Review Pribadi 6 Tontonan Series di Netflix yang Bikin Gue Susah Move On

Tiada hari tanpa Netflix

Karena ternyata gue nggak antusias mengulas travel Youtuber yang gue jadikan langganan tontonan, gue memutuskan buat mengulas tontonan gue aja di Netflix! Gue ini seneng nonton, cewek gue sampai kesel karena sering gue cuekin gara-gara lagi nonton hahaha. Genre-nya macem-macem. Dari fantasi, science fiction (scifi), horror, sampai drama komedi (asal bukan di bioskop). Makanya, sejak ada Netflix dan gue langganan rame-rame sama temen kantor, hidupqu jadi seperti syurga lalalalala~

Nah, beberapa tontonan yang gue bahas di sini bukan sembarangan. Judul-judul di bawah ini adalah daftar serial di Netflix yang bikin gue susah move on! Ada 4 genre di sini, yaitu scifi, fantasi, drama, dan travel. Tapi, semuanya punya satu kesamaan: mereka mengandung unsur persahabatan, mengisahkan beberapa karakter yang menjalani hidup bersama.

Sebagian besar udah gue bahas di Facebook, tapi hampir semuanya nggak dapet banyak likes atau komentar, hiks. Nggak kayak ulasan-ulasannya mas Haryadi Yansyah. Jadi, gue tulis aja di sini biar lebih banyak yang baca. Setuju nggak kalo blog thetravelearn.com ini rutin mengulas tontonan film/series? Porsinya sekitar sebulan sekali, biar nggak mengaburkan identitasnya sebagai travel blog.

Ya syudah, marila kita cuuusss. Gue urutkan dari yang terakhir gue tonton.

Peringatan:

This will be a very loooooong post! Gue sengaja nggak membaginya jadi beberapa tulisan terpisah. Jadi, silakan kalo cuma mau baca di beberapa judulnya, atau cuman baca beberapa paragraf awal di tiap judul. Bagian yang berwarna oranye/coklat mengandung spoiler. Beware!


The Umbrella Academy

Season 2 The Umbrella Academy (TUA) ini baru tayang perdana tanggal 31 Juli 2020 kemarin, dan langsung gue babat habis dalam 2 hari. Pertama kalinya dalam hidup! Memang udah gue tunggu-tunggu sih, this is one of my favorite!

The Umbrella Academy mengisahkan ketujuh anak dengan kekuatan super yang lahir secara tiba-tiba dari para ibu yang masih perawan. Mereka diadopsi Reginald Hargreeves yang lalu mengasuhnya sebagai tujuh pahlawan bersama Pogo―a talking chimpanzee, dan Grace―a robot mom. Ketujuh anak itu adalah:

  1. Luther, The Space Boy, pemuda dengan super strength
  2. Diego, The Kraken, entah kenapa julukannya malah kayak monster gurita raksasa di dasar samudera, padahal kekuatannya adalah pisau-pisau ajaibnya yang selalu mengenai sasaran
  3. Allison, The Rumor, bisa membuat orang lain melakukan apa saja yang dia katakan dengan mantra, “I heard a rumor, you will…”
  4. Klaus, The Séance, yang bisa melihat dan bergaul dengan makhluk halus
  5. Five, The Boy, satu-satunya anggota TUA yang nggak diberi nama, padahal dia mampu menembus ruang dan waktu
  6. Ben, The Horror, bisa mengeluarkan monster gurita dari perutnya
  7. Vanya, The White Violin, buat yang satu ini kekuatannya nggak gue beberkan di sini biar jadi kejutan buat yang belum nonton.

Diego itu Hispanik, Allison African, dan Ben itu Korean, jadi kebayang bingungnya orang-orang saat mereka memperkenalkan diri sebagai saudara.

Opening scene The Umbrella Academy season 2 menunjukkan kekuatan setiap member

Karakter favorit gue adalah Ben, diperankan Justin H. Min. Selain karena kekuatannya adalah salah satu yang terkeren (setelah Vanya dan Five), juga karena dia Asia dan good-looking #hailAsia #AsianProud #TernyataNugiRasis. Sayangnya, Ben ini mati saat remaja, jadi Ben dewasa yang hadir itu adalah hantu. Thanks to Klaus, yang bisa membawa arwahnya kembali.

Karakter favorit berikutnya adalah Five, bajingan cilik yang pinter, tengil, dan nyebelin. Sebenarnya usianya udah 50-an tahun (karena kelamaan menjelajah waktu). Tapi karena kesalahan teknis saat kembali ke masa sekarang, dia malah terjebak di badan remajanya.

Musim kedua The Umbrella Academy melanjutkan perjalanan anak-anak Hargreeves yang terlempar ke dekade 1960-an, tapi rupanya mereka “mendarat” di tahun yang berbeda-beda. Akibatnya, keenamnya menjalani hidup masing-masing sampai mereka bertemu satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja.

Misi mereka sama dengan season sebelumnya: mencegah terjadinya kiamat yang ternyata tetap “mengikuti” mereka. Misi semakin runyam karena ada trio Swedish dari The Commission yang mengincar mereka, The Handler yang menjegal mereka sekaligus mengudeta jajaran direksi The Commission, dan tentunya masalah personal mereka masing-masing. Ketujuh karakter ini memang suka ribuuuttt terus, in a funny way hehe.

Overall, gue puas sama season ke-2 ini. Selalu suka tontonan yang tokohnya sekelompok anak muda yang memadukan genre fantasi, scifi, action, dan komedi. The Umbrella Academy juga aman ditonton karena nggak ada adegan vulgar seksual, kalau kekerasan banyak hehe.

Sayangnya, Ben harus mengorbankan dirinya untuk menolong Vanya. Rohnya pergi untuk selamanya karena tergerus oleh energi dahsyat Vanya. Good thing is, at least misteri penyebab kematiannya saat remaja sedikit terkuak. Dia mati di dalam misi, dan Reginald menyalahkan keenam saudaranya yang dianggap nggak becus.

Tapiiii, karakter Ben nggak hilang, dia hidup lagi. Kok bisa? Kenapa? Tonton aja sampai kelar and expect season 3, shall we?


Twogether

Berbeda dengan kelima series lainnya dalam daftar ini, yang satu ini adalah sebuah variety show Korea Selatan. Masih fresh! Baru mulai mengudara pada akhir Juni 2020. Gue nggak biasanya nonton variety show, nggak ngefans juga sama para pemain Twogether, tapi yang membuat gue nonton ini adalah: TEMANYA TRAVELING!

Twogether diisi oleh 2 selebriti dari 2 negara: Lee Seung-gi dari Korea Selatan dan Liu Yihao a.k.a. Jasper Liu dari Taiwan. Mereka traveling ke 3 negara dan 6 kota (belum termasuk Seoul yang jadi kota pamungkas): Jogja dan Bali di Indonesia, Bangkok dan Chiang Mai di Thailand, lalu Kathmandu dan Pokhara di Nepal. Nah, sebagai netijen Indonesia gue juga jadi makin tertarik karena Indonesia, apalagi itu Jogja kampung halaman gue, langsung nongol di episode pertama!

Tapi mereka nggak cuman traveling, men. Mereka punya satu misi utama di setiap kota yang mereka kunjungi: ketemu fans mereka di situ. Pihak penyelenggara sudah membuka pendaftaran buat jutaan fans mereka di dunia dan memilih 6 fans untuk menjadi misi acara ini. Ketemu fansnya juga nggak gampang (kalo bisa dibuat susah, kenapa harus mudah?), ada game-game yang harus mereka selesaikan. Tiap kali berhasil, sutradara akan memberi mereka satu keping foto berisi rumah, alamat, dan titik koordinat dalam diagram ven. Mereka harus menyelesaikan seluruh game untuk mendapatkan petunjuk yang utuh.

Ya ampuunn videografi acara-acara Kpop itu memang jempolan deh! Selalu ada momen kita bisa menikmati keindahan tiap destinasinya dan ikut merasakan atmosfernya. Seung-gi sama Yihao juga makin lama makin dekat dan makin kocak! Fyi, mereka berdua bahasa Inggrisnya nggak bagus-bagus amat, apalagi Seung-gi. Jadi komunikasi sering jadi kendala. Gue lebih suka sama Seung-gi karena bawaannya lucu, jahil, tukang ngeles, dan banyak ketawa.

Episode favorit gue, monmaap, adalah saat mereka di Thailand. Ya Tuhaaannn nanti kalo ke Bangkok lagi gue mau nginep di Hotel Siva Arun itu ah, staycation! Kapan lagi bisa bangun pagi disuguhi langit fajar sebagai latar candi Wat Arun yang menjulang dan Sungai Chao Praya yang airnya keperakan? Aduh, Bangkok itu bener-bener nggak ngebosenin, nonton ini gue jadi kangen Bangkok. Lalu pas episode Chiang Mai, kotanya rasanya tenaaang banget. Cocok buat staycation, terus seharian cuman café hopping dan sesekali naik ke bukit.

Pokoknya, nonton ini bisa bikin gue ketawa-ketawa setelah sibuk kerja seharian.


13 Reasons Why

Please jangan nonton ini kalau kamu punya masalah dengan mental health seperti anxiety dan depresi, or watch it with your trusted one.

13 Reasons Why adalah serial drama remaja yang mengangkat isu bullying, suicidal, sexual harassment, dan narkoba. Kisahnya bermula dari insiden bunuh diri yang dilakukan Hannah Baker, seorang siswi Liberty High. Sebelum meninggal, Hannah membuat 13 rekaman kaset pita untuk mencurahkan isi hatinya tentang orang-orang yang membuatnya terpicu mengambil keputusan untuk bunuh diri. Kaset-kaset itu lalu ia amanatkan pada Tony Padilla, a fellow classmates, dan dari situ kaset-kasetnya dirotasikan oleh orang-orang yang disebut di dalamnya.

Kolase poster 13 Reasons Why per karakter

Tokoh-tokoh di dalam cerita ini adalah:

  1. Clay Jensen, cowok anxious yang saling mencintai sama Hannah
  2. Tony Padilla, baik, sahabat Clay, tapi temperamen
  3. Justin Foley, drug addict yang tinggal miskin bersama ibunya sesama junkie dan ayah tirinya yang abusive, pernah macarin Hannah
  4. Jessica Davis, pernah jadi sahabat Hannah, lalu pacaran sama Alex dan lalu Justin
  5. Alex Standall, dia dan Jessica sebenernya baik, cuman Alex ini anaknya suicidal
  6. Zach Dempsey, straight-A student yang pinter, jago olahraga, ganteng, juga kaya, basically dia baik, bahkan pernah punya affair sama Hannah
  7. Tyler Down, fotografer sekolah yang di-bully dan banyak dibenci karena dianggap mengganggu privasi
  8. Bryce Walker, cowok tajir yang sebenernya baik dan ramah, tapi dia memperkosa Hannah, Jessica, dan cewek-cewek lainnya
  9. Marcus Cole, Ketua OSIS dari keluarga relijius yang munafik.

Selain itu masih ada Courtney, Ryan, dan Sheri yang ketiganya juga ada di dalam kaset.

Gue suka melihat dinamika hubungan mereka. Mereka sebenernya not really friends, hubungan mereka naik-turun. Clay, tokoh utama, pun bukan tokoh paling baik. Di season 1, dia merasa yang paling suci dan main hakim sendiri dengan membalaskan dendam Hannah ke orang-orang yang menyakitinya. Gue jadi bertanya-tanya sendiri: bakal jadi siapa gue di antara tokoh-tokoh itu?

Karakter favorit gue adalah Jeff Atkins. Dia nggak ada di dalam kaset, tapi dia sering nongol saat adegan-adegan flashback di season 1-2 karena dia adalah temen baik Clay. Ganteng, jago bisbol, pacar cakep, dan pergaulan lancar, dia bantuin Clay dalam hubungannya dengan Hannah. Kenapa cuman nongol di flashback? Karena dia udah mati dalam kecelakaan mobil. Duh, kenapa tokoh-tokoh favorit gue udah mati duluan.

Saran gue, tonton aja season 1 dan 2. Season 3 okelah, meski udah agak aneh. Season 4 udah makin nggak jelas, meski nggak seambyar Riverdale hahaha, jadi kayak nonton film horror. Tapi di season terakhir itu, akting Dylan Minette (memerankan Clay Jensen) teruji bagusnya!


Reply 1988

REPLY 1988, serial drama Korea tentang persahabatan, keluarga, dan hidup bertetangga. Oh tentu ada bumbu-bumbu cinta. Jangan nonton sambil ngemil, karena makan sambil nangis itu susah.

Serial drama ini mengisahkan kehidupan 5 keluarga di daerah Ssangmun-dong, Seoul, di era 1988-1995 (tapi sebagian besar cerita terjadi di tahun 1988-1989). Kelima anak sebaya keluarga itu, yang menjadi tokoh utama cerita ini, adalah: Deoksun (satu-satunya cewek), Sunwoo, Junghwan, Dongryong, dan Taek. Deoksun punya saudara bernama Bora dan No-eul, Junghwan punya kakak bernama Jungbong. Kehidupan mereka penuh dengan komedi, tapi juga air mata. Nonton ini membuat gue ketawa-ketawa, tapi juga berkaca-kaca.

Kamu yang sama-sama lahir di dekade 1970-1990 akan relate banget sama series ini. Kehidupan bertetangga dan pertemanan mereka melemparkan gue ke ruang nostalgia. Dulu, di rumah gue yang lama sebelum pindah, keluarga kami dan para tetangga di sekitar kami hidup berdampingan seperti keluarga-keluarga Ssangmun-dong itu. Berbagi makanan, saling berkunjung, gue juga mainnya sama anak-anak tetangga di sekitar gue. Belum lagi dengan teknologi TV cembung, VCD player, atau Walkman yang ditampilkan di dalam Reply 1988.

Adegan-adegan haru yang disajikan di film ini bukan kejadian-kejadian istimewa, tapi hal-hal sederhana yang biasa terjadi dalam kehidupan kita. Anak tengah yang merasakan ketidakadilan, ayah canggung yang mengungkapkan rasa sayang pada anaknya, anak yang memberi kejutan untuk ibunya, tetap menghabiskan masakan ibunya meski rasanya nggak enak, hubungan suami istri paruh baya, pengorbanan ibu untuk anaknya, dsb gitulah.

Dari episode 1, gue udah suka sama karakter Junghwan. Di dalam cerita, dia dideskripsikan sebagai cowok kurus sipit yang penggerutu. Kalo ngomong suka ngegas atau nyolot. Dia memang nggak masuk kriteria ganteng di mata banyak cewek, tapi dia pinter, ranking 1 satu sekolah. Ranking 2-nya adalah Sunwoo, cowok normies yang ganteng, ketua OSIS, sopan, berbudi sama ibunya yang janda, sayang adek, murah senyum, citra anak yang jadi dambaan ibu-ibu di kompleknya.

Tapi, Junghwan jugalah yang bikin gue gregetaaannn! Dia suka sama Deoksun, tapi nggak berani ngomong, dan sering baper duluan sama saingannya―Taek. Padahal Deoksun itu cewek nggak peka, meski Junghwan udah menunjukkan perhatian. Dari jagain dia di bus supaya nggak jatuh saat berdiri, bawain payung dini hari biar Deoksun nggak pulang kehujanan, kasih kaos kaki impian Deoksun, sampe ngajak Deoksun nonton konser berdua. Kekurangannya, Junghwan itu kebanyakan mikir. Ini yang bikin dia “kalah” sama Taek. Menurut gue, Deoksun juga dasarnya udah suka sama Taek dari awal sih.

Dengerin dulu soundtrack-nya biar lebih menjiwai hehe

Taek ini “nyaris” nggak melakukan usaha buat mendekati Deoksun, nggak sebanyak Junghwan, tapi dia berani ngomong. Sementara Junghwan, ketika akhirnya bisa ngomong terus terang sama Deoksun saat mereka dewasa, eh lalu diakhiri dengan bercanda. Kzl.

Apakah Deoksun beneran suka Sunwoo dan Junghwan? Menurut gue enggak. Deoksun cuman euforia aja karena udah ngebet banget punya cowok. Buktinya, perlakuan dia ke Sunwoo atau Junghwan biasa aja sebelum dua sahabatnya yang kasih ghibah kalo mereka suka Deoksun. Lalu kenapa Deoksun marah sama Sunwoo setelah tau dia naksir kakaknya? Karena ekspektasi dia sendiri yang sudah melambung tinggi, lalu jatuh menghujam bumi. Sama juga karena dia sering sebel sama kakaknya. Ekspresi Deoksun saat Junghwan ngungkapin perasaan juga biasa aja. Harusnya, kalo bener saat itu Deoksun ada rasa, minimal dia akan tertegun dan canggung.

Pertama kali nonton akhir cerita Reply 1988, gue kecewa, karena menurut gue datar tanpa klimaks. Setelah gue renungkan, “Hey, bukankah kehidupan kita juga seringkali nggak jelas kayak gitu?” Persahabatan yang pudar begitu saja seiring berjalannya waktu. Kisah cinta remaja yang begitu saja dilupakan tanpa pernah diungkapkan.

Reply 1988 adalah tontonan keluarga yang akan gue rekomendasikan ke siapa saja. Awas, kalo susah move on dari series ini, itu bukan tanggung jawab gue. Welcome to the club!


Sense8

Gue nyaris melupakan series yang satu ini di daftar ini. Maklum, gue tonton tahun lalu dan udah tamat sampai season 2. Sense8 memadukan sci-fi, action, komedi, petualangan, dan juga traveling dalam satu paket!

Jadi, di dunia ini hidup satu spesies manusia yang berbeda dari manusia lainnya, bernama Homo sensorium atau Sensate (hence the title, Sense8). Spesies yang satu ini bisa saling terhubung. Mereka bisa melihat, mendengar, merasakan, dan mengalami yang dialami satu sama lain meski mereka tak berada di tempat yang sama. Itulah yang terjadi pada 8 karakter utama di dalam series ini. Secara garis besar, ada 2 kegiatan yang mereka lakukan: sharing, dan visiting. Saat saling berkunjung itulah, mereka akan terlihat seperti orang gila di mata orang lain karena berbicara atau heboh sendirian, hahaha.

Masing-masing menjalani hidup yang berbeda-beda, tinggal di negara berbeda, dengan karakter dan masalahnya sendiri-sendiri. Will, adalah seorang polisi di Chicago. Riley adalah seorang DJ perempuan di London. Wolfgang adalah pembobol brankas di Berlin. Kala bekerja di perusahaan farmasi di Mumbai. Sun Bak, wakil pimpinan perusahaan warisan ayahnya di Seoul. Capheus bekerja sebagai sopir angkot di Nairobi. Lito adalah seorang aktor gay di Meksiko, dan Nomi adalah seorang hacker transgender di San Francisco. Mereka adalah satu klaster yang “dilahirkan” Angelica sebelum ia mengakhiri hidupnya. Kebayang kan kenapa series ini bisa sekaligus jadi ajang virtual traveling? Karakter favorit gue adalah Wolfgang. Cool, ganteng, nggak banyak omong.

Season 1 fokus dengan pengenalan masing-masing karakter hingga akhirnya mereka semua bisa saling terhubung. Dengan keahlian masing-masing―Will dan Wolfgang mahir menggunakan senjata dan berkelahi; Sun Bak ahli bela diri; Lito jago berakting; Capheus mengemudi dengan handal; Kala bertanggungjawab soal medis dan obat-obatan; Nomi adalah hacker dengan klaim “cewek yang bisa punya semua akses”. Riley memang nggak banyak membantu soal serangan atau pertahanan, tapi dialah yang terhubung dengan beberapa sensate dari klaster lainnya yang lalu membantu mereka.

Seperti layaknya kisah superhero lainnya, mereka juga punya “musuh” yang harus dilawan. Para sensate ini harus melindungi diri dari Milton Brandt, alias The Whispers, sensate jahat yang bekerja di sebuah organisasi bernama BPO dengan kedok penelitian biologis. Visinya adalah membangun pasukan “zombie”. Sensate ini kan kurang lebih seperti semacam Avatar, di mana ada momen-momen mereka dikendalikan atau mengendalikan sensate lain. Nah, The Whispers ingin dia bisa mengontrol para sensate yang bukan klasternya sekali pun. Selain bisa jadi pasukan, dia juga bisa “hidup selamanya”.

Di season 2, mereka berhadapan dengan klaster lainnya yang bekerja sebagai kolaborator untuk BPO. Di season ini, terkuak bahwa sebenernya BPO itu dibentuk dengan tujuan yang bagus, sebelum akhirnya visinya dipelintir oleh Prof. Kolovi dan Milton. Season ini lebih seru dari season pertama! Lebih banyak aksi dan petualangan. Mereka berdelapan akhirnya ketemu beneran, lengkap dengan “pendamping” masing-masing: Will dengan Diego rekan polisinya, Nomi dengan Amanita ceweknya (dan Bug, sobat hacker), Kala dengan suami barunya Rajan, Lito dengan Hernando (cowoknya) dan Daniela, Sun dengan detektif Mun crush-nya, dan Wolfgang dengan Felix sahabat baiknya. Yang sendirian cuma Capheus hahaha. Ongkos pesawat dari Nairobi ke Eropa mahal pak, buat makan aja susah mereka.

Latar tempatnya move dari Islandia, London, Amsterdam, Berlin, Paris, sampai season finale di Napoli/Naples, Italia. Tuh, traveling banget kan!

My favorite scene in Sense8

Persahabatan dan kekeluargaan mereka bener-bener bikin iri. Mereka membantu menyelesaikan masalah satu sama lain, bersenang-senang bersama, bahkan ngeseks berjamaah di dalam pikiran wkwkwk. Beberapa di antaranya juga saling jatuh cinta, seperti Will dengan Riley dan Wolfgang dengan Kala.

Sayangnya season 3 harus dibatalkan. Maklum sih, biaya produksinya besar dan labanya nggak sebanding. Padahal seru tuh kalo dibuat cluster fight lagi, versi film pun tak apa demi memuaskan rasa rindu gue pada mereka berdelapan.


Teen Wolf

Ini adalah series pertama yang gue tonton setelah gue “mencoba” nonton season 1 Glee di jaman gue kuliah. Teen Wolf ini gue tonton sekitar tahun 2018-2019 dengan download dari salah satu situs pembajak yang dulu banyak beredar, waktu itu belum langganan Netflix. Pas nonton waktu itu, gue bener-bener ketagihan dan menurut gue ceritanya bagus! Setelah gue tonton lagi sekarang, kok kayak tontonan sampah hahaha.

Teen Wolf Season 3 Episode Recap: Tattoo | The Geekiary
Allison, si kembar Ethan dan Aiden, Scott, Stiles, Lydia, dan Derek

Teen Wolf mengisahkan seorang anak SMA bernama Scott McCall (diperankan Tyler Posey) yang pada suatu malam digigit oleh seorang werewolf saat lagi keluyuran nggak jelas di hutan bersama sahabatnya, “Stiles” Stilinski (diperankan Dylan O’Brien). Gara-gara itu, dia berubah jadi werewolf, dan sejak saat itu hidupnya berubah. Lika-likunya semakin rumit karena pacarnya, Allison Argent, adalah putri keluarga pemburu werewolf. Dalam menjalani hidupnya sebagai werewolf, Scott dibimbing oleh Derek Hale, seorang alpha werewolf yang tinggal di dekat rumahnya di Beacon Hill. 

Season terbaik menurut gue adalah season 3 di mana Scott sudah punya grup persahabatannya―Stiles, Allison, Linda (teman satu sekolah yang seorang “banshee”), Isaac (sesama werewolf), Malia (were-coyote), dan tentunya Derek. Mereka berhadapan dengan kawanan lain, yang ternyata lalu menjadi kawan dan menumpas musuh bersama. Di season ini juga terkuak bahwa sebagian orang di lingkungan Scott adalah sesama makhluk spiritual, atau yang bersinggungan dengannya.

Waktu itu gue engaged banget sama karakter-karakternya sampai gue kepoin akun IG masing-masing dan ikut seneng melihat foto kebersamaan aktor-aktornya. Karakter favorit gue di sini adalah tokoh utamanya, Scott, walaupun kadang kesel sama dia karena bego. Sayangnya setelah Teen Wolf, nggak ada film atau series Tyler Posey yang hits, nggak kayak Dylan O’Brien yang sukses membintangi tetralogi The Maze Runner.

Gue terus nonton sampai dia kelar di season 6, meskipun ceritanya semakin lama semakin aneh dan semakin maksain hahaha. Maklum, udah sayang sama karakter-karakternya.


Yak, sampai di sini siapa aja yang bertahan baca sampai habis? (lalu hening). Monmaap ya panjang banget, hehe. Kalo tontonan favorit kamu nggak ada di daftar di atas, bukan berarti jelek atau gue nggak nonton.

Gue nonton Money Heist dan suka, juga Game of Thrones, atau Lucifer, Crash Landing on You, dan banyak lagi. Cuman, tontonan-tontonan itu nggak mengukir impresi seperti daftar di atas. Nggak pengen gue tonton ulang buat sekadar menikmati hubungan persahabatan para karakternya, nggak bikin gue ngepoin kehidupan pribadi aktor-aktornya. Buat kamu, serial apa aja yang bikin kamu susah move on? Atau, dari daftar di atas, mana aja yang udah kamu tonton?

Iklan

31 komentar

  1. Reply emang susah banget sih buat move on. Sense8 aku nonton sebelum masuk ke netflix, tapi belum nonton season 2. Lalu drama yang menurutku juga bagus ditonton itu hospital playlist. Sutradara dan penulis skenarionya sama kayak reply.

    1. Aku nonton Hospital Playlist tapi nggak suka ehehe. Menurutku boring dan tanggung. Terus si dokter ceweknya itu, ekspresinya monoton. Nggak cocok sama seleraku hihi.

  2. Dulu aku hanya mengikuti 13 Reasons Why saja, hingga sekarang sudah jarang banget nonton serial di Netflix. Kangen malah film-film miniseries heheheheh

    1. Woh nggak nyangka mas Sitam nonton 13RW juga

    2. Olla Bob Mirlanda · · Balas

      Dari review di atas, yg udh gue nnton ya TUA aja. Dan nambah list gue setelah baca ini.
      Gue kira, bakal nambaha itu list bahasan ampe kek TVD or The 100 kan. Soalnya, kalo bahas tema keluarga di series. 2 series ini rekomend juga utk bikin hati lo jungkir balik. Hehehe
      Btw, Replay 1988 bakal gue tonton. Thanks yaa

      1. Sama-samaaa. Oh, ini nggak series spesifik soal keluarga sih, genre random tapi mereka bikin gue susah move on hehe.

  3. Aku mengikuti ulasan Nugie tentang 13 Reasons Why dan The Umbrella Academy. Dan jadi tertarik nonton cuma masih nunggu antrean hwhw. Twogether juga aku kepincut tapi liar trailernya agak krikkrik sedikit. Kalau Reply 1988 belom ada lawan. Satu-satunya drakor yang bikin aku nangis tapi hepi lol.

    Lanjutkan Nug nulis kayak gini. Ngebantu banget bagi yang berburu tontonan bagus. Oh ya, paling kasih batasan aja tiap judulnya area yang diceritakan secara umum sama yang ada bocoran ceritanya hehe.

    1. Woh, makasih sarannya mas. Will do hehe.

  4. wah, saya belum ada yang nonton itu satupun. sebulan langganan baru nonton billions, itaewon class, rotten, ocean’s 8, somebody feed phil, streetfood asia yang ada edisi yogyakarta. mau nonton twogether ah

    1. Wahaha suka variety show juga ternyata

      1. Pokoknya yang ada liputan ttg Indonesia saya tonton.haha

  5. Hola mas Nugie 😆 suka deh baca selingan post begini yang nggak ada hubungannya sama travelling, hehehe. Saya pribadi merasa okay kalau mas Nugie mau bahas soal film atau series sebulan sekali 😍

    Ngomong-ngomong dari list di atas, yang saya tonton hanya Reply 1988 dan TUA 😂 tadinya mau coba tonton 13 Reasons tapi nggak jadi karena takut duluan hahahahahahaa. Dan habis baca review mas Nugie, jadi penasaran mau lihat Sense8 😆

    1. Akutu suka nonton soalnya, apalagi sejak ada Netflix. Sementara belum ada platform review series, baru review film setauku di Letterboxd. Makasih udah mampir dan tetep baca ya.

      Sense8 recommended! Cuuusss 😀

  6. Hikmal 32 · · Balas

    Buat umberella ucademy kata masnya ga ada adegan vulgar?? Lah itu adegan si vanya sama pacar lesbinya lagi hubungan intim ga dihitung mas? Atau emang ga di anggep adegan vulgar??

    1. Oh iya, aku lupa ada adegan itu.

  7. Coba satu satu nih..thanks rekomendasinya brader

    1. Sama-sama, semoga bermanfaat.

  8. Aku lagi mikir2 apa download Netflix lagi yaaa , hahahahah, baca ini jd banyak bangettt yg mau ditonton. Trutama aku tertarik ya Twogether dan 13 reasons why. Menarik tuh kayaknyaa…

    Dulu aku sempet donlot Netflix, trus langganan, tp kmudian baru sadar dia ga bisa kebuka Krn aku pake Indihome. Harus switch ke provider biasa. Kan males. Aku stop.

    Tapi skr aku denger Netflix udh bisa dibuka pake Indihome. -_- … Nyebelin , bukan dari kemarin2.

    Reply 1988 msh blm bisa bikin aku move on hahahahaha. Iya sih akhirnya ga klimaks, tp ttp susah bener lupain nih Drakor hahahaha. Tp adegan fav ku tetep pas ibunya jungpal ikut perlombaan nari itu mas. Yg kaset ketuker Ama kasetnya penjual telur. Wkwkwkwkwkw itu aku ngakak Ampe nangis :D. Kocak si itu…

    Eh aku setuju kamu sesekali bikin review film ato drama . Itu LBH enak di baca di blog lagian. Bisa panjang. Kalo di FB aku ga terlalu suka baca yg kepanjangan. Layout-nya ga enak.

    1. Twogether seru mbak, 13 Reasons Why monggo cobain dulu cocok enggaknya hehe. Tos dulu dong sesama fans club Reply 1988 😀

      Wokeee tulisan review akan aku rutinkan kalo begitu. Makasih udah mampir dan komentar mbak.

  9. Penasaran tp koq takut yach mau download dan nonton 13 Reasons Why.

    1. Temenku, cewek usia 2 tahun di bawahku, habis nonton 13RW ada perasaan uneasy dan butuh berhari-hari buat balikin kesegaran pikirannya.

      Kalau mau coba dulu aja kak, kalau nggak tenang stop dulu 🙂

  10. Wruhantojati ✓ · · Balas

    Mantap rekomendasinya

  11. ainunisnaeni · · Balas

    aku penasaran sama twogether nih, bawaannya kayak vitual tour disaat kayak gini 😀
    dari duluuu mo donlot netflix tapi belum kelakon hahaha

    1. Hahaha gak donlod juga bisa kak, via PC. Asal langganan aja muehehehe.

  12. Mas aku kan mau nonton teen wolf tapi aku search di netflix kok gkada ya? Itu kenapa ya? Apa mesti make vpn? Tapi aku udah make vpn tetep gknemu?

    1. Aku barusan cari ada kok. Coba cek di setting, cek preferensi bahasa kamu.

  13. […] Baca juga: Review 6 Series di Netflix yang Bikin Susah Move-on […]

  14. Aku nonton Teen Wolf tahun 2017, & sekarang nonton lagi tetep sama bagusnya kok. Nggak kayak sampah seperti yg mas nya bilang

    btw,
    Scott digigit bukan karna keluyuran gak jelas di hutan, tapi karna lagi nyari mayat bareng Stiles, Derek Hale sewaktu bimbing Scott itu belum jadi alpha werewolf, & Lidya bukan Linda.

    1. Hahaha. Aku nggak akan argumen balik di sini karena masalah taste memang hak pribadi.

      Ah iya bener. Makasih udah koreksi. Gue udah lama banget nontonnya (jeda bertahun-tahun sampe gue tulis review-nya di sini) jadi udah banyak yang lupa.

  15. […] gini siapa sih yang nggak langganan Netflix? Banyak ding wkwkwk. Gue joinan sama 3 temen lainnya biar beban berlangganan terasa lebih ringan. […]

  16. […] Baca juga: Review Pribadi 6 Tontonan Susah Move On di Netflix […]

Like atau komentar dulu, kak. Baca tanpa komentar itu kayak ngasih harapan semu :D

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Lonely Traveler

Jalan-jalan, Makan dan Foto Sendirian

Guru Kelana

Perjalanan sang guru di berbagai belahan dunia

dyahpamelablog

Writing Traveling Addict

Daily Bible Devotion

Ps.Cahya adi Candra Blog

bardiq

Travel to see the world through my own eyes.

Mollyta Mochtar

Travel and Lifestyle Blogger Medan

Jalancerita

Tiap Perjalanan Punya Cerita

LIZA FATHIA

a Lifestyle and Travel Blog

liandamarta.com

A Personal Blog of Lianda Marta

D Sukmana Adi

Ordinary people who want to share experiences

PAPANPELANGI.ID

Berjalan, Bercerita; semoga kita terbiasa belajar dari perjalanan

Guratan Kaki

Travel Blog

Omnduut

Melangkahkan kaki ke mana angin mengarahkan

Efenerr

mari berjalan, kawan

BARTZAP.COM

Travel Journals and Soliloquies

Bukanrastaman

Not lost just undiscovered

Males Mandi

wherever you go, take a bath only when necessary

Eviindrawanto.Com

Cerita Perjalanan Wisata dan Budaya

Plus Ultra

Stories and photographs from places “further beyond”.

backpackology.me

An Indonesian family backpacker, been to 25+ countries as a family. Yogyakarta native, now living in Crawley, UK. Author of several traveling books and travelogue. Owner of OmahSelo Family Guest House Jogja. Strongly support family traveling with kids.

Musafir Kehidupan

Live in this world as a wayfarer

Cerita Riyanti

... semua kejadian itu bukanlah suatu kebetulan...

Ceritaeka

Travel Blogger Indonesia

What an Amazing World!

Seeing, feeling and exploring places and cultures of the world

Winny Marlina

Winny Marlina - Whatever you or dream can do, do it! lets travel

Olive's Journey

What I See, Eat, & Read

tindak tanduk arsitek

Indri Juwono's thinking words. Architecture is not just building, it's about rural, urban, and herself. Universe.

dananwahyu.com

Menyatukan Jarak dan Waktu

%d blogger menyukai ini: