Cafe d’Best itu berdiri tak jauh dari hotel tempat gue menginap di Purwokerto, tepat di persimpangan antara Jl. Gatot Subroto – Jl. Gereja. Bangunannya yang bergaya ala go green dan papan nama berukuran besar membuatnya cafe mudah ditemukan. Setelah beberapa kali berjalan melaluinya dan hanya mengabaikannya, siang ini gue memutuskan untuk menyambangi cafe yang memberikan citra tempat nongkrongan murah meriah ini. Setengah hari berjalan di bawah terik sinar matahari membuat tenaga dan tingkat kegantengan gue terkuras. Huft!
Gue masuk ke dalam cafe dengan agak canggung, melalui beberapa pengunjung yang duduk anteng sambil menikmati santapan atau ngobrol bareng temen nongkrongnya. Setelah beberapa saat celingak-celinguk bego buat nyari tempat duduk, gue akhirnya memutuskan untuk menempati sebuah kursi yang menghadap taman. Tak lama kemudian seorang waiter menghampiri gue dan menyodorkan sebuah buku menu. Untung bukan buku algoritma yang disodorin #pffft
Cafe ini dibagi menjadi bagian luar dan bagian dalam. Bagian luarnya asyik banget dengan bangku-bangku yang menempati titik-titik di antara taman yang rindang. Suasananya adem, bikin makan tambah nikmat. Semacam pujasera kecil ada di sudut kiri depan, dengan beberapa gerobak yang menawarkan beberapa macam jus dan makanan kecil. Kursi-kursi di bagian itu ditempati oleh sekumpulan pelajar sekolah menengah dengan budget pas-pasan, sekedar ingin cari tempat buat nongkrong habis pulang sekolah.
d’Best Cafe & Resto menyajikan bermacam-macam menu kok. Pesanan gue saat itu adalah Paket Nasi Timbel dengan Gepuk dan Yoghurt Strawberry. Total harganya dua puluh ribuan, lumayan lah untuk ukuran sebuah cafe. Nasi timbelnya disajikan dengan semangkuk sayur asem yang segar dengan porsi nasi yang gue bilang cukup — nggak pelit-pelit amat. Yoghurt strawberry-nya juga seger banget! Meskipun rasa yoghurt-nya sendiri nggak terlalu kuat.
Pembayaran dilakukan di kasir yang ada di bagian dalam. Nah, sambil nungguin mbak kasir cari uang kembalian, gue iseng mengamati bagian dalam cafe itu dan ambil beberapa gambar. Gue perhatikan ada cukup banyak ornamen yang ditempatkan di bagian dalam ruangan ini untuk memperindah cafe.
Kalau kalian tertarik dengan cafe ini, coba datang saat malem ya, kayaknya lebih syahdu dan romantis aja sih. Saatnya gue melanjutkan perjalanan menuju kampus Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dan GOR Satria. Salam traveLearn!
Sekilas desainnya campur aduk gitu ya? Kayak ada bagian yang kental dengan nuansa tahun 90-an dan ada juga yang terkesan modern seperti di pujasera kecil itu. Eh? Jangan-jangan ini bangunan rumah yang disulap jadi tempat makan?
Iya. Emang kayak rumah sih bentuknya (baru sadar). Makanya pas masuk aku agak canggung. Oh iya itu ada lantai 2-nya juga.
satu yang paling berkesan di Purwokerto adalah bus Efisiensi dan rumah makan di dekat terminal 🙂
Wah, rumah makan apa tuh bang? Gue nggak eksplor sampai terminal sih. Terus iya, bus Efisiensi itu dari luar juga udah kelihatan endesss.
nasi timbelnya menggiurkan *jadi lapar
makasih buat info nya
sama-sama 😀