Mengenal Sanya, Kota Wisata di Ujung Selatan China

Beauty Crown Complex seen from atop Linchunling Forest Park

Perkenalkan Sanya, kota wisata di ujung selatan China. Buat kamu yang mengikuti ajang kecantikan internasional, nama Sanya mungkin akrab di telingamu karena ia menjadi tuan rumah untuk Miss World 2018. Terlepas dari itu, Sanya ternyata kota yang menarik yang membuat gue ingin ke sana lagi.

Hainan adalah provinsi paling selatan dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang terdiri atas satu pulau besar bernama Pulau Hainan dan pulau-pulau kecil di sekelilingnya. Nah, Sanya ini letaknya persis di titik terujung Hainan. Di sebelah selatannya masih ada beberapa pulau kecil dengan kota kecil bernama Sansha (yang lebih tepat disebut komplek atau “sekumpulan peradaban”), jadi Sanya tetap kota paling selatan RRT yang beneran kota.

The dusk of Sanya from Linchunling Forest Park
Another part of Sanya seen from Linchunling Forest Park

Karena merupakan bagian dari Hainan, Sanya dianugerahi iklim tropis yang hangat kayak di Indonesia. Letak geografisnya aja malah masih “di bawah” posisi Hanoi, ibukota Vietnam. Bedanya, Sanya tetap kecipratan hawa dingin dari utara saat akhir tahun hingga awal tahun. Suhu saat dini hari bisa mencapai belasan derajat Celcius, seperti yang subuh itu gue rasakan saat naik ojek dari BlueSky International Youth Hostel menuju Sanya Railway Station.


Geografi Kota Sanya, Hainan, China

Sanya adalah kota di tepi pantai yang dikelilingi pegunungan, dibelah oleh Sanya River yang mengalir di tengah kota. Karena topografinya itu, Sanya menyajikan sebuah lanskap yang apik.

The sea, the river, and the city of Sanya from Linchunling Forest Park
The city of Sanya in Hainan is surrounded by hills
Panoramic view of Sanya, Hainan

Ada beberapa viewing point di sekeliling Sanya, yang pernah gue kunjungi adalah Linchunling Forest Park yang pintu masuknya nggak jauh dari Giant Tree Beauty Crown Complex, tempat perhelatan Miss World 2018. Jalur pendakiannya udah aman banget, seluruhnya dibuat tangga beton, tapi memang tetap melelahkan hahaha. Waktu ideal mendaki mungkin sekitar 1 jam. Dari puncaknya, kita bisa menikmati panorama kota Sanya dengan sungai yang membelahnya, laut yang menghadangnya, dan pegunungan yang mengelilinginya. Gue sarankan ke sini saat matahari terbenam sampai malam.

Viewing point lainnya adalah Luhuitou Forest Park (yang lokasinya lebih deket dari hostel, tapi malah terabaikan) dan Yalong Bay. Terus kalau dari salah satu website pariwisata Sanya, ada yang namanya Phoenix Hill, lengkap dengan jembatan instagrammable dan cable car. Tapi gue cari di Google Maps nggak ada, adanya Phoenix Island aja, sebuah resor di lepas pantai Sanya yang dibangun dari lahan reklamasi.

Melalui salah satu jembatan yang melintas di atas Sanya River

Salah satu alasan yang membuat gue pengen ke Sanya lagi adalah keinginan menyusuri Sanya River dan area-area publik di sekitarnya. Well, nggak menyusuri sungainya banget sih, karena ada beberapa bagian yang nggak walkable. Pokoknya jalan-jalan santai di tepi sungai. Pas November 2019 lalu, gue cuman mampir lewat saat jalan kaki mau ke Linchunling Forest Park, belum bener-bener menikmati tempatnya.


Transportasi Menuju Sanya, Hainan, China

Sanya dilayani oleh Phoenix International Airport dan Sanya Railway Station. Kamu bisa langsung terbang menuju Sanya dari Singapura dan sebaliknya, tapi gue sendiri lebih memilih menjangkaunya dengan kereta api. Yup, Sanya terhubung baik dengan ibukota Hainan, Haikou, dan kota-kota Hainan lainnya (seperti Wenchang, Bo’ao, dll) dengan jalur kereta api cepat. Jalur kereta api cepat di Hainan ini adalah world’s first railway network looping the entire island! Pertama kali di dunia di mana sebuah jalur kereta api cepat melingkari satu pulau dengan sempurna.

Sanya Railway Station, Hainan
Sanya Railway Station at dawn

Dari Bandara Internasional Phoenix, kamu bisa ke pusat kota Sanya dengan taksi atau bus kota. Lokasi bandaranya sendiri nggak jauh dari kota. Konon, menjelang pesawat mendarat atau sesaat setelah pesawat lepas landas, kita akan disuguhi pemandangan patung dewi Guan Yin of The South Sea!

Gue naik kereta siang dari Haikou East Railway Station menuju Sanya Railway Station dengan kereta kelas II. Saat kembali ke Haikou, gue ambil kereta 1st class yang berangkat pagi dengan tujuan Meilan Railway Station, stasiun yang terhubung dengan Hainan Haikou International Airport. Waktu tempuhnya kurang dari 2 jam dengan kecepatan hingga 250 km/jam! Lumayan buat first timers. Baca ulasan dan cerita selengkapnya di:

Panduan dan Cerita Perjalanan Naik Kereta Cepat di Hainan

Interior Sanya Railway Station dari lantai atas (check-in 2)
High speed train and regular train at Sanya Railway Station, Hainan

Stasiun Kereta Api Sanya ini sudah terintegrasi baik dengan bus kota dan tram. Begitu keluar gedung stasiun, langsung ada halte tram dan terminal kecil bus. Nggak perlu menyeberang jalan dulu karena menempati lahan yang sama dengan area parkir mobil.


Transportasi Umum di Sanya, Hainan, China

Di dalam kotanya sendiri, warga lokal banyak bepergian dengan sepeda listrik atau sepeda motor matic, tapi angkutan umum utamanya adalah bus. Bus kota di Sanya sudah sesuai standar bus modern. Ber-AC, menerima cashless, bersih, dan punya nomor rute masing-masing. Ongkosnya memang lebih mahal dari ongkos bus kota di Haikou, dan ada kondektur, biasanya cewek pake seragam ala duta pariwisata. Kalau di Haikou tarifnya flat rate CNY 1, di Sanya ongkosnya CNY 2-10 sesuai jarak. Mungkin karena posisi Sanya sebagai kota turisme.

Bus adalah transportasi umum andalan di kota Sanya, Hainan
Sebuah bus stop di Sanya, Hainan

Sebenernya, Sanya baru saja menyelesaikan 1 jalur tram sepanjang 4.5 km yang menghubungkan Stasiun Kereta Api Sanya dengan Jiefang Street, pedestrian street utama di Sanya dengan jajaran tempat belanja dan tempat makan. Tapi, last time I checked saat November 2019 lalu, tram belum resmi beroperasi, atau masih operasional terbatas, meski armada sudah ready dan sudah running test.

Melihat kondisi pandemi seperti sekarang, kurang jelas kapan tram di Sanya akan beroperasi secara penuh. Rencananya, Sanya Tram akan memiliki jalur sepanjang 8.4 km hingga Jiangang Road.

UPDATE!

Sejak Oktober 2020, Sanya Tram sudah resmi beroperasi penuh dari Sanya Railway Station hingga Jiangang Road.

Sanya tram route from Urbanrail.net
Sanya Tram yang masih dalam tahap public trial
Halte bus dan tram di depan Sanya Railway Station

Nah, buat temen-temen yang penasaran gimana jalannya Sanya Tram, nih gue lampirkan video ulasan dari seorang vlogger lokal.

Opsi transportasi umum lainnya di Sanya selain taksi adalah ojek. Ongkosnya murah lho. Gue cobain 2 kali dari Lichunling Forest Park ke hostel seharga CNY 20 dan dari hostel ke stasiun seharga CNY 35. Kendaraan yang dipake macem-macem, karena merek dan model sepeda listrik di sana juga beda-beda. Rasanya, sejuuukkkk, enaaakkk banget dan it feels so free!

Terus gimana cari abang ojeknya? Berdiri aja di pinggir jalan, nanti juga ada yang nyamperin. Nggak usah bingung kalo mereka semua ngomong pake bahasa Hainan atau Mandarin. Tunjukin aja alamat tujuan kamu, terus driver akan ngajak deal-dealan harga berbekal kalkulator. Sampai tujuan, bayar deh. Simpel.

Taxi di Sanya berwarna oranye
Lalu lintas padat di sebuah persimpangan di kota Sanya, Hainan

Ojek dan taksi ini cocok buat turis karena sumber online untuk peta bus di Sanya ini sangat nggak lengkap, di Google Maps juga nggak ada. Well, this is China where all Google products are troubled. Sementara belum tentu di posisi saat itu ada halte bus, warga lokal juga pada nggak bisa bahasa Inggris. Tapi gue berhasil naik bus dari stasiun ke hostel dan dari hostel ke Nanshan Cultural Tourism Zone PP karena ada infonya di internet.

Enaknya motoran kalo jalanannya serindang ini, trotoar ini boleh digunakan motor
Banyak motor dan sepeda listrik di Sanya dan seluruh Hainan
Pejalan kaki dan joggers di Sanya Hainan hati-hati ya karena berbagi trotoar dengan sepeda listrik
Mendekati pusat kota Sanya pun masih banyak pepohonan

Bicara soal lalu lintasnya, jalan-jalan di kota Sanya lebih rindang dari jalan-jalan di Haikou. Karena ada beberapa hutan kota, jadi sebagian jalan protokol itu dibayangi oleh hutan di salah satu sisinya. Di jalan-jalan seperti itu, motor dan sepeda listrik punya jalurnya sendiri, seperti di Haikou. Tapi kalau jalan-jalan di pusat kota, mungkin karena nggak terlalu lebar, motor dan sepeda listrik melebur jadi satu dengan kendaraan lainnya.


Tempat Wisata di Sanya, Hainan, China

Obyek wisata utama di Sanya adalah patung Dewi Guan Yin of The South Sea yang ada di Nanshan Cultural Tourism Zone. Karena jaraknya jauh (1 jam sekali jalan) dan ini tempat wisatawan cendol, gue sarankan berangkat pagi-pagi jam 7-8. Ongkos masuknya CNY 129 atau sekitar Rp260 ribu. Kalau mau naik odong-odong keliling, bayar lagi CNY 30 atau Rp60 ribu yang mana menurut gue kurang worth the price.

Klik di sini untuk membaca seluruh tulisan tentang perjalanan gue di Sanya.

Goddess of The South Sea in Sanya, Hainan
Beauty Crown Complex / Grand Tree Hotel in Sanya, Hainan
Salah satu area Jiefang Street di Sanya, Hainan

Selain itu, beberapa obyek wisata lainnya udah gue sebutkan di atas. Dadonghai Beach, Yalong Bay, Jiefang Pedestrian Street, Luhuitou Forest Park, Linchunling Forest Park, dan masih banyak lagi. Masih banyak yang belum gue kunjungi karena keterbatasan waktu. Sanya ini terkenal dengan pantai-pantai pasir putihnya, kayak Bali. Turis Rusia banyak yang liburan ke sini, melarikan diri dari hawa dingin negeri mereka.

Jangan heran kalau kamu banyak menemukan aksara Rusia dan orang-orang Rusia di kawasan wisata Sanya. Di sekitar hostel gue di kawasan Dadonghai, restoran-restoran dan toko-toko banyak yang memuat aksara Rusia.


The city of Sanya, Hainan, at evening

Satu hal lagi yang mau gue sampaikan sebelum gue tutup adalah: Sanya ramah muslim. Sanya adalah salah satu daerah di China selatan dengan minoritas muslim yang cukup signifikan. Ada masjid raya, lalu di dekat hostel gue juga ada beberapa restoran Tionghoa Muslim. Jadi jangan ngajak ngobrol pake bahasa Melayu ya, nggak akan ngerti dia. Bahasa Inggris aja nggak ngerti, hahaha. Porsi makanan di Sanya dan seluruh Hainan banyak-banyaaakkk, bisa buat berdua kalo kapasitas perut kamu sama kayak gue.

Oke, itulah yang bisa gue ceritakan tentang Sanya. Share your thoughts below, dan jangan sungkan kalo ada yang mau ditanyain. Gimana, apa yang kira-kira bakal kamu suka tentang Sanya?

Iklan

28 komentar

  1. Tramnya bagus, kayak mini MRT/LRT gitu bentuknya Nug. Aku baca tulisan ini kayak dejavu. Patung Dewi Guan Yin itu familiar dan kayaknya aku tahunya dari blog ini. Kayaknya ada di postingan lain ya?

    Dan, yang bikin penasaran, langitnya kelabu itu karena mendung atau polusi asap? haha, secara beberapa kota di Tiongkok terkenal dengan polusinya. Tapi, kalau pernah jadi venue miss World, mestinya dipilih kota yang cakep sih ya.

    1. Iya mas, tram-nya modern gitu, bukan tram klasik kayak di Hongkong 😀
      Betul, ada di tulisan lain.

      Hm kayaknya sih mendung ya, karena Sanya bukan kota industri dan area hijaunya cukup banyak.

  2. Suka banget sama kota2 modern tapi elemen nature-nya nggak bener2 hilang, contohnya dengan adanya forest park itu. Reminds me of Vancouver a little bit, karena ada daerah pegunungan yang ketemu perairan itu.

    Trotoarnya sedikit bikin ingat BSD, dan foto pusat kotanya sedikit bikin inget SCBD 😀 Dan suka sekali juga sama filter foto2nya!

    1. Samaaa, suka kota-kota yang livable di mana peradaban dan alam hidup berdampingan, lalu infrastruktur transportasinya juga oke. Glad my post brings some good memories for you.

      Thank youuuu apresiasinya kak

  3. Cantik sekali kotanya ya kak Nugie, modern tapi kealamiannya tetap ada. next kemana nih kak after pandemi?

    1. Betul sekali kak, suka eksplor kota kayak gini.
      Doakan Jepang/Vietnam/Taiwan/Korea/Cina lagi hahaha

  4. Aku harus liat peta Haikou , Hainan dan Sanya ini, supaya bisa ngebayangin titik2 lokasinya :D. Tiap kali traveling, aku pasti coba liat petanya dulu, jd bisa ngerti sbnrnya kota A LBH Deket ke kota mana, jadi rute yg disusun bisa rapi.

    Kalo sekedar baca, jujur Krn ingatanku ttg arah agak kacau , jd yg ada malah bingung hahahahaha.

    Sejak kamu nulis ttg Hainan, udh kebersit sih, kapan2 pengen main kesini. Apalagi biayanya ga mahal Krn disubsidi pemerintah kan yaaa wisatanya.. :). Td ngeliat bbrp foto yang mana taman2nya ga terlalu ramai, aku suka banget tuh mas. Nenangin pikiran, drpd jalan2 ke tempat crowded 😀

    1. Hooh paket tur ke Hainan dari Indonesia itu murah sekali. Hotelnya udah bagus juga (karena di sana juga jarang hostel).

      Tapi kalo mau ke hutan dan taman yang sepi tadi, kudu explore sendiri kayaknya hahaha. At least ada waktu kosong dari provider turnya. Kabari kalo jadi ke Hainan ya 🙂

  5. Lihat tatanan kotanya yang rapi, pepohonan rindang, jalur teduh, dan motor rapi begitu kok menyenangkan ya hahahahhaha. Entahlah,

    1. Asoy buat sepedaan mas 😀

  6. #justinindyo · · Balas

    Modern ya kotanya. Apalagi mode transportasinya akan ada tram cakep. Buat yang pertama ke Cina terus ke tempat yang lebih tradisional kayak saya, melihat Cina kayak gini, bikin bertanya-tanya, “Gimana rasanya tempat modern di Cina gini ya.”

    Btw memang trotoar motor listrik sama pejalan kaki jadi satu ya? Bukan pengendara motor nakal ya itu? Banyak gak sih yang jalan kaki di sana?

    1. Iyaaa. Meskipun Sanya ini di ujung selatan, tapi infrastrukturnya tetap diperhatikan. Beuh, Hainan ini crowded motor kak, kayak Vietnam.

      Memang motornya boleh ke trotoar, lajurnya udah diatur, aneh ya hahaha

  7. halochichie · · Balas

    Aku nih gara-gara nonton drama China, Go Go Squid dan mereka shootnya Sanya. Lalu terfikir nanti sehabis pandemi pengen main ke Sanya, pengen nyobain hotel yang ada aquariumnya itu.

    1. Hoo sempat jadi setting film juga ya ternyata

  8. Foto2nya baguuus..serasa jalan2 sendiri ke sana deh. Baca post ini langsung pengen bisa ke sana juga.. Thx for sharing ya..

    1. Waaa makasih apresiasinya mbak

  9. Sebelum pandemi melanda, saya sering banget pantengin paket wisata ke hainan ini. Sepertinya cukup terjangkau dan kalau melihat dari posnya Mas Nugie, tempat ini worthed juga untuk dikunjungi. Dan kalau mau datang sendiri pos ini juga bisa dijadikan referensi. Dari foto-fotonya saya berharap covid 19 cepetan berlalu. Saya pun ingin datang ke sana 🙂

    1. Bener, mbak Evi. Paket wisata ke Hainan itu murah banget. Bisa dijadikan alternatif liburan mancanegara.
      Kita sama-sama berdoa biar pandemi segera pergi ya.

  10. dgoreinnamah · · Balas

    Pas baca jalur kereta di hainan mengitari pulau secara sempurna, saya langsung ngebayangin Indonesia. Pulau apa ya yang kira-kira bisa dibuat seperti itu juga.

    Jalan-jalan juga jadi happy kalau moda transportasinya sudah terintegrasi. Mau naik apapun ya tinggal pilih aja.

    Kalau soal kebersihan railway stationnya sendiri gimana tuh, mas?

    1. Pulau-pulau kayak Bali gitu sebenernya cocok bang. Jawa kayaknya hampir melingkar, tinggal bagian barat yang belum 😁

      Stasiunnya bersih kok, meski bisa berisik banget kalo pas rame hehe

  11. Lihat dari foto-fotonya, kotanya kok kayak adem gitu…

    1. Sebenernya panas sih kak hahaha, tapi kalo pagi memang adem. Pepohonan bikin suasana jadi sejuk ya kak.

  12. ainunisnaeni · · Balas

    kayaknya kotanya lebih tertib dari hanoi, terutama pengguna motornya. di hanoi semrawut bingit
    tenang banget ya kayaknya, slow gitu

    1. Yup lebih tenang karena motor listrik. Semrawut sih enggak terlalu, cuman banyak dan ada di mana-mana hehe.

  13. Makasih kak atas racunnya. Saya jadi pengen traveling ke hainan nih 😄

  14. […] tiba di Stasiun Kereta Api Sanya membuatku bisa melihat low floor tram yang modern untuk pertama kalinya (bukan tram ding-ding jadul […]

Like atau komentar dulu, kak. Baca tanpa komentar itu kayak ngasih harapan semu :D

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Lonely Traveler

Jalan-jalan, Makan dan Foto Sendirian

Guru Kelana

Perjalanan sang guru di berbagai belahan dunia

dyahpamelablog

Writing Traveling Addict

Daily Bible Devotion

Ps.Cahya adi Candra Blog

bardiq

Travel to see the world through my own eyes.

Mollyta Mochtar

Travel and Lifestyle Blogger Medan

Jalancerita

Tiap Perjalanan Punya Cerita

LIZA FATHIA

a Lifestyle and Travel Blog

liandamarta.com

A Personal Blog of Lianda Marta

D Sukmana Adi

Ordinary people who want to share experiences

PAPANPELANGI.ID

Berjalan, Bercerita; semoga kita terbiasa belajar dari perjalanan

Guratan Kaki

Travel Blog

Omnduut

Melangkahkan kaki ke mana angin mengarahkan

Efenerr

mari berjalan, kawan

BARTZAP.COM

Travel Journals and Soliloquies

Bukanrastaman

Not lost just undiscovered

Males Mandi

wherever you go, take a bath only when necessary

Eviindrawanto.Com

Cerita Perjalanan Wisata dan Budaya

Plus Ultra

Stories and photographs from places “further beyond”.

backpackology.me

An Indonesian family backpacker, been to 25+ countries as a family. Yogyakarta native, now living in Crawley, UK. Author of several traveling books and travelogue. Owner of OmahSelo Family Guest House Jogja. Strongly support family traveling with kids.

Musafir Kehidupan

Live in this world as a wayfarer

Cerita Riyanti

... semua kejadian itu bukanlah suatu kebetulan...

Ceritaeka

Travel Blogger Indonesia

What an Amazing World!

Seeing, feeling and exploring places and cultures of the world

Winny Marlina

Winny Marlina - Whatever you or dream can do, do it! lets travel

Olive's Journey

What I See, Eat, & Read

tindak tanduk arsitek

Indri Juwono's thinking words. Architecture is not just building, it's about rural, urban, and herself. Universe.

dananwahyu.com

Menyatukan Jarak dan Waktu

%d blogger menyukai ini: