[Review Buku] The Best of Fukuoka oleh Nadira Gandi

Sampul depan The Best of Fukuoka

Sampul depan The Best of Fukuoka

Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 2016 lalu, secara spontan gue membeli buku The Best of Fukuoka yang ditulis oleh Nadira Gandi. Kebetulan gue udah bosen dengan buku-buku traveling yang ada dan membutuhkan sebuah buku baru untuk mengisi waktu. Pertimbangan memilih buku ini pun simpel aja — harganya paling murah untuk destinasi yang gue minati.

Gubrak.

Yes, buku ini bisa dibeli dengan harga Rp 47.000,00 di Gramedia Sunter Mall saat itu. Dikurangi diskon 15%, gue pun masih dapet kembalian Rp 10.100,00 dari selembar uang Rp 50.000,00 yang gue berikan pada kasir. Jadi, berapa harga akhir buku ini?

Jadi kayak soal berhitung sekolah dasar.

Kebetulan, gue udah lama juga nggak mengulas sebuah buku travel. Jadi, kali ini, setelah berhasil membaca habis buku ini, izinkan hamba untuk sedikit memberi masukan kepada nyonya perihal buku The Best of Fukuoka.

 

Desain, Layout, dan Dimensi Buku “The Best of Fukuoka”

Desain sampul buku ini cukup simpel tapi eye-catchy banget! Kata “Fukuoka” pada bagian judul ditulis dengan ukuran besar pada sebuah kotak grafis berwarna kuning cerah. Sebuah lingkaran kecil dengan warna yang sama juga terletak di sudut kanan bawah sampul, menonjolkan konten bonus yang diberikan oleh buku.

Putih, sebagai warna netral, menyeimbangkan sang kuning yang terpancar nyata sebagai dominasi utama dan latar belakang besar pada bagian sampul.

Beberapa caption gambar yang terlalu mepet

Beberapa caption gambar yang terlalu mepet

Dalam ilmu soal warna, kuning adalah warna yang paling menarik perhatian dan mudah terlihat, mengalahkan putih sekali pun. Makanya, nggak heran kalau zebra cross dan pembatas jalan di beberapa negara menggunakan warna kuning, bukan putih seperti di Indonesia. Selain itu, warna kuning juga merupakan warna yang membangkitkan keinginan untuk bertindak (selain merah). Jadi, tepatlah kalau sampul buku ini memilih warna kuning untuk jadi aksen warnanya.

Untuk dimensi, buku ini tergolong kecil dan ramping, mudah dimasukkan ke dalam Hermes atau Fossil. Bobotnya niscaya nggak akan menambah berat beban hidup kamu yang sudah banyak tertanggung oleh bahu rapuhmu.

Dimensinya kompak, mudah dibawa-bawa

Dimensinya kompak, mudah dibawa-bawa

Nggak ada masalah dengan ukuran huruf, jenis huruf, spasi antar paragraf, spasi antara nama bab dengan judul maupun antara judul dengan sub-judul. Tapi, spasi jadi terkesan terlalu lebar antara sub judul dengan keterangan di bawahnya bila hanya terdiri dari satu kalimat. Mungkin lebih baik nggak ditulis di bawah sub-judul, tapi ditulis di samping dengan dipisahkan tanda “:”.

Nah, buku ini meletakkan gambar-gambar ilustrasi (surely, in black and white) di tepi halaman, tanpa adanya margin antara batas foto dengan batas halaman. Nggak masalah, tapi caption gambar sebaiknya tetap diberikan margin. Ada beberapa gambar yang caption-nya mepet banget ke tepi halaman, sampai huruf terakhirnya terpotong.

 

Konten Gambar dan Gaya Tulisan Buku “The Best of Fukuoka”

Gaya bahasa Nadira Gandi ringan, nyaman dibaca, dan mudah dipahami. Gue nggak ada saran apalagi kritik buat gaya bahasanya. Hanya ada beberapa masukan terkait teknik penulisan yang akan gue sampaikan di sub-judul berikutnya.

Sebagian foto diambil dari sumber lain di internet. Beberapa gue maklumi, misalnya untuk foto ilustrasi Kubilai Khan. Beberapa lagi, ehem, kayaknya bisa diusahakan untuk pakai dokumentasi pribadi, misalnya dengan survey langsung ke hotel-hotel yang direkomendasikan untuk mengorek informasi dan mendapat dokumentasi sendiri.

Untuk sebuah buku travel / wisata kategori panduan kayak gini, imho, terlalu banyak gambar dari sumber internet bisa mengurangi kredibilitas informasi.

 

Konten Informasi Buku “The Best of Fukuoka”

Informasi di buku ini lengkap banget! Dari informasi dasar tentang kota (dan perfektur) Fukuoka, transportasi menuju Fukuoka, transportasi berkeliling Fukuoka, rekomendasi penginapan, rekomendasi tempat makan, rekomendasi obyek wisata, sampai rekomendasi khusus traveler muslim dan otaku — kaum penggila manga dan anime Jepang. Di bagian akhir, penulis menyelipkan 3 rekomendasi itinerari Fukuoka yang dibedakan menurut lama dan biaya perjalanan.

Informasi yang sangat berguna soal transportasi

Informasi yang sangat berguna soal transportasi

Gue sangat mengapresiasi bagian yang membahas transportasi umum di Fukuoka. Nggak cuma menjelaskan informasi dasar jenis-jenis transportasi di sana (subway, kereta komuter, dan bus), penulis juga membuat panduan khusus membeli tiket subway, komuter, dan bus. Ini sangat membantu! Karena cara pembelian tiket kereta di Fukuoka belum seperti MRT Singapura atau LRT Kuala Lumpur, tapi seperti BTS Bangkok yang menggunakan papan nominal harga.

Mbak Nadira Gandi lalu berbagi informasi mengenai kartu-kartu travel yang bisa dipakai untuk transportasi umum di Fukuoka. Ini juga sangat bermanfaat!

 

Nah, setelah memaparkan informasi umum tentang Fukuoka, penulis lalu membagi topik tulisan sesuai kategori dan minat wisata:

  • The Best Accomodation
  • The Best Dining
  • The Best Best Muslim Friendly Spots
  • The Best Shopping Destinations
  • The Best Cultural and Historical Spots
  • The Best Kids Friendly Spots
  • The Best Otaku Spots
  • The Best Sceneries
  • The Best Activities

Maka, ulasan-ulasan gue di bawah ini pun akan gue bagi sesuai pembagian bab tersebut.

 

The Best Accomodations

Nadira Gandi membagi bab ke dalam sub-bab sesuai tingkat biaya: hostel / guesthouse, budget / middle class, dan high end. Masing-masing akomodasi diberi keterangan alamat, nomor telfon, harga, cara menuju ke sana, poin lebih, dan poin kurang.

rekomendasi akomodasi

rekomendasi akomodasi

Gue menemukan ada satu hotel yang tidak diberi keterangan tentang cara menuju ke sana. Lalu, dimulai dari hotel ke-2 kategori middle sampai hotel terakhir di kategori high end, sub-judul Plus Point dan Minus Point hilang, digantikan oleh 1 sub-judul Best Point. Menurut gue, alangkah baiknya kalau penulis bisa menyeragamkan poin-poin yang diberikan di setiap penginapan.

Inkonsistensi juga tampak pada sub-judul How to Find This Hotel. Beberapa hotel diberi keterangan detil, seperti, “Dari Fukuoka Airport / Hakata Station: subway (ke Chikuzen Maebaru atau Meinohama / Karatsu), turun di Nakasu-Kawabata Station. Keluar melalui Exit 5…” dan seterusnya. Sementara beberapa hotel (secara acak) diberi keterangan singkat, “Satu menit dari Gion subway station, 5 menit berjalan kaki dari…” dan seterusnya.

Menurut gue, informasi transportasi sebaiknya diseragamkan. Arah dan tempat kedatangan nggak perlu disebutkan. Selain karena masing-masing traveler bisa datang dari arah mana saja, ini juga supaya penjelasannya lebih simpel dan bukan malah membingungkan pembaca. Gue ambil contoh untuk Fukuoka Hana Hostel, bisa dibuat kayak gini: Subway Kuko Line, turun di stasiun Nakasu-Kawabata, keluar melalui Exit 5, lalu jalan kaki sekitar 300 meter.

 

The Best Dining

Berbeda dengan sub-bab sebelumnya, sub-bab ini membedakan konten sesuai kategori: Most Affordable, Must-Try Ramen Place, Must-Try Japanese Dishes, Must-Try Food Court, dsb.

rekomendasi tempat makan

rekomendasi tempat makan

Sebagian besar (nah, nggak seragam lagi nih, hihihi) terdiri dari sub-judul Best Choice, Best Point, Lokasi, dan Waktu Buka. Beberapa sub-judul tidak memiliki informasi Waktu Buka. Beberapa diberi alamat lengkap, beberapa lainnya hanya diberi keterangan nama bangunan.

Sebetulnya, gue (dan mungkin sebagian besar traveler) lebih nyaman dengan pembagian destinasi menurut area. Ini sangat membantu dalam menyusun itinerari. Nah, kalau udah dibagi sesuai area, bisa lalu dibagi lagi (atau diurutkan) menurut rentang harga seperti yang dilakukan buku Lonely Planet.

Claudia Kaunang memberikan keduanya dalam buku 3 Juta Keliling Taiwan yang gue suka banget. Dia memberi konten sesuai kategori di beberapa halaman pertama, seperti: 10 Must-Do di Taipei, 10 Makanan di Taipei, dan seterusnya, namun hanya secara singkat. Sementara pembahasan lebih lanjut diberikan pada cerita perjalanannya di sana secara runut.

 

Muslim-Friendly Dining

Selain sub-bab (atau judul? Hierarkinya kurang jelas) tentang Masjid Al-Nour Fukuoka, bab ini juga memiliki sub-bab Muslim Friendly Dining. Ini gue apresiasi banget karena memang banyak pelancong muslim kita yang cemas-cemas emesh kalau jalan-jalan ke Jepang (dan negara Asia Timur, pada umumnya).

Rekomendasi Wisata Halal

Rekomendasi Wisata Halal

Sayangnya lagi poin-poin yang diberikan nggak seragam, hihihi. Ada yang terdiri dari poin-poin Best Choice, Lokasi, Cara ke Sana, dan Waktu Buka; ada yang terdiri dari Lokasi, Cara ke Sana, Waktu Buka; lalu ada yang ditambah poin Jenis Makanan dan Rentang Harga; dan seterusnya. Duh maaf, mbak, soal pembagian hierarki tulisan, bagian ini yang paling inkonsisten.

 

The Best Shopping Destinations

Nah, bab ini membagi isi ke dalam beberapa sub-bab sesuai area: Hakata, Tenjin, dan Other Area. Coba bab yang lain juga dibuat kayak gini, mbak. Hehehe.. Sebagian besar judul terdiri dari deskripsi mengenai tempat yang bersangkutan, How to Get Here, dan Best Buy. Beberapa judul lagi memiliki poin Jam Buka dan Alamat. Hm, mungkin bisa diseragamkan aja apakah Jam Buka dan Alamat dijadikan satu poin khusus atau bisa dimasukkan ke dalam paragraf deskripsi.

 

The Best Cultural and Historical Spots

Pada bab ini, Nadira Gandi membuka dengan konten informatif berisi perbedaan shrine dan temple. Penjelasannya bagus dan mudah dipahami, namun perlu ditambah penekanan bahwa perbedaan yang dia paparkan itu adalah perbedaan dalam konteks Jepang — shrine untuk kuil Shinto dan temple untuk kuil Buddha. Pasalnya, istilah shrine dan temple juga dipakai di negara lain yang bukan negara Shinto. Takutnya ada pembaca yang lantas menyimpulkan bahwa shrine adalah bahasa Inggris untuk kuil Shinto.

Rekomendasi Tempat Belanja

Rekomendasi Tempat Belanja

Rekomendasi Wisata Budaya dan Seni

Rekomendasi Wisata Budaya dan Seni

Masing-masing sub-bab terdiri dari 4 poin seragam: Alamat, Waktu Buka, HTM, dan How to Get Here. Hanya ada satu sub-judul Alamat yang perlu disempurnakan, mengganti Hakata Ward dengan Hakata-ku atau Hakata saja. Oh ya, ketidakseragaman ini juga ada di beberapa bab lain. Jadi bisa disamakan aja, mbak. Mau ditulis dengan imbuhan –ku dan –shi ala Jepang, tanpa imbuhan sama sekali, atau dengan keterangan ward ala English.

 

The Best Kids-Friendly Spots dan The Best Otaku Spots

Masing-masing judul terdiri dari 4 sub-judul seperti pada sub-bab sebelumnya. Masukan gue pun sama, penyeragaman tata alamat.

 

The Best Sceneries

Harusnya, masing-masing judul memiliki 4 poin atau sub-judul, tapi ada judul yang hanya punya 3 sub-judul, bahkan ada yang hanya terdiri dari How to Get Here aja.

The Best Activities

Sebagian besar judul terdiri atas sub-judul Alamat dan How to Get Here. Ini adalah bab terakhir dalam buku The Best of Fukuoka oleh Nadira Gandi, mungkin mbaknya sudah lelah..

 

Itineraries and Cost Estimation

Setahu gue itinerari itu udah mencakup estimasi biaya, jadi bab ini bisa ditulis The Best Itinerary aja. Itinerari dibagi dalam 3 jenis: Full Enjoyment (High Cost, Long Time) selama total 6 hari, Short Time and Budget Version selama total 4 hari, dan Transit yang hanya 2 hari. Masing-masing tabel hari memiliki kolom Time, Activities, Cost, dan Category.

Fukuoka Tower

Fukuoka Tower

Itinerary Fukuoka Jepang

Itinerary Fukuoka Jepang

Untuk kolom Activities-nya ada yang kurang detil tanpa informasi transportasi. Gue sendiri lebih nyaman memisahkan transportasi sebagai satu kegiatan tersendiri, apalagi anggaran biayanya juga bisa berbeda. Kayak gini nih:

Lalu, aktivitasnya kurang padat kalau buat gue, hahaha. Kalau traveling, gue biasa siapkan itinerari sampai tengah malam. Tapi iya, besoknya gue bangun siang, sementara itinerari yang mbak Nadira siapkan dimulai dari pagi-pagi sekali.

 

Baca Juga Ulasan Buku lainnya:

Review Buku: Backpacking Vietnam

Review Buku: The DestinASEAN

 

Overall, I enjoyed reading your book, Nadira.

Semua saran dan masukan di sini hanyalah wujud kepedulian dari seorang pembaca yang mendalami karya penulisnya. Lagipula, hampir semua saran yang gue lontarkan hanya di masalah teknis. Dengan harga nggak sampai goban, buku The Best of Fukuoka dari Nadira Gandi ini sangat layak dibeli dan lebih dari cukup untuk menjadi pandu menjelajah Fukuoka, sang bumi Hakata. Oh, yes, your beloved restaurant chain, Hakata Ikkousha, is originally from this part of Japan. Happy reading..

Iklan

8 komentar

  1. menarik juga ini buku, jujur baru denger namanya kota Fukuoka di jepang, taunya gw cuma osaka, kyoto ama tokyo, hehehe…

    1. Fukuoka ini salah satu kota ternyaman di dunia, kalau kata penulis

  2. Hendi Setiyanto · · Balas

    duh udah hampir 5 bulanan lebih nggak baca buku tentang traveling, terakhir-terakhir ini malah bacanya novel-novel ringan saja.

    1. Aku juga beli buku traveling sesempetnya aja, bisa berbulan-bulan sekali

      1. Hendi Setiyanto · ·

        lebih suka yang cerita sih daripada yang buku isinya harus ke tempat ini, biayanya segini dan semacamnya hehehe, itu kalau aku

      2. Oh, kalo aku kebalikannya, karena orangnya bosenan sih. Kalau yang bentuk panduan, nggak bosen buat baca lagi karena data dan faktanya selalu lupa.

      3. Hendi Setiyanto · ·

        wah…memang selera orang itu beda-beda ya dan kadang malah kebalikannya hehehe

      4. Haha bener, yang penting nggak saling memaksakan 😀

Like atau komentar dulu, kak. Baca tanpa komentar itu kayak ngasih harapan semu :D

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Lonely Traveler

Jalan-jalan, Makan dan Foto Sendirian

Guru Kelana

Perjalanan sang guru di berbagai belahan dunia

dyahpamelablog

Writing Traveling Addict

Daily Bible Devotion

Ps.Cahya adi Candra Blog

bardiq

Travel to see the world through my own eyes.

Mollyta Mochtar

Travel and Lifestyle Blogger Medan

Jalancerita

Tiap Perjalanan Punya Cerita

LIZA FATHIA

a Lifestyle and Travel Blog

liandamarta.com

A Personal Blog of Lianda Marta

D Sukmana Adi

Ordinary people who want to share experiences

PAPANPELANGI.ID

Berjalan, Bercerita; semoga kita terbiasa belajar dari perjalanan

Guratan Kaki

Travel Blog

Omnduut

Melangkahkan kaki ke mana angin mengarahkan

Efenerr

mari berjalan, kawan

BARTZAP.COM

Travel Journals and Soliloquies

Bukanrastaman

Not lost just undiscovered

Males Mandi

wherever you go, take a bath only when necessary

Eviindrawanto.Com

Cerita Perjalanan Wisata dan Budaya

Plus Ultra

Stories and photographs from places “further beyond”.

backpackology.me

An Indonesian family backpacker, been to 25+ countries as a family. Yogyakarta native, now living in Crawley, UK. Author of several traveling books and travelogue. Owner of OmahSelo Family Guest House Jogja. Strongly support family traveling with kids.

Musafir Kehidupan

Live in this world as a wayfarer

Cerita Riyanti

... semua kejadian itu bukanlah suatu kebetulan...

Ceritaeka

Travel Blogger Indonesia

What an Amazing World!

Seeing, feeling and exploring places and cultures of the world

Winny Marlina

Winny Marlina - Whatever you or dream can do, do it! lets travel

Olive's Journey

What I See, Eat, & Read

tindak tanduk arsitek

Indri Juwono's thinking words. Architecture is not just building, it's about rural, urban, and herself. Universe.

dananwahyu.com

Menyatukan Jarak dan Waktu

%d blogger menyukai ini: