Lika-Liku si Digital Savvy: Begadang, Mata Kering, dan Kopi

Kalau ada yang bertanya, “Siapa atau apa yang paling setia kamu temani sepanjang hari?” Jawabannya bukan istri saya, Ara, tapi laptop 🤣🤣🤣 atau gadget pada umumnya. Memang sudah teruji kesabarannya memiliki seorang suami yang adalah digital savvy. Jadi di tulisan kali ini, saya mau share keseharian saya sebagai seorang digital savvy yang akrab dengan kopi, begadang, dan mata kering.

Kurang digital savvy apa coba saya ini? Ngantornya di digital agency, hobinya ngeblog dan bikin konten media sosial terkini, hiburannya pun streaming film dan drama seri, wkwk. Dari pagi sampai ketemu pagi lagi, saya berkutat dengan gawai tiada henti. Saya betah sehari-hari menjalani rutinitas yang sama seperti ini, lalu nanti cuti beberapa hari buat main yang jauuuhhh ke luar negeri. Apalagi, dengan status baru sebagai seorang ayah dari sepasang putri kembar yang belum genap berusia satu tahun, opsi untuk bepergian semakin terbatas.

Tulisan ini saya buat sebagai wadah berbagi dengan teman-teman sesama pekerja digital agency, syukur-syukur bisa jadi inspirasi, referensi, dan sumber inspirasi.


Karyawan Digital Agency vs Bapak-Bapak Fans K-pop

Saya ini cenderung seorang morning person, meski paginya nggak pagi-pagi amat. Bisa bangun pagi-pagi kalau memang saya harus, misalnya ada acara atau akan berangkat traveling (yang rasanya sudah sekian juta tahun lalu). Biasanya saya bangun sekitar pukul 6 atau 7 pagi, tapi ini harus dengan tidur yang cukup. Kalau kurang tidur, misalnya baru merem jam 1 dini hari, paginya saya pasti akan molor bangun.

Saya lebih suka mulai bekerja dari pagi-pagi

Kantor saya mulai stand-by pukul 9:00, jadi saya juga mulai bekerja kurang-lebih pada jam yang sama. Bisa lebih cepat kalau memang sedang ada banyak pekerjaan, bisa lebih lambat kalau bocah lagi rewel atau𑁋yah, lagi nggak mood aja hehe. Dasar Cancerian, moody!

Saya itu orangnya bosenan, jadi saya biasa melakukan beberapa assignment sekaligus sambil kadang mendengarkan musik, nonton Youtube (biasanya video traveling atau video K-pop), random browsing, ngemil, ngopi, mengakses media sosial, dsb. Oh iya, saya harus mengawali hari dengan sarapan dan kopi, atau minimal teh panas, sambil nonton video traveling sebagai cara saya mengawali hari. Genre musik yang paling sering saya dengar, ya.. K-pop juga haha. Cuma pas meeting saja saya nggak bisa melakukan pekerjaan lainnya karena saya cenderung orang yang single-tasking. Jadi saya ini bosenan, tapi tetep single-tasking. Saya akan susah menyimak meeting sambil membuat draf konten. Yang saya lakukan adalah membuat draf konten beberapa menit, lalu Youtube-an bentar, bikin konten lagi, random browsing sekejap, dst. Paham bedanya, ya.

Saya suka nonton. Berbagai tontonan dari negara dan bahasa berbeda, selama ada di platform streaming, saya babat. Hollywood, Korea Selatan, Jepang, Thai, Spanyol, Jerman, Tiongkok, India, sampai Filipina. Tapi tetap, yang paling sering saya tonton adalah drama Korea Selatan hahaha. Genre-nya macam-macam dari drama komedi biasa, misteri, fantasi, kolosal, dsb. 


Tempat Saya Bekerja Sehari-Hari

Sebelum negara api menyerang (baca: pre-pandemic time), digital agency saya punya sebuah kantor kecil dengan menyewa rumah kontrakan di tengah kota. Setelah pandemi, seluruh kegiatan dilakukan full work-from-home (WFH) sampai sekarang. Anak-anaknya lebih suka melanjutkan WFH daripada balik WFO, rupanya. Jadilah saya juga bekerja di rumah.

Sudah beberapa minggu terakhir saya bekerja di fasilitas co-working space gratis yang disediakan pemerintah di Bandung Creative Hub. Lumayan, ada meja-kursi kerja yang layak, wifi, dan stopkontak. Namanya gratisan, jadinya rebutan. Saya pernah 3 atau 4 kali nggak dapat kursi karena sudah penuh. Ada yang saya tungguin sampai dapat kursi, ada juga yang lalu membuat saya melipir ke cafe atau coffee shop terdekat.

Nah, sesekali saat saya bosan atau baru gajian (ehem), saya akan ambil kesempatan untuk bekerja di cafe. Nggak usah jauh-jauh, cafe-cafe terdekat saja yang sering dilewati dan kira-kira suasananya tenang. Udah susah kerja di rumah karena si kembar lagi aktif-aktifnya. Apalagi kalau ada saya di rumah, mereka malah rewel dan ngalem karena maunya digendong saya terus, wkwkwk. Jadi, anehnya dengan saya bekerja di luar justru meringankan pekerjaan mommy dan eyangnya.

Seharian duduk ngadep laptop bahkan sampai malam, hiburannya pun gadget lagi. Ini membuat penat, pegal-pegal, dan mata kering jadi kawan akrab saya 😂😂😂 Pengen banget punya ruang kerja yang luas dan bisa saya isi kasur single bed atau sofabed di dalamnya. Jadi ketika saya penat, saya tinggal rebahan sebentar seperti yang dulu biasa saya lakukan di kamar kost saat single. Obat tetes mata nggak boleh lolos (juga obat hisap bengek, wkwk) biar kalau sudah merasakan gejala-gejala mata kering segera diatasi. Saya nggak nunggu sampai mata terasa panas apalagi penglihatan buram. Begitu mata sudah terasa gatal, pedih, dan pegel, langsung saya tetesin Insto Dry Eyes sebelum terlalu parah.


Kopi, Begadang, dan Mata Kering

Tak ada hari tanpa kopi. Bagi saya, kopi sudah jadi semacam adiksi, tak cukup sehari sekali. Dalam satu hari, saya biasa 2-3 kali ngopi, bahkan 4 kali kalau kondisinya mendukung. Pagi ngopi, malam pasti ngopi lagi. Satu-satunya minuman selain air putih yang saya suka ya hanya kopi ini. Bagi saya, kopi tak hanya untuk membangkitkan energi, namun juga sarana tercepat “melarikan diri”. 

Beberapa hari terakhir ini saya nyaris setiap hari lembur, kerja pagi-pagi hingga pukul 11 malam, karena (Puji Tuhan) sedang ada banyak side project yang saya kerjakan. Namun, dengan kesibukan tinggi menggunakan gadget seperti ini, apalagi terkena terpaan angin malam dan AC, saya harus lebih ekstra menjaga kesehatan, terutama dari mata kering. Ya kalau penglihatan terganggu, bakal susah kerja, Pak. Mata jadi indera utama di dalam berkarya sebagai seorang content creator dan karyawan digital agency

Makanya untuk teman-teman sesama digital savvy, pekerja digital agency, dan content creator pada umumnya seperti saya, hati-hati dengan mata kering. Kalau mata sudah terasa pedih, panas, sepet, pegal, merah, bahkan berair, nah itu adalah gejala mata kering. Biar terkesan sepele, namun mata kering jangan disepelekan karena bisa merusak lapisan bening pada bola mata sehingga penglihatan jadi terganggu.

Mata kering sendiri terjadi karena mata tidak terlumasi dengan baik sebagai akibat dari menurunnya produksi air mata atau terjadi peningkatan penguapan air mata. Normalnya, air mata akan membasahi permukaan bola mata setiap kali kita berkedip, namun hal ini tidak terjadi ketika produksi air mata mengalami gangguan sehingga menyebabkan mata kering. 

Air mata kita ternyata sekompleks itu! Tak hanya sebagai manifestasi emosi saat kita sedih, marah, dan bahagia, namun bahkan sebagai pelindung tubuh. Ia adalah gabungan dari air, minyak, lendir, protein, hingga antibodi yang mencegah infeksi dan iritasi pada mata. Ketika ada benda asing masuk ke dalam mata (kelilipan), air mata akan secara alami melakukan mekanisme untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Jadi, produksi air mata yang cukup adalah hal yang sangat penting!

Ada beberapa hal yang bisa memicu terjadinya penurunan produksi air mata ini, yaitu usia, penyakit tertentu (misalnya diabetes dan lupus), konsumsi obat-obatan tertentu (dekongestan, antihistamin, dsb), hingga faktor hormonal seperti kehamilan. Nah, penggunaan gadget terlalu lama bisa memicu peningkatan penguapan air mata sehingga kita mengalami mata kering. Saat kita terlalu lama menggunakan gadget atau membaca buku, kita jadi lebih jarang berkedip sehingga mempermudah penguapan air mata. Kondisi pemicu lainnya adalah penggunaan lensa kontak, cuaca berangin, ruangan ber-AC, dan polusi udara.

Makanya, saya sarankan temen-temen digital savvy juga siap sedia #InstoDryEyes sebagai must item untuk #SolusiMataKering. Simpan di rumah dan di dalam tas bepergian. Insto Dry Eyes berfungsi melumasi mata seperti halnya air mata sehingga mampu meredakan gejala mata kering dan iritasi ringan pada mata yang disebabkan karena penurunan produksi air mata. Ukurannya cuma 7,5 ml jadi gampang banget dibawa ke mana-mana, termasuk saku celana sekalipun. Insto Dry Eyes mudah didapatkan di apotek terdekat, pusat perbelanjaan, dan online marketplace (Shopee dan Tokopedia). Harganya juga masih terjangkau, hanya Rp18 ribu.


Mata kering perlu segera diatasi agar tak berakhir dengan infeksi, peradangan, dan abrasi permukaan kornea. Agar terhindar dari mata kering dan gangguan penglihatan lainnya, saya atur tingkat kecerahan gadget secukupnya (kadang malah sampai angka terkecil) dan menerapkan prinsip 20-20-20. Makanya sekalipun saya harus bekerja di rumah, saya tata ruang kerja saya di samping jendela agar bisa dengan mudah mengalihkan pandangan dari layar gawai.

Menjadi digital savvy mungkin memang bukan gaya hidup terbaik dan tersehat di dunia ini. Saya coba imbangi dengan banyak konsumsi air putih, makan makanan bergizi, cukup tidur, dan olahraga sederhana dengan naik-turun tanjakan dekat rumah sambil menggendong anak hahaha. Kalau sudah punya kulkas, saya akan bisa stok susu murni dan jus sehingga ada lebih banyak opsi minuman untuk saya nikmati selain kopi hehe.

Obat-obatan pertolongan pertama seperti Insto Dry Eyes untuk mata kering harus selalu ada agar seluruh anggota tubuh segera sehat kembali. Biar digital savvy, mata harus tetap healthy. Kamu bagaimana, pernah mengalami mata kering dalam kehidupan sehari-hari? Keep learning by traveling, ada Insto Dry Eyes untuk mata kering.

Referensi:

https://www.alodokter.com/mata-kering

https://jec.co.id/id/eye-condition/dry-eye-0

https://www.halodoc.com/kesehatan/mata-kering

16 komentar

  1. Dulu zaman sekolah pakenya insto tiap mata kering atau merah. Memang ampuh, Krn cepet banget mata merah Krn iritasi debu, bisa cling lagi. Apalagi kalo sering naik motor kan. Suka pedih mata.

    Tapi setelah resign, aku memang blm pernah beli lagi obat tetes mata, mungkin Krn ga ngerasa kering juga mas. Cuma terkadang kita aja yg ga ngerasa, tapi sebenernya mata yg udh terlalu lama liat gadget, pasti cepet lelah dan berasa pedih 😅.

    Kayaknya memang aku mau beli deh buat jaga2 di rumah. Lagian bntr lagi mau traveling, jadi kayaknya bakal perlu . Drpd mata merah , jalan2ku terganggu 😅

    1. Iya betul mbak, kita sering nggak ngerasa udah gejala mata kering. Tau-tau mata udah panas atau perih aja, baru kelabakan cari eye drop wkwk

  2. Memang kalau pekerjaannya sudah seperti kita ini, harus selalu mengantongi insto dry eyes ya kak. Insto selalu terpercaya memang untuk mengatasi mata kering.

  3. annienugraha · · Balas

    Jangankan digital savvy seperti Nugi yang butuh menjaga kesehatan mata, saya yang blogger junior ini juga butuh hal ini. Apalagi seringnya, pas lagi nulis, suka lupa sama waktu. Mata lelah terkadang dipaksa bekerja karena ngejar date line hahahaha. Kalau saya sih, selalu stok INSTO DRY EYES ini di kotak obat. Sudah sejak lama malah.

  4. Insto Dry It andalan banget buatku. Kadang berjam-jam di depan laptop gak berasa tau-tau mata gak enak rasanya. Kering bahkan agak gatal. Tapi ditetesin Insto mata jadi nyaman banget rasanya. Aku selalu sedia Insto di rumah, karena sewaktu-waktu pasti butuh.

  5. Paparan cahaya dari gadget itu memang sangat tajam mengenai mata kita ya. Kurang waspada bisa bikin mata sakit. Antisipasi dengan insto semoga menjauhkan mata kita dari kering dan merah yang bikin gak nyaman… Insyaallah pekerjaan pun bisa dilanjutkan dengan cepat

  6. Harus kuat ya pak, matanya. Harus sehat. Untung ada insto, drop beberapa tetes seketika adem di mata..

  7. Kerjaan yang akrab dengan gadget memang perlu waspada deh sama si mata kering ini. Karena gak nyaman juga kan pas lagi sakit eh harus nguber deadline pula

  8. baru tahu kalo ada coworking space gratis di Bandung Hub
    Pingin nyobain ah
    Tentunya sambil bawa Insto Dry Skin
    karena senjata saya juga nih sesudah berjam-jam di depan laptop
    Supaya mata nyaman kembali, mata wajib ditetesi Insto Dry Skin

  9. Yang kesehariannya berkutat dgm digital sehingga cenderung mudah terkena syndrome mata kering, harus lebih aware sih. Hal sederhananya dgn minum air yang tidur yang cukup serta teratur. Karena ketika sudah timbul gejalanya pasti bikin ga nyaman, akupun selalu sedia Insto Dry Eyes

  10. langitnamora · · Balas

    Mba Ara selalu setia dalam doa lho kak :). jadi digital savvy harus pinter pinter menyiasati waktu untuk tetep jaga kesehatan. Apalagi mata yang udah jadi andalan untuk nyelesein tugas n job dan kegiatan harian lainnya

  11. Jaga mata, jaga hati 🥰🥰

  12. Iyaa pekerja digital keluhannya mata kering dan punggung nyeri, kudu banyak istirahatkan mata dan punggung yaa..untuk mata kering pastinya Insto Dry Eyes ampuh..

  13. Gioveny · · Balas

    Sebagai pekerja yang mantengin gadget dalam waktu yg lama, kesehatan mata memang harus lebih diperhatikan ya kak

  14. You are such a truly digital savvy… Eh tapi, karena sering mantengin gadget atau kelonin laptop *high five we are in the same line, kamu juga kudu aktif bergerak lho. Kasian otot2 kamu nanti Nug. Minimal 2-3 km lah per hari.

    Samaaaan, karena kerjaan kudu pantengin gawai, mata suka kering. Aku rutin pakai Insto sik. Aku selalu bawa di tas kantor satu, di rumah satu. Yang di rumah aku simpen kulkas, biar ntar abis mandi malam, pas mau tidur, adem pakenya ke mata.

    Sehat selalu Nugie. Salam buat Ara dan si kembar.

  15. Ahaha.. Bener deeh, gak bisa lepas dari gadget ini siih. Terus dlu suami aku juga gitu, mending kerja dari luar daripada digelendotin anak. Eh, pas pandemi mau gak mau harus bisa ngasih batasan.

    jadinya sekarang dia bisa WFH dengan jam kerja kantoran. Tapi dibantu dengan anak yang udah sekolah juga sih 2 tahun terakhir 😃

Like atau komentar dulu, kak. Baca tanpa komentar itu kayak ngasih harapan semu :D

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Duo Kembara

Cerita Si Kembar dan Mommy Ara menghadirkan kebaikan

Lonely Traveler

Jalan-jalan, Makan dan Foto Sendirian

Guru Kelana

Perjalanan sang guru di berbagai belahan dunia

dyahpamelablog

Writing Traveling Addict

Daily Bible Devotion

Ps.Cahya adi Candra Blog

bardiq

Travel to see the world through my own eyes.

Mollyta Mochtar

Travel and Lifestyle Blogger Medan

aryantowijaya.wordpress.com/

Tiap Perjalanan Punya Cerita

LIZA FATHIA

a Lifestyle and Travel Blog

liandamarta.com

A Personal Blog of Lianda Marta

D Sukmana Adi

Ordinary people who want to share experiences

papanpelangi.id

Berjalan, bercerita; semoga kita terbiasa belajar dari perjalanan

Guratan Kaki

Travel Blog

Omnduut

Melangkahkan kaki ke mana angin mengarahkan

Efenerr

mari berjalan, kawan

BARTZAP.COM

Travel Journals and Soliloquies

Bukanrastaman

Not lost just undiscovered

Males Mandi

wherever you go, take a bath only when necessary

Eviindrawanto.Com

Cerita Perjalanan Wisata dan Budaya

Plus Ultra

Stories and photographs from places “further beyond”.

backpackology.me

An Indonesian family backpacker, been to 25+ countries as a family. Yogyakarta native, now living in Crawley, UK. Author of several traveling books and travelogue. Owner of OmahSelo Family Guest House Jogja. Strongly support family traveling with kids.

Musafir Kehidupan

Live in this world as a wayfarer

Cerita Riyanti

... semua kejadian itu bukanlah suatu kebetulan...

Ceritaeka

Travel Blogger Indonesia

What an Amazing World!

Seeing, feeling and exploring places and cultures of the world

Winny Marlina

Winny Marlina - Whatever you or dream can do, do it! lets travel

Olive's Journey

What I See, Eat, & Read

tindak tanduk arsitek

Indri Juwono's thinking words. Architecture is not just building, it's about rural, urban, and herself. Universe.

dananwahyu.com

Menyatukan Jarak dan Waktu