4x @15K, total 60K, sy masih inget sbb pas klaim deposit, ada meja khusus bukan di loket. Itu mejanya jg ga ada mesin cash registernya, manual-an aj..

      2. Aku kemarin cuma sekali pake single trip, sih. Dan nggak di-refund karena buat kenang-kenangan haha. Selebihnya pake Flazz.

        Mas kapan naik?

      3. Saya pas awal puasa, tgl 6 Mei..

      4. Oh iya ternyata betul Rp15.000 mas, udah aku edit di artikel. Wah, aku tgl 4-6 pagi naik MRT ini 😀

      5. Ohh sy tgl 6 sore.. ahaahha.. abis checkout staycation, lgsg coba MRT hehehe

  7. Melihat saja dari jauh, membaca saja artikel, dan kemudian mupeng sajalah. Hahaha. Berbahagialah kalian yang merasakan moda transportasi yang satu ini 😀 Ihik …

    1. Hehe, semoga ada kesempatan ke Jakarta ya mbak hehe

  8. wahhh kece nih MRT Jakarta. Pasti bahagia banget nih warga ibu kota dapat moda transportasi yang baru dan lebih modern.
    Mungkin pas ntar ke Jakarta, saya bakalan nyobain MRT nih

    1. Wajiiibbb sebagai traveler hehehehe

  9. aku bookmark postingan kakak ini. Soalnya belum ada rencana ke jakarta tapi udah merasa bangga, sekarang jakarta ga kalah lah sama singapore

    1. Waaa terima kasih sudah di-bookmark, kak. Semoga segera ada kesempatan ke Jakarta ya.

  10. Yeaay finally, Jakarta have MRT!
    Akhirnyaa yaa bang yang ditunggu bertahun-tahun datang juga. dan Alhamdulillah udah pernah nyobain juga MRT Jakarta pas Uji Coba waktu itu. Asli keren dan nyaman banget.

    1. Cobain lagi pas sekarang udh beroperasi normal, Bro. Hehe

  11. dgoreinnamah · · Balas

    Gue juga nungguin fase 2nya sih. Cukup bangga akhirnya Jakarta bisa punya moda transportasi yang begini. Semoga kota-kota besar lainnya bisa menyusul.

    Jadi kalaubskala 1- 100, simana 1 adalah uang paling jelek dan 100 yang paling bagus, MRT Jakarta fase 1 ini dapat nilai berapa?

    1. MRT Jakarta aku kasih 75 hehe. Semoga segera ada feeder bus dari Gambir.

  12. Yay! Akhirnya yang ditunggupun hadir di Jkt. Sering sih bolak balik ke Jkt dan ngerasin betapa crowded nya Jkt dengan drama traffic jam nya yg bikin stress. Tapi belum sempet ngerasain MRT ini. Semoga pas ke Jkt lagi bisa cobain MRT nya.

    1. Ayo cobain, kak. Btw tinggal di mana emangnya?

      1. tinggal di Banjarmasin kak…
        padahal kemaren baru plg dr jkt tp gk sempet cobain 😪 cm transit aja sih

      2. Seru ya eksplor Kalimantan sama Sulawesi dari sana

  13. Beruntung kami yang sempat jadi TKW. Meski tinggal di pelosok Indonesia, jauh dari DKI tapi sudah merasakan naik semua itu sejak belasan tahun lalu. Meski sekarang sudah ad di negara sendiri, tetap sebagai wong ndeso mah gak kepikiran bela belain ke ibukota buat naik itu
    Jadi yg di ibukota, tolong jaga semua fasilitas umum itu ya

    1. Betul bangeeettt, warga ibukota dan seluruh pengguna MRT wajib menjaga dan merawat MRT dan infrastruktur lainnya.

  14. Putu Sukartini · · Balas

    Seneng banget akutuuu pas MRT ini udah jadi
    Bulan lalu juga sempat nyobain naik MRT, ngajak Cah bagus nyobain dan dia excited banget lho, apalagi pas berasa masuk dalam terowongan. Gak nyangka kita sedang melintasi perut Jakarta
    Yang asik, suamiku sekarang nggaya
    Makan siang bisa jauh-jauh mainnya, dengan MRT hanya 5 menit dari kantor udah nyampe blok M
    Klo dulu, boro-boro daaaah, yang ada stress kejebak macet

    1. Iya nih. Katanya karyawan-karyawan di area Bundaran HI sampai Senayan suka cobain MRT pas jam makan siang 😀

  15. Wah.. lengkap juga uiasannya ya… makasih banyak…

  16. Sebelum puasa aku nyobain MRT. Aku beli tiket di fending machine, engga tahu tempatnya kalau mau pakai e-money. Pas udah beli, baru tahu kalau di pintunya ya u tempel e-money. Huh…katrok deh. Baru tahu kalau 15ribu itu bisa direfund. Refundnya di mana sih? Aku msh bingung sih. Baca stroknya, kok ada biaya tiket. Padahal harga tiketnya 7ribu. Yawda…buat kenang-kenangan, dibawa pulang ke Bandung. Haha…

    1. Iya betul, mbak. Kartu e-money tinggal di-tap di gate. Bisa di-refund di loket tiket. Iya aku juga dibiarin aja buat kenang-kenangan hehe.

  17. Sukaaaaaaa banget sama tulisan Mas Matius tentang MRT ini. Super komplit! Aku tuh belooom pernah naik MRT kita ini loh. Waktu percobaan dulu udah ke Stasiun Lebak Bulus, cuma ada hal lebih penting yang mesti didahulukan, batal deh naik MRT nya. Foto2 dan penjelasannya detil banget. Boleh nih ntar kalo aku kapan2 jadi nyoba, aku baca lagi dan lagi biar ga nyasar hahaha 🙂 Btw, jadi kepengen ngopi di Melawai situ 😀 Oh ya, misal pakai e-money, 2 kartu bisa ditap berkali2 kan kalo aku ajak 2 anak. jadi 3 kali tap gitu? Kayak naik TJ ? 🙂

    1. Hihihi trimakasih apresiasinya, mbak Nuruuulll. Senang bisa membantu 😀

      Nah kalo untuk e-money kurang tau, mbak. Cuma kalo untuk tiket single trip, 1 tiket 1 orang.

  18. Jennifer Anandary · · Balas

    Waduh, komplet banget ulasannya. Bangga ya akhirnya kita punya MRT walau jalurnya masih terbatas. Aku warga Serpong belum sempat nyobain MRT nih, semoga bisa cepet nyobain!

    1. Halo, Jen. Apa kabar? 😀

      Iya bangga banget akhirnya ada MRT beneran (beberapa menganggap KRL itu MRT). Cuuuusss segera cobain! Makasih ya udah mampir.

  19. Aku belum naik MRT sampe sekarang, belum ada kebutuhan but I wanna try someday though

    1. Aku juga nggak ada kebutuhan lho, kak. Dasarnya suka kereta dan selalu antusias sama infrastruktur, jadi bela-belain nyoba dari Bandung. Dan bakal eksplor lagi bulan-bulan berikutnya 😀

  20. Sampai detik ini, transportasi yang pernah saya coba dan sempet bikin saya berkata “wah” dalam hati itu baru KRL (maklum jauh dari ibukota xD), eh ini MRT udah launching, tapi belum nyoba.

    Saya seneng sama sistem tiketingnya, sih. Pengennya kereta lokal macam Pramkes juga pakai tiket macam ini, jadi lebih gampang tanpa harus ngantri buat reservasi di depan loket. Ya setidaknya bisa mengurangi sampah kertas juga.

    1. Nah betul, Prameks sebagai kereta lokal dengan mobilitas tinggi harusnya punya sistem tiket seperti KRL atau MRT. Jadi biar mereka yang rutin naik, gak perlu ngantri lagi ngantri lagi.

  21. Seneng ya sekarang transportasi umum, khususnya di Jakarta, semakin banyak pilihan yang bagus. Semoga di daerah lain juga begitu. Syaa belum pernah cobain MRT Jakarta. Nanti aja lah abis lebaran

    1. Yes. Semoga daerah lain segera menyusul ya.

  22. Eduuun ini lengkap sekali reviewnya. Saya Ctrl + D dulu deh buat bahan referensi sebelum naik ke MRT nanti.
    Sayang sekali, semenjak saya pindah ke Bekasi, hampir blm pernah nyobain beginian. Jangankan MRT, Transjakarta aja udah berbulan2 ga naik lagi 😦

    1. Hey, bro. Jadi biasanya naik apa di Bekasi? Motor?

      1. Iya biasanya kemanamana naik motor kalau di Bekasi. Mentok mentok ya Grab / Gojek ehehe

  23. Setelah baca postingan ini jadi mikir “apa saya bikin semua postingan bilingual aja ya supaya ilmu english nya kepake?”

    1. Pake! Aku dukung mas haha. Tapi make sure infonya memang dicari bule ya.

  24. weleh, mantap penulisan dan alurnya..
    panjang tapi enak dibaca, mantul om gan

    1. Terima kasih sudah mampir, kak

  25. Aku udh sekali naik MRT waktu percobaan, keren banget ya bersih juga. Rasanya bangga dengan pembangunan negeri ini.

    1. Semoga tetap bersih dan rapi ya

  26. Aku terharu lho MRT di Jakarta ini beneran nyata, padahal aku sendiri belum nyobain.
    Review kamu tentang MRT ini detail banget, jadi berasa ikutan naik MRT Jakarta, ikut jalan-jalan di sekitarnya juga.
    Besok kalo ke Jakarta agendanya nyobain MRT ah.

    1. Aku juga terharu akhirnya rencana ini jadi nyata, tak hanya wacana sepanjang masa. Cuuusss cobain!

  27. sy termasuk yg bersemangat memperhatikan saat2 pembangunan jalur dan staisun MRT, kena macet2nya, pengalihan jalan dll, alhamdulillah bekas2 galian pembangunan jalur bawah tanah sekarang sudah tertutup mulus, jadi semangat banget pengen naik MRT

    ya ih kenapa CL nggak bisa berenti di Gambir ya.., kan udah jamannya semua transportasi saling terhubung, masa harus naik TJ dulu ke stasiun Pintu Air ya.. baru bisa pakai CL

    1. Iyaaaa Gambir itu susah koneksinya. Ada busway tapi harus transit kalo mau ke Kota Tua (obyek wisata utama Jakarta)

  28. Great post. This kind of topic make me proud as an Indonesian tho. Sekarang moda transportasi publik Indonesia (meski pun baru di Jakarta n Palembang) udah ga kalah lagi dong ama Thailand n Malaysia yak.

    Belum pernah coba MRT Jakarta sik, tp baca ulasan ini ama liat connection mapnya, gampang banget kayanya. Next time kudu naik MRT di Jakarta deh, if God will. Ocen naik MRT di Sin mulu. Wkwkwk *songonh

    1. Sama kak, bangga banget! Sekarang kita udah setara sama Bangkok. Kalo ke Jakarta cobain ya 🙂

  29. Stasiun MRT Blok M instagramable nih bisa cekrek cekrek sambil nunggu di stasiun

    1. Salah satu stasiun paling instagrammable!

  30. […] an old subway yang udah beroperasi sejak lama. Suara keretanya juga nggak “ngiiiiiinggg” kayak MRT di Jakarta, MRT & LRT Kuala Lumpur, MRT Singapura, atau BTS & MRT Bangkok. Oh iya, gue nggak typo, […]

  31. udah kayak di luar negeri aja nih bang… pengen banget ke jakarta dan naik ni MRT deh..

    http://www.ipung.net

  32. […] kalo kamu mau naik MRT Jakarta, naik aja sampe Stasiun Dukuh Atas lalu berpindah ke Stasiun Sudirman dan ikuti rute gue di atas, […]

  33. […] dengan berbagai moda transportasi. Hotel Des Indes hanya berjarak sekitar 1 kilometer dari Stasiun MRT Dukun Atas, Stasiun KRL Sudirman, dan Stasiun BNI City. Sementara dengan Stasiun Gambir, hotel dapat dicapai […]

  34. […] liburan keriaan massa. Buat kamu yang tinggal di daerah, coba pertimbangkan Jakarta, bisa cobain MRT Jakarta lho. Beberapa kota yang pernah gue singgahi adalah Kediri dan […]

  35. Nora puspita · · Balas

    Bagus banget bahasa inggrisnya. Keep writing yah

    1. I’m flattered. Thank you for stopping by.

  36. […] Stasiun Bundaran HI, kami naik MRT Jakarta menuju Stasiun ASEAN. Keretanya pas sepi, jadi kami bisa leluasa foto-foto! Oh ya, dalam walking […]

  37. […] Baca ulasannya di: Review and Travel Guide MRT Jakarta […]

  38. […] juga: Review MRT Jakarta dan Review LRT […]

  39. […] sini, I love living in a big city like Jakarta. Seringkali gue membayangkan pulang-pergi kerja naik MRT Jakarta atau KRL Commuter Line dari pagi-pagi hingga malam hari. Sebelum pulang ke kost atau apartemen, […]

  40. […] Jakarta, aku selalu bersemangat naik bus TransJakarta, KRL Commuter Line, apalagi dengan hadirnya MRT Jakarta baru-baru ini. Makanya, ketika melakukan perjalanan ke luar negeri, aku lebih suka bepergian secara […]

Like atau komentar dulu, kak. Baca tanpa komentar itu kayak ngasih harapan semu :D

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Lonely Traveler

Jalan-jalan, Makan dan Foto Sendirian

Guru Kelana

Perjalanan sang guru di berbagai belahan dunia

dyahpamelablog

Writing Traveling Addict

Daily Bible Devotion

Ps.Cahya adi Candra Blog

bardiq

Travel to see the world through my own eyes.

Mollyta Mochtar

Travel and Lifestyle Blogger Medan

Jalancerita

Tiap Perjalanan Punya Cerita

LIZA FATHIA

a Lifestyle and Travel Blog

liandamarta.com

A Personal Blog of Lianda Marta

D Sukmana Adi

Ordinary people who want to share experiences

PAPANPELANGI.ID

Berjalan, Bercerita; semoga kita terbiasa belajar dari perjalanan

Guratan Kaki

Travel Blog

Omnduut

Melangkahkan kaki ke mana angin mengarahkan

Efenerr

mari berjalan, kawan

BARTZAP.COM

Travel Journals and Soliloquies

Bukanrastaman

Not lost just undiscovered

Males Mandi

wherever you go, take a bath only when necessary

Eviindrawanto.Com

Cerita Perjalanan Wisata dan Budaya

Plus Ultra

Stories and photographs from places “further beyond”.

backpackology.me

An Indonesian family backpacker, been to 25+ countries as a family. Yogyakarta native, now living in Crawley, UK. Author of several traveling books and travelogue. Owner of OmahSelo Family Guest House Jogja. Strongly support family traveling with kids.

Musafir Kehidupan

Live in this world as a wayfarer

Cerita Riyanti

... semua kejadian itu bukanlah suatu kebetulan...

Ceritaeka

Travel Blogger Indonesia

What an Amazing World!

Seeing, feeling and exploring places and cultures of the world

Winny Marlina

Winny Marlina - Whatever you or dream can do, do it! lets travel

Olive's Journey

What I See, Eat, & Read

tindak tanduk arsitek

Indri Juwono's thinking words. Architecture is not just building, it's about rural, urban, and herself. Universe.

dananwahyu.com

Menyatukan Jarak dan Waktu

%d blogger menyukai ini: