Mungkin bagi kebanyakan traveler atau backpacker, pemandangan gedung-gedung pencakar langit bukanlah sebuah pemandangan yang diidam-idamkan. Kalah jika dibandingkan dengan momen terbit atau terbenamnya matahari, atau birunya laut yang terbentang luas, atau hamparan pasir putih yang seolah tak berujung.
Buat gue sih enggak.
Lautan gedung pencakar langit yang tampak bagai paku-paku raksasa yang muncul menyeruak dari dalam tanah, dipadukan dengan tata kota yang apik, jalanan yang mulus diapit oleh trotoar yang lebar dan taman yang asri, ditambah dengan sungai berair jernih yang mengalir membelah peradaban kota, adalah sebuah keindahan tersendiri buat gue. Seperti yang gue temukan di Singapore.
Aku dan Al terus berjalan menyusuri tepian Sungai Singapura di penghujung sore itu melalui jalanan di tepian sungai yang menjurus lurus ke depan. Gedung-gedung tinggi berdiri gagah menghadapi kami, bagai para raksasa yang menantang kaum kurcaci. Kilau keperakan terpantul di riak-riak kecil, lenyap lalu muncul lagi seiring dengan kapal wisata yang hilir mudik. Sepasang sejoli tengah memadu kasih di tepi sungai — tergolong vulgar untuk budaya Indonesia.
Kota yang maju, jalanan yang asri, dan sungai yang bersih, sebuah perpaduan sempurna untukku.
Foto dan tulisan ini diikutsertakan dalam Turnamen Foto Perjalanan Ronde 37 dengan tema “Pencakar Langit” dengan @catatanruslan sebagai tuan rumahnya.
Mantap foto skyscrapersnya singapore, makasih sudah ikutan 🙂
ya indah dong karena sungainya bersih…ooo ada river walk nya ya?
Ada, mbak. Lumayan bgt buat yg suka arsitektur, banyak objek di sepanjang sungai. Lebih lengkapnya bisa baca series Gempor di Singapore, mbak 😀
Singapura lama “dijajah” Inggris sih, jadinya tata kotanya bagus, trotoarnya lebar-lebar karena sengaja dirancang biar orang banyak jalan 😦
Kita juga lama dijajah Belanda, lama bgt malah. Tata kota peninggalan Belanda juga bagus, kitanya aja yg nggak bisa merawat mas :))
ada yang mojok tuh disudut foto *eh, salah fokus* selain pemandangan pantai atau gunung, jalan kaki diantara gedung bertingkat itu emang punya romantisme tersendiri 😀 *sering, dan suka*
Aku malah lebih suka jalan kaki di antara gedung-gedung, mas. Sambil mengamati kehidupan lokal.
Itu yg pacaran vulgar bgt lho, mas. Ceweknya sampai raba2 pantat cowoknya. Agresif!