Panduan Transportasi Umum Bangkok 2025: BTS, MRT, ARL, dan ARL Red Line

Transformasi transportasi umum Bangkok adalah salah satu yang paling agresif di Asia Tenggara. Bersama Jakarta, ia berlomba-lomba menambah jaringan kereta api perkotaan. Sepuluh tahun lalu, Bangkok hanya memiliki 4 jalur rapid transit system, termasuk sebuah kereta bandara. Sekarang? Sudah total ada 9 jalur, termasuk 2 monorail line. Lintasan yang sudah ada pun terus ditambah dengan ekstensi di sana-sini.

Untuk first timer, sekilas transportasi umum Bangkok ini membingungkan. Udah nama sistemnya macem-macem, juga belum ada sistem pembayaran terintegrasi untuk semua moda yang cukup dikenal turis. Nggak kayak Singapura yang, walaupun ada 2 operator besar (duopoli), namun sistemnya tetap terintegrasi dan ada 1 sistem pembayaran. 

Namun untuk kamu yang mau belajar, berpetualang, dan excited mencoba hal baru, saya persembahkan panduan ini buat kalian. Tenang, transportasi umum Bangkok sudah aman, nyaman, lebih maju dari Jakarta. Petunjuk bahasa Inggris ada di mana-mana. Kalau ada akses internet, juga tinggal buka Google Maps untuk penjelasan rutenya. Makanya jangan lupa bawa modem JavaMifi saat traveling ke Thailand. Saya udah 2x pakai JavaMifi dan puas banget sama layanan dan kualitasnya. So, let’s start, shall we! 


BTS (Bangkok Transit System) 

BTS Sukhumvit Line

Ada banyak destinasi wisata yang dapat dicapai dengan naik BTS Sukhumvit Line, terutama wisata belanja dan lifestyle. Dari Stasiun Mochit (ke Chatuchak Weekend Market), Stasiun Victory Monument, Stasiun Phaya Thai (pertemuan dengan kereta bandara), Stasiun Asok (ke mall Terminal 21), hingga Stasiun Siam untuk mengunjungi pusat-pusat perbelanjaan Siam Center, Siam Paragon, Siam Discovery, MBK Center, centralWorld, dan sekitarnya.

Ah, Bangkok memang surganya segala wisata. Beberapa rekomendasi dan informasinya bisa kamu baca di lensaperjalanan.com

Stasiun Siam juga merupakan satu-satunya stasiun pertemuan dengan BTS Silom Line. Saya selalu suka menghabiskan waktu untuk train watching di kawasan Siam. Bayangkan, dua lapis lintasan melayang ada di depan mata, masing-masing dengan kereta angkasanya sendiri-sendiri yang datang dari arah berbeda. Meliuk-liuk, bergemuruh, dan mendecit di tengah hiruk-pikuk klakson mobil yang tersendat di bawahnya. 

BTS adalah mass transit pertama kota Bangkok yang mulai beroperasi pada tahun 1999. Saat ini, Sukhumvit Line adalah rapid transit system terpanjang dengan lintasan lebih dari 51 km dan melayani 47 stasiun yang seluruhnya melayang (elevated) dari Khu Khot hingga Kheha. Padahal dulu saat pertama ke Bangkok tahun 2015, terminusnya masing-masing di Mochit dan Bearing. Bisa dibayangkan berapa banyak stasiun baru yang ditambahkan setelahnya? 

BTS Silom Line

Dibandingkan dengan Sukhumvit Line, Silom Line memang lebih pendek, hanya 13 km dengan 14 stasiun. Selain Siam, stasiun-stasiun penting lainnya adalah:

  • Sala Daeng (untuk ke Lumphini Park)
  • Chong Nonsi (untuk ke Chong Nonsi Canal Park, Chong Nonsi Skywalk, transfer ke busway, dan MahaNakhon—gedung tertinggi di Bangkok)
  • Saphan Taksin (untuk transfer ke angkutan perahu)
  • dan Krung Tonburi (untuk transfer ke BTS Gold Line).

Stasiun yang paling menarik buat saya adalah Saphan Taksin yang terintegrasi dengan dermaga perahu di bawahnya. Ada petunjuk arah dan jalur pejalan kaki yang jelas. Kita bisa naik perahu ke Wat Arun, Grand Palace dan Wat Pho, Asiatique The Riverfront, atau destinasi lainnya. LRT Sumsel di Palembang punya potensi seperti ini karena di sana juga ada transportasi air. Sayang, Stasiun LRT Ampera belum terintegrasi dengan dermaga dan halte bus TransMusi Ampera. 

BTS Gold Line

Mungkin banyak yang belum tahu, selain Sukhumvit dan Silom Line, BTS juga ada Gold Line. Itu karena jalurnya pendek bangeeettt, nggak sampai 2 km, dan hanya melayani 3 stasiun.

BTS Gold Line ini adalah transportasi pengumpan dari Stasiun BTS Silom menuju mal hits Iconsiam. Bentuknya juga cuma APM (automated people mover) yang sekelas skytrain Bandara Soekarno-Hatta. Malah, sekilas BTS Gold Line ini terlihat seperti bus karena punya ban karet (rubber tyre).  Asiknya, BTS Gold Line sudah driverless, jadi dijalankan otomatis tanpa awak.

Rencananya, BTS Gold Line akan diperpanjang hingga 1 km lagi agar terhubung dengan MRT Purple Line di masa mendatang. 


MRT (Mass Rapid Transit) 

Bangkok MRT Blue Line

Kamu bisa naik MRT Blue Line ini untuk ke Grand Palace (dan sekitarnya, seperti Wat Pho dan Wat Arun) dengan turun di Stasiun Sanam Chai. Desain interior stasiunnya megah! Kaya unsur dekorasi tradisional Thai. Ah, lensa perjalanan saya akan dipenuhi banyak foto dan video desain interior Stasiun Sanam Chai kalau ke sini. Visiting this station itself is a feast to the eyes 😍

MRT Blue Line sudah beroperasi sejak tahun 2004. Saat ini jalurnya mencapai panjang 47 km dengan 38 stasiun. 

Pembagian yang mana BTS yang mana MRT di Bangkok ini sekarang agak membingungkan. Dulu, gampangnya semua kereta layang adalah BTS, dan kereta bawah tanahnya MRT. Eh, terus ada MRT Purple Line yang semua jalurnya melayang haha. Jadi, cukuplah kalian tahu bahwa BTS dan MRT di Bangkok ini beda operator, yaitu BTSC dan MRTA. 

Terakhir kali saya ke Bangkok di tahun 2018, MRT Blue Line belum sepenuhnya terhubung sebagai sebuah circle line, masih berakhir di Hua Lamphong (yang terhubung ke Stasiun KA Hua Lamphong). Sekarang, baik yang ke arah Hua Lamphong maupun arah Kamphaeng Phet sudah ada extension (perpanjangan). Sudah full circle, malah ketambahan beberapa stasiun ekstra yang jadi ekornya haha. Jadi, kalau naik MRT Blue Line, perhatikan arah tujuan kereta ya.

Dulu, nggak banyak destinasi yang dilayani MRT Blue Line, itupun banyak yang juga dilayani BTS seperti Stasiun MRT Silom (dengan BTS Sala Daeng), MRT Sukhumvit (dengan BTS Asok), dan MRT Chatuchak Park (dengan BTS Mochit). Destinasi yang dulu benar-benar bertumpu pada MRT paling-paling hanya Hua Lamphong dan Stasiun MRT Phetchaburi yang terhubung dengan Stasiun ARL Makkasan dari/ke Bandara Suvarnabhumi. 

Sekarang, selain kawasan Grand Palace, kamu juga bisa ke Stasiun MRT Bang Sue yang terintegrasi dengan Krung Thep Aphiwat Central Station untuk berpindah ke SRT Dark Red Line, KA Jarak Jauh, dan KA Cepat di masa depan.

Bangkok MRT Purple Line

Purple Line adalah layanan MRT kedua kota Bangkok yang diresmikan pada tahun 2016. Saat ini, rutenya hanya sepanjang 23 km dengan 16 stasiun yang seluruhnya melayang (elevated) dari Tao Poon hingga Khlong Bang Phai. Tapi nanti saat extension sudah selesai, akan ada jalur bawah tanah yang saat ini masih under construction.

Sayangnya, MRT Purple Line ini tidak menyasar destinasi wisata apapun karena memang lebih menyasar warga lokal di Provinsi Nonthaburi. Kalau di Jakarta, dia ini kayak KRL Bogor/Tangerang/Bekasi Line. Kalau mau cobain naik MRT ini, harus cari-cari sendiri sih destinasinya. Sayangnya bahkan pasar tradisional, kuil, dan taman menarik pun masih terlalu jauh kalau jalan kaki, perlu naik transportasi lain. Pertemuan dengan jalur lain juga masih minim, paling Stasiun Tao Poon dengan MRT Blue Line saja. 


Airport Transit System 

ARL (Airport Rail Link) 

Airport Rail Link adalah layanan kereta api bandara yang melayani Suvarnabhumi International Airport. Jalur sepanjang 28,4 km yang memiliki 8 stasiun ini dibuka pada tahun 2010 silam. Stasiun-stasiun pentingnya adalah Phaya Thai (terminus, pertemuan dengan BTS Sukhumvit Line), Ratchaprarop (dekat Pratunam Market), dan Makkasan (pertemuan dengan MRT Blue Line)

Ongkos full trip dari Suvarnabhumi ke Phaya Thai 55 THB. 

SRT Red Line

Selama bertahun-tahun, Bandara Internasional Don Mueang tidak tersentuh transit system apapun. Nggak BTS, nggak MRT, juga nggak ada kereta bandara kayak Suvarnabhumi. Saya biasa naik bus sampai Stasiun Mochit, lalu lanjut BTS. Di seberangnya ada stasiun KA, tapi KA lokal aja yang setara KA Commuter Line Bandung Raya. 

Sampai akhirnya, SRT Red Line beroperasi pada tahun 2021. SRT Red Line menghubungkan Bandara Don Mueang dengan Krung Thep Aphiwat Central Station, yang mana dari situ kita bisa transfer ke MRT Blue Line.

SRT Red Line dioperasikan oleh State Railway of Thailand, alias KAI-nya Thailand. Ada 2 line, yaitu SRT Dark Red Line (26 km) warna merah gelap dan SRT Light Red Line (15 km) warna merah muda. Keduanya bertemu di Stasiun Krung Thep Aphiwat Central Terminal. Yang melayani Bandara Don Mueang adalah SRT Dark Red Line. Berbeda dengan BTS dan MRT, SRT Red Line adalah sebuah kereta komuter, jadi wajar kalau frekuensi keberangkatan kereta nggak sebanyak BTS. 


Monorail Line

MRT Yellow Line

Bangkok cukup keren dan berani dengan membangun, tak hanya satu, namun 2 monorel di kawasan pinggiran kota. Di banyak negara, monorel jadi moda transportasi yang kurang sukses. Udah bangunnya susah, maintenance mahal, eh penumpang sedikit. Lalu, berbeda dengan monorel di Kuala Lumpur yang rutenya pendek dan keretanya relatif kecil, monorel Yellow Line ini memiliki lebih dari 28 km untuk 23 stasiun. Badan kereta monorel Bangkok juga besar lho, sehingga tergolong heavy monorail

Ia resmi beroperasi pada pertengahan tahun 2023 lalu. Monorel ini, juga Pink Line, dioperasikan oleh MRTA, makanya nama sistemnya MRT Yellow Line. 

Seperti MRT Purple Line, monorel ini juga nggak menyasar kawasan wisatawan. Lintasannya menyusuri sisi luar kota Bangkok. Ada 3 stasiun pertemuan dengan BTS/MRT lain yaitu Samrong (BTS Sukhumvit Line), Hua Mak (Airport Rail Link), dan Lat Phrao (MRT Blue Line) 

MRT Pink Line

Beberapa bulan setelah MRT Yellow Line diluncurkan penuh, MRT Pink Line menyusul resmi beroperasi pada Januari 2024. Panjangnya 34 km dengan 30 stasiun. Sama, ada 3 pertemuan dengan moda transportasi lain, yaitu Nonthaburi Civic Center (dengan Purple Line), Lak Si (dengan SRT Dark Red Line), dan Wat Phra Sri Mahathat (BTS Sukhumvit Line). Nah, stasiun ini agak menarik nih, karena dekat kuil besar yang bisa jadi rujukan wisata. 

Selebihnya, sama dengan Yellow Line, nggak banyak destinasi wisata yang dilalui karena lintasannya di pinggiran kota. 


Fasilitas Stasiun dan Kereta BTS/MRT

Stasiun-stasiun BTS, MRT, SRT, dan ARL di Bangkok semua dirancang dengan konsep utilitarian yang nggak banyak ornamen dekoratif. Cukuplah ada mesin tiket, loket petugas, gerbang tap tiket, peron, peta jaringan, dan papan informasi berisi info kedatangan kereta. Tiket kereta berupa kartu perjalanan sekali jalan atau token. Perhatikan, beberapa mesin tiket hanya menerima uang koin, seperti yang ada di beberapa stasiun BTS. 

Ketiadaan platform screen doors (pintu peron otomatis) di stasiun- stasiun layang adalah hal biasa. Sebagian ada, tapi nggak difungsikan. Hanya sebagian kecil aja yang benar-benar ada dan difungsikan. Tapi setidaknya celah peron (platform gap) antara lantai peron dan lantai kereta semua sudah rapat. Nggak ada yang kayak celah peron di stasiun KRL Jabodetabek.

Soal luas, stasiun-stasiun layang biasanya nggak terlalu besar, tapi beberapa stasiun BTS yang strategis banyak diisi vendor-vendor komersil seperti ATM, penjual makanan, penjual minuman, bahkan toko baju dan aksesoris. Stasiun-stasiun bawah tanah MRT luas banget, tapi seringkali nggak banyak vendor komersil, jadi terkesan kosong. Di stasiun MRT ada pemeriksaan keamanan seperti di MRT Jakarta.

Banyak stasiun BTS yang memiliki pedestrian skybridge. Tak hanya menghubungkannya dengan bangunan di kanan-kirinya, namun bahkan terus memanjang di bawah lintasan BTS, apalagi di kawasan Siam, sehingga menjadi trotoar layang yang terlindungi saat hujan turun.

Untuk fasilitas kereta, standar rapid transit system internasional. Pintu otomatis, AC, peta sederhana, passenger announcement, bangku berhadapan di dua sisi, dan hand-rail di antaranya untuk penumpang berdiri.


Sayangnya, saat ini belum ada satu sistem pembayaran terintegrasi yang meng-cover seluruh sistem di atas. BTS pakai Rabbit Card, MRT pakai MRT Card, ARL juga ada sendiri sistem pembayarannya. Beberapa ada yang menerima QR atau kartu debit/kredit contactless, namun mungkin penerimaannya berbeda-beda. Belum semaju Singapura yang punya EZ Link untuk semua moda transportasi, atau KL dengan Rapid Pass.

Kalau mau mobilitas di Bangkok dan Thailand semakin nyaman, sewa modem wifi JavaMifi dari Indonesia yang bisa diantar gratis atau ambil di bandara. Sejauh ini pakai JavaMifi selalu oke, sinyalnya bagus, kekuatan baterai cukup, dan harga jauh lebih murah daripada kalau beli SIM card lokal di negara tujuan. Saya udah pernah pakai JavaMifi buat jalan-jalan di Asia Tenggara, Hong Kong, bahkan Hainan Tiongkok.

Selain BTS, MRT, ARL, dan SRT, transportasi umum lain di Bangkok mencakup bus, tuktuk, songthaew (semacam angkot), dan perahu yang memenuhi sungai beserta kanal-kanalnya. Taksi konvensional dan taksi online juga tentu sudah ada, yang selengkapnya bisa dibaca di tulisan panduan saya sebelumnya. Nah, mana nih moda transportasi umum di Bangkok favorit kamu? Terima kasih sudah membaca, keep learning by traveling ~

18 komentar

  1. avatar Fanny Nila

    Gilaaaa sih Bangkok, dulu aja udh cukuuuup banget transportasi massal nya utk mengcover banyak tempat wisata. Tp skr ditambah line baru begini, belum lagi moda angkutannya juga nambah, makin enaak jelajah Bangkok tanpa hrs pake taxi. 

    Kalo menurutku, asalkan kita pegang peta nya, mudah sih mas memahami rute2 MRT, LRT, dkk nya itu. Jelas banget di peta dan dibeda2in juga warnanya kan. Semoga setelah nambah jalur baru, peta nya juga diupgrade. 

    Dah lamaa aku ga ke Bangkok. Trakhir 2019. Pengen lah kesana lagi, ajakin anak2 . Msh menjadi kota wisata yg paling aku suka utk kuliner dan harga2 barangnya 👍👍👍. 

    Thank you penjelasannya mas Nugie. Super lengkap 👏👏👍

  2. avatar Avi

    Katanyaa kalau traveler pemula, mending ke Thailand dulu ya. Dan syukurlah di sana public transportation sudah bagus, terutama keretanya. Pengen coba berbagai jenis kereta di sana jadinya pas habis baca tulisan ini. Berarti bayarnya enggak bisa pakai cash? Wajib pake kartu ya….

  3. avatar eryka

    Kami ke Bangkok tahun berapa yaaa ituuu mungkin ada 10th yg lalu apa yaa wkwkwkwk…seingatku ada MRT gitu..transport nya dh lebih mudah lah drpd negara kita kala itu tapi beneran kalo soal transportasi umum ini aku bingungg hafalin tempat2 yg dilewatin…jadi kalo urusan transport kuserahkan semuanya kepada pak suami aku tinggal ngikut aja hahaha…

  4. avatar Ire Rosana Ullail

    Kukira Jakarta udah lumyan best untuk Asia Tenggara ternyata Bangkok lebih senior soal transportasi. Liat petanya pusing sekali haha. Aku pengen sih ke Bangkok tapi masih ragu-ragu juga, takut nyasar. Tapi sepertinya jalurnya mudah dicari ya. Cuma kalau belum terintegrasi lumayan repot juga. Bismillah bisa segera sowan ke Bangkok!

  5. avatar Rahmah

    Belum pernah ke Bangkok sih tapi sudah pernah ke tetangganya, Manila

    Makanya sangat bersyukur kalau ada info seperti ini jadi tahu harus membuat itinerary seperti apa

    Nah, mamaku bulan Februari ke Bangkok dan katanya senang sama transportasi umum yang ada di sana karena bersih dan on time, jadinya pengen balik lagi cobain transportasi umum lainnya

  6. avatar Lala

    Menarik banget nih transportasi umum di Bangkok beneran cakep-cakep sekali dan bikin penasaran pengen cobain satu persatu walaupun agak disayangkan kenapa ya pembayarannya nggak ada yang terintegrasi? Padahal kalau terintegrasi sangat memudahkan para turis buat nyobain satu persatu moda transportasi modern yang dari bentuknya saja menarik serta unik.

    Kebetulan daku belum ke Bangkok, tapi melalui baca artikel ini jadi nambah bayangan dan juga informasi mengenai moda transportasi di Bangkok. Semoga saja pas ku kesana, sistem pembayaran mereka sudah terintegritas ya 😇. Biar bisa cobain naik satu persatu kan bakalan jadi pengalaman berkesan.

  7. avatar inia lutarfus

    Wah gk nyangka banyak banget jenis transportasi umumnya cuma susah juga ya kalau gk bisa all in one mengingat daerah kaya akan turis pembayaran harus terbagi-bagi.

  8. avatar Istiana Sutanti

    Wiih, banyak bangeeett pilihan transportasinyaa, beneran tinggal menyesuaikan sama tujuan aja sih ini mah. Enak banget kalau jalan-jalan naik angkutan umum ya.

    Tapi lumayan bingungin buat yang MRT nih, karena beda beda line, mirip2 TransJakarta kali yaa yang banyak jalur-jalurnya juga, 1 sampai 11 beda tujuan. Salah naik bisa nyasar jauh, huee

  9. avatar dea merina
    dea merina · · Balas

    aku belom pernah ke Bangkok, one day semoga bisa ke sana. dengan baca artikel ini aku udah kebayang gimana mudahnya tinggal di sana ya. transumnya sangat lengkap dan memadai. jadi nggak begitu bergantung dengan kendaraan pribadi

  10. avatar fennibungsu.com

    banyak pilihan transportasi umum ya di Bangkok, dan bisa dikatakan apik-apik semua. Bikin sat set buat ke mana-mana. Dan kalo melihat fotonya, terbilang gak yang macet gitu, kayaknya di sini hehe. Apalagi yang foto ketiga dari atas, meski daku tadinya mikin kok mirip CSW-nya Jaksel karena tiang² fly overnya, untungnya menegaskan lagi dengan ada tulisan Bangkok, hehe

  11. avatar Bambang Irwanto
    Bambang Irwanto · · Balas

    Wow keren sekali Bangkok. segala jenis transportasi umum ada. Bahkan monorail juga ada. Apa kabar y, dengan monorail di Indonesia? Soalnya tiang-tiangnya masih ada kayaknya.Saya happy nih, kalau berada di Bangkok. Karena saya doyan nyobain transportasi pindah dari staisun satu ke stasiun lainnya atau dari halte satu ke halte lainnya. Semoga saya bisa segera ke Bangkok, nih. Aamin.

  12. avatar Sabrina

    saya sudah lama sekali tidak berkunjung ke Bangkok pastinya sudha banyak sekali yang berubah di sana, pastinya lebih baik dna lebih memudahkan bagi ara turis yang berkunjung, dan ini penjelasannya lengkap banget, bisa jadi panduan buat yang mau traveling lagi ke Bangkok atau malah yang baru pertama kali

  13. avatar lendyagassi

    Transportasi massal Jekarda aja, aku bingung. Ini di Bangkok yang bahasanya mashaAllaa.. hehehe, alhamdulillahnya uda diterjemahin di bahasa inggris yaa.. meskipun mantenginnya sambil melotot karena kicik-kicik sekaliii…

    Keren banget iih..

    Paling pingin cobain BTS Gold Line kali ya..
    Tapi gimana pun, semuanya pasti butuh karena tergantung dari mana dan mau kemana.

    Lebih hemat merasakan secara langsung naik BTS, MRT, ARL, dan SRT, dan transportasi massal lainnya.

  14. avatar fajarwalker

    Ini Indonesia kalo duitnya gak dikorup sama gak masuk perjudolan, harusnya sih bisa bersaing sama Bangkok yaa dari sisi pertumbuhan infrastruktur transportasi massalnya. wkwkwk

    Tapi yah at least, aku masih ada sedikit rasa seneng sih. Karena di Indonesia pun sudah ada moda MRT dan LRT walau memang jangkauannya masih syedikit sekali dan harga tiketnya lumayan mahal.
    Tapi setidaknya jadi gak norak-norak amat. Udah terbiasa sama pintu gerbang otomatis, kereta driverless dan stasiun yang rapi. ngoehehe

  15. avatar dee stories

    Ah seru banget! Jalan jalan ke Babgkok makin mudah ya
    Sebab, layanan transportasi umumnya kece gini
    Semoga Indonesia bisa seperti ini. Punya layanan transportasi umum yang baik dan terintegrasi
    Nggak hanya untuk kota besarnya saja, tapi merata di setiap daerah

  16. avatar Bayu Fitri
    Bayu Fitri · · Balas

    Semoga Jakarta bisa amenyusul seperti Bangkok , sekarang sdh ada kan MRT, KLR, LRT dan semoga semakin panjang rutenya menjangkau Jabodetabek

  17. avatar ariefpokto
    ariefpokto · · Balas

    nah ini lengkap banget nih panduan transportasi umum di Bangkok. Akan saya praktekkan kalau nanti ke Bangkok lagi karena saya ke sana saya sering pakai taksi karena bawa orang tua yang kurang kuat kalau harus jalan jauh naik transportasi umum,lebih praktis naik taksi tapi kalau sendiri atau sama anak-anak muda kayaknya mau pakai transportasi umum aja terus karena sangat

  18. avatar Tidak diketahui

    […] stasiun-stasiun LRT Jabodebek, meskipun sederhana dan sangat utilitarian yang mengingatkanku dengan BTS Bangkok dan LRT Kuala Lumpur, tapi sudah aman dengan pintu peron otomatis (platform screen doors). Celah […]

Like atau komentar dulu, kak. Baca tanpa komentar itu kayak ngasih harapan semu :D

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Matius Teguh Nugroho

keep learning by traveling

Duo Kembara

Cerita Si Kembar dan Mommy Ara menghadirkan kebaikan

Lonely Traveler

Jalan-jalan, Makan dan Foto Sendirian

Guru Kelana

Perjalanan sang guru di berbagai belahan dunia

dyahpamelablog

Writing Traveling Addict

Daily Bible Devotion

Ps.Cahya adi Candra Blog

bardiq

Travel to see the world through my own eyes.

Teppy & Her Other Sides

Stories, thoughts, places...

Mollyta Mochtar

Travel and Lifestyle Blogger Medan

LIZA FATHIA

a Lifestyle and Travel Blog

liandamarta.com

A Personal Blog of Lianda Marta

D Sukmana Adi

Ordinary people who want to share experiences

papanpelangi.id

sebuah blog perjalanan

Guratan Kaki

Travel Blog

Omnduut

Melangkahkan kaki ke mana angin mengarahkan

BARTZAP.COM

Travel Journals and Soliloquies

Bukanrastaman

Not lost just undiscovered

Males Mandi

wherever you go, take a bath only when necessary

Eviindrawanto.Com

Cerita Perjalanan Wisata dan Budaya

Plus Ultra

Stories and photographs from places “further beyond”.

backpackology.me

An Indonesian family backpacker, been to 25+ countries as a family. Yogyakarta native, now living in Crawley, UK. Author of several traveling books and travelogue. Owner of OmahSelo Family Guest House Jogja. Strongly support family traveling with kids.

Musafir Kehidupan

Live in this world as a wayfarer

Cerita Riyanti

... semua kejadian itu bukanlah suatu kebetulan...

Ceritaeka

Travel Blogger Indonesia

What an Amazing World!

Seeing, feeling, and exploring places and cultures of the world

Winny Marlina

Winny Marlina - Whatever you or dream can do, do it! lets travel

Olive's Journey

What I See, Eat, & Read

tindak tanduk arsitek

Indri Juwono's thinking words. Architecture is not just building, it's about rural, urban, and herself. Universe.

dananwahyu.com

Menyatukan Jarak dan Waktu