Jelajah ASEAN Bebas Money Changer Berkat QRIS Cross Border

Bandara Internasional Tan Son Nhat, Ho Chi Minh City

Saya kebingungan di ruang tunggu Bandara Internasional Tan Son Nhat, Ho Chi Minh City, Vietnam pagi itu, 22 Juli 2023. Saya dan istri hendak bertolak ke Kuala Lumpur, Malaysia, untuk melanjutkan rangkaian perjalanan kami. Karena nilai tukarnya yang rendah, sebelum memasuki ruang tunggu kami sudah menukarkan hampir seluruh sisa uang Dong Vietnam kami di konter penukaran uang (money changer). Sulit menemukan tempat yang mau menerima mata uang Negeri Paman Ho ini selain di negara asalnya sendiri. Sisa yang saya simpan hanya beberapa ratus Dong Vietnam (lupa persisnya berapa), yang saya perkirakan sudah cukup untuk membeli sarapan di bandara. Ternyata saya salah. 

Harga makanan dan minuman di dalam Bandara Tan Son Nhat meroket berkali-kali lipat dari harga di luar sana. Parahnya lagi, mata uang yang digunakan adalah Dollar Amerika Serikat (USD), bukan Dong Vietnam (VND). Saya hanya sanggup membeli setangkup kecil burger (belum termasuk minuman) seharga 300.000 VND atau 13 USD. Kasirnya mungkin berpikir saya ini adalah seorang wisatawan miskin yang tak punya cukup uang. Untuk sebotol air mineral, harganya 2 USD, lalu 3 USD untuk sekotak Milo kecil.  

Nah, saya hampir saja tidak bisa membelikan minuman untuk kami karena sisa Dong saya tidak cukup, tidak ada USD, tidak membawa kartu kredit, dan mereka juga tidak menerima mata uang lain seperti Dollar Singapura atau Ringgit Malaysia. Saya coba menggesek kartu debit Bank Mandiri saya, dan ternyata bisa! Oh, saya begitu lega, dan benar-benar tidak menduga bahwa kartu debit itu bisa berfungsi di Vietnam. 


Saya lantas teringat dengan momen-momen saat baru saja mendarat di Kuala Lumpur dan Singapura. Terkadang, saya ingin membeli makan dulu di bandara sebelum beranjak ke pusat kota. Namun karena saya biasa membawa uang tunai (yang saya tukarkan di money changer besar Bandung), denominasinya besar-besar, sementara harga makanannya tak semahal itu. Di Singapura, contohnya, saya hanya punya lembaran uang 50 Dollar Singapura, sementara harga makanannya tak sampai 10 Dollar Singapura. Sang penjual terkadang kesulitan memberikan uang kembalian untuk saya. 

Di Indonesia, ketika penjualnya kesulitan memberikan uang kembalian, masih ada opsi pembayaran dengan uang elektronik atau QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Sementara di luar negeri? Opsinya adalah uang tunai, kartu debit, dan kartu kredit, itu pun tidak semua kartu debit/kredit kita bisa otomatis terpakai di mesin EDC merchant-merchant luar negeri. Bisa menggunakan kartu uang elektronik negara setempat, namun harus melakukan pembelian lebih dulu. Tambah biaya lagi untuk pembelian kartu dan sisa uang di dalam kartu yang tidak terpakai hingga akhir perjalanan.  

Saya lantas membayangkan, “Ah, andai saja bisa bayar ini-itu pakai QRIS di luar negeri.” 

Puji syukur, yang saya idam-idamkan sudah menjadi kenyataan, setidaknya di Malaysia dan Thailand, dan sebentar lagi di Singapura serta Filipina. Berkat kerja keras Bank Indonesia (BI), saat ini QRIS sudah bisa digunakan di Malaysia dan Thailand melalui QRIS Cross Border.  

Melintasi Batas dengan QRIS Cross Border
Jajan di depan Central Market (Pasar Seni), Kuala Lumpur [2022]

Asia Tenggara adalah sebuah kawasan di sudut benua Asia yang terdiri dari 11 negara, termasuk Timor Leste. Negara-negara Asia Tenggara membentuk sebuah asosiasi bernama ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) yang total luasnya kurang lebih sama dengan negara-negara Uni Eropa. Bedanya, bila sebagian besar anggota Uni Eropa sudah menggunakan satu mata uang bernama Euro, negara-negara ASEAN masih memiliki mata uangnya masing-masing. Saya yang beberapa kali melakukan perjalanan lintas negara ke beberapa negara ASEAN sekaligus pun harus selalu menukar mata uang lebih dulu sebelum (atau sesaat setelah) tiba di negara tujuan. 

Salah satu kondisi yang merepotkan dari perbedaan mata uang negara-negara ASEAN ini adalah saat kita harus menunggu di bandara pemberhentian dalam jangka waktu yang cukup lama. Contohnya adalah ketika saya terbang menuju Bangkok, Thailand, namun harus pindah penerbangan di Bandara Internasional Kuala Lumpur. Demi membunuh rasa bosan di saat menunggu, saya akan makan atau membeli jajanan untuk dinikmati. Jumlahnya tidak banyak, tak sampai Rp100.000,00. Mungkin hanya sekitar 20 Ringgit Malaysia. Mau menukar di money changer, tanggung. Mau pakai kartu debit/kredit, belum tentu bisa (apalagi di kedai-kedai makan sederhana yang harganya terjangkau). Mau tarik tunai di ATM bandara, nanti akan banyak sisa uang yang tidak terpakai dan juga akan tanggung untuk ditukarkan kembali di money changer.  

Makanya, sudah saatnya negara-negara ASEAN semakin terkoneksi dengan sistem pembayaran yang terintegrasi. Tidak harus menerapkan mata uang yang sama seperti negara-negara Uni Eropa. Implementasi QRIS Cross Border seperti ini justru lebih mudah dan sesuai kebutuhan. Apalagi, sesama warga Asia Tenggara sendiri sering saling berkunjung satu sama lain untuk wisata, bisnis, pendidikan, dsb. Maklum, harga tiket penerbangannya sangat terjangkau dan ada banyak destinasi yang tak kalah menarik daripada negara-negara lain nun jauh di sana. 

Menurut Kemenparekraf, ada 5,8 juta wisatawan mancanegara yang mengunjungi Indonesia di tahun 2022, naik pesat sebesar 278% dibandingkan tahun sebelumnya ketika pandemi masih terjadi. Sebagian besar wisman tersebut berasal dari sesama negara ASEAN, tepatnya sebesar 40,89% menurut Badan Pusat Statistik (BPS), dengan Malaysia sebagai kontributor terbesar (20,6%) diikuti Singapura (12,9%).  


Sebagai seorang pejalan, saya semangat menyambut QRIS Lintas Negara atau QRIS Cross Border ini. Saya dan pelancong lainnya tidak perlu repot menukarkan mata uang di negara ASEAN yang kami tuju. Begitu mendarat di bandara tujuan, kami bisa langsung bertransaksi dengan praktis berbekal QRIS Cross Border. Penjual juga diuntungkan karena transaksi otomatis tercatat secara digital, praktis karena tidak perlu menyiapkan uang kembalian, dan lebih aman karena meminimalisir kontak fisik. 

Menggunakan QRIS Cross Border juga membuat kita bisa menikmati nilai tukar mata uang yang lebih rendah. Ini karena transaksi langsung terkonversi ke mata uang setempat tanpa perlu Dollar Amerika Serikat sebagai perantara. Penggunaannya mudah kok. Tinggal pindai QR Code menggunakan aplikasi pembayaran (bisa aplikasi uang elektronik atau bank digital), masukkan nominal pembayaran dalam mata uang setempat. Di proses berikutnya, jumlah pembayaran akan diubah ke Rupiah. Masukkan PIN atau kata sandi, dan transaksi pun selesai. 

Langkah-Langkah Pembayaran dengan QRIS Cross Border
Kunjungan pertama saya ke Bangkok, Thailand, tahun 2015

Di Thailand, QRIS sudah diterima oleh Bank CIMB Thai, Bangkok Bank, Bank of Ayudhya, Krungthai Bank, Kasikorn Bank, dan Siam Commercial Bank. Sementara di Malaysia, QRIS sudah bekerjasama dengan Public Bank, Razer Merchant Services, United Overseas Bank, TNG Digital, Axiata Digital, AmBank Malaysia, Maybank, dan Hong Leong Bank. Bank-bank di atas sudah mencakup bank-bank utama di kedua negara, bukan bank-bank kecil, jadi saya yakin kita tak akan kesulitan menemukan merchant yang menerima QRIS Cross Border di Malaysia dan Thailand. Lembaga-lembaga keuangan tersebut juga masih akan terus bertambah, tak hanya di Malaysia dan Thailand, namun juga di Indonesia sendiri.  

QRIS Cross Border adalah jembatan bagi UMKM lokal untuk menembus pasar global. Pelaku usaha yang sudah memiliki QRIS memiliki daya tarik lebih bagi wisatawan mancanegara lantaran kemudahan pembayarannya. Karena alasan kemudahan dan keamanan, pembayaran konvensional mulai ditinggalkan wisatawan. Kalau uang tunai habis, kita harus mencari ATM untuk bisa melakukan penarikan tunai, belum biaya administrasinya. Sementara dengan uang elektronik, kita bisa mengisi saldo kapan pun dan di mana pun selama ada koneksi internet (dan uangnya, hehe).  

Beberapa foto kunjungan kami ke Kuala Lumpur, Malaysia

Saya membayangkan, suatu malam saya tersesat di pedalaman Thailand, di sebuah kota kecil berbukit-bukit di sisi utara negeri dalam perjalanan saya ke Mae Hong Son. Sendirian di tengah suhu belasan derajat Celcius membuat saya merapatkan jaket dan mengenakan tudungnya yang biasanya saya abaikan saja. Lembar-lembar Baht di dompet sudah menipis, dan saya tak melihat satu pun mesin ATM. Dalam usaha saya mencari sumber kehangatan, saya melihat beberapa kedai makan yang berjajar di sudut sana. Saya hampiri dengan sepeda motor sewaan. Ada kedai pad thai, nasi goreng, dan kedai gorengan serangga khas Thailand. 

Saya dekati kedai yang paling menarik bagi saya, tentu saja kedai nasi goreng, di mana sebuah papan kecil QR Code terpampang di salah satu sudut mejanya. Penjualnya menyapa ramah, seorang perempuan tambun berkulit cerah dengan rambut yang disemir cokelat. “Indonesia QR Code?” tanya saya sederhana, berharap dapat dipahami oleh lawan bicara saya. Selayaknya orang Thailand, ia mengiyakan dengan, “Euh.” Lega mendengarnya. Segera saya minta dibuatkan seporsi nasi goreng pedas seharga 40 Baht untuk saya makan di tempat. 

Begitulah, saya tak sabar untuk segera ke Malaysia dan Thailand lagi dan menjajal sendiri bagaimana QRIS Cross Border kita melampaui batas hingga mancanegara. Saya yakin, jangkauan QRIS Cross Border juga akan terus bertambah, tak hanya Singapura dan Filipina. Semoga kelak seluruh Asia Tenggara terkoneksi dalam satu sistem pembayaran terintegrasi, dari Myanmar Negeri Seribu Candi hingga hingar bingar Ho Chi Minh City. Dengan begini, menjadikan ASEAN sebagai pusat ekonomi dunia tak lagi hanya sebatas mimpi. Misi ini jugalah yang menjadi salah satu prioritas utama dalam keketuaan Indonesia di ASEAN 2023. QRISnya satu, menangnya banyak! 

Mohon doa dan dukungan untuk artikel ini sebagai participant of BI Digital Competition 2023 

Tak lama lagi, kita bisa puas belanja di Singapura dengan QRIS Cross Border

Referensi: 

https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/cerita-bi/Pages/QR-Cross-Border-Solusi-Transaksi-Antar-Negara.aspx

https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/cerita-bi/Pages/QRIS-antar-negara.aspx

https://money.kompas.com/read/2023/08/13/140118526/qris-cross-border-potensi-pertumbuhan-baru-umkm?page=all

https://katadata.co.id/dinipramita/ekonopedia/649ac64de2a3d/qris-cross-border-bakal-terintegrasi-dengan-singapura-apa-itu

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/07/05/ini-pertumbuhan-jumlah-pengguna-qris-sampai-akhir-2022

17 komentar

  1. avatar Fanny Fristhika Nila
    Fanny Fristhika Nila · · Balas

    Masalahnya aku sempet gagal pake Qris pas di KL, bukit bintang. Abis makan di jl Alor trus iseng mau coba qris yg katanya kan udh bisa tuh. Tapi gagal mas. Sinyal ada kok, Krn aku selalu bawa modem kalo traveling gini.

    Akhirnya bayar cash. Krn aku bawa cash makanya berani coba pake Qris dulu. Kemarin itu aku pake Qris nya CIMB

    Jadi kalo gagal, msh bisa bayar 😄.

    Tapi jujurnya gara2 gagal pertama, jadi ga berani pake lagi 🤣. Ya mungkin ntr deh, tapi ttp sih cash buatku penting. Jadi aku pasti selalu bawa dan nominalnya ttp LBH besar drpd yg aku simpen di rek. Karena itu tadi, aku msh belum yakin ini smooth. Masih baru kan, kemungkinan gagalnya msh gede.

    1. avatar Matius Teguh Nugroho

      Baiknya memang gitu ya. Selama masih bisa QRIS, pakai QRIS. Biar cash disimpan buat kejadian-kejadian kayak yang mbak Fanny alami.

      Hm kenapa gagal ya, mungkin bisa dicoba pake QRIS aplikasi bank atau e-wallet lainnya mbak.

  2. avatar Reyne Raea

    sebagai pecinta cashless, saya paling suka pakai Qris, karena simple syekaleh 😀
    Kalau dulu kan, pakai kartu ya, itupun masih ribet sih menurut saya, harus ubek-ubek cari dompet dulu.
    Kalau pakai HP kan itu benda yang selalu kita pegang 😀
    Senang sih kalau di luar negeri juga bisa cashless dengan Qris cross border

    1. avatar Indri Isharyanti

      Seriusan nih kak bisa transaksi pakai QRIS Cross Border? wah makin mudah aja nih kita untuk jajan dan bayar ini itu, selain praktis, kita gak disibukkan dengan muter-muter cari money changer yg kadang entah dimana rimbanya

      1. avatar Matius Teguh Nugroho

        Betul, kak. Sudah bisa di 3 negara: Malaysia, Thailand, dan yang terbaru Singapura.

  3. avatar Gita Siwi

    Akh asyik banget ini ya perjalanan dengan adanya QRIS Cross Border, kebayang kita nggak ribet tukar – tukar mata uang, yang penting saldo ada aja ha ha ha, sekarang aja sangat jarang pegang cash dlm jumlah banyak ya. Terima kasih informasinya kak, enjoy ya

  4. avatar mayarumi

    sama aja yang mas dibandara negara lain pun makanan dan minuman lebih mahal juga harganya, hihihi btw mudah juga yah pakai qris di luar negri, bisa jadi alternative pembayaran yang gak pake ribet

    1. avatar Matius Teguh Nugroho

      Betul, harga makanan di bandara memang di luar nurul.

  5. avatar diazhollic

    Emang sudah cocok banget buat kita para traveler yang sering ke luar negeri untuk memakai Qris Cross Boarder ini. Lebih praktis dan gak harus repot nuker ke money changer segala

  6. avatar Arni

    Enak nih semua sudah bisa transaksi digital. QRIS Cross Border jadi jalan ninja para traveler untuk bertransaksi kapan saja dimana saja tanpa takut kehabisan uang cash. Jadi pengen ikutan traveling deh sama Nugi dan Ara

  7. avatar Sari Effendi

    Memang menguntungkan banget ya pakai QRIS ini, saya termasuk pemakai QRIS juga. Meskipun gak pegang uang Cash, transaksi tetep bisa terbayarkan selama ada hp

  8. avatar elva susanti
    elva susanti · · Balas

    QRIS Cross border sangat membantu ya kak, apalagi seperti saya yg rada khawatiran kl harus bawa uang cukup banyak jika melakukan perjalanan, terlebih perjalanan yg jauh

  9. avatar elva susanti
    elva susanti · · Balas

    QRIS Cross border sangat membantu ya kak, apalagi seperti saya yg rada khawatiran kl harus bawa uang cukup banyak jika melakukan perjalanan terlebih perjalanan yg cukup jauh

  10. avatar lendyagassi

    Alhamdulillah banget karena saat ini semakin banyak yang menggunakan QRIS Cross Border, sehingga memudahkan dalam bertransaksi.

    Dulu pernah ngalamin bingung tuker uang.Tapi kini, gak perlu risau, karena ada QRIS Cross Border.

  11. avatar gitasarrah

    Layanan QRIS cross border ini solutif banget nih buat para traveller. Ga usah repot ngeluarin uang cash, n menariknya bisa auto konversi juga. Mudah2an layanan QRIS cross border ini bisa digunakan di lebih banyak negara selain 3 negara diatas ya.

    1. avatar Matius Teguh Nugroho

      Rencananya begitu kak, mari ditunggu saja.

  12. avatar Raja Lubis

    Oh ternyata saat prosesnya langsung ditukar ke rupiah ya? Memang pembayaran QRIS itu sangat mudah dan praktis. Selama ini juga kalau ribet nggak ada uang kecil, dan si pedagang nggak ada kembalian, QRIS jadi opsi.

    Semoga dengan adanya QRIS Cross border ini makin meningkatkan peluang wisatawan antar negara untuk saling mengunjungi.

Tinggalkan Balasan ke elva susanti Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Matius Teguh Nugroho

keep learning by traveling

Duo Kembara

Cerita Si Kembar dan Mommy Ara menghadirkan kebaikan

Lonely Traveler

Jalan-jalan, Makan dan Foto Sendirian

Guru Kelana

Perjalanan sang guru di berbagai belahan dunia

dyahpamelablog

Writing Traveling Addict

Daily Bible Devotion

Ps.Cahya adi Candra Blog

bardiq

Travel to see the world through my own eyes.

Teppy & Her Other Sides

Stories, thoughts, places...

Mollyta Mochtar

Travel and Lifestyle Blogger Medan

LIZA FATHIA

a Lifestyle and Travel Blog

liandamarta.com

A Personal Blog of Lianda Marta

D Sukmana Adi

Ordinary people who want to share experiences

papanpelangi.id

sebuah blog perjalanan

Guratan Kaki

Travel Blog

Omnduut

Melangkahkan kaki ke mana angin mengarahkan

BARTZAP.COM

Travel Journals and Soliloquies

Bukanrastaman

Not lost just undiscovered

Males Mandi

wherever you go, take a bath only when necessary

Eviindrawanto.Com

Cerita Perjalanan Wisata dan Budaya

Plus Ultra

Stories and photographs from places “further beyond”.

backpackology.me

An Indonesian family backpacker, been to 25+ countries as a family. Yogyakarta native, now living in Crawley, UK. Author of several traveling books and travelogue. Owner of OmahSelo Family Guest House Jogja. Strongly support family traveling with kids.

Musafir Kehidupan

Live in this world as a wayfarer

Cerita Riyanti

... semua kejadian itu bukanlah suatu kebetulan...

Ceritaeka

Travel Blogger Indonesia

What an Amazing World!

Seeing, feeling, and exploring places and cultures of the world

Winny Marlina

Winny Marlina - Whatever you or dream can do, do it! lets travel

Olive's Journey

What I See, Eat, & Read

tindak tanduk arsitek

Indri Juwono's thinking words. Architecture is not just building, it's about rural, urban, and herself. Universe.

dananwahyu.com

Menyatukan Jarak dan Waktu