Aku menghentikan langkahku
Sesaat tubuh terpaku
kala mata ini tertuju
pada seorang ibu penjual tisu
Dia berparas melayu
mengulurkan sebungkus tisu
dengan muka sayu
pada setiap orang yang lalu
Sejenak hatiku kelu
Sungguh di luar dugaanku
menemukan sebuah potret pilu
di tengah sebuah negeri yang maju
Jujur, aku ragu
apakah masih ada orang yang luluh
apakah ada orang yang mau
membeli sebungkus tisu ibu itu
Sepertinya
setiap kali si ibu mengulurkan dagangannya
setiap kali itu juga
setiap orang mengabaikannya
Yang lebih menyedihkan
ibu harus berjuang seorang diri
sementara warga Singapura yang lain
bermandikan uang dan materi berlimpah
Maaf saat itu aku juga mengabaikanmu, Bu
Mudah-mudahan masih ada kesempatan
kita bertemu
wih, keren puisinya 🙂
http://travellingaddict.blogspot.com/
Ehehe, makasih yes. Nanti kalau udah ada kuota gue blogwalking balik deh :))