Bicara soal transportasi di Singapura nggak akan lepas dari MRT (Mass Rapid Transit). MRT sudah menjadi moda transportasi umum di Singapura sejak 1988, dan terus dikembangkan dari tahun ke tahun hingga memiliki 4 jalur seperti sekarang: North East Line, North South Line, East West Line, dan Circle Line, ditambah dengan beberapa jalur LRT. MRT Singapura menjadi angkutan publik cepat kedua di Asia Tenggara setelah Manila. Oke, ini saya baru tahu, bahwa LRT Manila udah ada lebih dulu dari MRT Singapura.
Seperti yang dijelaskan oleh ibu-ibu India di Station Changi, inilah petunjuk menggunakan MRT Singapura:
- Ehem, jalan kaki keluar hotel, pastikan sudah sarapan biar nggak pingsan dalam perjalanan menuju stasiun MRT
- Masuk ke dalam stasiun MRT, ada pintunya kok .___.
- Saat menggunakan eskalator, usahakan posisi ada di sebelah kiri. Bagian kanan adalah untuk mereka yang lagi terburu-buru
dikejar mertua(kecuali jika emang udah penuh banget dari depan) - Sila menghampiri mesin tiket. Klik station name atau map pada layar sentuhnya, lalu pilih stasiun yang diinginkan
- Setelah klik Ok, mesin akan mengkonfirmasikan jumlah yang harus dibayar. Rata-rata di atas 1.5 SGD sampai sekitar 2 SGD. Belum pernah dapet yang 3 SGD sih
- Masukkan uang ke dalam slot di bagian kanan atas dengan posisi bagian atas uang ada di sebelah kiri. Ingat, nominal yang diperbolehkan adalah lembaran 2 SGD dan 5 SGD, jadi selalu siap sedia dua nominal itu banyak-banyak
- Setelah uang tersedot, mesin akan mengeluarkan tiket dan uang kembalian dalam bentuk koin (jika emang ada kembalian)
- Ambil tiket dan uang kembalian #yaiyalaaahhh
- Gunakan tiketnya untuk masuk ke dalam platform, tempelkan pada palang otomatisnya
- Perhatikan baik-baik line dan rute yang akan Anda tuju. Tenang, ada papan petunjuknya, misal: North East Line ke kanan, North West Line turun. Dalam satu line pun, bisa jadi ada 2 kedatangan dari 2 arah. Silakan cek lagi rutenya di papan rute. Setelah sudah pasti benar, tinggal tunggu keretanya terus naik deh.
Kereta MRT cepat kok datangnya, nggak perlu berlama-lama menunggu kayak nunggu TransJakarta di Harmoni Sentral. Tunggulah di kedua sisi pintu, di belakang garis merah, sementara area berwarna hijau adalah untuk penumpang yang keluar. Dahulukan penumpang yang turun! Warga Singapura itu tertib. Nggak usah buru-buru dan rebutan tempat duduk biar nggak malu-maluin -_____-
Kereta MRT ini dioperasikan dengan sistem, jadi nggak usah khawatir pintunya ada di posisi yang melenceng. Kerjaannya bolak-balik aja secara otomatis, beroperasi dari sekitar pukul 05.30 hingga 01.00. Mau berapa pun penumpangnya, jalan teroooosss. Bangku-bangku panjang berderet di kedua sisi gerbong, biasanya bangku yang dekat dengan pintu adalah reserved seat, alias tempat duduk untuk lansia, ibu mengandung / membawa anak, dan orang berkebutuhan khusus. Keretanya ber-AC, mantep banget setelah abis jalan panas-panasan.
Ada ilustrasi rute di bagian atas kereta, lengkap dengan panduan suara mesin yang nggak ada capek-capeknya kasih tahu tentang stasiun berikutnya, peraturan di dalam kereta (jangan bersandar di pintu), dan anjuran untuk menekan tombol darurat jika mendapati orang yang mencurigakan. Dijamin nggak akan kebingungan. Peraturan di dalam kereta biasanya ditulis dalam 4 aksara: Latin Melayu, Latin Inggris, Cina, dan India. Bener-bener multi-etnis!
Peraturan penting di dalam kereta MRT adalah: jangan makan, minum, merokok, dan bawa yang aneh-aneh (senjata tajam, benda beraroma menusuk seperti durian). Dan plis jangan coba-coba melanggar, atau kamu bakal kena denda. Nggak usah malu-maluin Indonesia deeehhh.
Ternyata lagi, kereta MRT ini bukan monorel, tapi kereta biasa. Hanya saja memang kereta canggih dan cepat. Nah, sebenernya Jakarta juga bisa menggunakan KRL dengan cara seperti ini, tinggal ditambah aja stasiun-stasiunnya, dan keretanya dirawat!
Yang dioperasikan SMRT bukan hanya kereta, namun juga bus SMRT, bus SBS Transit, dan bahkan taksi. Untuk bus, harus punya kartu berlangganan, nggak bisa beli langsung pakai kayak tiket kereta. Alhasil kami kemarin nggak bisa merasakan nyamannya bus Singapura 😦 Metodenya sama seperti kereta MRT. Berhenti di setiap shelter, naik untuk men-tap kartu, lalu turun pun setelah men-tap kartu. Info lengkap untuk jaringan SMRT bisa dicek di sini.
Oh iya, tiket kereta MRT juga bisa di-reload, nanti bakal dapet potongan 10 sen di perjalanan ke-6. Mesin reload biasanya ada di dekat mesin tiket. Kalau mau lebih praktis, bisa pakai STP (Singapore Tourist Pass) untuk 1 sampai 3 hari, atau EZ Link Card untuk jangka waktu 5 tahun. Tergantung gimana kebutuhan kamu aja di sana 🙂
Nah, setelah kereta sampai di stasiun tujuan, kamu bisa keluar dengan kembali men-tap tiket / kartu pada mesin palang otomatis. Jadi jangan sampai hilang, dan jangan sampai turun di stasiun yang tidak seharusnya. Misalnya udah beli buat ke Little India, terus tiba-tiba pengen turun di Chinatown. Nggak bisa kayak gitu. Nanti tiketnya nggak akan mau ke-detect di pintu palang otomatis, bahkan bisa kena denda (duh, apa-apa kok denda ‘nih)
Oke, selanjutnya saya bakal cerita gimana uniknya warga Singapura, termasuk kebiasaan mereka di dalam kereta :))
[…] gue masukkin di sini ya. Dua-duanya murah dan nyaman kok. Memang belum se-rapid dan seekstensif MRT Singapura, tapi sudah jauh lebih baik dari Jakarta […]
[…] Gempor di Singapore #3: Menyusuri Negeri Bersama MRT […]