Saya suka kereta api. Kalau sudah lama mengikuti saya di blog dan media sosial, biasanya tahu fakta ini. Namun, kecintaan saya ini harus teredam dalam dua tahun terakhir sejak istri hamil anak kembar hingga saat ini. Ketika hari ini (13/9) dan kemarin (12/9) saya akhirnya bisa ke Stasiun Bandung untuk naik kereta api lagi, senangnya bukan main.
Ara, istri saya tersayang, tahu betul betapa saya mencintai kereta api. Dia sampai menyebutnya sebagai “selingkuhan” saya 🤣 Dia mengerti, dalam dua tahun terakhir ini, ada banyak momen perkeretaapian yang saya lewatkan, terutama beroperasinya LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Itu baru yang di dalam negeri, belum peresmian MRT-MRT baru di Singapura, KL, Bangkok, Macau, bahkan Hanoi.
Maka, dia mengupayakan berbagai cara untuk “menghibur” saya dengan waktu dan kondisi yang ada. Dua hari lalu, bersama Aya dan Sae yang sudah berusia 1,5 tahun, kami naik Commuter Line Bandung Raya lagi. Keesokan harinya di hari terakhir menginap di hotel, dia mengajak saya ngopi di Loko Cafe Stasiun Bandung.
Stasiun Bandung, Semakin Nyaman untuk Pelanggan
Sudah lama sekali saya tidak ke Stasiun Bandung, mungkin terakhir kali ke sana adalah 3 tahun lalu bersama Ara. Ceritanya bisa dibaca di sini: Transformasi Stasiun Bandung
Bahkan waktu itu pun, Stasiun Bandung sudah berbenah dengan kehadiran skybridge (jembatan penyeberangan peron), Loko Cafe, dan trotoar depan yang dirapikan. Saat hari ini (13/9) ke sana lagi sembari bekerja, rupanya sudah semakin berbenah lagi. Hal pertama yang saya notis adalah kehadiran papan navigasi yang cukup banyak. Sekarang juga sudah banyak rental mobil dekat Stasiun Bandung.
Karena saat ini Stasiun Bandung juga melayani Feeder Kereta Cepat dan pintu masuknya berbeda, penumpang sudah diberikan ancang-ancang dari sejak melalui lorong pejalan kaki. Dalam satu lorong itu saja, setidaknya ada tiga papan petunjuk untuk mengarahkan calon penumpang. Di sebelah kiri lorong menjelang pintu masuk, ada ATM Center dan Layanan Pelanggan (termasuk loket tiket manual)
Lorong lalu bercabang. Ke kanan adalah akses penumpang KA Jarak Jauh seperti yang sudah lama kita tahu, ke kiri adalah akses baru dengan menjebol bangunan lama stasiun untuk penumpang Feeder Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Saya nggak bisa terus masuk karena saya bukan penumpang KA Feeder, tapi ada semacam aula atau ruang tunggu kecil.
Vendor-vendor komersil dan fasilitas di aula utama Stasiun Bandung tidak banyak berubah. Vendor-vendor besarnya ada Indomaret, AlfaExpress, Yomart, Roti O, dan Maxx Coffee. Bedanya, sekarang ada area bermain anak! Tahun lalu saat saya dan Ara station dating, area itu hanya berupa spot foto. Syukurlah sekarang lebih optimal lagi fungsinya.
Kalau mau ngopi murah meriah, Yomart adalah kunci! Cukup beli kopi seduh Rp5.000 tambah nasi kotak dengan harga mulai dari Rp15 ribu. Ada nasi kuning, nasi uduk, nasi goreng, nasi rames, dll. Roti-rotian juga banyak dan enak. Rotinya Yomart tuh, padet. Ada seating area dengan stopkontak tapi cuma dua set. Yomart is truly my favorite!
Masjid Stasiun Bandung sudah jadi dan difungsikan, jadi akses di sebelah kanan (lorong keluar penumpang) juga sudah dibuka.
Loko Cafe Bandung, Area Favorit
Sebelum memasuki Stasiun Bandung, di sebelah kiri kita akan mendapati Loko Cafe Bandung atau Loko Coffee Shop (tolong tolong branding-nya lebih konsisten, mau pakai “cafe” atau “coffee shop”? 😉)
Inilah area favorit saya di Stasiun Bandung!
Saya suka bagaimana dia terintegrasi dengan stasiun, pemberhentian bus Trans Metro Bandung, dan trotoar yang lega. Dua pagi sarapan di resto Grand Sovia Hotel, saya selalu suka melempar pandang ke seberang sana. Rindang, ada parkiran sepeda, pejalan kaki dan pelancong wara-wiri di trotoarnya yang lebar.
Saya hanya berharap harga kopinya lebih bersahabat. Kalau tidak salah, paling murah Rp30 ribu. Itu pun dengan ukuran cup yang agak kecil. Saya pikir, Rp20 ribuan sudah pantas untuk harga kopi di Loko Cafe. Kalau makanannya dimahalin sih, silakan.
Loko Cafe ini apik dan dilengkapi wifi. Satu masukan lagi dari saya, tolong sediakan seating empuk seperti sofa untuk memfasilitasi keluarga dengan balita. Kami papa mama muda ini juga mau dong ngopi-ngopi dulu di stasiun.
Pintu Selatan Stasiun Bandung Sudah Membaik, Tapi…
Dulu, ketika saya naik KRD Lokal Bandung Raya di masa kuliah dan tahun-tahun pertama bekerja, kondisi pintu masuk selatan Stasiun Bandung begitu menyedihkan. Sudah lokasinya menjorok ke dalam (melalui jajaran agen ekspedisi stasiun), jalanannya pun berbatu-batu dan berlobang parah. Kalau hujan, amit-amit, akan sangat berlumpur dan tergenang air. Kondisinya persis dengan jalan menuju rumah Ara dulu di kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.
Puji Tuhan, sekarang kondisinya sudah jauh membaik.
Entah sejak kapan diperbaiki, namun saat dua hari sebelumnya ke sana bersama Ara dan anak-anak, akses jalan masuk Pintu Selatan Stasiun Bandung sudah mulusss. Kondisinya pun rapi, bersih, tertata. Ada tulisan besar-besar yang layak, menandakan inilah Pintu Selatan Stasiun Bandung. Kami naik taksi online, tapi kalian mungkin akan lebih praktis bila sewa mobil murah di kota Bandung.
Selain akses dari Jl. Pasir Kaliki, akses dari Jl. Stasiun Timur pun sudah ditata.
Pintu selatan ini difungsikan untuk naik Commuter Line Bandung Raya dan kereta api lokal lainnya. Jadi, nggak bisa dari Pintu Utara di Jl. Kebon Kawung (akses KA Jarak Jauh).


Menurut saya, kebijakan ini perlu diubah dan diperbaiki. Pasalnya, jarak dari pintu utara ke pintu selatan itu tanggung. Terlalu jauh buat jalan kaki, terlalu dekat buat ojek/taksi online. Tricky-nya lagi, kondisi jalanan satu arah 😅
Opsi terbaik adalah naik angkot. Dari pintu utara, naik angkot ke Jl. Pasir Kaliki untuk pintu selatan. Sebaliknya, kalau kamu di pintu selatan, harus naik angkot dari Jl. Stasiun Timur agar bisa menuju pintu utara dengan efisien.
Saya harap, ke depannya tiga pintu masuk ini terhubung. Entah dengan jembatan khusus pejalan kaki atau underpass. Bisa juga dengan menerapkan mekanisme one entry for all. Mau KAJJ atau KA lokal, bisa dari pintu mana saja. Soalnya, banyak yang perlu berpindah moda dari KAJJ ke KA lokal dan sebaliknya. Lalu juga untuk membantu penumpang-penumpang yang kecele, mengira bisa naik KA Lokal dari situ.
Fasilitas di pintu selatan tak selengkap pintu utara, tapi setidaknya ada ATM dan Indomaret.
Beberapa bulan lalu saat si kembar masih newborn, saya dan Ara naik KA Lokal Bandung Raya (Bandung Raya Commuter Line) dengan rute Kiaracondong – Padalarang PP. Perjalanannya saya tulis di Kompasiana. Jadi, senang sekali bulan ini bisa naik KA Lokal lagi. Semoga di kesempatan berikutnya, saya bisa cobain Kereta Cepat Jakarta Bandung dengan KA Feeder-nya dan naik Kereta Api Jarak Jauh lagi.

Stasiun Bandung sempat menjadi salah satu stasiun besar yang minim perbaikan. Ketika stasiun-stasiun sekelasnya ramai berbenah diri, seperti Stasiun Yogyakarta, Bandung masih anteng apa adanya. Sekarang, Stasiun Bandung malah sudah punya skybridge. Tinggal elektrifikasi Commuter Line aja nih, biar sejalan dengan kebutuhan warganya. Terima kasih sudah membaca, keep learning by traveling~














Samaan mas, semenjak udah nikah dan punya anak… mau nggak mau hobi traveling via KA jadi agak tertahan terlebih dahulu. Tapi ndak apa.. nanti kalau anak sudah besar, Insya Allah jadi nambah lagi partner kita seliweran, hehehe
Beberapa bulan yang lalu aku sempet melipir ke Stasiun Bandung juga mas. So far lumayan bagus dan maik membaik dari sisi fasilitasnya. Tapi stasiun favoritku tetap lempuyangan.. hehehe. Entahlah, mungkin Yogya memang selalu punya mantra istimewa.
Momen terbaikku naik kereta, itu pas naik kereta ekonomi progo ke lempuyangan. Pas waktu shubuh, shalat sambil duduk dan menikmati matahari yang naik perlahan… Beuuuh, mantap bener.
selalu sukaaa baca review mas Nugie kalo ttg perkeretaapian 😍😍. Krn lengkap, ada plus minus dan saran segala. Bener2 mendeskripsikan cinta kereta api
aku pun semakin suka naik KA kalo hanya traveling di Jawa. Apalagi dengan KA yg semakin bagus, terawat, nyaman, murah.
ditambah jakarta pun makin lengkap moda mrt lrt nya. Gapapa deh skr ini jakarta macet parah krn pembangunan rute baru lrt. Toh nanti bisa dirasakan saat semua sudah selesai.
yg whoosh mba Nugie blm coba ya? Pengen baca review mu juga ttg naik itu. Aku sendiri blm cobain 😅
wishlist aku salah satunya kalau ke Bandung cobain naik kereta, aku sendiri penasaran sama Stasiun Bandungnya.
Dari stasiun Bandung ini deket kan ya ke area kulineran atau wisata belanja gitu kalo ga salah sih.
aku ngebayangin jarak pintu utara ke pintu selatan, mungkin kalau buat aku yang baru pertama kali ke stasiun Bandung bakalan bingung.
Banyak informasi baru yang saya dapatkan tentang sejarah dan perkembangan Stasiun Bandung. Bagian panduannya juga sangat membantu bagi para wisatawan. Keep up the good work! Masukin ke wishlist buat merasakan sendiri bagaimana serunya berada disini
Menarik sekali informasi detail terkait kereta api Bandung terkini. Terakhir kesana pas tahun 2018-an dan makin takjub sama segala transformasi nya. Terpenting di stasiun Bandung banyak camilan 🤩.
Seneng banget akhirnya bisa naik kereta api lagi bahkan mengajak si kembar ya mas. Nah mba Ara ini sosok istri pengertian sekali. Keren sih kalian ini dua sejoli yang kompak.
Semoga setelah ini bisa menjelajah perkeretaapian di beberapa daerah dan juga negeri lainnya ya.
Kangen banget Bandung, tahun sebelumnya malah tiap bulan ke Bandung untuk sekedar main aja dan seringnya naik kereta. Kita samaan, mas..secinta itu dengan kereta.. klo bepergian lebih milih naik kereta. Bahkan pernah nyoba naik kereta lokal dari Jakarta ke Bandung saking gabutnya hehehe. Terakhir ke Bandung udah liat perubahan stasiun Bandung yang udah ada sky bridgenya dan mampir ke Loco Coffee. Semoga tahun ini bisa balik lagi ke Bandung.
Makin apik ya Stasiun Bandung. kalo ada skybridge gitu paling asik memang pas malam ya, di fotonya cakep.
btw jadinya gimana nih kak Loko Coffee Shop atau Loko Cafe wkwkwk. Mungkin ngeliat di google kali ya, kira² yang mana yah dipake
Wuaah seru ya’ akhirnya bisa menyambangi selingkuhan bersama seluruh keluarga 😁😀
Eh bener juga tuh harga kopi di Loco Cafenya. Harus diturunkan harganya hehehe …
Wuaah seru ya’ akhirnya bisa menyambangi selingkuhan bersama seluruh keluarga 😁😀
Eh bener juga tuh harga kopi di Loco Cafenya. Harus diturunkan harganya hehehe …
Aku juga senang naik kereta api tapi sejak pandemi nggak pernah lagi naik kereta lebih pilih naik bus, kangen juga deh, terakhir ke Stasiun Bandung sepertinya 2019 senang kalau sekarang lebih rapi dan bagus
Ada-ada saja nih mbak Ara sampai nyebut selingkuhan wkwk. Bersyukur yaa anak-anak dah bisa diajak naik kereta. Next time pasti makin banyak perjalanan asyik mas nugi dan keluarga. Ditunggu cerita lainnya
Sudah makin bagus ya berarti sekarang Sta Bandung. Aku malah sama sekali belum pernah ke sana, Nugie. Dulu pas ke Bandung naik mobil rame2 sama teman.
Kapan2 kudu jalan2 nih ke Bandung naik kereta. Pengin nyobain juga dari Bandung ke Jakarta naik yang wus wus wus itu. 😉
Wah ternyata Stasiun Bandung sekarang sudah secakep ini. Saya cuma sekali naik dari Stasiun Bandung, tahun 2015 saat masih hamil anak pertama. Waktu itu belum tahu kalau bisa naik dari Stasiun Kiaracondong. Setelah tahu bisa naik dari sana, saya tidak pernah lagi ke Stasiun Bandung. Lebih dekat lewat Kiaracondong.
Tapi baca artikel ini bikin pengen ngajak anak naik dari sana. Biar ada pengalaman baru. Fasilitasnya sudah makin lengkap juga.
Loco Cafe itu menarik. Cuma harganya emang agak mahal ya, terutama minuman-minumannya.