Masih berhubungan dengan kebiasaan gue yang makin lama makin menggampangkan beberapa proses persiapan traveling. Persiapan yang dimaksud di sini adalah tukar valas, packing, mandi, ganti baju, sampai pupuran. Tidak termasuk persiapan tiket pesawat, hotel, itinerari, dan hal krusial lainnya yang haleluya-nya masih semangat disiapkan dari jauh hari.
Alhasil, gue pun grusa-grusu tukar valas di hari keberangkatan, packing satu jam sebelum berangkat ke bandara, untung kalau sempet mandi, lalu ngojek ke bandara, dan lari-lari masuk boarding room karena udah Final Call. Beberapa meter mendekati Boarding Room, petugas maskapai udah ngawe-awe. Boarding Room udah kosong melompong, dan gue pasang muka sok kalem jadi penumpang terakhir yang masuk ke kabin.

Boarding room, Halim Perdana Kusuma Airport – Jakarta
Tunggu. Packing satu jam sebelum keberangkatan ke bandara / stasiun / terminal? Bisa, Gie? Bisa banget! Hehehe. Packing dalam waktu kurang dari satu jam sangat mungkin kamu lakukan dengan terlebih dulu melakukan 3 hal di bawah ini.
Persiapan Packing Cepat
Pertama, siapkan dua jenis tas, atau tiga jenis tas kalau kamu punya kamera DSLR atau Mirrorless. Tas jenis pertama berbentuk backpack, carrier, bodypack, atau daypack, tergantung dengan kebiasaan traveling kamu. Fungsikan tas pertama ini sebagai tas khusus traveling yang cuma kamu gunakan buat traveling. Tas jinjing Hermes atau Louis Vitton jelas nggak cocok untuk ini. Sementara tas kedua kamu fungsikan sebagai tas sehari-sehari. Bentuk tas kedua bisa bodypack, daypack, atau tas slempang, asal jangan goody bag atau tas kresek aja sik. Tas kedua ini difungsikan sebagai tas sehari-hari. Sementara tas ketiga adalah tas khusus kalau kamu punya kamera DSLR atau mirrorless.

Resmi memulai pendakian menuju Puncak Merbabu.
Kedua, isi masing-masing tas dengan barang-barang yang sesuai. Masukkan barang-barang yang hanya kamu gunakan buat traveling ke dalam tas pertama, misalnya: paspor, sleeping bag, charging adapter, kupluk, peralatan P3K, dan sarung tangan. Tas kedua diisi dengan barang-barang sehari-hari, seperti: laptop / notebook / netbook / tablet, dompet, charger ponsel, earphone, obat-obatan pribadi, tisu, dan alat tulis secukupnya. Kamera dengan charger, kabel, dan SD card-nya kamu masukkan ke dalam tas ketiga.
Nggak usah keluarkan atau pindahkan barang-barang itu dari tempatnya bila nggak diperlukan. Kalau dikeluarkan atau dipindahkan, jangan lupa masukkan lagi ya, hehehe. Gue lebih memilih membawa itu semua ke mana-mana daripada kelupaan bawa. Makanya, banyak temen yang bilang gue ini riweuh karena mau nginep semalem aja bawaan gue seabrek, minimal gue bawa satu daypack atau bodypack dan satu tas kamera.

Dengan daypack kebanggan yang travel-blogger banget!
Harus gue akui, bawa kamera ke mana-mana itu kadang menjadi hal yang dilematis sih. Di satu sisi, kamera dan segala perlengkapannya itu menambah beban, padahal cuma mau nongkrong di café atau nginep semalem. Namun di sisi lain, gue nggak mau kehilangan momen yang gagal diabadikan dengan cemerlang karena ketiadaan alat fotografi yang mumpuni. Kalau kamu punya budget lebih, coba beli kamera mirrorless aja. Kamu bisa beli di banyak toko kamera online, misalnya Tokopedia, kalau nggak mau ribet atau (sok-sok) nggak punya banyak waktu kayak gue. Kamera mirrorless itu lebih ringan, ringkas (compact), stylish, tapi hasil fotonya tetep jernih cemerlang.
Ketiga, kelompokkan barang-barang daily needs lainnya dalam satu tempat atau satu area, misalnya: peralatan mandi di kamar mandi, kosmetik di atas meja, dan pakaian di dalam lemari (ya iyalah). Biasakan selalu mengembalikan barang yang kamu pakai ke tempat semula. Nah, biar nggak kelupaan naroh kayak gue, biasakan menggunakan barang-barang itu dekat dengan tempat asalnya. Kalau mau pakai parfum, ya di depan meja aja, nggak usah jauh-jauh melipir dulu ke depan posko siskamling, nggak akan ada bidadari yang jatuh deh.
Kalau udah melakukan ketiga persiapan itu, saatnya kamu melakukan packing cepat dalam waktu kurang dari satu jam!
Packing Cepat Dalam Waktu Kurang Dari 1 Jam
Pertama, siapkan kedua atau ketiga tas kamu dan segala isinya. Bila diperlukan, tas travel dapat kamu ganti dengan koper, yang berarti kamu harus memindahkan segala isinya ke dalam koper.

Yuk kulineran sama adek 😀
Kedua, pindahkan barang-barang yang ada di dalam tas sehari-hari (tas ke-2) ke dalam tas travel beserta peralatan mandi, kosmetik, dan baju-baju secukupnya. Kalau masih ada ruang kosong, masukkan juga tas kamera dan isinya ke dalam tas travel.
Ketiga, siapkan beberapa item penting di dalam saku celana atau baju yang harus diambil dengan cepat. Contoh item ini adalah uang secukupnya, paspor (atau kartu identitas lainnya sesuai kebutuhan traveling kamu), print out e-ticket dan hotel, dan obat-obatan pribadi.

Inside the BTS (Skytrain) Bangkok
Ta-daaa, packing pun selesai dalam waktu kurang dari satu jam! Kamu bisa menambahkan beberapa barang lain sesuai preferensi, misalnya: bekal makanan dan minuman, buku bacaan, peta, buku panduan wisata, dan kitab suci biar kelihatan syariah dan soleh solehah. Yang penting, barang-barang pokok untuk traveling udah terkemas rapi di dalam satu tas besar.
Koper atau Ransel
Packing dengan backpack atau carrier lebih mudah dan nggak ribet daripada packing dengan koper. Backpack atau carrier biasanya memiliki banyak kantong-kantong kecil di bagian kedua sisi, depan atas, depan belakang, atas, bahkan bawah, yang bisa kamu isi dengan barang-barang kecil, seperti: charger, earphone, charging adapter, paspor, obat-obatan, dan tisu. Sementara kantong utamanya dapat kamu masukkan baju-baju begitu aja tanpa harus dilipat dengan tipis. Kelemahannya, kamu harus mau menggendongnya setiap saat, baik di jalan yang mulus maupun di jalan yang terjal nan berliku, Nak.

Waiting at the pier
Masukkan barang-barang yang ringan terlebih dulu ke dasar tas, seperti baju-baju. Masih banyak yang salah kaprah dengan prinsip ini. Tempatkan barang-barang berat di bagian atas tas. Ini bertujuan agar carrier atau backpack terasa lebih ringan saat digendong. Meletakkan barang-barang berat di dasar tas akan membuat tas terasa berat karena tertarik gaya gravitasi. Perkecualian diberikan untuk barang-barang tertentu yang, meski ringan, namun akan sering kamu keluarkan di dalam perjalanan atau harus ditemukan dengan cepat saat dibutuhkan, seperti kondom. #eh

Packing Tips by @becomingajackel (disclaimer: this picture is shown by copying the URL, I didn’t download and re-upload it here)
Koper memberikan kemudahan saat kamu berada di medan yang mulus. Cukup digeret syantieq, nggak perlu susah-susah dipanggul. Kelemahannya, packing buat koper itu lebih ribet karena baju-baju harus dilipat dengan tipis dalam satu lipatan. Lalu, saat kamu bertemu dengan undak-undakan atau jalan berbatu, kelar idup lo! Mau nggak mau koper harus diangkat atau dipanggul dengan kekuatan tubuhmu yang, seringkali, lebih berat daripada kalau kamu bepergian dengan carrier.
Nah, kalau kamu, lebih suka pakai koper atau ransel? Gimana tips jitumu buat packing?
Kalo saya sih laptop jarang banget dibawa kalo jalan2.. soalnya selain nambah berat bawaan jg bikin ribet pas pemeriksaan di bandara. Harus dikeluarin dulu laptopnya biasanya..
Trus kalo valas sih akhir2 ini ga pernah tuker lg, tpi langsung ngambil di atm di negara tujuan. Ternyata malah lebih murah drpd di money changer..
Iya bener sih.. semakin kesini semakin menggampangkan kalo mau packing.. malah biasanya packing sesaat sebelum berangkat.. hehehe..
Oh, gue karena buat jaga-jaga, jadi selalu bawa laptop. Pas pemeriksaan gak pernah keluar, mas. Tetep aja di dalam backpack.
Kalo ke eropa pasti harus dikeluarin…
Oh iya maklum, mas. Aku belum pernah ke Yurop 😁
Sejauh ini yang saya lakukan kalau urusan packing adalah bajunya digulung dulu kalau mau dimasukin supaya muat banyak. Jelas lebih memilih pakai ransel soalnya lebih praktis dan mudah untuk soal mobilitas. Tapi masih cari-cari juga sih tips yang jitu soalnya kadang saya masih suka ketinggalan printilan-printilan kecil. Bolehlah diterapkan yang ada di postingan ini, hehe. Terima kasih ya Mas.
Aku juga suka gulung, mas. Hehe, soalnya tanggung kalo dilipat terus dimasukkan ke ransel. Matur suwun sudah mampir ya 🙂
Iya, sama-sama, hehe.
Waktu masih single, pasti pilih ransel selain lebih ringkes karena tinggal di gendong hemat juga kan gak perlu beli bagasi. Tapi setelah married kemaren pas mau packing buat honeymoon ternyata barang bawaan istri gak bisa muat di dalam satu ransel akhirnya saya memutuskan menggunakan koper karena semua peralatan tempur istri bisa muat jika menggunakan koper. hahaha…
(((peralatan tempur)))
Semangat jadi suami-suami idaman istri, kang!
Ternyata abangnya perlu pupuran juga yak kalo mau traveling. Hahaha..
Betewe, terima kasih banyak tips tips nya bang!
Hahaha. Biar backpack, tetep harus keceh! 😁
Thank you udah mampir ya
Wah aku baru tau soal barang ringan di bagian bawah. Thanks Nugi.
Sama-sama, kak Eka. Senang bisa berbagi 🙂
gw packing 5 menit bisa, cusss langsung masukin tapi yang lama mikirin kancut mana yang mau di bawah hehehe
Hahaha. That is a dilematic one 😂😂😂
tapi kalau aku tipenya suka mempersiapkan segala sesuatunya jauh2 hari hahahaha mungkin turunan kebiasaan dari ibu atau aku orangnya yang terlalu antusias ya?
Ortuku juga gitu tapi nggak nurun ke aku hahahaha
iya juga sih, kadang ga segalanya nurunin juga…
kebiasaanku adalah baju digulung2.
laptop makan space cukup banyak dan bikin berat e 😀
celana cukup dua, pendek dan panjang. asal kancut harus ganti terus. hehe
oh, jadi kamu sering bawa kondom kemana2 mas?
Ehehe laptopku netbook sih, jadi nggak makan space 😁
Gak selalu, kok. Kadang aja hahaha
Kalo gw sih seneng banget backpack gitu… Tapi berat 😦 . Biasa kalo pergi2 pasti bawa koper kecil aja.
Ehehe kenyataan nggak sesuai impian ya 😂
Halo trims infonya ya..
Saya mau tanya kalau mau beli backpack carrier yg bagus dan ringan ukuran kabin yang merk apa dan ukuran brp ya?
Trims
Halo, Cinthia. Pilih ukuran maksimal 60 L aja ya. Mereknya ada Eiger, Rei, Consina, dsb. Harga berkisar mulai Rp 300.000,00. Kalau lebih murah dari itu, kemungkinan kualitas nya kurang.
Thankyyouuu thankyouuu nambah tips lagi ni untuk para ranselan 😄😄
Salam Ranselan
Sama-sama, Anisha. Salam ranselan juga 😁
Nah itu mimpi ketinggalan pesawat yang aku ceritakan dulu biasanya karena gak siap packing haha. Asli gak bisa aku packing mendadak. Selain punya 2 adek yang demen pake barang abangnya seenaknya (jadi grasa grusu nyari) packing jauh2 hari aja kadang masih suka ketinggalan benda penting (saat ke Kerala, lupa bawa sikat gigi muahaha akibat dipake sebelum berangkat. Mesinya punya serep emang).
Packing sebelum tidur udah paling minimal deh (besok paginya berangkat).
Owalaaahhh.
Aku sih untungnya gak pernah ketinggalan pas packing dadakan. Cuma pernah berpacu sama waktu aja buat cari barang yg belum ada hahaha.
Baguslah. Aku juga untungnya yang ketinggalan bukan yang penting banget. Eh sikat gigi penting sih errr tapi mudah didapat haha.
Jangan sampe ketinggalan charger kamera atau PASPOR misalnya. *amitamit
Nah, puji Tuhan gue juga gak pernah ketinggalan barang-barang penting dan mahal, hahaha.
Jangan sampe, karena jika kejadian bakalan maha bete 😀
Hahaha. Bener bener.
Dari dulu pengen punya tas khusus buat traveling, isinya udah standby alat mandi, beberapa potong baju, p3k, dan survival kit. Jadi kalo mau berangkat tinggal masukin tambahan seperlunya, cuss berangkat
Ealah kok ya sampe sekarang belum kesampean 😂
Hahaha. Segera diwujudkan, bang. Tinggal gerak dikit buat buka online shop, beres. Atau jalan dikit ke pusat perbelanjaan 😁
was-was bangat kalau ngepacking sejam sebelum berangkat. Bisa keringat dingin dulu akunya hehehehe.. Yang ada malah seminggu sebelum berangkat nulis dulu yang mesti dibawa baru sehari sebelumnya masukin ke ransel. Jadi cewek itu ribet #halahhhh#
Persiapan jauh-jauh hari ya 😀
Tapi sebetulnya itu bukan kecenderungan gender sih, tapi karakter. Bosku, cowok, packing udah 3 hari sebelum berangkat.
Tips seperti ini memang sangat penting dipelajari bagi pejalan, walau mungkin gaya dan penerapannya berbeda-beda setiap orangnya. Packing cepat, ringkas memang penting, daripada tidak efisien dan membebani perjalanan.
Saya jadi tertawa kalau packing untuk ke gunung sih, karena pengennya bawa ringan, light, ringkas, eh ujung2nya tetap bawa tenda gara2 yang diajak baru pertama naik gunung semua wkwkwkwk
Hahaha. Sing sabar, bro. Ayo naik gunung sama komunitasku, niscaya kamu gak akan bawa tenda 😀
[…] Tips Packing Cepat ala thetravelearn […]
[…] Eh, kalau mau tau tips packing cepat ala thetravelearn.com, boleh banget buka artikelnya di: Tips Packing Cepat […]
[…] Baca juga: Tips Packing Cepat ala thetravelearn.com […]
[…] siap-siap mudik? Baca dulu: Tips Packing Cepat ala thetravelearn dan 6 Cara Mengusir Kebosanan di Dalam Perjalanan ala […]
Keren nih. Apalagi tertib EBI banget. Sebage editor qyu merasa ini bacaan langka (biasanya artikel bagus namun EBI tida) (nah ini aku sendiri malah tida tertib EBI gimana sih). Kalau koper, Mas? Yang boleh masuk kabin? Thank you!
Wah terima kasih apresiasinya, kak. Iya, saya sebagai blogger sudah berkomitmen, saya harus tetap tertib EBI meski dengan gaya bahasa santai. Kalau koper asal nggak lebih dari 7 kg boleh masuk kok.
[…] to normal, dan badan gue terasa lebih bugar. Pagi-pagi sebelum berangkat ke kantor, gue buru-buru packing dengan tas seadanya karena backpack 60L kotor dan belum sempet di-laundry. Sekitar jam 13:00, gue […]
[…] nonton konser/festival musik, perjalanan ski, atau berpetualang di alam. Bisa juga dengan membuat cara packing yang cepat, aman, atau mematahkan anggapan umum. Banyak traveler yang sering merasa kesulitan untuk memutuskan […]
[…] Baca Juga: Tips Packing Cepat ala thetravelearn […]