Jadi TOPS Content Creator di 3 Kota dengan Fitur-Fitur AI ASUS Zenbook S14 OLED

Dari tenangnya Tamansari hingga tepian Sungai Musi, hidupku bagai sebuah film tanpa skrip. Setiap orang punya “peta emosional” sendiri-sendiri di dalam hidupnya, rute dan titik-titik yang saling terhubung. Tak hanya sekadar tempat persinggahan, namun juga di mana terukir kenangan. Buatku, peta emosional itu adalah Yogyakarta (Jogja), Bandung, dan Palembang. Dan dalam perjalanan mengarungi ketiga kota itu, aku menemukan satu mitra yang mendukungku untuk terus berkarya di mana pun aku berada.

Disclaimer: meskipun ada banyak tanda “—-” di tulisan ini, konten ini tidak disalin dari chatGPT, ditulis sepenuhnya olehku dengan hati.

Jogja membentukku, Palembang mempertemukanku, dan kini Bandung yang mendekapku.

Ketiganya memiliki peran, cerita, dan makna yang tak tergantikan. Ketiganya yang mengasahku menjadi diriku yang sekarang—seorang blogger, copywriter, suami Ara, dan bapak si kembar.


Jogja: Titik Awal yang Sederhana

Yogyakarta lebih dari sekadar sebuah titik di mana segala sesuatunya bermula. Dari lorong-lorong kotanya yang bersahaja, aku belajar merangkai kata, menyusun cerita. Ia tak hanya tempat aku lahir dan dibesarkan, karena di sanalah aku menemukan bahwa menulis bisa menjadi cara untuk hidup.

Masih ingat hari-hari di mana aku diam-diam menulis cerita di buku tulis pelajaran, alih-alih mencatat penjelasan bapak guru di kelas. Pulangnya, aku sempatkan mampir ke persewaan komik dan novel di ujung gang yang saat itu tak susah ditemukan. Setidaknya di kawasan Wirobrajan saja, ada 2 tempat yang jadi langgananku. Sekarang, lapak-lapak kecil mereka terbungkam rapat oleh papan-papan kayu, sementara minimarket di sampingnya riuh dengan gelak tawa para remaja kota.

Ya, meski masih lekat dengan label “kota budaya”, namun gerus modernisasi tak dapat dibendung Sang Kota Gudeg. Bus-bus Aspada dan Kopata yang dulu kukejar tiap pagi, kini tersingkir oleh transportasi daring dan kendaraan pribadi.

Yang tak berubah dari Jogja di mataku adalah keramahan warganya. Ke mana pun aku pergi, selalu ada senyum lembut dan obrolan hangat seperti seorang kawan yang lama tak bersua, termasuk dari mas-mas penjaga warnet yang dulu sering kusambangi. Tanpa komputer atau laptop di rumah, bilik-bilik warnet menjadi ruangku mengerjakan tugas. Masih teringat jelas gambar lumba-lumba di laman billing-nya, papan kibornya yang keras dan berisik, aroma rokok yang menguar dari bilik sebelah, dan perasaan cemas ketika sudah merasa terlalu lama di dalamnya. Nugasnya setengah jam, browsing nggak jelasnya 2 jam!

PR anak SMA di pertengahan tahun 2000 saat itu memang terbilang simpel kalau dibandingkan PR anak jaman sekarang. Cukup buka Microsoft Word, ketik-ketik sekian paragraf, beres. Sementara anak jaman sekarang menghadapi metode pembelajaran yang memang lebih beragam, namun juga lebih kompleks. Pernah sekali iseng ngintip PR keponakan, eh aku auto kliyengan. Tingkat kesulitan pengerjaannya another level, risetnya nggak boleh sembarangan, dan bahkan melibatkan pembuatan desain grafis sederhana. Pantes anak sekolah jaman sekarang nugasnya di co-working space dan banyak menggunakan AI. Bakal terlalu lama dan terlalu sulit kalau semua dikerjakan sendiri.

Mungkin itu yang menjadi alasan kenapa produsen laptop dan ponsel saat ini berlomba-lomba menyematkan fitur-fitur AI terintegrasi di dalam gawainya, bahkan untuk yang entry level sekalipun. Zaman berubah, gaya hidup juga berubah. Siapa yang sekarang tidak menggunakan chatGPT? AI menjadi teknologi yang harus dioptimasi untuk hidup sehari-hari.


Palembang, Kota yang Mempersatukan

Aku benar-benar tak menyangka bahwa di kota inilah aku akan bertemu dengan jodoh yang kelak akan menjadi ibu dari sepasang putri kembar kami.

Palembang adalah tentang awal yang baru, tentang keberanian mencinta, dan keputusan untuk membangun masa depan bersama. Di sana, di tepian Sungai Musi, aku dan Ara mengukir memori. Kota ini mengenalkanku akan arti keluarga dan menemukan keseimbangan. Ironi, aku justru menemukan kehangatan dan arti sebuah keluarga di sana, yang jauh dari Jogja. Keluarga tak melulu adem ayem dan senyum beramah-tamah. Kadang ada amarah, kadang ada tangisan, kadang juga ada gelak tawa lepas yang terdengar sampai tetangga sebelah.

Pertama bertemu Ara, Januari 2020

Ternyata, Palembang adalah salah satu kota di Indonesia yang aku banget! LRT, kopi, dan makanan enak. Ia mengingatkanku akan Bangkok, ibukota Negeri Siam di mana kereta layang dan perahu sungai hilir-mudik di dalam satu bingkai. Konon, dulu Palembang dijuluki Venice of The East karena saking banyak kanalnya. Sekarang, meski kanal-kanal itu sudah tak sebersih dulu, Palembang tetap jadi kota yang asyik untuk berburu foto dan video. Setiap petualangan di kota ini selalu membuatku tak sabar untuk menuliskannya di blog dan menyunting hasil tangkapan kamera di laptop. 

Kadang suka gregetan sendiri menunggu semua foto dan video itu selesai ditransfer dari ponsel ke laptop. Setelah itu, baru kuedit di beberapa software editor foto dan video di sela-sela pekerjaan. Pengennya sih, foto-foto dan video itu bisa langsung jadi konten sendiri dengan fitur editor bawaan yang canggih dari laptopnya. Andai ada laptop yang memungkinkanku untuk menyunting foto dan video dengan instan, ya.

Ngomong-ngomong soal destinasi buat bahan ngonten di Palembang, baru-baru ini Menara Jembatan Ampera sudah dibuka untuk umum. Tepian Sungai Musi pun sudah ditata dengan lajur pedestrian yang lega dan rapi, membuat waktu menikmati Musi dan Ampera kian nyaman. Ah, senangnya semakin banyak kota di Indonesia yang menata area publiknya, tak hanya Bandung dan Jakarta. Kami belum bisa naik ke Puncak Ampera saat berkunjung bulan Maret lalu. Saat nanti bisa ke Palembang lagi, nggak sabar ajak Ara dan Aya-Sae menikmati pemandangan kota dari Menara Jembatan Ampera!

Macam-macam pempek Palembang
LRT dan Jembatan Ampera, dua ikon Palembang

Kota ini biasa kami capai dengan pesawat udara dari Jakarta. Laptop dan seluruh perlengkapan ngonten kami jejalkan ke dalam tas ransel agar muat disimpan di dalam kabin, berjubelan dengan barang-barang anak seperti popok dan cemilan. Selalu ada rindu untuk kembali ke Palembang. Ia tak hanya menyatukanku dengan pasangan hidupku, namun juga dengan petualangan urban yang seru.


Bandung, Tempat Berkarya dan Membangun Keluarga

Masih teringat jelas di kepalaku, pagi-pagi di pertengahan tahun 2008, aku dan kakak iparku turun dari bus Bandung Express yang semalaman mengantarkan kami dari Jogja. Kami tak tahu di mana kami berada saat itu, dan ke mana—juga bagaimana—kami harus pergi menuju destinasi kami (kantor yayasan yang memberikan beasiswa kuliah). Kami berdua sama-sama belum pernah ke Bandung, juga tak ada kerabat atau kawan di ibukota priangan ini. Tanya sana-sini, kami wara-wiri jalan kaki di kawasan Pasteur menuju Jalan Sukawangi. Jangan tanya kenapa nggak buka Google Maps, saat itu belum masanya berjaya dan ponselku juga masih polifonik monokrom. 

Ada banyak hal yang kusuka dari Bandung, yang membuatku bertahan selama lebih dari 17 tahun. Ya hawanya yang sejuk (aku tim gunung, bukan tim pantai), jalan-jalan sempitnya yang rimbun dan berliku, dan skena kedai kopinya.

Ah, selalu ada kedai-kedai kopi kecil yang menarik di Bandung. Daripada ke cafe-cafe besar, aku lebih suka ke cafe-cafe kecil yang tenang dan tak sengaja kutemukan. Beberapa rekomendasiku adalah Raita Coffee & Eatery dan Orico Cafe yang semuanya di Jl. Padasuka, dekat dengan Saung Angklung Udjo. Dulu saat masih kost di daerah Pasteur, sering ke Diskus Cafe & Bites di Jl. Terusan Babakan Jeruk I karena tempatnya cukup enak buat WFC, menunya cukup beragam, dengan harga mahasiswa yang terjangkau. Waktu itu, Rp50 ribu udah bisa makan dan beli es kopi dengan pantas.

Seperti Bandung yang aktif dan dinamis, di sini aku harus juggling antara brief klien, menulis blog, mengurus duo kembar, dan tetap menyenangkan kanjeng ratu. Multitasking is everything. Buka browser dengan puluhan tab (yang didominasi Google Slide), mengetik di Word, buka Canva dan Capcut, scrolling belanjaan rumah tangga, sampai sesimpel setel Spotify. Belum isi folderku yang dijejali ratusan, bahkan ribuan foto dan video hasil ngonten dan review produk.

Dengan aktivitas se-random itu, udah harus pakai laptop yang responsif, tipis, dan enteng buat pindah-pindah dari ruang kerja ke kamar anak. Sebagai pengguna setia ASUS yang juga tergabung dalam ASUS Blogger Community di Bandung, aku direkomendasikan ASUS Zenbook S14 OLED.

ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) sangat cocok untuk menjalankan aplikasi-aplikasi modern yang sudah mendukung teknologi AI. ASUS Zenbook S14 (UX5406SA) sudah diperkuat oleh Intel® Core™ Ultra 7 Processor 258V 32GB 2.2GHz yang memiliki 8 core dan 8 thread. Prosesor tersebut dilengkapi dengan Intel® Arc™ Graphics serta chip AI berbasis Intel® AI Boost NPU dengan kecepatan hingga 47 TOPS.

Kapasitas memorinya juga hingga 1 TB PCIe® 4.0 SSD dan 32 GB LPDDR5x RAM, aku jadi nggak cemas untuk menyimpan seabrek file atau membuka puluhan task sekaligus.

Selain mengerjakan pekerjaan-pekerjaan besar seperti membuat content plan untuk 1 bulan, hari-hariku juga diisi dengan distraksi-distraksi kecil yang membuatku banyak berpindah aplikasi dengan cepat. Dari slide brand ini, ke slide brand itu, ke Microsoft Teams, Whatsapp Web, browsing di Google. Belum lagi kalau harus pindah-pindah tempat kerja. Di rumah, pindah dari ruang kerja ke kamar atau cafe di dekat rumah saat si kembar lagi susah diajak kompromi. Di kantor, pindah dari blok-blok kubikal ke ruang rapat—terkadang kantin—saat lagi butuh diskusi atau brainstorming. ASUS Zenbook S14 OLED yang ringan, tipis, tapi gesit inilah mitra kerja yang kubutuhkan. Beratnya hanya 1,2 kg—enteng banget! Si Zenbook ini juga super tipis tapi tetep mantap, ketebalannya 1,1 cm saja.

Kehabisan stopkontak di cafe? Atau lagi pengen WFA di warung-warung mie instan Caringin Tilu sambil memandangi panorama kota Bandung dari ketinggian? Nggak masalah, karena kapasitas baterai ASUS Zenbook S14 OLED ini 72 Wh yang memungkinkannya tetap bekerja nonstop hingga 27 jam! Ketika diisi daya, ia akan dengan cepat memenuhi tangki energinya, cukup 49 menit maka 60% baterai sudah akan terisi berkat teknologi Fast Charging. Zenbook ini mengingatkanku akan Jogja—tenang, namun penuh daya.

Melakukan semua pekerjaan itu juga semakin nyaman dengan touchpad yang diperbesar dan smart gesture. Swipe sisi kanan dari atas ke bawah untuk atur brightness, swipe sisi kiri dari atas ke bawah buat menyesuaikan volume, swipe kiri ke kanan di bagian atas buat playback video. Simpel, tapi berguna banget ketika dua tangan ini sudah terlalu riweuh karena si kembar minta gendong, atau harus makan sambil aktif berdiskusi di dalam meeting.

Ketika kepala dan punggung yang gagal menolak jompo ini sudah terlalu letih dan butuh rehat singkat dari feedback klien, aku tak perlu ke mana-mana. ASUS Zenbook S14 memanjakanku dengan layar OLED-nya yang kaya warna, tajam, namun tetap nyaman untuk mata. OLED, atau Organic Light-Emitting Diode, berbeda dengan layar LCD yang memerlukan lampu latar (backlight) karena OLED mampu memroduksi cahaya dari setiap piksel. Selain warna yang lebih hidup, layar OLED juga lebih hemat daya, lebih cepat merespon, dan sudut pandang lebih luas (bisa dilihat dari samping). OLED jugalah yang memungkinkan laptop ini lebih ringan, ringkas, tanpa mengorbankan kualitas.

Lebih lanjut, layar Lumina OLED 3K yang diusung ASUS Zenbook 14 ini sudah bersertifikasi Pantone Validated, memastikan warna tampil seperti aslinya. Ia juga mengantongi sertifikasi low blue light oleh TÜV Rheinland, menunjukkan bahwa layarnya lebih aman untuk mata karena emisi cahaya birunya lebih rendah dibandingkan layar biasa. Dari editing, sampai virtual healing, ASUS Zenbook S14 OLED menyajikan tampilan visual berkelas bagai home theater yang bisa dibawa ke mana saja! Misal aku lagi stuck ide banget dan butuh berlama-lama virtual healing dengan nontonin video kereta api 2 jam nonstop, mata juga akan tetep nyaman dan nggak capek.


Zenbook S14 OLED dan AI yang Bikin Hidup Lebih Perfect!

Di tengah aktivitas yang tak pernah seret—dari nulis blog, bikin konten, balas chat kantor, sampai bacain buku buat si kembar—aku mulai merasakan pentingnya perangkat yang tak cuma kuat, tapi juga cerdas dan satset. Di sinilah teknologi AI bawaan ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) mulai unjuk gigi.

Laptop ini diperkuat dengan Intel® Core™ Ultra 7 Processor 258V dengan NPU (Neural Processing Unit) hingga 47 TOPS, yang bikin performa AI-nya bukan kaleng-kaleng. Ngomong-ngomong, apa sih itu NPU? Apa bedanya dengan CPU dan GPU?

Kalau CPU (Central Processing Unit) itu adalah otaknya komputer, GPU (Graphics Processing Unit) itu semacam kepala departemen khusus untuk urusan grafis/visual, maka NPU adalah “person-in-charge” yang fokus dengan tugas-tugas terkait komputasi AI. Contohnya: 

  • Auto background blur dan noise cancelling saat meeting Zoom atau Google Meet, penting banget kalau lagi WFH sambil jagain anak, atau meredam keriuhan cowok-cowok geng produksi.
  • AI-assisted content tools (seperti speech-to-text atau AI writing assistant) berjalan lancar banget, bantu aku nulis cepat dan tetap fokus.
  • AI-enhanced image editing di Canva dan CapCut juga terasa lebih ringan. Jadi saat edit visual buat klien, nggak perlu nunggu lama render-nya.
  • ASUS Adaptive Lock yang peka banget dengan kehadiranku, otomatis menggelap saat aku menjauh agar isi layar tak diintip orang-orang tak berkepentingan. 

NPU ini yang memroses fitur-fitur AI tanpa membebani CPU atau GPU, makanya laptop nggak jadi berat, nggak cepet panas, nggak boros baterai, dan tetap responsif. Dia ini ibarat direktur yang menjalankan fungsi dengan baik, nggak bikin pusing CEO atau owner-nya. Multitasking jadi minim kendala, dan kita bisa dengan nyaman menikmati beragam fitur canggihnya.

Nah, NPU punya satuan untuk mengukur kinerjanya, namanya TOPS—Tera Operations Per Second. Zenbook S14 ini sudah 47 TOPS. Ini bagus banget. Laptop AI dengan 45+ TOPS berarti handal menjalankan pemrosesan AI real-time, AI generatif (seperti CoPilot), dan fungsi-fungsi AI di masa depan. NPU berjalan lebih efisien sehingga tidak memberatkan kinerja CPU dan GPU.

Selain itu, ASUS Zenbook S14 OLED juga didukung dengan desain kipas ganda, vapor chamber ultra-tipis, desain kisi-kisi geometris baru yang mencakup 2715 ventilasi pendingin dan mesin CNC. Hasilnya? Laptop nggak cepat overheat dan meningkatkan efisiensi pendinginan.

Dulu, aku kira yang penting dari sebuah laptop itu cuma prosesor cepat dan RAM besar. Tapi makin ke sini, kebutuhan berubah. Hari gini, content creator mana yang nggak pakai AI? Aku aja tiap hari udah buka chatGPT. Buka Canva, Capcut, WordPress, Google, Gmail, semua sudah disisipi fitur AI. Kita bukan cuma butuh perangkat yang kuat, tapi juga pinter, yang bisa “mikir” dan bantu kita bekerja lebih efisien. Kalau kata orang LinkedIn, “staf atau intern gratisan” gitu lah. Makanya, butuh banget NPU 47 Tops seperti yang ada di ASUS Zenbook S14 OLED ini.

Kerja Anti Lemot dengan Copilot

Buat yang belum kenal sama Copilot, dia ini adalah asisten berbasis AI yang terintegrasi ke dalam aplikasi-aplikasi Microsoft, seperti Word, Excel, PowerPoint, dsb. Cara kerjanya mirip dengan chatGPT, yaitu dengan teknologi AI generatif. Sebagai contoh, di Microsoft Word, kamu bisa mengetik prompt: “Kembangkan paragraf ini.” Atau di Microsoft Excel, misalnya saat aku sedang menyusun performance report bulanan untuk konten-konten klien, aku bisa mengetik prompt: “Buatkan grafik dari data di Sheet 1.”

Di Windows 11, Copilot juga bisa menjawab pertanyaan seperti halnya chatGPT atau menjalankan beberapa instruksi terkait operasional laptop.

Saat aku sedang dikejar deadline Editorial Plan bulanan tapi idenya mampet sementara di waktu bersamaan harus submit artikel blog, aku tinggal ketik-ketik prompt sederhana di Microsoft PowerPoint dan Word. Cukup bilang, “Buat draft konten Instagram dari ide-ide ini,” dan, “Buatkan outline artikel dengan tema seputar ASUS AI.” Lalu, voila!

Dulu, semua itu makan waktu berjam-jam. Sekarang? Setengahnya aja nggak nyampe. Dengan Zenbook S14 OLED yang punya NPU bawaan, Copilot+ bisa kerja cepat dan smoothAku bisa kerja lebih cerdas, bukan lebih keras.

Aplikasi ASUS AI, Biar Always Incredible

Seperti masih tak cukup membuatku takjub, ASUS Zenbook S14 OLED masih menyematkan ASUS AI ke dalam sistemnya. ASUS AI adalah sekumpulan fitur berbasis AI yang khusus dikembangkan ASUS untuk kita para penggunanya. Ia sudah tertanam di dalam sistem operasi, juga dapat diakses dari MyASUS. Selain AI Noise Cancellation, beberapa fitur unggulannya adalah:

  1. AiSense ASUS Camera + Windows Studio Effects: auto-framing (biar kita selalu di tengah), eye contact correction (biar mata terlihat menatap kamera, meski sebenernya lagi lihatin layar), background removal, dsb.
  2. AI Cooling & Performance Tuning: otomatis menurunkan performa untuk menghemat baterai, atau meningkatkan performa dan pendinginan, sesuai dengan task yang sedang kita kerjakan.
  3. AI Personalized Recommendations: jadi partner yang ngertiin kita banget, udah hafal selera tingkat kecerahan atau mode favorit kita, uwu~
  4. Real-time caption, background removal di foto, sampai video generator yang semuanya bikin task-task perkontenan jadi lebih gampang dan praktis, nggak perlu lagi langganan aplikasi eksternal.

ASUS AI bukan cuma gimmick. Ia adalah asisten pintar di balik layar yang bikin laptop kamu lebih senyap, lebih cerdas, dan lebih adaptif terhadap cara kita bekerja.


ASUS Zenbook S14 OLED ini adalah sebuah mitra yang bangga dibawa ke mana-mana. Desainnya yang elegan dibalut material Ceraluminium™ yang ringan, tapi tangguh! Biasa digunakan dalam industri penerbangan dan jam tangan mewah. Dibalut dalam warna-warna seperti Scandinavian White dan Zumaia Gray, ia menguatkan kesan professional dan berkelas ke mana pun ia kubawa. Dengan US Military Grade yang tahan guncangan, tahan getaran, dan tekanan suhu ekstrem, ia mengesampingkan kecemasanku saat harus dibawa mengudara bersama si burung besi—atau saat terjebak dalam genggaman tangan-tangan ingin tahu si kembar Aya-Sae yang seringkali tergoda untuk menjatuhkannya.

Urusan konektivitas juga mumpuni. Tersedia port USB 3.2 Gen 2 Type-A, HDMI® 2.1, Thunderbolt™ 4 USB-C®, audio combo jack, WiFi 7 untuk kecepatan internet yang dibutuhkan seorang digital content creator, dan tentunya Bluetooth yang support sampai 3 gawai. Mau transfer-transfer offline dari ponsel atau ke hard disk eksternal, ASUS Zenfone S14 OLED mendukung kecepatan transfer hingga 5,8 Gbps lho!

Buatku, ASUS Zenbook ini bukan sekadar alat kerja. Ia seperti seorang kawan karib yang paham kebutuhanku. Menyesuaikan, mempercepat, dan menyederhanakan keseharian yang rumit. Yang juga aku suka: ia tetap ramping, ringan, dan stylish. Multitasking seperti hidupku, tapi tetap demure menjalankannya. Ara tetap jadi pribadi yang paling memahamiku, dan ASUS Zenbook S14 OLED seperti jadi perpanjangan tangannya ketika aku berkutat di kantor, bekerja dalam mobilitas, atau menjalani malam-malam lembur dalam hening.

Inilah jawaban untukku akan kebutuhan laptop yang ringkas, tangkas, dengan performa berkualitas. ASUS Zenbook S14 OLED dengan segudang fitur AI yang terbenam di dalam sistemnya, menjadi teman aktivitas sehari-hari yang membantu, memudahkan, dan meringankan. Sus, mau ya kau jadi temanku? Terima kasih sudah membaca, keep learning by traveling~

Artikel ini diikutsertakan pada Lomba Blog ASUS 45+ TOPS Advanced AI Laptop yang diadakan oleh Travelerien.

50 komentar

  1. avatar niksukacita

    Mengemas kisah Jogja, Palembang, Bandung sebagai peta emosi membuatku berhenti sejenak untuk berpikir, kisahnya epic sekali. Lalu tanya siapa yang tidak memakai AI sekarang?rasanya jika ada, insan itu akan tertinggal. bagaimana lagi wajah kehidupan memang sudah sangat berubah.Aku membayangkan kegiatanmu yang super Multitasking itu akan jadi jauh lebih ringan dan maksimal kalau si slim dan kokohnya Asus Zenbook S14 sebagai kawan baiknya.

    1. avatar Matius Teguh Nugroho

      Terima kasih apresiasinya, mbak. Bener, ASUS Zenbook S14 OLED ini akan sangat membantu keseharianku yang harus multitasking.

  2. avatar eryka

    Kita tetanggan kak karena aku dari solo wkwkw…gak penting banget yaa hehe…

    Tpi dari baca artikel ini aku jadi makin faman tentang kelebihan si ASUS 14 OLED ini tentang tentang performanya maklum gak begitu paham tentang per laptop an jadi mestri di jembrengin satu2 biar paham..

    Dan bener loo sekarang setiap aplikasi pasti ada AI nya dan ini peer banget buat aku untuk bisa memaksimalkan penggunaan AI biar mempermudah tugas dan hidup kita hehe…

    1. avatar Matius Teguh Nugroho

      Hai, tetangga. Hehe.

      Nggak perlu dipusingin sebagai PR berat kok, kak. Karena AI kan hadir untuk memudahkan kita.

  3. avatar Tukang Jalan Jajan

    Cerita perjalanan hidup yang ciamik ini kak, dibuat dan disusun serta terangkai indah dengan peran ketiga kota dan bagaimana ASUS Zenbook S14 OLED menjadi mitra dalam berkarya sangat menginspirasi. Fitur-fitur AI-nya memang bikin ngiler, apalagi buat content creator seperti kita kita yang butuh kecepatan dan efisiensi. Salut!
    Makin ngiler deh untuk punya satu dirumah hehehe

    1. avatar Matius Teguh Nugroho

      Ayo, kak. Aku juga pengen punya satu di rumah nih.

  4. avatar Fanny Nila

    kereeeen sekaliiiiiiii si Asus baru iniii . Akh suka garis2 melintang di bagian lid nya ❤️❤️. Cara mas Nugie menuliskan semua SPECS yg dia punya , juga jelas dan ga bingungin. Aku langsung penasaran Ama feature adaptive lock. Dia bakal menggelap saat pemiliknya menjauh. Tp kalo ada orang lain yg tiba2 duduk di depan, dia langsung nyala terang lagi atau mesti masukin pasword? Aku pengen tahu aja dia bisa mengenali mana pemiliknya atau ga 😅.

    Bener banget, sekarang AI udah ga bisa dikesampingkan. Sangat membantu pekerjaan . Tinggal kitanya yg pinter2 milih, menggunakan AI untuk maksimalkan tugas atau malah membuat malas dan hanya tergantung pakai itu.

    Aku sendiri pakai AI hanya utk brainstorming cari ide. Tp ga mau pakai dia seluruhnya hanya untuk menulis.

    semisal nanti butuh laptop baru lagi, aku pasti balik ke Asus. Udh puas banget pakai ini. Awet, tahan banting , ringan. Padahal Asus punyaku masih yg lama, belum secanggih yg terbaru ini. Ga kebayang yg terbarunya sat set banget 🤭👍

    1. avatar Matius Teguh Nugroho

      Terima kasih apresiasinya, mbak Fanny. Karena ada AI, harusnya bisa mengenali siapa pemiliknya dan mana yang bukan ya. Apalagi ada teknologi face recognition.

  5. avatar Bayu Fitri
    Bayu Fitri · · Balas

    Wah seru perjalanannya kak , emang bener laptop AI ASUS ini bisa diandalkan untuk mengerjakan perkerjaan multitasking apalagi sebagai pekerja digital ya sukses terus ya

  6. avatar Lala

    Kisah Jogja, Palembang dan Bandung sangat penuh makna. Dibeberapa bagian terbawa suasana. Tiga kota penuh pembelajaran dan kenangan indah ya.

    Bersyukur banget baca artikel ini dan jadi kenalan sama laptop ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) secara spek beneran mumpuni dan juara banget. Bahkan buat yang sering wara-wiri kayak aku dan mesti standby bawa laptop rasanya kebantu banget. Ringan bobotnya, elegan desainnya dan nggak bikin pusing buat cari colokan secara batrenya tahan lama.

    Buat beli ini laptop nggak perlu banyak pertimbangan karena kualitas sudah menjawab dan segala kebutuhan pekerjaan bisa terbantukan banget.

    1. avatar Matius Teguh Nugroho

      Terima kasih apresiasinya, kak. Senang kalau bisa ikut terbawa suasana. ASUS Zenbook S14 OLED memang dambaan kita semua.

  7. avatar Avi

    Kalau SMA tahun 2000 berarti kita seumuran, Bang Nugie.

    Ara cantik sekalii, blogger juga kan ya?

    laptop ASUS seri ini emang keren banget, apalagi dilengkapi dengan fitur AI.

    1. avatar Matius Teguh Nugroho

      2000-an, kak Avi. Nggak 2000 persis haha. Kalau tahun 2000 persis aku juga masih SD.

  8. avatar ria

    Bagi content creator yang butuh laptop untuk mendukung karya mereka, perlu baca artikel ini. Jadi paham tentang ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406) yang punya fitur‑fitur AI yang mumpuni, seperti tombol Copilot+ langsung ke Windows AI, aplikasi StoryCube untuk manajemen file cerdas, dan AI Sense Camera yang mendukung autoframing, background blur, eye‑contact correction, serta AI Noise‑Cancellation untuk audio rapat dan suara lebih jernih.

    Layar OLED‑nya dengan resolusi 3K (2880 x 1800), 100% DCI‑P3, sertifikasi PANTONE dan TÜV Rheinland membuat warna tampil akurat serta nyaman dipandang untuk editing panjang dan multitasking visual .

    Sebagai laptop ultra‑ringan hanya sekitar 1,2 kg & tebal kurang dari 1 cm, pas banget kan buat dibawa kemana. Tapi tetap bertenaga dengan prosesor Intel Core Ultra 7 yang didukung NPU hingga 47 TOPS untuk akselerasi AI tanpa menguras baterai.

    Dengan daya tahan baterai hingga 12‑15 jam untuk penggunaan ringan, bahkan lebih dengan refresh rate adaptif—kreator bisa bekerja sepanjang hari tanpa khawatir kehabisan daya (derita kita semua biasanya)

    Ulasan yang keren mengenai Zenbook S14 OLED ini 🙂 Semoga menang yaaaa dalam kompetisi ini ^_^

    1. avatar Matius Teguh Nugroho

      Terima kasih, kak Ria

    2. avatar Matius Teguh Nugroho

      Terima kasih, kak Ria

  9. avatar fennibungsu.com

    senang banget sama kapasitas batrenya yang bisa lebih dari seharian gitu. Hemm, ini sih membuat happy para penggunanya dan daku jadi mupeng dibuatnya, soalnya pernah ngerasain lagi full dengan kerjaan eh sayangnya perangkat kurang bisa menjawabnya. Sepertinya Laptop Asus ini boleh banget buat daku

    1. avatar Matius Teguh Nugroho

      Pastinya. ASUS Zenbook S14 OLED ini laptop kita para content creator.

  10. avatar fennibungsu.com

    senang banget sama kapasitas batrenya yang bisa lebih dari seharian gitu. Hemm, ini sih membuat happy para penggunanya dan daku jadi mupeng dibuatnya, soalnya pernah ngerasain lagi full dengan kerjaan eh sayangnya perangkat kurang bisa menjawabnya. Sepertinya Laptop Asus ini boleh banget buat daku

  11. avatar Asri

    Aku suka tulisan ini. Dibuka dengan nada yang begitu personal tentang tiga kota bersejarah dan ditutup dengan informasi yang detail dan mudah dimengerti tentang laptop ASUS Zenbook S14 OLED.

    Aku juga jadi paham apa itu NPU yang sebelum-sebelumnya pernah kubaca tapi tidak pernah benar-benar aku pahami. Terima kasih sudah menjelaskan dengan mudah.

    Terakhir, penjelasannya tentang sistem AI dalam laptopnya bikin aku mupeng pengen juga. Hehehe

    Udah lha tipis, ringan, cerdas lagi. Lengkap!

    1. avatar Matius Teguh Nugroho

      Waaa terima kasih apresiasinya, kak. Aku juga tadinya nggak paham banyak istilah seputar AI, lalu riset dan belajar biar bisa sharing ke temen-temen.

  12. avatar nurul rahma

    ASUS nih ga main² kalo launching produk baru.
    Spesifikasinya always mantabbb jiwa🫶✨Apalagi di era serba AI, pastinya ASUS merilis produk yg ngasih buanyaaakk banget benefit buat para user 🔥 Pokoke selalu excited dengan inovasi dan terobosan² ASUS.
    Beneran bikin ngga bisa move on yaaakk

    1. avatar Matius Teguh Nugroho

      Beneran pelopor laptop canggih berteknologi AI, ya.

  13. avatar Katerina. S

    Ah, mantap banget tulisannya, Nugi! Rasanya kayak baca jurnal pribadi yang dibalut teknologi.

    Cerita tentang tiga kota itu bikin aku mikir ulang lho tentang tempat-tempat yang pernah jadi ‘rumah’ dalam hidupku. Jogja, Palembang, dan Bandung di tangan Nugi bukan cuma jadi latar tempat, tapi berubah jadi karakter hidup yang tumbuh bareng perjalanan karier dan keluarga.

    Aku rasa banyak yang relate soal laptop. Dulu kan banyak ya orang mikirnya yang penting spek tinggi. Tapi ternyata, performa AI itu sekarang penting banget, apalagi buat content creator yang kerja multitasking dan serba cepat. Penjelasan soal NPU dan 45 TOPS-nya si Zenbook bener-bener nambah wawasan. Ternyata bukan sekadar gimmick, ya kan….tapi justru jadi game-changer buat kerja lebih efisien. Kalau Nugi sendiri, fitur AI mana yang paling sering dipakai sehari-hari?

    1. avatar Matius Teguh Nugroho

      Terima kasih apresiasinya, mbak Rien. Ketiga kota itu mengisi peta emosional di dalam hidup, dan aku senang kalau pembaca juga bisa ikut bernostalgia dengan peta emosionalnya sendiri.

      Untuk sekarang, yang paling sering aku pakai adalah teknologi AI generatif seperti CoPilot, ChatGPT, Gemini, dsb. Sebagai content creator, penting buat riset, brainstorm, atau menyusun kerangka awal biar kerja lebih cepet dan mengatasi idea block.

  14. avatar rahmahchemist
    rahmahchemist · · Balas

    Tulisannya bikin IRT seperti aku yang sangat bersemangat untuk terus berkarya apalagi kalau sudah ada ASUS yang bisa banget untuk dijadikan partner. Ceritanya menyentuh dan tentunya bikin sesuatu jadi kenangan tak terlupakan dengan cara kak Nugi juga yang beda dari yang lain. Sukses ya Kak buat laptop-nya

    1. avatar fennibungsu.com

      semangat sslalu mbak. Apapun profesinya, kalau punya perangkat yang mumpuni seperti laptop ini, pastinya bikin happy

  15. avatar Heni Hikmayani Fauzia

    emang cocok banget laptop ASUS Zenbook S14 OLED ini buat yang dinamis kaya mas Matius…cocok banget…firur AI nya pasti sangat membantu yaa

  16. avatar Ire Rosana Ullail

    Mendengar soal persewaan komik rasanya kita masih seumuran Kak, ya meski kayaknya aku tuaan tapi tak jauh-jauhlah masanya. Seru sekali perjalanannya dari Jogja, nemu jodoh di Palembang sampe ke Bandung sang kota yang penuh keromantisan.

    Betul sekali, laptop buat kita-kita ini tak cuma sekadar alat tapi juga sahabat, tanpanya hidup dan aktivitas kita terasa kurang. Kalau bicara Asus mah aku nggak ragu, karna puluhan tahun aku juga pake, tinggal upgrade aja nih ke Zeenbook S14 Oled.

    Idaman banget itu laptop gimana enggak, baterai tahan lama, beratnya ringan (lhoh gimana sih) maksudnya tidak terlalu berat, beeh baru 2 hal aja udah cukup memenuhi ekspektasi kita-kita ini, belum fitur-fitur yang lain. Ya Allah semoga bisa upgrade secepatnya, amin!

  17. avatar lendyagassi

    Perjalanannya luar biasaa, kang Nugii..

    Dan pastinya semua selalu terhubung dengan dunia digital yaa.. sebagai konten kreator yang aktif membagikan pengalaman perjalanan dan tipsnya.

    Kalau di zaman sekarang, uda wajib banget bekerja cerdas dan efisien. Salah satunya menggunakan gadget terbaik dari ASUS, ASUS Zenbook S14 OLED.

    Semua pekerjaan digital di dunia konten kreator jadi satset banget berkat fitur canggih yang ada di ASUS Zenbook S14 OLED.

  18. avatar Bambang Irwanto
    Bambang Irwanto · · Balas

    ceritanya sangat menarik dan manis Mas Nugie. Bagaimana dari Yogya tempat tumbuh dan berproses, lalu menemukan cinta sejati di kota Palembang, sampai menetap di Kota Bandung untuk berkarya saat ini. Makin semangat ya dengan kehadiran si kembar yang imut dan menggemaskan.

    dan saya juga mupeng sesi Dnegan laptop ini Mas. Sudah sesuai kebutuhan yang sudah mendukung teknologi AI. Tipis dan ringan, jadi mudah dibawa ke mana-mana. Yang saya suka baterainya juga kuat. Jadi Tidak pusing cari atau rebutan colokan saat di luar rumah.

  19. avatar April Hamsa

    Ahahaha, kiya yaaa, mengapa tu tanda “___” jadi dituduh chat GPT 😀

    Kkenya sekarang emang trend-nya ya laptop berteknologi AI. ASUS slaah satu brand yang beberapa kali sudah memperkenalkan laptop AI-nya, sekarang ASUS Zenbook S14 Oled ini.

    Zenbook yang ini tampilannya beda yaa, pakai material material Ceraluminium™ yang ramah lingkungan tapi udah tahan banting juga karena berstandar militer. Desain luarnya cakep banget.

    Didukung sama spek dan fitur2 AI yang mumpuni juga bikin siapapun terbantu nih pekerjaannya kalau pakai laptop ini 😀

    Wah mas udah pindah2 beberapa kota dan akhirnya memutuskan di Bandung yaa.

    Iya tuh di Bandung banyak tempat di mana kita bisa numpang kerja biar tenang dikit gak direcokin bocah ya haha 😀

    Yg pasti kalau pakai Zenbook S14 Oled ini kalau lupa bawa chargeran gak masalah yaa. Asal jangan lupa batereinya udah full duluan 😀

  20. avatar Imawati Annisa Wardhani

    Siapa yang pengen Laptop canggih nan futuristik yang siap menemani perjalanan kita di masa-masa mendatang? Ahh.. Ceritanya luar biasa dan sweet banget nih. Hihi..
    Kapanpun dimanapun nggak pernah lepas ya kak dari dunia digital dan ASUS Zenbook S14 OLED memang paling cucok untuk menemani perjalanan dari waktu ke waktu.

  21. avatar dindapranata17

    Kyaaa, beneran mas tanda emdash tuh bukin profesorku ketawa lho. Jadi inget waktu datang ke reuni dan beliau cerita habis bikin karya tulis. Nah pas presentasi karya tulisnya tuh dituduh dong pakai AI gara-gara emdash, padahal ya kalau di sastra tuh udah biasa aja tanda itu nangkring di tulisan.

    Terus ngomong-ngomong tentang ASUS, brand ini tuh kece banget. Asus tabku yang tahun 2013 aja masih awet poll meski androidnya udah lawas. Nah seri yang Zenbook ini emang sudah diincer suamiku dari setahun yang lalu ketambahan nih sekarang kan produk zenbook ini ada AI-nya makin semangat lah dia nabung. Xixixi.. Inovasinya nggak main-main. 😀

  22. avatar Lala

    The best banget rekomendasi laptop ASUS Zenbook S14 OLED nya. Beberapa waktu lalu ku cek langsung ke gerai ASUS dan wow, amazing desainnya pun beneran cakep banget, elegan. Terpenting terbuat dari material yang ramah lingkungan artinya Asus sangat care sama keberlanjutan makin jatuh hati daku sama ini laptop dan kisah mas Nugi di tiga kota ini beneran ngenaaa ke hati, dibuat dari hati akan sampai ke tahi.

    Sukses terus dan semangat dalam berkarya. Semoga laptop ASUS Zenbook S14 OLED bisa menjadi partner terbaik dan sat-set apalagi teknologinya canggih bisa diandalkan.

  23. avatar dudir

    Laptop wajib buat blogger dan ngonten nih, powerfull banget apalagi udah pake teknologi Top 45+ NPU, bisa konek AI walau tanpa internet, kalo ada uang nganggur pengen banget upgrade nih

  24. avatar maria tanjung

    Laptop ini ibarat nyawa ya mas bagi konten kreator sehingga sebisa mungkin pilih laptop yang mumpuni performanya dan juga baterai tahan lama. ASUS zenbook S14 oled bisa jadi solusi untuk konten kreator

  25. avatar ophiziadah
    ophiziadah · · Balas

    Yogya, Bandung, dan Palembang juga punya catatan tersendiri buat aku meski tak sedalam itu. Nah klo Asus emang deh paling updating utk upgrade dan inovasi sesuai dinamika teknologi dan kebutuhan pengguna, bisa connect AI tanpa internet keren banget sih ituu

  26. avatar ophiziadah
    ophiziadah · · Balas

    Yogya, Bandung, dan Palembang juga punya catatan tersendiri buat aku meski tak sedalam itu. Nah klo Asus emang deh paling updating utk upgrade dan inovasi sesuai dinamika teknologi dan kebutuhan pengguna, bisa connect AI tanpa internet keren banget sih ituu

  27. avatar darellia darellia
    darellia darellia · · Balas

    Wih, Asus Zenbook ini canggih banget. Fitur AI-nya keren untuk content creator yang butuh efisiensi.

  28. avatar Heni Hikmayani Fauzia

    Pas banget deeeh, buat content creator siih punya laptop ASUS AI ini cocok sangat memudahkan pekerjaan saat ngonten

  29. avatar eka fitriani larasati
    eka fitriani larasati · · Balas

    seru banget pengalaman travelingnya kak, kebayang deh rutinitas sepadat itu dikerjakan dalam satu waktu. Udah tepat sih memilih ASUS Zenbook S14, buka banyak tab dan software serta aplikasi emang dibutuhkan laptop yang punya kapasitas memori besar dan HDD besar juga plus fitur layar yang oke.

  30. avatar Dede Diaz

    baca artikel ini jadi ngiler banget, ya! ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406) ini kayak sahabat setia yang selalu siap nemenin gue berkarya—apalagi di tiga kota favorit: Jogja, Bandung, dan Palembang. Fiturnya gokil banget: ada tombol shortcut Copilot+ AI langsung ke Windows AI, kamera pintar dengan autoframing dan background yang otomatis disesuaikan, plus StoryCube yang bantu atur file pakai cerdas. Laptop ini bukan cuma alat, tapi partner kreatif yang ngerti kerjaan kita. Modal ngetik caption dadakan atau bikin konten di mana aja jadi jauh lebih effortless. Mantul deh!

  31. avatar ayanapunya

    seru banget baca ceritanya, kak. apalagi kota-kota yang disebutkan di atas juga termasuk kota yang ingin kukunjungi jadi makin suka deh bacanya. memang sekarang kehidupan kita itu tidak bisa lepas dari laptop terutama jika berhubungan dengan pekerjaan ya dan ASUS selalu memberikan inovasi terbaik untuk laptop yang diproduksinya

  32. avatar Helena

    Aduh sampai salah fokus ke pempek aneka ragam, hehe.

    AI-nya ASUS tuh bahkan sampai ke kameranya juga. Buat mengisi webinar cocok banget nih. Membuat materi, meringkas, menyusun presentasi juga bisa dibantu AI. Kerja dari mana aja pun mudah karena Zenbook ringan dan tipis.

  33. avatar Akarui Cha

    Pernah banget aku ngerasain rasanya dikejar Editorial Plan tapi harus buat postingan untuk blog juga biar nggak kelamaan kosong. Hmm … jadi kepikiran, apa aku perlu upgrade ke laptop ASUS juga ya biar kerjaku bisa lebih cepat. Nampaknya ASUS tuh beneran standar laptop pekerja produktif nan kerjanya nomaden sih, Mas. Sering nemu tiap meeting soalnya. Pada nenteng ASUS, kebanyakan yaaa.

  34. avatar fennibungsu.com

    Apapun profesinya, kalau punya perangkat yang mumpuni seperti laptop ini, pastinya bikin happy

  35. avatar Endah Kurnia Wirawati
    Endah Kurnia Wirawati · · Balas

    Keren banget bisa jadi content creator di 3 kota besar, gie. Apalagi ditunjang dengan gadget terbaik seperti Asus Zenbook S14 OLED ini. Jadi makin lancar kerja dari mana pun. Paling suka dengan laptop Asus tuh karena bodynya sudah military grade, jadi tangguh buat kita yang suka traveling dan freelance kerja di mana pun.

  36. avatar Liswanti

    Mantep banget loh kak, bisa jadi top content creator, bukan hanya di 1 kota, tapi di 3 kota. Selamat ya.

    Ngomongin Asus tuh memang menunjang kerja kita sebagai blogger maupun content creator, apalagi produknya tuh terus berinovasi dan menjadi pilihan, kuat lagi produknya.

Tinggalkan Balasan ke darellia darellia Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Matius Teguh Nugroho

keep learning by traveling

Duo Kembara

Cerita Si Kembar dan Mommy Ara menghadirkan kebaikan

Lonely Traveler

Jalan-jalan, Makan dan Foto Sendirian

Guru Kelana

Perjalanan sang guru di berbagai belahan dunia

dyahpamelablog

Writing Traveling Addict

Daily Bible Devotion

Ps.Cahya adi Candra Blog

bardiq

Travel to see the world through my own eyes.

Teppy & Her Other Sides

Stories, thoughts, places...

Mollyta Mochtar

Travel and Lifestyle Blogger Medan

LIZA FATHIA

a Lifestyle and Travel Blog

liandamarta.com

A Personal Blog of Lianda Marta

D Sukmana Adi

Ordinary people who want to share experiences

papanpelangi.id

sebuah blog perjalanan

Guratan Kaki

Travel Blog

Omnduut

Melangkahkan kaki ke mana angin mengarahkan

BARTZAP.COM

Travel Journals and Soliloquies

Bukanrastaman

Not lost just undiscovered

Males Mandi

wherever you go, take a bath only when necessary

Eviindrawanto.Com

Cerita Perjalanan Wisata dan Budaya

Plus Ultra

Stories and photographs from places “further beyond”.

backpackology.me

An Indonesian family backpacker, been to 25+ countries as a family. Yogyakarta native, now living in Crawley, UK. Author of several traveling books and travelogue. Owner of OmahSelo Family Guest House Jogja. Strongly support family traveling with kids.

Musafir Kehidupan

Live in this world as a wayfarer

Cerita Riyanti

... semua kejadian itu bukanlah suatu kebetulan...

Ceritaeka

Travel Blogger Indonesia

What an Amazing World!

Seeing, feeling, and exploring places and cultures of the world

Winny Marlina

Winny Marlina - Whatever you or dream can do, do it! lets travel

Olive's Journey

What I See, Eat, & Read

tindak tanduk arsitek

Indri Juwono's thinking words. Architecture is not just building, it's about rural, urban, and herself. Universe.

dananwahyu.com

Menyatukan Jarak dan Waktu