
Ganteng banget ya gue!
Bandung merupakan kota metropolitan terbesar ketiga yang ada Indonesia sekaligus yang terbesar di Provinsi Jawa Barat. Selain sebagai Kota Metropolitan, masih banyak julukan yang diberikan untuk kota yang satu ini, dari kota kembang, kota kuliner, Paris van Java, sampai kota belanja. Julukan Kota Kembang muncul karena banyaknya gadis-gadis berparas cantik bak bunga (kembang) di kota ini. Seperti halnya paris, Bandung juga menjadi pusat mode di Indonesia dengan jajaran toko baju, distro, factory outlet, mal, hingga pasar tradisional, sehingga kota ini dijuluki Paris van Java dan kota belanja.
Bandung juga mempunyai banyak tempat wisata yang bisa kamu kunjungi sebagai tempat berlibur bersama keluarga maupun teman-teman. Salah satunya objek wisata yang ada di Jalan Ir. H. Djuanda yang bernama Taman Hutan Raya Djuanda, dikenal dengan nama Dago Pakar oleh warga lokal. Hutan ini ditumbuhi dengan pohon-pohon besar juga rindang seperti pohon bambu, pohon pinus, pohon kaliandra dan masih banyak jenis yang lain. Selain itu di hutan ini banyak hewan-hewan yang berkeliaran seperti tupai, kera, burung kutilang dan masih banyak lagi. Sepanjang jalan, kamu juga akan mendengar suara pengeret, hewan kecil yang mengeluarkan suara yang begitu nyaring.

Selamat pagi, Tebing Keraton (kawasan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda)
Udara yang ada di hutan ini pun begitu sejuk. Kamu tidak akan kekurangan oksigen di tengah-tengah pepohonan yang hijau ini. Selain itu, rimbunnya pepohonan juga melindungi tubuh kamu dari sengatan sinar matahari di siang hari.
Dago Pakar dibuka dari jam 7 pagi sampai 5 sore setiap hari. Harga tiket untuk bisa masuk ke kawasan Dago Pakar adalah Rp 11.000,00 per dan Rp 76.000,00 untuk wisatawan asing. Dikenakan biaya tambahan untuk parkir keamanan kendaraan kamu yaitu sebesar Rp 5.000,00 per unit untuk kendaraan roda dua dan Rp 10.000,00 per unit untuk kendaraan roda empat.
Ada banyak tempat menarik yang bisa kamu temukan di Taman Hutan Raya Ir. Djuanda ini, salah satunya adalah 2 goa bersejarah: Goa Jepang & Belanda. Seperti apa goa-goa ini?
Goa Belanda
Seperti namanya, goa ini memang dibangun pada masa penjajahan oleh Belanda. Luas goa ini adalah sekitar 750 meter persegi, terbuat dari batu yang berasal dari letusan Gunung Krakatau yang disebut dengan Batu Stupaan. Goa ini digunakan oleh penjajah Belanda saat sedang melakukan kegiatan menjajah rakyat Indonesia. Namun, seiring berjalannya waktu, goa ini dipakai sebagai media komunikasi terhadap perlawanan yang digencarkan oleh rakyat Indonesia. Kemudian barulah setelah Negara Kesatuan Republik Indonesia merdeka, goa ini dijadikan sebagai salah satu objek wisata yang bisa dikunjungi.
Jika kamu ingin melihat ke dalam goa, kamu harus menggunakan senter dan alat penerangan lainnya karena di dalam goa sangat gelap. Jika tidak, kamu bisa terbentur batu dan tersesat di dalamnya. Ehem, kalau
Di sana disediakan fasilitas penyewaan senter dengan tarif Rp 5.000,00 dan tersedia pemandu wisata untuk mengantar kamu menelusuri goa. Pemandu wisata tersebut pun akan menginformasikan kepada kamu bahwa di dalam goa terdapat 3 koridor yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda. Koridor-koridor tersebut masih terbagi lagi menjadi 15 lorong. Fungsi koridor pertama adalah sebagai saluran air, kedua sebagai ruang ventilasi dan ketiga sebagai ruang interogasi. Kamu bisa memberikan upah kepada pemandu wisata yang telah mengantarkanmu sebesar Rp 25.000,00.

Goa Belanda, Taman Hutan Raya Ir. Djuanda Bandung
Sumber: hayyuretno wordpress
Goa Jepang
Goa ini dibangun pada tahun 1942 pada masa penjajahan rakyat Jepang. Sebelumnya, goa ini disebut dengan Goa Omo. Sama dengan Goa Belanda, goa ini pun sangat gelap dan juga lembab sehingga memerlukan alat penerangan.
Untuk kamu yang ingin mengetahui lebih tentang Goa Jepang sebaiknya kamu menggunakan jasa tour guide yang ada. Mereka akan memberitahukan mengenai beberapa fungsi ruangan yang ada di dalam goa seperti ruang interogasi, tempat penyiksaan dan penjara bagi rakyat Indonesia yang bersalah dan juga melawan penjajah Jepang. Selain itu, goa ini merupakan tempat pertahanan sebagai taktik penjajah Jepang untuk menggelabui musuh. Kamu bisa membayar jasa tour guide tersebut dengan harga Rp 25.000,00.

Goa Jepang, Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda Bandung
Sumber: sebandungcom
Kamu harus sanggup untuk berjalan jauh di Dago Pakar ini karena letak antara spot wisatanya yang berjauhan. Setelah mengunjungi Dago Pakar, terdapat banyak tempat penginapan seperti hotel-hotel berbintang yang ada di sekitarnya. Pilihlah hotel dengan fasilitas yang memadai namun harga yang terjangkau dengan kantong kamu. Kamu bisa lihat di situs booking hotel Traveloka untuk mencari hotel nyaman dan terjangkau untuk akomodasi kamu di Bandung. Disarankan untuk mencari hotel di kawasan Dago dan Cihampelas untuk mempermudah akses perjalanan menuju Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda. Selamat berlibur dan have fun!
Gila. Kangen banget sama Dago Pakar dan Gua Belanda! Jaman SMA dan kuliah sering ke sini sama temen-temen. Beberapa kali main ekspedisi-ekspedisi alam gaib-an. Telusurin Gua Belanda tengah malem. Merinding, brooooooo :))
Astaga, berani banget lo bang. Boleh ya masuk malem-malem? 😀
Ya kan ramean atuh.. 5-7an gitu. Kalo sendiri mah amit2. Boleh, kalo malem ga ada yang jaga. Hehe.
Ooo, boleh dicoba nih rame-rame 😀
Mantapppp! Nikmatin sensasinya. Habis itu, biasanya ngemil2 di simpang dago sambil sharing ‘penginderaan’ masing2 😁
(((sharing penginderaan)))
siap!!!
*btw ini malam jumat*
Wahh..sudah pernah kesana pas masih kecil, serem ya goanya, dingin-dingin merinding gimana gitu haha
Hehehe, aku juga pertama ke sana pas kuliah di UNPAD, masih baru. Sekarang mungkin sudah agak berbeda dari saat lo kecil, bro 😀
pernah masuk ke dua-duanya…..dan sama-sama serem x_x
hayati takut gelap bang!
Gak usah takt gelap, dek. Ada abang yang setia menerangi hatimu.
*mateeekkk*
Dari dulu pengin ke goa jepang Bandung, sayangnya pas ke Bandung lebih tergodaa Factory outlet nya bang…. hiks
Hahaha. Ke factory outlet juga butuh penerangan tuh, kalau nggak bisa gelap mata 🙂
Bagus ya. Mampir2 sini ya
udah lama banget g main kesana, terkahir paling ke armor ga masuk ke tahuranya, hehehe
Malah nggak tahu Armor gue, cafe itu ya?
Bolak balik bandung tapi blm kepikiran buat ke gua2 di juanda ini
Mas Cumi sukanya staycation di hotel sih
wow keren ya! Indonesia memang penuh dengan keanekaragaman, cek disini Beautiful Indonesia untuk lihat keanekaragaman Indonesia lainnya ya
ini keren nih wisata alam lembang