[Flight Review] SCOOT Singapore – Haikou (Hainan) + Panduan Transportasi Umum Bandara Meilan

Mendarat di Haikou Meilan Airport dengan Scoot

Setelah mengalami drama bertubi-tubi―naik ojek menerabas hujan deras, ketinggalan kereta, lari-lari di bandara, sampai nyaris gagal transfer penerbangan―akhirnya gue berhasil duduk anteng di dalam maskapai SCOOT dengan nomor penerbangan TR118 yang akan menerbangkan gue dari Singapura hingga Haikou, Hainan, Republik Rakyat Cina. Klik di sini kalo kamu belum menyimak cerita sebelumnya.

Sebelumnya, gue mohon maaf karena jelang akhir tahun blog ini hanya dipenuhi tulisan-tulisan review hotel dan jadi kehilangan karakternya. Biar bagaimana pun, thetravelearn.com adalah sebuah blog perjalanan. Namun medio Oktober-November kemarin gue menerima banyak tawaran hotel review sehingga lanjutan cerita perjalanan ini jadi lama tersendat.

Oke, kembali ke cerita perjalanan gue di Hainan.

Penerbangan SCOOT TR-118 gue dari Singapura ke Haikou

Karena ini adalah penerbangan perdana gue ke Hainan, maka saat reservasi tiket pesawat Scoot secara online, gue sengaja memilih kursi di samping jendela dengan nomor 9A. Nggak apa-apa deh harus bayar 8 SGD, yang penting bisa dapet konten yang bagus. Gue sendiri memang sudah terdaftar sebagai member Scoot dan Singapore Airlines Group, jadi gue juga bisa mengumpulkan miles dari setiap penerbangan yang gue ambil.


Nikmatnya Makanan Penerbangan SCOOT Saat Terbit Matahari

Gue melakukan tindakan yang tepat dengan memilih kursi samping jendela di sisi kiri. Karena ini adalah penerbangan pagi jam 6:25, maka sesaat setelah badan pesawat terangkat ke angkasa, gue dihadapkan dengan semburat kemerahan yang tergores di garis cakrawala. Gradasi warna biru, toska, hingga jingga tampil memanjakan mata, seperti menjadi hadiah untuk pemuda itu yang letih karena drama.

Mengangkasa saat terbit matahari bersama pesawat SCOOT

Menit berikutnya, pesawat melayang di atas lapisan awan yang bentuknya menyerupai salju yang melapisi daratan dengan gumpalan-gumpalan halusnya.

Ketika berkas-berkas cahaya matahari pagi merangsek masuk ke dalam kabin melalui celah jendela pesawat, gue membuka on-board meals yang juga sudah gue pesan secara online. Rasa hangatnya dan cahaya keemasannya membuat gue melambungkan syukur kepada Yang Kuasa atas salah satu momen sarapan ternikmat sepanjang masa.

Gue memesan paket Nasi Lemak with Chicken Rendang seharga 17 SGD. Makanan datang dengan didampingi cokelat Aalst dan air mineral 330 ml. Nasi lemaknya disajikan dengan potongan daging ayam, telur rebus, dan teri kacang yang diguyur dengan kuah kental khas rending. Nggak ada masalah untuk rasa, porsi, dan kesegaran. Cokelatnya juga enak. Air mineralnya segar, dinginnya pas!

Nasi Lemak dengan Ayam Rendang | Maskapai SCOOT

Anyway, gue nggak menemukan ada kopi saat memesan on-board meals, jadi gue kira Scoot memang nggak menyediakan menu kopi panas. Ternyata setelah buka-buka isi buku menu Scoot Cafe, ada beberapa kopi yang bisa dibeli langsung saat penerbangan. Jadi mungkin next time saat kembali terbang dengan Scoot, gue mau beli makanan secara langsung agar bisa memesan kopi. Makanan apa pun nggak masalah, yang penting kopi. Syukur-syukur kalau kemudian Scoot menyediakan pilihan kopi dalam paket kombo pre-flight meals.

Ini bukan pertama kalinya gue terbang dengan Scoot. Pertemuan perdana terjadi pada tahun 2013 dengan rute Singapura-Jakarta saat Scoot masih bernama Mandala Tiger Air. It was my second flight of my entire life. Tahun 2015, gue terbang dengan Tiger Air untuk rute Ho Chi Minh City – Singapura. Saat gue mengambil rute Jakarta-Singapura pada November 2018, nama Scoot sudah resmi digunakan. Di tahun yang sama, gue menjadi salah satu blogger yang diundang menghadiri press release dari Scoot untuk peluncuran rute penerbangan Jakarta-Berlin.

SCOOT in-flight magazine, safety modul, and SCOOT cafe catalogue

Sebagai sebuah low cost carrier dan saat itu hanya melayani penerbangan pendek (Singapura-Haikou ditempuh hanya dalam waktu 3.5 jam), pesawat yang digunakan adalah pesawat Airbus 320 (A320) dengan konfigurasi tempat duduk 3-3 dan satu lorong. Ada in-flight magazine yang menarik dibaca untuk mengusir rasa bosan selama penerbangan.

Nah, tapi kalo buat penerbangan jarak jauh (mungkin minimal 5 jam) seperti rute Taipei-Seoul, Scoot menggunakan pesawat berbadan besar Boeing 787 Dreamliners dengan konfigurasi kursi 3-3-3 dan dua lorong. Ah, ingin sekali mencoba pesawat besar karena seumur-umur belum pernah. Jadi ternyata nggak hanya maskapai full service yang punya pesawat seperti itu, tapi juga LCC.

Pesawat SCOOT dari Singapura bersiap mendarat di Haikou

Mendekati Haikou, langit diisi dengan lautan awan yang bergumpal-gumpal tebal dalam berbagai rupa. Entah karena gue yang jarang duduk di jendela atau memang pengaruh geografis, rasanya gue baru pertama kali itu melihat fenomena awan seperti itu.

Pesawat perlahan menurunkan ketinggian, awan tersibak, dan gue menikmati panorama kota Haikou dari ketinggian. Dari atas, Haikou tampak hijau dan berbukit-bukit. Gue juga melihat Sungai Nandu (南渡江) yang membelah kota, airnya bermuara ke Teluk Qiongzhou (琼州海峡) yang memisahkan Hainan dengan daratan utama Cina. Ngomong-ngomong, Hainan adalah provinsi terkecil dan paling selatan dari Republik Rakyat Cina.

Roda pesawat menjejak landasan, dan mata ini tak berhenti membeliak ingin tahu ke berbagai penjuru, mengamat-amati daratan baru. Halo, Haikou. Akhirnya bertemu juga denganmu…


Dilanda Kecewa Saat Mendarat di Bandara Haikou

Bandara Internasional Haikou berada di distrik Meilan, di bagian tenggara kota. Dari media yang gue baca di lini masa, bandara ini sudah menorehkan prestasi membanggakan. Jadilah sederet bayangan tercipta di angan-angan. Tapi, terkadang harapan memang tak sesuai kenyataan.

Kiri: petunjuk arah di depan bandara
Kanan, atas: formulir imigrasi, bawah: aula kedatangan

Bayangan bandara yang megah dan besar itu luruh sesaat setelah kaki melangkah keluar badan pesawat. Nggak ada garbarata. Kami naik bus yang sudah disediakan untuk mencapai gedung bandara. Jaraknya juga hanya beberapa puluh meter.

Memasuki gedung bandara, gue kembali “kecewa” melihat ruang imigrasi yang seuplik. Ini adalah langkah-langkah yang gue lakukan:

  • Mengisi Immigration Card
  • Memindai (scan) jari-jari di mesin yang disediakan
  • Melalui tabung pemindai tubuh
  • Menghadap loket imigrasi dengan membawa paspor + visa, kartu imigrasi, dan kertas struk dari mesin pemindai jari.

Sama sekali nggak ada komunikasi dengan petugas di loket imigrasi.

Setelah berjalan melalui area klaim bagasi, tiba-tiba gue sudah berada di aula kedatangan. Gue mengamati kondisi sekitar, dan syok karena sama sekali nggak ada tempat makan atau bahkan sekadar minimarket. Hanya ada area duduk di ruang memanjang, tourism information center, dan toilet. Di depan sana udah keluar gedung bandara.

Udah? Gini doang, nih? Ini mah cuma kayak Bandara Macau! Bandara Husein Sastranegara Bandung aja nggak gini-gini amat, masih ada banyak tempat makan dan vendor komersil lainnya.

Lobi Terminal Internasional Bandara Meilan Haikou, Hainan

Akhirnya gue cuma boker (eh, ini penting lho diceritain), duduk-duduk sebentar buat mengaktifkan modem wifi dari JavaMifi, merespon semua notifikasi media sosial dan chatting, lalu menghampiri mbak-mbak tourism center. Iya, nggak ada watergun atau bidet di toilet, jadi gue cuma pake tisu yang disediakan. Oh, I’m fine with that.

Gue udah tau kalo Bandara Haikou ini terhubung dengan stasiun kereta cepat dan kereta komuter, tapi gue nggak melihat petunjuk arah untuk mengakses stasiun, makanya gue harus bertanya ke petugas tourism center. You know what? Mbak-mbak itu nggak bisa bahasa Inggris! Dia menyodorkan mesin penerjemah seukuran kalkulator sebagai jembatan kami berkomunikasi. Ini kocak banget, baru kali ini gue ketemu petugas tourism center yang nggak bisa bahasa Inggris.

Mbak-mbak Hainan Tourism Center yang nggak bisa bahasa Inggris

Free Shuttle Bus di Haikou Meilan Airport

Tapi ya sudah, gue mendapatkan informasi yang gue butuhkan. Gue berjalan keluar gedung, lalu naik free yellow shuttle bus menuju Domestic Terminal Haikou Meilan International Airport. Karena merupakan lajur satu arah, jadi bus harus mengambil rute memutar untuk menuju terminal domestik. Tapi kalo kamu mau jalan kaki, tinggal ambil arah kiri sejauh 800 meter. Kadang bus itu memang agak lama.


Gagal Naik Kereta Komuter Haikou Suburban Train

Begitu tiba di depan gedung terminal domestik Bandara Haikou, mata gue langsung menangkap keberadaan mesin-mesin tiket kereta di bagian kanan pintu masuk. Di seberang mesin-mesin itulah akses menuju Meilan Railway Station untuk naik kereta cepat dan kereta komuter Haikou Suburban Train. Yay, agenda pertama di Hainan bakal langsung bersentuhan dengan kereta lokalnya!

Mesin tiket kereta komuter Haikou Suburban Train

Pintu masuk ke dalam Meilan Railway Station, Haikou Airport

Hasil gambar untuk haikou suburban train

Padahal keretanya keren kayak gini

Namun semangat gue surut seketika karena ternyata… NGGAK ADA OPSI BAHASA INGGRIS DI MESIN. Xianying. Gue tetap berusaha mencoba dengan seni menerka-nerka. Biasanya, mesin tiket kereta itu punya alur yang sama untuk pembelian tiket. Oh iya, trik ini juga harus dibantu dengan cek nama stasiun tujuan gue, Haikou East, dalam aksara kanji. Hampir semua proses berhasil gue lalui hingga tahap terakhir yang sepertinya adalah tahap pembayaran. Mesinnya nggak terima cash, dan semua kartu bank gue juga nggak ada yang bisa masuk.

Gue menyerah, lalu berjalan lesu masuk ke dalam gedung bandara. Makan dulu sanah.

Begitu melalui pintu, seorang petugas langsung sigap berdiri dan menghalangi langkah selanjutnya. Badan sama mukanya sih imut-imut, tapi tatapan matanya tajam dan suaranya tegas.

“Where you going?”

“I want to eat,” jawab gue sambil menggunakan bahasa tubuh.

“Are you sick?”

Sebenernya pengen gue iyakan, tapi gue jawab, “No.”

“What do you want to eat? Burger?”

“Anything.”

Mas-mas itu lalu menunjuk ke arah restoran-restoran berada dan membuka partisi untuk gue lewat. Bahasa Inggrisnya bagus lho, baik grammar maupun pengucapannya. Ternyata orangnya helpful juga, hehe.


Naik Bus dari Bandara Meilan ke Pusat Kota Haikou

Begitu melihat bagaimana isi terminal domestik itu, gue berseru di dalam hati, “Naaahhh, ini baru bandara yang bener! Luas, modern, bersih, elegan, dan ada tempat makan.” Gue nggak habis pikir kenapa terminal internasional bisa sesederhana itu sementara terminal domestik sebagus ini. Kesannya kayak masih belum serius menggarap pasar wisatawan asing.

McD at Domestic Terminal, Haikou Meilan Airport

Haikou Meilan Airport’s Domestic Terminal, ada Burger King di sebelah kanan

Kiri: modem wifi JavaMifi in action!
Kanan: kopi panas 29 CNY di McCafe

Kali itu gue memilih nongkrong di McCafe. Cuma sanggup beli secangkir cappuccino panas tanpa makanan karena harganya aja udah 29 CNY. Yang penting udah bisa nukerin duit.

Selesai memuaskan jiwa dengan kopi, gue berjalan keluar gedung, lalu menyeberangi jalan yang lebar menuju Ground Traffic Center (GTC). Mungkin GTC ini mau difungsikan sebagai bangunan multifungsi seperti KL Sentral di Malaysia karena ada bagian ber-AC seperti mall dan bagian yang seperti tempat parkir bawah tanah. Tapi area komersilnya masih sepi, jadi gue langsung bergerak ke area terminal bus.

Dari informasi yang diberikan oleh pihak hostel melalui email, dari bandara gue bisa naik bus K4 lalu turun di perhentian Dadao Road. Ongkosnya 6 CNY atau sekitar Rp12.000,00. Puji Tuhan, Google Maps masih berfungsi baik dan ada passenger announcement (PA) di dalam bus. Meski PA-nya juga hanya bahasa Mandarin, yang penting ada informasi nama halte berikutnya. Berkat 2 teknologi itu, gue berhasil turun di halte yang benar. Terima kasih, Tuhan dan JavaMifi.

Berjalan keluar menuju Ground Traffic Center

Terminal bus di GTC Bandara Haikou

My K4 bus from Haikou Meilan Airport to Banana International Youth Hostel

Perjalanan dari bandara hingga ke hostel memakan waktu sekitar 1 jam, jadi ongkos 6 CNY itu terbilang murah banget. Kalo dihitung-hitung, dari mendarat sampai akhirnya tiba di hostel, gue butuh waktu lebih dari 4 jam! Sejauh ini, inilah momen kebingungan terlama saat mendarat di bandara. Namun, justru momen-momen kayak gini yang membuat gue semakin candu untuk belajar dalam perjalanan. So, keep learning by traveling, dan tunggu cerita selanjutnya.

65 komentar

  1. baru sekali naik scoot itupun tujuan Pekanbaru Singapore, perjalanan pendek jadi ga ada pesan makanan gitu. Btw itu yang dapat tiket ribet juga ya mas kalau mesin ga ada opsi english.

    1. Kalo cuma satu jam flight mah gak maka juga betah sih ya, hehe. Iyaaa ribet huhu, gak tourist-friendly 😦

  2. […] Sekitar jam 5:30 pagi, gue bergerak masuk ke boarding room untuk menyambut penerbangan ke Haikou, Hainan, dengan maskapai Scoot. Silakan klik untuk baca tulisan berikutnya di: [Flight Review] SCOOT Singapore – Hainan + Panduan Transportasi Bandara Meilan […]

  3. Agak memalukan, tapi aku baru tahu kalau Scoot itu ya Tiger dulunya. Hehe.
    Untuk harga makanannya lumayan juga ya Nug. Untungnya udah dengan air minum. Gak kebayang kalau mesti beli lagi secara terpisah.

    1. Aku dulu pas pertama tau soal SCOOT langsung browsing itu maskapai apaan, oh ternyata dulu Tiger. Buat make sure dia bukan maskapai abal hehe.

      Iya mas, not the cheapest, tapi okelah karena butuh 😀

  4. […] Mau nggak mau gue harus balik ke Singapore dari Haikou juga karena nggak ada penerbangan murah dari Sanya ke Singapore atau KL. Review penerbangan Singapore – Haikou bisa dibaca di: [Flight Review] SCOOT Singapore – Hainan + Panduan Transportasi Bandara Meilan […]

  5. […] Mau nggak mau gue harus balik ke Singapore dari Haikou juga karena nggak ada penerbangan murah dari Sanya ke Singapore atau KL. Review penerbangan Singapore – Haikou bisa dibaca di: [Flight Review] SCOOT Singapore – Hainan + Panduan Transportasi Bandara Meilan […]

  6. […] Baca Juga: [Flight Review] SCOOT Singapore – Hainan + Panduan Transportasi Bandara Meilan […]

  7. duh pernah ada pengalaman buruk dengan maskapai ini… mau terbang dari hongkong ke sg. tapi saya beda penerbangan gitu sama temen saya. temen saya pake cathay, saya pake scoot. kalo cathay ada semacam fasilitas check in langsung kayak dari dermaga di mainland gitu. nah kalo scoot gak ada. jadi udah mah saya berpisah sama temen karena dia lebih cepet dengan proses check in dr dermaga, saya malah telat jadinya. melayang gitu deh tiket hk-sg nya.

    1. Wah kok bisa telat? Maksudku, apakah kamu datang mepet, nyasar, atau gimana?

  8. In flight meal nya Scoot harganya mahal jg yah 17SGD.. padahal itu uda pre-book.. bisa brp tuh harga in flightnya?

    Waktu beli tiket KA klo minta tlg org skitar juga susah ya mas?

    1. Iya, lumayan memang. Semoga next time ada diskon 😁

  9. dgoreinnamah · · Balas

    Bahahah, Xianying, bahasa “mandarin” yang Indonesia banget ya
    Sumpah ya, saya kalau udah liat tulisan bukan alfabet gitu, udah males duluan untuk nyoba. Kamu masih usah terus ya. Emang nggak ada antrian di belakangnya?

    Oh ya, aku baru tau juga kalau Scoot itu dulunya Mandala. Ahahahah

    1. Iya bang. Dulunya Tiger Airways, di Indonesia dia joinan sama Mandala, jadi namanya Tiger Mandala.

  10. Fery Arifian · · Balas

    aku belum pernah naik maskapai Scoot ini, apalagi dengan penerbangan lebih dari 3 jam sekian bakal bisa dibayangin bakal secapek apa kaki kalo duduk selama itu di pesawat dengan leg room standar ekonomi. anyway, baru tau kalo bandara internasional di Hainan biasa aja, masih bagusan bandara lokal di kita ya hehe

    1. Iyaaa masih bagusan bandara kitaaa. Aku juga syok.

    2. Wah harga mealsnya lumayan mahal ya mas 17 dolar. Murahan AirAsia ya. Eh aku baru tau kalau scoot itu dulunya Tiger. Hahaha.

      Tahunya sih kalau Tiger itu low cost kayak AirAsia. Tapi belum pernah naik sih. Kalau Mandala dulu tahun 2011 an kalau gak salah pernah jual tiket Jakarta Surabaya 77 ribu aja. Langsung borong deh meski gak musim liburan. Beli buat serumah. Hahaha…

      1. Iya memang lebih mahal daripada harga makanan di AirAsia. Wah, jackpot banget tuh dapet harga Rp77rb, kereta aja nggak segitu.

  11. Wuih, boleh juga idenya. Beli kursi demi konten.

  12. baru sadar aku belom pernah naik scoot ternyataa hahaa

  13. dianisekaring · · Balas

    Waah, ini toh lanjutan ceritanya yang drama menghebohkan itu 😀 Aku pribadi pernahnya dulu naik Mandala Tiger Air, kalau Scoot-nya sendiri sekarang belum pernah. Wah keren banget ya walaupun LCC tapi pakai armada Boeing 787 Dreamliner dengan konfigurasi seat 3-2-3. In flight meals-nya looks nice, boleh deh kapan-kapan dicoba naik Scoot. Btw nice banget ulasannya.

    1. Terima kasih sudah berkunjung, mbak Diani. Semoga segera bisa naik Scoot ya.

  14. Wah, saya cukup terkagum lo sama desain keretanya pas nggak bisa beli tiket itu tuh, hahaha. Saya juga suka sama arsitektur yang domestk, kok malah lebih serius yang domestik ya pengerjaannya, padahal kan internasional tentu lebih luas jangkauannya.

    1. Kemungkinan karena turis mainland China masih jadi target utama. Masih jarang kali yang ke Hainan via terminal internasional.

  15. Aku belum pernah naik Scoot ka. Semoga bisa k Hainan juga kayak kk. Hehe

  16. Aku baru tahu kalo dulu Scoot itu namanya Tiger Mandala. Hahaha. Btw, aku belum pernah naik Scoot & penasaran gimana rasanya naik Scoot.

    Cina & Hainan kayaknya masih males merangkul turis mancanegara lewat Bahasa Inggris yaaa. Tapi, lagi2 aku penasaran lho gimana rasanya travelling di Cina. Yang jelas siapin mental & google translate kalo ke sana. Haha

    1. Iya, banyak yang nggak tau Scoot dulunya Tiger Airways.

      Padahal katanya Hainan itu mau membidik wisatawan asing lho. Tapi ternyata belum siap. Kalo tur mungkin nggak masalah.

  17. Nug, mesin penerjemah seukuran kalkulator itu kayak gimana? Kayak kalkulator translate Alphalink gitu kah? Tapi kan itu cuma nerjemahin per kata, bukan per kalimat?

    1. Ukurannya segitu, tapi ada semacam kabel gitu kak. Kita tekan tombol, terus ngomong dalam bahasa Inggris. Nanti mesinnya akan menerjemahkan dalam bahasa Cina.

  18. Saat komen di blog mas Nugie ini, saya juga lagi menunggu penerbangan saya bersama Scoot 2 jam lagi hehe. Btw selain Scoot, Airasia juga pakai pesawat besar untuk penerbangan jarak jauh. Seperti KL – Jeju, atau KL – Seoul dan yang jauh-jauh lainnya. Seatnya 3-3-3 tapi pada bagian belakang 2-3-2 jadi kalau mau dapat kursi yang 2, bayar kursi di area belakang which is murah meriah hihi.

    By the way, China itu memang jarang banget deh yang CS nya bisa english jelas. Bahkan di kota besarnya juga seringan ketemu yang nggak bisa english ketimbang yang bisanya. Makanya belum berani sendirian kayak mas Nugie kalau ke China, pasti ikut tour biar selamat pulang ke Indonesia dan nggak kesasar di negara sebesar China 😀

    Ditunggu cerita berikutnya mas~

    1. Betul, AirAsia sama Thai Lion Air juga ada. Host-ku yang namanya Young bahasa Inggrisnya bagus, tapi yang satunya amburadul haha.

  19. Hahah seru yaa bange ternyata, berburu pemandangan yang epic di pagi hari sambil menikmati breakfast di dalam burung besi uuh~ Eh btw, agak lumayan harga makanannya yaa bang, tapi kalo udah sama pake minum dan rasanya worth it mah gpp yaa bang hihi

    1. Mantep kan, sarapan sambil terbang hehe.

  20. Wah suamiku naik Scoot pas umrah kemarin, katanya makanannya enak dan warnanya lucu kuning gitu..terminal domestiknya lebih bagus ya hihihi..

    1. Iya, warna brand-nya memang unyu-unyuuu

  21. Wah, bandaranya bagus ya, aku penasaran dengan cokelatnya hihihi…nasi lemaknya nampak enak, jadi puas dengan pelayanan Scooth ya..

    1. Cukup puas, kak. Nggak ada complaint sih.

  22. Asiknya sudah sampai disana yah,bang. Hmm, meskipun kategori LCC tapi nikmati makanan nasi lemaknya yah lumayan ngisi perut selama perjalanannya yah. Itu mbak nya sampe nyodorin alat penerjemah berarti komunikasi agak susah juga ya,bang. Tapi, emang gitu nuansa liburannya ya kan, kendala bahasa sedikit-sedikit,hehhe.

    1. Hehe sudah biasa yekan, kendala bahasa sudah biasa 😀

  23. Mesti penerbangannya tidak sampai empat jam, sempat-sempat juga pesan makanan. Jadi ingat sama bis Bandung-Jakarta bis. Kadang perjalanan 3-4 jam, gak pakai berhenti. Gak ada makan.

    Baru tahu juga kalau bisa minta pindah kursi ke jendela, asal bayar biaya tambahan. Harganya juga rada masuk akal.

    1. Tapi kalo naik bis bisa bekel nasi warteg, mas. Hehe. Di pesawat juga bisa sih, cuma agak gengsi aja hahaha.

      Iya bisa gitu, mas. Bisa juga minta saat check-in, tapi untung-untungan.

  24. Handayani (Hani) · · Balas

    Aku td mikir “xianjing” tuh bhs Mandarjn ato apa. Haha…
    Mungkin krn lebih banyak turis lokal kali ya drpd turis asing. Jadi bandaranya lebih bagus. Koq engga minta tolong Kokoh yg helpful u pang pesenin tiket KA di mesin?
    Btw…gara artikelmu aku ya pakai JavaMifi waktu ke Penang…Trims…

    1. Waduh, si koko harus jaga di pintu, wkwkwk. Ah, senang artikelku bisa membantu memperkenalkan produk berkualitas 😀

  25. Saya pas lihat foto-fotonya aja udah ngebatin. “Duh, itu tulisan-tulisan petunjukknya bikin saya mumet semua hehehe.” Kayaknya butuh guide kalau saya ke sana. Tetapi, buat yang benar-benar suka jalan-jalan, yang kayak gini juga jadi tantangan menarik, ya

    1. Iya betul mbak, butuh guide minimal untuk sebagian waktu traveling

  26. Nah boleh banget nih buat dijadiin bahan persiapan buat liburan panjang nanti mas. Hahaha

  27. Traveling kalau tanpa drama kayaknya kurang seru deh hahaha
    Drama itu pelengkap perjalanan yang manis lho
    Btw aku belum pernah naik Scoot, kayaknya pelayanannya lumayan juga ya
    Itu nasi lemak enak gak?
    Beberapa kalai makan makanan pesawat kadang rasanya bikin lidah kaget hihi

    Btw kayaknya kalau ke sana, memang harus pakai pemandu deh
    Bisa nyasar-nyasar dan mungkin hilang akuuuu

    1. Ahaha iya, drama bikin seru! Nasi lemaknya oke kak, silakan kalo dicobain.

  28. Fanny Fristhika Nila · · Balas

    Jepang aja yg banyak ga bisa BHS Inggris, tp setidknya information staffnya pada bisa sih :p. Aneh yang Haikou ini.

    Aku sbnrnya suka sih pesawat Scoot, tp pernah dibikin trauma Ama dia pas ke HK dulu. Jd pulangnya akutu pake Scoot, pesawat pagi jam 7. Lah Krn takut telat, aku Ama temen nginep di bandara. Mana g ada pemanas, dinginnya udh kayak kulkas Krn winter. Pagi2, udh siap mau antri, g ada dong counter ya buka. G ada pengumuman apa2, g ada staff Scoot samasekali, ga ada notif apapun di email, Ama ato apapun di aku.

    Udah panik, sampe minta tlg suami hub kantor Scoot ato traveloka, Krn persennya dr situ. Jawabannya baru didapat jam 9 pagi, ternyata mereka reschedule. Kampret sih dia. Ga bilang2. Aku sampe periksa spam, g ada juga email apapun yg bilang resched.

    Sejak itu aja jd males Ama Scoot. Tp aku akuin pesawatnya bagus, makanan EMG enak. Ntr deh, nunggu gondok di hati ilang wkwkwkwkwk…

    1. Waduh, parah banget sih itu reschedule tapi nggak bilang-bilang. Aku pernah kejadian juga sama Malindo tapi ada info di SMS sama papan informasi.

      Yang jelas karena bagian dari SIA Group, aku yakin sama safety di Scoot.

  29. LCC yang punya 787-Dreamliner selain Scoot ada Jetstar. Bagus pesawat Jetstar karena ada IFE (beberapa dokumenter gratis), dikasih earphone, bisa minta air putih. Dari Indonesia cuma ada dari Denpasar ke Australia (Melbourne Sydney). Kalau Dreamlinernya Scoot kurang nyaman, tempat iklan (kalau di full service ataupun Jetstar isinya IFE)di kursinya agak cembung, seperti mengintimidasi yang duduk. Dipakai rute Singapura-Australia/Thailand dll.
    Lucu ya, information center pakai mesin penerjemah.

    1. Wah, aku baru tau Jetstar ada 787 Dreamliner juga, mas. Ternyata buat rute Australia ya. Aku pernah browse yang rute Okinawa tapi masih pesawat biasa, padahal penerbangan 5 jam.

  30. […] gue naik kereta cepat di Hainan dengan rute Haikou East – Sanya dan Sanya – Meilan (koneksi ke Haikou International Airport). Masing-masing gue coba dengan kelas yang berbeda, yaitu 2nd Class dan 1st Class. Kereta cepat di […]

  31. huhu, ternyata gak jadi naik kereta dan jadinya naik bis ya. Triknya bisa dicoba banget inih, kalau gak ada petunjuk dalam bahasa inggris yowis tebak tebak aja deh pakai informasi yang ada plus gunakan teknologi. mantap ceritanya nih 😀

    1. Iya gak jadi naik kereta huhu

  32. ainunisnaeni · · Balas

    bandara internasionalnya malah terkesan “biasa” aja ya, ehmmm aku jadi mikir “kenapa sama pemerintahannya sana”, kayaknya hanya mereka yang tahu
    senengnya kalo ambil flight pagi bisa liat matahari terbit dari atas, pemandangannya sejuk gitu diliat, hepi bawaannya

    1. Masih dikit mungkin ya penerbangan internasionalnya

  33. […] kaki ke Haidian River, kawasan kota tua Qilou Old Street, dan West Lake & People’s Park. Dari Meilan International Airport Haikou, bisa dicapai dengan bus K4 dan turun di halte dekat Renmin Bridge yang melintang di atas Sungai […]

  34. […] tengah malam di Singapura setelah drama yang melelahkan dari Bandung. Ceritanya bisa dibaca di sini. Kaus kakiku basah karena kehujanan dan kebanjiran. Jadi, di salah satu bangku di depan ruang […]

  35. […] 2019, gue udah siap cobain Haikou Suburban Railway yang menghubungkan Bandara Internasional Meilan dengan pusat kota Haikou, Hainan. Sayangnya mesin tiket hanya tersedia dalam aksara Hanzi Tionghoa […]

  36. […] mahal dari AirAsia, tapi saat butuh banget masih bisa lah gue beli, seperti yang gue lakukan dalam penerbangan Singapore-Haikou di November 2019. Kalau nggak salah, Scoot jadi pelopor LCC di Asia Tenggara yang menyediakan […]

  37. […] ada maskapai Scoot dan Jetstar. Harganya juga masih cukup terjangkau! Saya sendiri mengambil penerbangan Singapura – Haikou dengan Scoot lalu pulang dengan maskapai Jetstar. Sementara kalau Jeju, setahu saya bisa dari Kuala […]

Like atau komentar dulu, kak. Baca tanpa komentar itu kayak ngasih harapan semu :D

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Duo Kembara

Cerita Si Kembar dan Mommy Ara menghadirkan kebaikan

Lonely Traveler

Jalan-jalan, Makan dan Foto Sendirian

Guru Kelana

Perjalanan sang guru di berbagai belahan dunia

dyahpamelablog

Writing Traveling Addict

Daily Bible Devotion

Ps.Cahya adi Candra Blog

bardiq

Travel to see the world through my own eyes.

Mollyta Mochtar

Travel and Lifestyle Blogger Medan

aryantowijaya.wordpress.com/

Tiap Perjalanan Punya Cerita

LIZA FATHIA

a Lifestyle and Travel Blog

liandamarta.com

A Personal Blog of Lianda Marta

D Sukmana Adi

Ordinary people who want to share experiences

papanpelangi.id

Berjalan, bercerita; semoga kita terbiasa belajar dari perjalanan

Guratan Kaki

Travel Blog

Omnduut

Melangkahkan kaki ke mana angin mengarahkan

Efenerr

mari berjalan, kawan

BARTZAP.COM

Travel Journals and Soliloquies

Bukanrastaman

Not lost just undiscovered

Males Mandi

wherever you go, take a bath only when necessary

Eviindrawanto.Com

Cerita Perjalanan Wisata dan Budaya

Plus Ultra

Stories and photographs from places “further beyond”.

backpackology.me

An Indonesian family backpacker, been to 25+ countries as a family. Yogyakarta native, now living in Crawley, UK. Author of several traveling books and travelogue. Owner of OmahSelo Family Guest House Jogja. Strongly support family traveling with kids.

Musafir Kehidupan

Live in this world as a wayfarer

Cerita Riyanti

... semua kejadian itu bukanlah suatu kebetulan...

Ceritaeka

Travel Blogger Indonesia

What an Amazing World!

Seeing, feeling and exploring places and cultures of the world

Winny Marlina

Winny Marlina - Whatever you or dream can do, do it! lets travel

Olive's Journey

What I See, Eat, & Read

tindak tanduk arsitek

Indri Juwono's thinking words. Architecture is not just building, it's about rural, urban, and herself. Universe.

dananwahyu.com

Menyatukan Jarak dan Waktu