
TAFISA 2016, sebuah nostalgia dalam pesta olahraga sedunia
Siapa di sini yang anak 1990-an? Angkat tangan! Yang masa kecilnya mainan gobag sodhor (galasin) sama dakon? Angkat tangan! Yang mengakui bahwa gue itu ganteng? Angkat suara!
*kemudian sunyi senyap*
Kalau melihat pergaulan anak jaman sekarang, duh, baru SD mainannya udah tunyuk-tunyukkan (baca: layar sentuh smaprtphone). Atau ngejar pokek mon ke mana-mana. Atau seharian chatting whatsapp, nge-tweet, update status, upload instagram, sama ngepet daily. Nggak seru amat hidupnya.

Seneng banget lihat adek ini lari-lari sambil bawa kinciran bambu di TAFISA 2016

Anak-anak di Bandung masih ada yang main kayak ginian nggak ya?
Rasanya gue kangen melihat anak-anak dan remaja main lompat tali, atau main kelereng, atau main mobil-mobilan dari kaleng dan bambu yang bunyinya mencolok perhatian. Nostalgia pun terbuai saat ingat dulu setiap hari main jamuran di halaman rumah, atau benthik, atau petak umpet, dan permainan-permainan tradisional lainnya yang mendorong interaksi sosial dan aktivitas fisik. Real interaction! Bukan interaksi semu di dunia maya.
Maka, dengan semangat mencari atlet bule membawa kembali keceriaan masa kanak-kanak itulah, gue dan beberapa rekan blogger sepakat untuk berangkat menuju TAFISA 2016 di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara. TAFISA, sebuah pesta olahraga rekreasi dan tradisional yang menghadirkan partisipan dari 29 provinsi Indonesia dan 87 negara sedunia!
Sekitar pukul 10:00 hari Sabtu, 7 Oktober 2016, kami berkumpul di Pintu Barat Taman Impian Jaya Ancol. Ada mbak Indri Juwono dari tindaktandukarsitek, kak Olyvia Bendon, Atrasina Adlina, kak Tracy Chong dari peekholidays, mbak Parahita Satiti alias Ginuk Satu-nya #DuoGinuk, Winny Alna, kak Rika dari bawangijo, kak Rizka dari missnidy, dan tentu kak Vika Octavia sendiri yang sudah memberikan kesempatan ini.
Di situ, mas-mas hore dari tim TAFISA2016 Kemenpora (namanya mas Fajar) memberi kami gelang khusus sebagai free pass untuk memasuki arena TAFISA 2016.
Kamu kapan kasih free pass buat aku masuk ke hati kamu?

Di Pintu Barat Ancol
Tolong abaikan mas-mas kantoran yang salah kostum itu. Realita rupanya tidak terjadi persis seperti ekspektasinya.
Sementar rekan-rekan blogger lain digiring memasuki arena dengan bus jemputan, mas-mas kantoran ini naik motor sendiri ke dalam Taman Impian Jaya Ancol. Tinggal tunjukkan gelang sakti, maka seorang panitia TAFISA 2016 yang bertugas di depan loket akan memindai lempengan persegi kecil di gelang. Mas-mas kantoran pun masuk Ancol gratis tanpa bayaran!

Tiba di Lagoon, Taman Impian Jaya Ancol

Pasangan blogger salah kostum
Kami pertama mendatangi arena Water and Beach Sport di Lagoon, mengikuti kegiatan Bapak Menpora, Imam Nahrawi, yang sedang menikmati perahu berkeliling pantai. Coba bayangkan: mas-mas kantoran pakai kemeja lengan panjang, celana kain, dan sepatu pantofel, jalan-jalan di atas pasir pantai Ancol. Rasa-rasanya gue pengen lepas kemeja, celana, dan sepatu biar cuma pakai kaos singlet sama brief aja. Tapi gagasan itu gue urungkan seketika karena mengingat adanya khalayak ramai yang mungkin akan terganggu.
Setelah Bapak Menteri mendarat kembali di pantai, kami pun menyambutnya dengan — ajakan (atau paksaan, lebih tepatnya) ber-selfie.

Bapak Menteri Imam Nahrawi mendarat di pantai

Langsung dikerubungi massa!

Ngobrol singkat dulu bersama Bapak Menpora, Imam Nahrawi

Selfie bareng Bapak Menpora Imam Nahrawi
Nggak kalah hits sama foto wefie-nya calon-calon gubernur DKI Jakarta itu, ‘kan? Udah iyain aja.
Kami dan Bapak Menteri Imam Nahrawi pun menjajal sebuah permainan tradisional khas Perancis, bernama Lioness. Dalam permainan Lioness yang mirip Petanque ini, pemain akan mengayunkan bola dengan teknik yang, menurut sepengamatan gue, mirip dengan teknik saat mengayunkan bola bowling. Gue menyebutnya mengayun, dan bukan melempar, karena tangan mencengkeram bola dengan posisi punggung tangan berada di bawah. Bola harus mengenai bola sasaran yang berada di dalam kotak target, atau minimal masuk ke dalam kotak.
Jangan salah, sekilas mudah, tapi permainan ini cukup susyaaahhh. Nggak cuma teknik mengayunkan bola yang harus memperhitungkan berapa jauh jarak yang digunakan dan berapa besar gaya yang dibutuhkan, namun juga tenaga untuk bisa mengangkat bola pembidik yang beratnya udah kayak barbell kecil.

Setelah beberapa kali mencoba, masuk juga bolanya Pak Menteri [photo by: blogger team]

Mbak Indri pun tergoda untuk mencoba

Bersiap melempar

Siap mengayunkan bola menuju sasaran
Di Asia sendiri, permainan ini paling populer dan berkembang di Tiongkok.
Akhirnya, setelah berkali-kali mencoba, Bapak Menteri Imam Nahrawi berhasil mengenai bola sasaran. Beliau pun menerima hadiah dari tim wasit (or whatever they call it in this game, lol). Keren, Pak!

Suasana Lagoon, Taman Impian Jaya Ancol [photo by: blogger team]
Dari kawasan Lagoon dan Beach Pool, kami beralih ke Ecopark. Nah, di sana ada lebih banyak lagi olahraga atau permainan tradisional yang ditandingkan atau dimainkan oleh umum. Ada dakon, dam-daman, beragam engklek dari berbagai negara, kompetisi permainan tradisional, egrang, galasin (gobag sodhor), dorong bambu, Frisbee, sampai permainan tradisional Polandia dengan mbak-mbak blonde yang memakai rok mini sampai paha kekarnya terpampang nyata. *salahfokus*
![Guys, gue melipir dulu boleh ya? [photo by: blogger team]](https://siranselhitam.files.wordpress.com/2016/10/img-20161010-wa0019.jpg?w=640&h=421)
Guys, gue melipir dulu boleh ya? [photo by: blogger team]
![Bareng dedek-dedek emesh Korea [photo by: blogger team]](https://siranselhitam.files.wordpress.com/2016/10/img-20161010-wa0009.jpg?w=640&h=396)
Bareng dedek-dedek emesh Korea [photo by: blogger team]

Berfoto di arena catur dan dam-daman dari berbagai penjuru dunia

Gasing

Engklek dari negara-negara Hispanik
Bersama Bapak Menteri Imam Nahrawi, kami sempat menikmati kompetisi permainan tradisional. Dua sajian yang kami saksikan adalah penampilan Krawnjang dari Kediri, Jawa Timur, dan Pongkang Buluh dari Jambi.
Krawnjang adalah singkatan dari sepak takraw keranjang. Dari namanya, sudah terbayang kira-kira seperti apa permainan ini. Krawnjang ini dimainkan sebagai media hiburan anak-anak penambang pasir di Sungai Brantas di sela-sela rutinitas pekerjaan mereka. Masing-masing tim berlomba-lomba memasukkan bola ke dalam gawang yang uniknya berada di atas sebuah tiang, mirip dalam olahraga bola basket. Tim yang kalah akan menggendong tim yang menang, lalu mengambilkan pasir untuk pemenang, lalu kembali lagi ke lokasi semula.

Menpora beserta keluarga menyaksikan pesta olahraga tradisional

Penampilan pembuka Pesta Olahraga Tradisional dari Jakarta

Rangkaian permainan tradisional Sunda
Dari kontingen Jambi, ada permainan Pongkang Buluh yang berarti lempar bambu. Permainan ini membagi tim dalam dua kelompok: grup penyerang dan grup bertahan. Kelompok penyerang akan berusaha melemparkan bola mengenai sasaran yang berada di tengah arena. Nah, tugas kelompok bertahan adalah menangkap bola dari kelompok penyerang agar jangan sampai mengenai sasaran.
Sekitar pukul 15:00, rombongan akhirnya diantar ke Telaga Sampireun untuk bersantap siang setelah menikmati beberapa permainan tradisional Indonesia dan internasional di dalam TAFISA 2016. Masuk ke dalam saung yang sudah disiapkan, aneka sajian segera berdatangan memuaskan kaum blogger yang sudah menahan lapar dan haus ini. Ayam goreng, ikan bumbu kuning, pepes ikan, karedok, cumi goreng tepung, kangkung, es teh manis, es kelapa, pun tandas disantap.

Bersantap di Telaga Sampireun [photo by: blogger team]

Kelak, semua itu akan sirna dilahap mulut-mulut kelaparan [photo by: blogger team]

Laper sih, tapi foto dulu bisa kali

ikan bumbu kuning

pisang goreng dengan parutan keju, yummy!
Melalui tulisan ini, gue mengundang temen-temen semua untuk datang meramaikan TAFISA 2016 di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, hingga 12 Oktober 2016. Ada beberapa venue lain yang digunakan, seperti GOR Sunter atau PRJ Kemayoran, namun TMJA adalah venue terbesar dan terlengkap acara ini. TAFISA 2016 adalah sebuah kegiatan positif untuk menghidupkan kembali permainan tradisional warisan negeri yang mulai hilang terkikis teknologi.

#SportsAreFun
Ajak anak, keluarga, saudara, teman, pacar, mantan pacar, calon pacar, mantan calon pacar, dan semua orang yang kamu kenal dan nggak kenal untuk TAFISA 2016. Silakan datang dengan kaos yang nyaman dan celana pendek atau celana olahraga. Jangan datang dengan setelan ala mas-mas kantoran Sudirman, nggak ada faedahnya. Indeed, #sportsarefun…
Ini mainan zaman masih kecil sering berantem sama teman gegara main kayak gini hahahah. Sekarang jangankan main, lah nyari alat main yang tradisional aja udah susah. Kalau main Gubak Sodor sekarang bingung lahannya. Nggak ada tanah, adanya paving kakakakakkaka
Kalau jatuh kena dengkul, sakiiittt
mainan masa kecil memang sangat menyenangkan sih, apalagi kalo mainan itu di mainkan oleh teman teman malah tamabah seru dan menyenangkan , yah walau sakit tapi gpp lah.
Kata “sakit” itu kok malah bikin statement-nya jadi baper ya, kak 😀
itu mas2 kantorannya kok bisa sih salah kostum? haha
*ngakak liat fotonya*
Haha, bayangan ketemu menteri itu harus rapi, kak. Ternyata…
Aku kok ngelihatnya lebih seru foto makanannya ya… *nelan ludah*
Hahaha, indeed!
dulu sering main gobag sodor, engklek, enggrang. Tapi sekarang udah jarang liat anak2 kecil main gituan. paling cuma engklek aja
Bener udah jarang banget. Antara lebih minat sama permainan modern, atau minim lahan 😦
kita salah kostum banget ya hahahhahha
Epic lah pokoknya!
abis baca jadinya nostalgia…
Adis takdos
travel comedy blogger
http://www.whateverbackpacker.com
Cieee yang udah tua #eh
Oalaaah ini tuh mainan tradisional ya mas, tak kirain ala-ala permainan atlit profesional gitu… Asyik juga ya, sambil nostalgia waktu masih kecil…
Iya ada atletnya juga, bro. Tapi atlet permainan tradisional wkwkwk
Iya kah? Waaah lucu juga yaaa… Jadi keinspirasi bikin lomba-lomba tradisional ginian di kampung mas. Kasihan anak kecil di sini, udah pada mulai mainan tunyuk-tunyukan semua. Jarang yang mainin mainan tradisonal…
Hahaha. Tunyuk-tunyukkan itu memang merusak generasi. Didukung acaranya, bro! 😀
Nggak selamanya merusak sih mas, ini aku lagi nunyuk eh ketemu info bagus hehehe 😁
Yoii mas, kebetulan aku gabung di karang taruna desa, siapa tau aspirasinya bisa lebih gampang nyampeknya hehehe
Oh iya bener. Si tunyuk bisa bermanfaat juga ya. (ini kok bahasanya makin aneh)
Cieee pemuda karang taruna desa gagah perkasa. Perjuangkan aspirasimu seperti Awkarin memperjuangkan eksistensinya!
Hahahaha itu ngutip dari atas kok mas, saya cuman mengikuti hehehehe
Yoiii mas, semoga dibisakan hehehe
aku masih sering main mainan tradisional seperti dakon, tapi mainnya di layar handphone. haha tetep nunyuk
Haha. Dakon versi tunyuk ya, kak 😀
cieee, yang bajunya rapi. ayo adu dam-daman kitaaa…
Salah kostum 🙈🙈🙈
Nanti kita adu dam-daman di Tafisa 2020 Portugal, kak. Hahaha.
[…] TAFISA Games 2016 di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, rupanya selesai melebihi dari waktu yang gue ekspektasi. Sekitar pukul 16:20, gue baru cabut dari […]
[…] kali ke Ancol itu bulan Oktober tahun 2016 lalu, tapi itu juga karena diundang buat meramaikan TAFISA 2016 sih, hehe. Sebelum itu, gue pernah main ke Ecopark dan Pantai Ancol saat rekreasi gereja gue di […]