Ada yang baru di komplek Candi Prambanan. Saat gue dan rombongan berjalan menuju pintu keluar, kami menemukan tempat ini tak jauh dari area Candi. Sempat dikira kami harus bayar lagi untuk masuk ke dalam, tapi ternyata enggak. Pengunjung boleh masuk secara gratisss! Horeee!!! Eh tapi ternyata untuk beberapa permainan harus membayar lagi dengan tarif beragam, mulai Rp 3.000,00 hingga Rp 15.000,00 (mobil ATV misalnya). Sementara kalau mau main ayunan atau jungkat-jungkit, masih gratis kok.
Sementara beberapa anggota keluarga yang lain asyik dengan kesibukannya sendiri, gue sedikit muter-muter dan menemukan Galeri Permainan Nusantara. Bentuknya menyerupai sebuah rumah kecil, memamerkan aneka macam dolanan tradisional Indonesia. Yang paling banyak adalah macem-macem gasing dari berbagai daerah di Nusantara. Selain itu, masih ada dakon / congklak, bakiak, dan mainan yang lain. Selengkapnya ada di galeri foto di bawah ini.
Agak kangen ya sama dolanan-dolanan itu. Jaman dulu, gue sering tuh main bakiak, egrang, gobag sodor, jamuran, engkling (nggak tahu apa bahasa Indonesianya), benthik, dan lompat tali #eh. Anak-anak sekarang nggak asyik! Mainnya cuma sama gadget. Padahal masih banyak permainan tradisional yang nggak membutuhkan lahan gede, tetep bisa dilakukan di tengah himpitan gedung-gedung modern.
Sayangnya, penjelasan di galeri dolanan ini kurang detil. Sebaiknya juga diberikan penjelasan mengenai cara bermain atau cara bekerja sebuah alat, terutama Alarm Kaleng itu tuh yang paling bikin gue penasaran. Informasi yang ada hanya nama benda, asal, dan komposisi.
Jalan dikit, gue menemukan sebuah kolam buatan lengkap dengan air terjun dan sungai-sungaian yang menjadi sebuah oase di tengah “gurun” Prambanan yang panas menyengat ini.
Ada ikannya kok di kolam buatan ini. Gue duduk aja di tepiannya, di atas salah satu batu-batuan yang ada, lalu berlagak galau #pffft
Buat yang udah gede, bisa main trampolin yang ada di sisi kanan taman. Permainan ini dilakukan secara serius, lengkap dengan peralatan keamanan ala pecinta alam. Bisa juga main sepedaan berkeliling komplek Candi Prambanan. Awas nabrak! Banyak orang wira-wiri, soalnya.
Setelah beberapa menit leyeh-leyeh, akhirnya kami memutuskan buat udahan. Udah kaki pegel dan capek panas-panasan di Candi, paling pas emang makan mie ayam dan menenggak segelas es teh manis, muehehehe. Ada banyak warung makan kayak gini di Terminal Prambanan yang juga jadi satu dengan pasar. Kalau mau yang agak berkelas, ya tinggal jalan aja di sekitar Prambanan, terutama yang ke arah Jogja.
Selesai 🙂