Sudah sejak lama gue mendambakan gadget baru yang lebih mumpuni untuk memfasilitasi kegiatan sebagai travel blogger dan social media freelancer. Gawai gue yang lama, berinisial S dengan seri berinisial E, udah nggak bisa banget diandalkan. Henfon yang gue dapat tahun 2013 itu memiliki kapasitas RAM yang minim, layar yang kecil, dan ketiadaan kamera depan yang bikin gue merana saat traveling sendirian karena gak bisa berswafoto.

Puji Tuhan, di bulan saat Natal dirayakan, gue diberkahi Tuhan dengan ponsel baru yang lebih jumawa, mendukung kreativitas dalam traveling, blogging, dan social media.

Pilihan itu jatuh kepada Infinix seri Hot 3 Max LTE yang gue pilih secara spontan dan impulsif, hahaha. Dengan harga yang dibanderol di kisaran Rp 1,500,000 – Rp 1,600,000, henfon besutan Taiwan ini ternyata menawarkan kinerja yang melebihi henfon lain sekelasnya!

Apa aja keunggulannya?

 

Tampilan

Handphone bernama resmi X553 ini terasa ramping dan ringan dalam genggaman. Ukurannya masih terbilang nyaman untuk dipegang dengan satu atau dua tangan maupun saat dimasukkan ke dalam saku celana jins ketat gue. Balutan material plastik dan bingkai metal membuat Infinix Hot 3 LTE tak kehilangan pesona lux-nya.

Lensa kamera depan dan speaker untuk panggilan mengisi ruang di bagian atas layar, sementara 3 tombol kapasitif standar ponsel cerdas ada di bawah layar. Yang unik, tombol kapasitif justru terdiri dari tombol Home, Back, dan Tabs — alih-alih tombol Opsi atau Pilihan seperti henfon gue sebelumnya. Sayang, Infinix Hot 3 LTE nggak dilengkapi dengan Notification LED. Jadi kalau mau tahu ada notifikasi atau nggak, ya harus menghidupkan layar.

Sisi bagian kiri bersih dari segala fungsi dan ornamen, sementara sisi kanan diisi dengan tombol daya dan tombol suara. Lensa kamera utama dan flash ada di bagian belakang. Selain itu, sisi belakang juga diisi dengan logo Infinix di bagian tengah atas, tulisan seri Hot di tengah bawah, dan corong suara di bagian kiri bawah. Kelemahannya, suara akan teredam saat mendengarkan musik dalam posisi normal, sehingga solusinya adalah menyetel musik dalam posisi layar yang menghadap bawah.

Penutup bagian belakang ini terasa kesat berkat motif wajik yang diaplikasikan. Gue sengaja memilih warna Gold atau emas daripada Grey atau abu-abu karena menurut gue akan tampil elegan. Benarlah, gue senang karena warna ini memang membuat Infinix Hot 3 LTE tampil berkelas! Apalagi, tulisan Infinix di bagian belakang juga tampil dengan warna perak yang mengkilap. Cucok dah!

Kalau ada warna shocking magenta atau shining fuchsia, mungkin gue akan pilih itu. #ehgimana

Terakhir, jack audio universal 3.5 mm dan lubang kabel micro USB ada di bagian atas.

 

Layar

Infinix Hot 3 LTE sukses membuat gue puas dengan layar selebar 5.5 inch dan kerapatan 720 x 1080 piksel. Resolusi yang dimiliki mampu menyajikan gambar dan video yang tajam. Ukuran layar ini terasa cukup lega, tapi nggak berlebihan saat gue mengakses media sosial, chatting, browsing, atau menikmati musik dan video “om telolet om”. Layarnya responsif dan nyaman dipulas, ukuran kibornya pas, sampai gue ketagihan ngeblog dari hape ini! Hal yang jelas nggak pernah gue lakukan dengan gawai lama gue yang fasilitasnya terbatas untuk ukuran generasi milenial saat ini. Dilapisi Dragon Trail 2nd Edition, layar Infinix Hot 3 LTE tangguh melawan goresan dan gesekan.

Tampilan awal Infinix Hot 3 LTE terbagi atas Home Screen dan 2 halaman widget. Halaman widget-nya nggak bisa ditambah, atau mungkin gue yang nggak tahu caranya, hahaha. Drop Down Menu terdiri atas beberapa fungsi krusial, seperti: koneksi nirkabel, Flight Mode, operator seluler, mode kecerahan layar, senter, dan Location.

 

Performa

Berbekal RAM berkapasitas 2 GB, prosesor Octa-Core Qualcomm Snapdragon 415 1.4 GHz, dan OS Android 5.1 Lollipop, Infinix Hot 3 LTE nyaman banget digunakan. Kapasitas memori internal dapat diperbesar dari 16 GB hingga 32 GB. Jeroan yang dibenamkan di dalamnya membuat gawai nyaris nggak pernah lemot atau lagged. Seluruh fungsi dan aplikasi berjalan dengan lancar, cocok banget buat multitasking.

 

Audio

Satu hal yang bisa dibanggakan dari Infinix Hot 3 LTE ini adalah semburan suaranya. Suara yang dihasilkan terdengar nyaring tanpa cempreng berlebihan, treble pas, bass pun juga pas. Saat dicolok dengan earphone Rp 20,000-an, wah.. Suaranya nendang banget! Bass-nya terdengar mantap, treble-nya juga enak. Saat dipasangkan dengan earphone bawaan, kualitas pun masih oke di atas rata-rata.

Sayang, Infinix Hot 3 LTE nggak membekali diri dengan aplikasi pemutar musik bawaan sehingga gue harus download sendiri aplikasi pemutar musik JetAudio.

 

Kamera dan Video

Infinix Hot 3 LTE hadir menggoda remaja putri masa kini dan karyawan muda ganteng berbakat kayak gue dengan kamera belakang 8 megapiksel dan kamera depan 5 megapiksel. Udah cukuplah buat upload instagram story atau nonton Bigo Live #eh. Kamera belakang mendukung fitur perekaman video dengan kualitas 30 fps, sementara kamera depan dilengkapi dengan fitur Beauty Shot, Night, dan Panorama biar hasil selfie yang didapat bisa lebih baik daripada pahitnya realita hidup. Masih kurang hits? Ada filter berbagai macam jenis supaya hasil foto kita semakin hits surga bumi.

Seharusnya fitur kamera Infinix Hot 3 LTE juga memiliki teknologi Wave Shot. Tinggal buka dan katupkan atau dengan melambaikan tangan, maka gambar akan terabadikan dengan sendirinya. Tapi mau gue buka tutup tangan dalam berbagai pose dan jarak, melambai-lambai kayak bencong Thailand sekalipun, fitur Wave Shot ini nggak berfungsi. Mungkin gerakan gue salah, mungkin juga enggak. Habis nggak ada buku petunjuknya.

Sementara itu, ada pula fungsi Touch Capture yang memungkinkan pengambilan gambar dengan sebuah sentuhan lembut penuh kasih. Iya, sentuhan lembut, karena fitur Touch Capture ini sensitif banget. Akhirnya gue nonaktifkan dua fitur di atas dan membiarkan diri cukup puas dengan self timer. Tapi tetep aja, terkadang kamera sudah buru-buru menangkap gambar bahkan sebelum gue menyentuh shutter.

Secara umum, hasil foto kamera depan dan kamera belakang cerah. Namun kalau dilihat seksama atau gambar diperbesar, ada noise (bintik-bintik) pada bagian yang minim penerangan. Hasil foto rupanya menjadi lebih halus atau minim noise saat disetel ke mode HDR.  Oh iya, kamera Infinix Hot 3 LTE juga mendukung kemampuan Auto Focus.

Kamera depan seringkali mengalami over exposure saat mengambil foto dengan kondisi yang berdekatan dengan sumber cahaya atau arah datangnya cahaya.

Video mendukung perekaman HDR atau High Definition Resolution. Saat dijejali video-video beresolusi 720 piksel, Infinix Hot 3 Max LTE dapat memutarnya dengan lancar.

Hasil videonya cukup memuaskan. Saat dipakai untuk merekam perjalanan naik Commuter Line dari Jakarta Kota menuju Tanjung Priuk, lensa mampu merekam kecepatan kereta dengan baik. Saat diputar, video berjalan lancar tanpa tersendat, patah-patah, atau goyang gergaji. Suaranya mantep! Jernih, stereo, dan nggak terdengar terkesan murahan. Coba aja tonton video di atas 😀 (iklan baris)

 

Konektivitas

Infinix Hot 3 LTE sudah mendukung jaringan 4G LTE, horeee. Saat duet dengan Andromax M2Y, koneksi internet berjalan lancar dan juara! Untuk koneksi lainnya, tersedia BlueTooth, WiFi, Micro USB port, dan USB On The Go. Kabar gembira buat kamu yang punya nomor kedua buat selingkuhan, Infinix Hot 3 LTE memiliki kemampuan Dual SIM Dual On.

 

Fitur Unik

Sebagai produk telepon genggam buatan Taiwan, Infinix Hot 3 LTE melengkapi diri dengan kemampuan Specific Gestures, di mana beberapa gerakan sederhana pada layar bisa digunakan untuk mengakses menu atau melakukan instruksi khusus, seperti mengetuk Home Screen untuk masuk ke Alarm, ketuk 2 kali pada layar widget untuk mematikan layar, dan menggambar huruf C untuk masuk ke fitur Kamera. Sayang, tanpa buku panduan lengkap, gue nggak tahu benthk-bentuk apa aja yang bisa gue “gambar” di layar buat mengakses menu.

 

Baterai

Infinix Hot 3 Max LTE dibekali dengan baterai berkapasitas 3000 mAh. Baterainya bisa dilepas (removable), nggak kayak sebagian gawai sejenis yang memiliki baterai tertanam. Menurut gue ini adalah sebuah keuntungan, terutama kalau tiba-tiba ada masalah dengan sistem atau charging dan masalah lain yang menuntut henfon untuk dibunuh paksa.

Seharusnya, dengan kapasitas besar yang dimiliki, ponsel ini bisa bertahan seharian dari pagi sampai malam dengan penggunaan yang aktif. Namun kenyataannya, handphone hanya bisa bertahan sampai sore, nggak beda jauh dengan gadget lama gue. Gue bukan tipe anak muda maniak handphone yang nggak bisa lepas dari gadget-nya lho ya. Cukup chatting atau buka medsos kalau ada notifikasi, dengerin musik, buka Maps, update media sosial beberapa kali, tanpa gaming.

Lama pengisian juga normal, 1.5 – 2 jam. Beberapa menit pertama memang cepet, tapi proses dari 99% menuju 100%, misalnya, lama juga.

 

Kelengkapan

Pembelian ponsel Infinix Hot 3 LTE akan dilengkapi dengan kotak dus, charger, kabel micro USB, kartu garansi, lembar petunjuk singkat, dan earphone. Jarang-jarang lho ada smartphone yang membekali diri dengan earphone. Kalau ada buku petunjuk lengkap, wah.. Mantap jiwa deh! Seluruh menu dan fitur di dalam telfon dapat dipelajari dengan seksama dan bijaksana.

 

Kesimpulan

Infinix Hot 3 LTE sangat memudahkan gue dalam kegiatan blogging dan social media. Gue nyaman saat membuat draft tulisan di aplikasi WPS Office, saat blog walking, dan saat merespon komentar-komentar di blog. Aplikasi-aplikasi travel seperti Traveloka, Tiketcom, PegiPegi, Skyscanner, AirAsiaGo, ZenRooms, Nida Rooms, RedDoorz, Gojek, Grab, dan Uber terunduh tanpa hambatan kapasitas memori.

Untuk urusan perpesanan dan media sosial, gue puas membenamkan Whatsapp, Line, Line@, BBM, WeChat, Facebook, Twitter, dan Instagram versi terbaru ke dalam gawai ini. Twitter dan Instagram dapat menjalankan fungsi multiakun dengan lancar, mudah beralih profil, mudah pula saat menambahkan akun baru. Sebagai tambahan, gue juga tempatkan aplikasi ReGrann, Pixlr, dan Picture Resizer.

Dengan harga yang diusung, INFINIX Hot 3 LTE udah lebih dari cukup. Seri HOT memang menjadi produk yang menyasar kalangan mid-entry. Desain elegan, layar lebar, semburan musik berkualitas, dan kinerja yang gesit menjadi kekuatan ponsel ini, apalagi buat traveler, blogger, atau travel-blogger yang membutuhkan mobilitas dalam bekerja. Kekurangan yang paling kentara mungkin ada pada fitur-fitur canggih yang coba dibenamkan di dalam gawai namun rupanya malah nggak berfungsi dengan baik, seperti Wave Shot dan Specific Gestures. Coba lengkapi paket pembelian dengan buku petunjuk lengkap agar pelanggan dapat mempelajari ponsel dengan baik budinya.

Jadi, siapa aja yang punya henfon baru tahun ini?