Rabu, 20 Agustus 2014. Sore itu, Jalan Jenderal Sudirman tampak lebih padat daripada biasanya. Bukan dengan ratusan kendaraan bermotor yang tersendat memenuhi badan jalan, namun dengan warga kota Yogyakarta dan sekitarnya yang bersiap menyambut Kirab Budaya FKY ke-26, berdiri berkerumun di kedua sisi salah satu jalan protokol itu. Kabarnya, kirab akan dimulai pada pukul 16.00 dengan menghadirkan 26 komunitas / paguyuban / peserta. Namun nyatanya, alih-alih molor seperti yang biasa terjadi di Indonesia, kirab budaya justru sudah dimulai sekitar pukul 15.30 lebih.
Aku dan Anita, keponakanku (karena aku masih jomblo, #pffft), buru-buru menyeberang ke sisi selatan jalan sebelum barisan kirab yang sudah siap di sudut timur itu memulai pergerakannya. Kami tinggalkan sepeda motor yang kuparkir agak sekenanya di tepi trotoar. Mudah-mudahan nggak ada yang nyolong helm. Iring-iringan kirab akan dimulai dari Kali, melalui Jl. Jend. Sudirman, berbelok ke kiri di Perempatan Tugu masuk Jl. P. Mangkubumi.
Terik matahari sore tidak menyurutkan antusiasme warga dan turis asing untuk menyaksikan salah satu program kebudayaan kota gudeg ini. Saat peserta kirab yang pertama mulai berjalan, serentak para pengunjung maju ke depan berebut tempat untuk melihat, memfoto, dan difoto *eh*
Aku tak bisa banyak menjelaskan tentang Kirab Budaya ini dan para pesertanya. Jadi, let these pictures talk 🙂

Kirab Budaya FKY ke-26 dibuka dengan barisan prajurit Keraton Ngayogyakarta Hadningrat (entah apa nama prajuritnya, maap)

Nah, ini ada lagi penari dengan kaki bergemerincing. Gerakan dan hentakannya sama persis. Plis gue penasaran :3
Harusnya direkam aja ya, jadi bisa mengabadikan tarian dengan kaki bergemerincing itu 😀
Kirab Budaya berlangsung cukup lama, lebih dari 1 jam. Aku memutar sepeda motor melalui Jalan Cik Di Tiro untuk menghindari macet, tapi ternyata… jalan itu pun juga macet. Melalui Bunderan UGM, lalu berbelok ke kiri, melewati Jalan Magelang, jalanan berada dalam kondisi macet di mana kendaraan-kendaraan merayap dengan perlahan. Barulah setelah lepas dari Jalan Magelang dan memasuki Jalan Kyai Mojo, jalanan sudah kembali normal dan aku dapat berkendara dengan leluasa 🙂
Ayo, para kanca. Monggo pinarak Jogja. Sekarang saat yang tepat untuk mengunjungi Yogyakarta, karena FKY ke-26 dan Pasar Kangen sedang berlangsung. FKY ke-26 ini berpusat di kawasan Ngasem, eks Pasar Burung. Sementara Pasar Kangen bertempat di Taman Budaya Yogyakarta.
Jogja, never ending Asia 🙂
Jadi pingin omong2 dengan Gatotkaca. Apa kabar ya dia sekarang? lalu bapak2 yang menyanyi dengan kocak itu sedang menyanyi apa? Ah semar dan putra2nya, jadi ingat ria jenaka dan wayang purwa. Seru sekali sore itu tampaknya.Jadi pingin ke Yogya,
Tulangnya sudah tak setangguh kawat, ototnya sudah tak sekuat kawat 🙂
Bapak bapak itu nyanyi lagu bahasa Jawa tapi ada juga yg kontemporer 😀
Ayo ke Jogja!
itu power rangernya lesu amet, sepertinya kelelahan abis melawan monster2 :p
Abis kelelahan demo juga bisa, Gan. Ahaha 😀
aku paling suka yogya dengan segala budayanya
Sama aku juga 😀
toss hehehe
tosss hahaha
Laaah ini ke Jogja, kok gak sekalian main ke solo hayooo 😀
Duh duh, kayaknya harus beneran ke Solo nih. Udah ditagih 2 orang 😀
[…] ada ruang bergerak. Panitia tepat memilih Sabtu malam sebagai waktu pelaksanaan pawai. Andai saja Kirab Budaya Yogyakarta diadakan pada hari Sabtu malam seperti ini, pasti bakal lebih ramai […]
[…] memang memiliki objek-objek wisata budaya, sejarah, kuliner, seni, dan sosial di dalam kotanya, Yogyakarta juga sudah memiliki moda […]