Ternyata, tidak harus memesan paket tour ke Hainan dari agen wisata untuk bisa jalan-jalan ke provinsi paling selatan Tiongkok yang dijuluki Hawaii-nya Cina itu. Jalan sendiri pun bisa! Gue adalah saksi hidup dan otentik yang sudah membuktikannya. Tanpa tur, tanpa guide, tanpa sewa mobil, gue bisa survive di Haikou dan Sanya dengan total biaya hanya di kisaran 5 jutaan Rupiah. Memang sedikit lebih mahal daripada kalau kita ambil paket tour, tapi terbayar dengan pengalaman dan kebebasan yang kita dapatkan!
Gue juga sama sekali nggak nyangka bahwa gue akan berangkat ke Hainan pada awal November 2019 ini. Akhir Agustus 2019 lalu saat gue lagi browsing tiket pesawat buat autumn trip gue, mata gue langsung membeliak begitu melihat penerbangan ke Haikou, Hainan, dengan harga kurang dari Rp1.000.000,00 dari Singapore dengan maskapai Scoot. Selama ini yang gue tahu, hanya Lion Air dan Sriwijaya Air yang punya penerbangan langsung ke Haikou dari Jakarta, tapi keduanya adalah maskapai carteran untuk peserta paket tour ke Hainan, nggak tersedia buat pejalan mandiri.
Persiapan traveling ke Hainan ini juga bisa disimak di podcast berikut:

Mendarat di Haikou Meilan Airport dengan Scoot

Maskapai Jetstar yang mengantarkan gue dari Haikou ke Singapore
Akhirnya dengan pertimbangan yang akan gue ceritakan di tulisan berikutnya, gue ambil penerbangan ke Hainan itu. Rute gue adalah sebagai berikut:
- Jumat, 1 November 2019 : Jakarta – Singapore dengan Jetstar jam 21:55
- Sabtu, 2 November 2019 : Singapore – Haikou dengan Scoot jam 6:25
- Rabu, 6 November 2019 : Haikou – Singapore dengan Jetstar jam 12:15
- Rabu, 6 November 2019 : Singapore – Jakarta dengan AirAsia jam 21:55.
Mau nggak mau gue harus balik ke Singapore dari Haikou juga karena nggak ada penerbangan murah dari Sanya ke Singapore atau KL. Review penerbangan Singapore – Haikou bisa dibaca di: [Flight Review] SCOOT Singapore – Hainan + Panduan Transportasi Bandara Meilan
Memesan Hostel di Haikou dan Sanya, Hainan
Gue nggak menampik fakta bahwa hostel di Hainan itu dikit bangeeettt! Di Booking.com (platform pemesanan hotel internasional favorit gue), cuma ada satu hostel di Haikou yang namanya Banana International Youth Hostel. Selebihnya adalah hotel dengan harga yang lumayan mahal. Hostel di Sanya ada beberapa, tapi gue jatuhkan pilihan pada BlueSky International Youth Hostel yang paling murah. Tarif di dua hostel ini sama, 90 CNY buat 2 malam atau sekitar Rp180.000,00 tanpa sarapan. Murah, ‘kan?

Communal area di Banana Hostel Haikou, Hainan
- Dormitory room, Banana Hostel Haikou, Hainan
- Banyak area duduk di Banana Hostel Haikou, Hainan

BlueSky Hostel Sanya, Hainan
- Lorong kamar di BlueSky Hostel Sanya, Hainan
- Dormitory room, BlueSky Hostel Sanya, Hainan
Pembayaran dilakukan secara langsung saat check-in dengan cash, nggak bisa pake kartu kredit. Depositnya beragam, Banana Hostel di Haikou minta deposit cuma 20 CNY, sementara BlueSky Hostel di Sanya minta deposit 100 CNY. Dua-duanya hostel recommended! Kasurnya empuk dengan kamar yang nyaman. Keduanya punya communal area macam café instagrammable, bisa pesan kopi atau makanan dengan harga di kisaran 30 CNY. Banana Hostel di Haikou malah lokasinya juga bagus banget, bisa jalan kaki ke Haidian River, Qilou Old Street, dan People’s Park. Ulasan lebih detil tentang dua hostel ini akan gue hadirkan di tulisan terpisah.
Apply Visa China dari Bandung
Kabarnya, pemegang paspor Indonesia bebas visa ke Hainan selama mengambil paket tur dari agen wisata. Nah, karena gue traveling sendiri dan email gue ke Kedubes China juga nggak dibales, gue nggak yakin apakah gue masih perlu apply visa China atau enggak. Tapi karena gue anaknya suka cari aman, akhirnya gue apply aja visa China itu.
Syarat pengajuan visa China ini nggak ribet kok. Cuma tinggal isi form yang disediakan, menyerahkan pas foto sesuai ketentuan, dan membayar biaya sekitar Rp500.000-an. Nggak perlu melampirkan fotokopi buku tabungan atau slip gaji. Tapi karena gue tinggal di Bandung dan kalau 2 kali naik kereta PP Bandung-Jakarta akan menambah biaya jadi Rp900.000-an, akhirnya gue bikin visa China melalui agen lokal, dalam kasus ini adalah HIS Travel karena kantornya deket kantor gue. Biayanya sekitar Rp700.000-an dengan lama pengerjaan 7-10 hari kerja.
Dokumen tambahan yang gue sertakan adalah:
- Bukti seluruh pemesanan pesawat terbang
- Bukti seluruh pemesanan hostel
- Surat keterangan bekerja dari kantor dan fotokopi NPWP (karena status di KTP gue masih mahasiswa)
- Fotokopi kartu keluarga (yang ini adalah permintaan dari HIS Travel).
Beli Tiket China Highspeed Railway Secara Online
Salah satu pengalaman baru yang mau gue dapatkan dari perjalanan di Hainan ini adalah pengalaman naik kereta cepat. Ada dua kota yang mau gue kunjungi di Hainan, Haikou dan Sanya. Keduanya terhubung dengan jalur kereta cepat.

Jaringan kereta cepat Hainan
(source: haikouhostel.com)

Highspeed Railway, Hainan, China
Ada 2 online travel agent yang gue pake buat membeli tiket kereta cepat Cina secara online. Kereta cepat ini baru bisa dibeli sekitar sebulan sebelum keberangkatan, jadi nggak usah terlalu terburu-buru. Kalau misalnya pas kamu browsing tiket dan ternyata nggak ada jadwal kereta cepat yang keluar, atau kok seluruh kursi sudah habis, jangan panik, berarti tiket di tanggal yang kamu mau belum tersedia. Coba lagi beberapa hari kemudian. Setelah jadwal kereta sudah keluar, lakukan langkah sebagai berikut:
- Order, kayak kalau kamu pesan online kereta di Indonesia
- Selesaikan pembayaran
- Pihak Trip.com atau TravelChinaGuide akan membelikan tiketnya buat kamu
- Setelah tiket terbeli, mereka akan mengirimkan email berisi pick-up number
- Ingat-ingat nomor kursi dan gerbong yang tertera di email, karena nggak akan tercantum di tiket dari loket stasiun
- Bawa pick-up number dan paspor kamu ke loket tiket di stasiun
- Petugas memberimu tiket kereta yang valid
- Masuk ke dalam stasiun melalui pintu VIP yang nggak ada automatic gate (warga Cina masuk dengan scan KTP di gate)
- Perhatikan informasi peron dan pintu check-in kereta kamu yang ada di layar
- Boarding gate biasanya dibuka 10 menit sebelum keberangkatan
- Masuklah ke peron melalui gate tanpa scanner KTP Cina, biasanya ada di ujung
- Lakukan tips serupa saat kamu tiba di stasiun tujuan, pilih gate manual untuk keluar.

Interior Sanya Railway Station dari lantai atas (check-in 2)
- 2nd class, Hainan High Speed Railway China
- 1st class, Hainan High Speed Railway China

Tiket kereta Hainan High Speed Railway China (semua kelas sama aja)
Rute pertama, Haikou East – Sanya kursi kelas 2 untuk keberangkatan hari Senin jam 12:20, gue beli di Trip.com. Sementara rute kedua, Sanya – Meilan kursi kelas 1 untuk keberangkatan hari Rabu jam 7:15, gue beli di TravelChinaGuide. Dua-duanya punya metode yang sama, tapi TravelChinaGuide punya semacam personal contact yang akan memandu pemesanan kita via email. Jadi di antara keduanya, gue lebih recommend TravelChinaGuide. Lembar pick-up number dari mereka juga menyertakan kalimat sederhana dalam aksara Cina untuk membantu petugas loket memahami maksudmu.
Sewa Modem JavaMifi
Belakangan ini, gue lebih suka sewa modem wifi alias mifi daripada beli SIM Card lokal. Praktis, gue nggak perlu gonta-ganti SIM Card di handphone yang berpotensi merusak fisik hape atau kartunya. Selain itu, modem JavaMifi ini bisa diantar langsung ke alamat kita sebelum traveling, gratis! Kalau udah selesai dipake juga bisa dijemput lagi sama petugasnya. JavaMifi bisa provide 2 negara sekaligus, jadi gue nggak mati gaya saat transit lama di Bandara Changi Singapore.

Kemasan modem wifi Javamifi yang elegan

Paket Javamifi sudah termasuk kabel charger, adapter, dan buku petunjuk
Mifi sudah termasuk charger, adapter, dan buku petunjuk yang dikemas dalam pouch dengan bahan elegan dan kuat. KLIK DI SINI buat pesan JavaMifi sekarang juga!
Mendarat di Meilan International Airport, Haikou
Nggak ada garbarata yang menghubungkan kami dengan gedung bandara sesaat setelah mendarat. Kami naik shuttle bus ke gedung Bandara Haikou. Begitu masuk gedung, langsung dihadapkan dengan imigrasi yang jumlah loketnya juga nggak banyak, ruangannya juga cuma seukuran ruang kelas. Kita diminta mengisi form imigrasi (kayak di Thailand) dan melakukan perekaman sidik jari sendiri di mesin. Akan ada petunjuk dalam bahasa Inggris dari mesin. Setelah selesai, mesin akan mencetak struk untuk kita bawa dan serahkan di loket imigrasi. Simpan baik-baik bagian Arrival Card yang kita simpan dari kartu imigrasi tadi.
Panduan tentang Bandara Haikou juga bisa disimak di podcast berikut:

Lobi Terminal Internasional Bandara Meilan Haikou, Hainan

Mbak-mbak tourism center yang nggak bisa bahasa Inggris
Lepas imigrasi, melalui baggage belt yang juga cuma seuplik, lalu aula memanjang yang nggak ada apa-apa, terus udah deh pintu keluar. Nggak ada tempat makan apa pun atau bahkan convenience store! Men, Bandara Bandung aja masih lebih berisi dari ini, ini mah cuma kayak Bandara Macau. Ada booth tourism center, tapi mbak-mbak petugasnya nggak bisa bahasa Inggris, kami berkomunikasi dengan bantuan mesin penerjemah.

Free Shuttle Bus di Haikou Meilan Airport

Kiri: modem wifi javamifi di Bandara Haikou
Kanan: papan rute bus di Ground Traffic Center
Dari depan gedung terminal internasional Bandara Haikou itu, gue naik free shuttle bus yang warnanya kuning ngejreng menuju gedung terminal domestik. Jarak keduanya deket, cuma 800 meter, jadi kita juga bisa jalan kaki kalau mau. Kalau jalan kaki tinggal lurus aja ke arah kiri, sementara kalau naik bus rutenya memutar. Nah, di terminal domestik itulah stasiun suburban train Haikou dan stasiun kereta cepat berada. Posisinya ada di sebelah kanan pintu masuk setelah turun dari bus. Tadinya gue mau cobain suburban train-nya. Tapi karena nggak ada opsi bahasa Inggris di mesin tiketnya (gue nyerah di tahap terakhir) dan pembayarannya nggak bisa cash, akhirnya gue masuk aja ke dalam gedung terminal domestik.
You know what? Gedung terminal domestik Bandara Haikou ini jauh lebih bagus dari terminal internasionalnya! Lebih luas, modern, dan elegan. Yang pasti, ada McD dan Burger King di situ. Saat itu, gue cuma beli latte di McD seharga 24 CNY supaya gue ada uang kecil buat naik bus. Sementara di hari Rabunya, saat gue mau flight balik ke Singapore, gue beli paket burger di Burger King seharga 49 CNY. Kenyang! Mbak-mbak Burger King bisa sedikit bahasa Inggris, at least bisa ngomong “Spicy?” dan “Here?”

McD at Domestic Terminal, Haikou Meilan Airport

Haikou Meilan Airport’s Domestic Terminal, ada Burger King di sebelah kanan
Selesai ngopi, gue keluar bandara mengikuti pintu dan papan petunjuk. Gue menyeberang jalan sampai tiba di sebuah gedung multifungsi bernama Ground Traffic Center. Dari situ, gue naik bus K4 menuju Banana Hostel dengan ongkos 6 CNY atau sekitar Rp12.000,00 untuk sekitar 1 jam perjalanan. Gue tahu rute bus ini dari email-emailan dengan pihak hostel. Kalau kamu mau ke Haidian River, Qilou Old Street, Evergreen Park, dan sekitarnya, kamu juga bisa naik bus ini dari bandara.
Transportasi di Haikou dan Sanya, Hainan
Belum ada metro atau MRT di Hainan, bus kota masih menjadi andalan transportasi umum di Haikou dan Sanya. Jalurnya banyak, haltenya ada di mana-mana, busnya sudah ber-AC. Ada informasi jalur bus dengan masing-masing pemberhentiannya di halte, sayangnya informasi ini ditulis dengan aksara kanji.
Penjelasan tentang transportasi umum di Hainan ini juga bisa disimak di podcast berikut:

Bus kota di Haikou, Hainan

Interior bus kota di Haikou, Hainan
Untuk menyiasatinya, buka Google Maps dan lihat bagaimana nama tempat itu ditulis dengan aksara kanji. Hafalkan satu karakter yang paling mudah, lalu cari di papan informasi halte. Kalau udah nemu yang karakternya sama, baru cocokkan lagi dengan seluruh karakternya. Cara kedua yang lebih simpel, adalah sapa warga lokal di halte dengan “Ni hao!” lalu tunjukkan peta tempat yang mau kamu tuju. Untungnya di dalam bus udah ada passenger announcement dalam bahasa Inggris, minimal bisa menjaga kita dari kebablasan.
Pembayaran bisa dilakukan dengan cash (uang pas), AliPay, dan WeChat Pay. Di Haikou, ongkos bus kotanya 1 CNY doang kecuali rute-rute tertentu, muraaahhh. Di Sanya ongkosnya bervariasi tergantung jarak. Ada mbak-mbak kondektur yang menanyakan tujuan dan narikin ongkos dari setiap penumpang. Bus pasti berhenti di setiap halte, jadi nggak perlu menekan tombol kalau mau turun.

Sebuah halte bus (kiri) di Sanya, Hainan

Bus kota di Sanya, Hainan, dan lautan sepeda motor yang hendak menyeberang
Selain bus kota, ada ojek dan taksi. Kehadiran ojek ini nggak sengaja gue sadari saat setiap kali jalan kaki atau mau menyeberang jalan di Haikou, ada aja bapak-bapak naik skuter listrik yang berseru ke gue atau bahkan sampai berhenti di samping gue. Di Haikou, ojek-ojek itu gue abaikan. Di Sanya, akhirnya gue menyerah dengan tawaran mereka karena saat itu udah mau hari terakhir dan masih ada sisa uang lebih dari 200 CNY.
Gue dua kali naik ojek di Sanya. Pertama, dari Linchunling Forest Park ke hostel seharga 20 CNY atau Rp40.000,00. Saat itu gue udah capek bangeeettt dan nggak tau harus naik bus apa. Kedua, dari hostel ke Sanya Railway Station seharga 35 CNY atau Rp70.000,00. Saat itu masih jam 5:30 pagi, bus kota belum ada dan taksi bakal mahal banget.

Motor listrik di Haikou, Hainan, berjalan di lajur terujung dan trotoar

Akses ke Haikou Suburban Train dan kereta cepat di Haikou Meilan Airport
Menurut gue, ojek ini adalah sebuah pengalaman lokal yang harus dicoba minimal satu kali! Ongkosnya juga nggak mahal. Ibarat cobain tuktuk aja di Thailand. Motor listrik ini beda lho sama motor biasa di Indonesia, mesinnya nyaris nggak bersuara. Terus, motor listrik di Hainan ini boleh melalui trotoar. Makanya, kudu hati-hati banget kalo jalan kaki di Hainan. Selalu perhatikan kanan, kiri, dan belakang, apalagi kalo mau belok atau menyeberang jalan. Mereka nggak ada lampu sen kayak di Indonesia.
Sebagian besar warga Hainan bepergian dengan motor listrik atau sepeda listrik. Tiap kali gue jalan kaki dan melihat laju gesit mereka, gue membatin, “Enak banget ya naik motor listrik itu.” Puji Tuhan gue bisa merasakannya sendiri, dan memang enak banget hehe.

Halte bus dan tram di depan Sanya Railway Station

Sanya Tram yang masih dalam tahap public trial
Di Sanya, jalur tram sepanjang 6 kilometer udah jadi, menghubungkan Sanya Railway Station dan Jiefang Street. Begitu keluar stasiun, langsung terlihat sepasang armada tram dan stasiun kecilnya. Sayangnya Sanya Tram ini belum beroperasi, masih uji coba terbatas. Padahal kalo udah beroperasi, kehadiran tram ini bakal nambah pengalaman baru gue di Hainan. Berbeda dengan Hong Kong Tram yang klasik, Sanya Tram ini modern seperti yang biasa kita lihat di negara-negara Eropa. Selain itu, kalo udah ada tram, gue juga nggak bingung-bingung lagi cari bus dari Stasiun Sanya ke Jiefang Street. Mudah-mudahan pas kamu ke sana, Sanya Tram udah beroperasi ya.
UPDATE! Sejak Oktober 2020, jalur tram di kota Sanya sudah beroperasi penuh sepanjang 8.4 km dari Sanya Railway Station hingga Jiangang Road dengan rute sebagai berikut.

Sanya Tram route map by Urbanrail.net
Makanan di Hainan
Sebeumnya monmaap nih, gue nggak bisa memastikan apakah makanan yang gue santap selama di Hainan itu halal apa enggak. Yang jelas, gue nggak makan babi. Tapi apakah mengandung minyak babi apa enggak, I had no idea. Rata-rata biaya makan di Hainan adalah 20-30 CNY, bisa lebih mahal kalo di restoran.

Black noodle yang enak bangeeettt di tea house lokal, Haikou

Nasi Hainan di Haikou, atau yang di sana disebut Wenchang Ji
Ini adalah riwayat kegiatan memamah biak selama di Hainan
- Hari 1 : late lunch 25 CNY di sebuah tea house besar, no dinner
- Hari 2 : mampir toko pastry buat sarapan 9 CNY, makan siang di hostel 20 CNY, makan malam nasi Hainan 50 CNY
- Hari 3 : mampir toko pastry buat sarapan 9 CNY, makan siang di McD 41 CNY, makan malam 18 CNY
- Hari 4 : sarapan sama sisa roti kemarin, makan siang di Nanshan Cultural Tourism Zone 30 CNY, makan malam mi instan dari minimarket 17 CNY
- Hari 5 : sarapan dengan roti yang dibeli dari minimarket semalem, makan siang di Burger King bandara 49 CNY.
Perhatikan agenda makan siang di hari 1 dan makan malam di hari 2. Gue bisa makan di tea house lokal karena lagi ditemenin host Couchsurfing, hehe. Kami pesen semacam black noodle, chicken wing guedee, ceker ayam, sama roti dengan total harga 50 CNY udah termasuk teh seteko. Dibayarin pula, huahahaha. Besoknya gue meet up sama host CS yang lain lagi, makan nasi Hainan yang dalam bahasa setempat disebut Wenchang Ji. Kali ini bayar sendiri.

Paket burger di McD Sanya, Hainan

Makan di malam kedua di Sanya, wkwk
Makan adalah hal yang cukup menantang di Hainan karena semua informasi ditulis dalam aksara kanji. Makanya gue sering makan di pastry sama fast food restaurant karena gampang buat pesen, tinggal tunjuk-tunjuk. Pastry di hari 2 sama hari 3 itu beda ya, kebetulan aja total harganya sama-sama 9 CNY. Harga segitu bisa dapet 2 macam roti. Di hari keempat malam, harga 17 CNY itu udah mencakup cup noodle berukuran besar, roti, dan air mineral 600 ml. Cuma karena nggak ada struk belanja, gue juga jadi nggak tau rincian harganya. Harga air mineral di Hainan berkisar di 2-3 CNY buat kemasan 600 ml.
Ternyata ada lebih banyak hal buat dieksplor di Sanya. Jadi saran gue, sediakan lebih banyak waktu di Sanya. Waktu efektif gue di Sanya cuma 2 malam dan 1 hari. Udah gitu lokasinya jauh-jauh, nggak kayak Haikou yang lokasinya berdekatan dan bisa dibabat sekaligus.
Karena udah terlalu panjang, cerita tentang tempat wisata Hainan akan gue tulis dalam pos terpisah. Yang jelas, gue banyak buang waktu di jalan buat jalan kaki karena nggak tau harus naik bus apa, hahaha. Keterbatasan bahasa membuat gue males banyak berinteraksi sama warga lokal. Dari seabrek tempat wisata yang udah gue bikin di itinerari, gue cuma berhasil ke Qilou Old Street, Haidian River, People’s Park & West Lake, Nanshan Cultural Tourism Zone, dan Linchunling Forest Park. Jadi, pantau terus blog thetravelearn.com buat tulisan selanjutnya tentang Hainan. Keep learning by traveling~
Nah loh, apa.tahun depan aku ke sini aja ya? Haha. Masih nunggu postingan lain terutama tentang tempat wisatanya ya Nug.
Bener, jalan sendiri bisa jadi lebih mahal. Tapi pengalamannya jauh lebih kaya. Dan ini tulisannya komplet. Foto²nya juga saat diambil macam, “oke nanti perlu ditampilin di blog nih.” Haha keceee. Aku masih perlu belajar soal itu. Sebab kalau nulis sering ngerasa kurang foto yang berkaitan dengan hal² teknis.
Siap mas. Pasti ada kelanjutan ceritanya 😀
Terima kasih untuk apresiasinya, mas. Nanti foto untuk masing-masing topik akan lebih banyak lagi. Thanks ya udah mampir 😀
Wah terobosan baru ini ke Hainan perlu sendiri tanpa tour, mantab pisan uyyy… 👍🏼👍🏼👍🏼 artikelnya bakalan booming nihh..
Kalo mengenai bahasa pake aplikasi translate di hale bisa membantu ga yah mas?
Bisa, koh. Ada aplikasinya tapi aku lupa haha.
Amin amin semoga booming hehe.
Berarti kalau jalan sendiri tetap pakai visa, ya. Gue ada rencana ke Hainan sih. Tapi karena bakalan bawa orang tua yang sudah berumur, sudah pasti bakalan ambil paket tour. Tapi soal transportasi lokalnya patut dicatat nih. Siapa tahu ada waktu yat nyobain.
Oh iya kalo sama keluarga better memang pake tur aja, mbak.
lihat komen di atas, baru ngeh kayaknya emang lu sebelum traveling udah rencanain ya mau foto apa aja. ngulas apa aja. ahahha ngak kayak saya yang masih pemula ini. pas pulang mau post, baru ngeh oooh kurang foto ini kurang foto itu. hahah
anyway, hainan di kota saya sering dengar tapi dalam bentuk makanan. nasi hainan. rasa dan komposisi nya memang seperti nasi ayam ato di daerah lain sebutannya nasi campur (sorry ini non halal) tapi kota asli nya seperti apa saya ngak punya gambaran. menarik nih postingan kali ini
Hehe iya udah kebayang mau review apa aja dan mau bikin tulisan apa aja. Gue cenderung ke planned traveler sih 😀
haaa ini enaknya lihat panduan punya mas, lengkap. Selalu jadi referensi saat traveling. Thanks mas
Sama-sama, mas
Ah Hainan, salah satu destinasi ramah kantong bagi warga Indonesia. Tiket pesawat dan tour disana gak terlalu ekspensif menurut kami. Terima kasih telah berbagi mas.
Salam kenal dari kami Travel Blogger Ibadah Mimpi
Iya betul. Paket tour all in ke Hainan murah banget.
Kami tergiur banget dengan berbagai promo yang ditawarkan.
Tapi kalau boleh memilih, kayaknya jalan tanpa tour travel lebih seru dan banyak pilihan.
That’s why I did solo travel to Hainan 😀
Mungkin kami juga bakalan mengikuti jejaknya secepat mungkin buat traveling ke Hainan mas. Semoga…
Amin amin
aih keren pisan kakaa
salut dengan solo traveler yg berpetualang nyoba ini itu sendiri. seru nyimak perjalanannya. jadi berasa ikutan jalan2 juga 🙂
Lengkap banget informasinya. Btw, aku termasuk yang cari hostel yang ada sarapannya buat penghematan. Malah ngebekal kalu bisa.
Hainan kok kayak familiar ya saya liat. Jadi pengen ke China lagi. Apalagi setelah baca artikelnya, di Hainan gak mahal juga ya!
Haha iya, nggak jauh beda sama Asia Tenggara. Kuy ke Cina lagi, mas.
Panduannya selalu lengkap, cocok buat referensi yang nanti bakalan mau liburan ke hainan china 🙂
Regards,
Dee Rahma
Mantap banget traveling sampai ke Cina daratan. Saya belum pernah, cuma mentok sampai Hongkong. Transportasi umumnya sudah lumayan bagus ya!
Cina udah bagus, mbak. Negara dengan jaringan kereta cepat terbesar dunia. Hampir setiap ibukota provinsi dan beberapa kota sekunder ada subway.
[…] Baca Juga: Panduan Jalan-Jalan Mandiri ke Hainan, China […]
Pas banget nemu artikel tentang Cina! Akhir tahun mau natalan di sana dan masih bingung banget masalah budgeting. Jadi makan murah sekitar 20-30 CYN ya. Porsinya banyak gak sih, Mas? Dan aku baru tau banget ada tempat namanya Hainan. Kirain ayam hainan itu ya dari Singapur wkwkwk.
Porsinya banyak bangeeettt. Bisa buat berdua.
Wow asyique. Mas Nug nanya lagi dong. Bayar makanan di sana harus cash apa aku bisa pakai debit/cc ya?
Sebaiknya sedia cash, tapi coba debit/cc dulu gapapa, kalo gak bisa baru cash. Metode cashless yang populer di sana adalah AliPay dan WechatPay.
Kang Nugi keren euy , beranian hehehe. Aslinya saya belum berani pergi ke LN sendiri lho, Kang, hahaha. Btw, kapan-kapan harus nyoba neh ikutan ngabolang bareng Kang Nugi
Ayo kang, nggak seserem yang dibayangin kok.
weyyy mantep banget dah! berani bgt kesono sendiri ya. aku masih belum berani kesana sendiri. pertama takut kendala bahasa, katanya mereka belum banyak yang bisa bahasa inggris ya? kedua soal kehalalan makanan sih, masih takut susah makan disana. wah wifi emang super penting sih kalau lagi jalan sendirian di negara orang supaya kita ga kesasar.
btw gimana perasaan anda setelah menyantap nasi hainan di Hainan??
Iya bener sih. Bahasa dan makanan memang jadi tantangan.
Haha, rasanya enak sih, mission accomplished!
Hainan sih buat aku keingetnya Nasi Hainan. Ooh…malah lebih mahal kalau jalan sendiri? Kukira kalau pakai travel agen jadi mahal. Keren info jalan-jalannya. Kutunggu lanjutannya…
Btw…aku jadi klik JavaMifi deh. Minggu depan mau jalan soalnya. Makasih infonya…
Haha iya di situlah Nasi Hainan berasal. Kayaknya aku sukses jadi duta brand buat mbak Hani nih 😀
Meski tour mandiri, asyik banget perjalanannya ini ya.. mantab betul deh.. tapi aku kok blom berani klo harus jalan sendiri..hihi… But, TFS ya..mudah2an kapan2 berani jalan2 sendiri spt ini..
Baca postingan ini malam-malam, langsung keingetan sama ayam Hainan hihihi. Ulasannya selalu detil. Kayaknya bisa kepake juga meskipun gak solo traveling, nih.
Memang enaknya sekarang sewa modem mifi. Lebih murah juga jatuhnya
Ayam Hainan enak ya, kak. Semoga tulisanku bermanfaat 🙂
Wah, keretanya canggih juga ya, Nugie keren bisa jauh mainnya tanpa pakai tur..memang lebih bebas mengeksplorasi daerah sesuai keinginan ya kalau mandiri..
Udah sering liat iklan tour ke Hainan. Tapi baru baca yg pergi Sendirian. Bahasa dan tulisan emang kendala ya disono. Rata2 di RRC emang gitu sih. Tertarik sama Black Noodle dan Ayam Hainan asli Hainannya euy
Gua blom prnh ke Hainan, krn paling sebel ke negara naga api. Tapi hainan neh keknya makanannya enak2 ya. Save dulu deh kakanda tulisannya
Eh kenapa sebel sama negara liong, kak?
kayaknya ga rekomended kalau bawa keluarga ya mana hostelnya dikit banget pilihannya. Tapi seneng bisa merasakan hainan dari blogpost ini
Kalo sama keluarga ambil tur aja, mbak. Nginepnya di hotel bintang 3.
Nice Hainan. Mungkin gw perlu tahu maskapai mana yang menerbangkan gw dari Surabaya menuju Haikou.
Tapi gw tertarik melihat tramnya ya. Gw belum pernah naik tram nih. Negara di Asia yang punya tram selain Cina dan Hongkong, apa lagi ya?
Jepang, kak. Beberapa kota ada tram kayak gitu juga. Sama Turki (kalo masih dianggap Asia)
akupun jd tau kalo dia bisa didatangin tanpa tur :). ntr deh, aku masukin dlm list dulu :D. sbnrnya aku baru pake tur itu kalo memang: 1. negara tertutup yg wajib pake tur, 2. ga ada temen jalan wkwkwkwkw. 3.Negara g biasa yg mana tiket pp nya aja bisa mahal banget dan ga prnh promo ;p.
tp krn haikou ini ternyata ada pesawt murah, sepertinya males pake tur 😀 .
Haikou ternyata ada pesawat murah dari SG, mungkin banyak orang Hainan yang bermukim di SG hehe
Mas Nugie berani banget ke China sendiri hihi, saya paling nggak berani kalau ke China sendirian karena nggak bisa bahasanya jadi sekalinya pergi mau nggak mau pakai tour hehehe. Setelah baca post soal Hainan ini jadi interest mau ke Hainan juga. Dulu memang pernah baca kalau ke Hainan itu free visa khusus yang join tour~ cuma di Bali sendiri kalau mau join tour Hainan harus lewat Jakarta jadi~lah malas dan belum terealisasikan. Hehe. Semoga one day saya bisa ke Hainan juga, til then akan mengikuti cerita-cerita Mas Nugie ketika di Hainan 😀
Aku juga nggak bisa bahasa Cina sama sekali 😀
Jadi pake bahasa isyarat, foto, maps, dan kalkulator.
Sudah ubek-ubek blog ini dan berlangganan dari kapan, baru sempet komentar. Lengkap banget sih reviewnya.
Tadinya Hainan belum masuk bucketlist, tapi setelah baca ini jadi pengen juga. kereta cepatnya keceee! setiap kali ngetrip belum nyoba CS-an, kayaknya seru ya.. pengen nyoba sih di tahun ini kapan2. Salam kenal ya, mas Teguh. Anak baru nih yang coba bikin2 blog perjalanan. 😀
Wah, satu lagi silent reader yang nongol 😀
Makasih banget udah mampir, ubek-ubek, dan subscribe bro. Semoga bermanfaat ya. Udah ada 4 tulisan Hainan di blog ini.
[…] Baca juga: Panduan Solo Traveling ke Hainan […]
kalau di dalam bis ada mbak “halo-halo”lewat speaker gitu minimal bisa membanttu “nih bis udah sampe mana ya”, kalo yg ga ada sama sekali ini yg bikin otak mikir keras “ini bukan ya, turun sini bukan ya” nahh
Iya bener, harus ancang-ancang sendiri
[…] Baca juga: Panduan Jalan-Jalan Sendiri ke Hainan, China […]
[…] Republik Rakyat Tiongkok (RRT/RRC). Letaknya ada di bagian selatan Cina Daratan, tapi nggak seujung Hainan. Sebagai SAR, Macau punya beberapa kebijakan otonomi sendiri, termasuk kebijakan imigrasi dan mata […]
[…] modem wifi (mifi) untuk traveling adalah di tahun 2019 untuk 2 trip: Hong Kong – Macau dan Hainan (Republik Rakyat Tiongkok). Kalau nggak salah waktu itu ada 3 penyedia layanan serupa yang gue […]