[Shorts] Kereta Api Argo Dwipangga dan Sewa Shower Room di Rail Transit Suite Gambir

Aku tersenyum puas menatap segelas kopi panas di dalam gelas kertas yang kutuang dari dalam tumbler berwarna hitam. Tak hanya aku berhasil menghemat sekian belas ribu rupiah daripada bila aku membeli kopi di dalam kereta api, namun kopi racikanku sendiri ini rasanya seperti… kopi tarik instan Malaysia. Sedikit gula pasir, krimer secukupnya, dan 2 sachet Nescafe menyempurnakan perjalananku malam ini. 

Halo, selamat malam dari kereta api Argo Dwipangga yang sedang ngebut dari Jogja menuju ibukota. Kalau bukan karena dibiayai kantor untuk keperluan business trip, mungkin aku tak akan naik kereta api ini dalam waktu dekat. Untuk pertama kalinya juga, aku melakukan perjalanan jarak jauh seorang diri tanpa istri. 

Aku tiba di stasiun sekitar 1,5 jam sebelum jadwal keberangkatan di pukul 20:59. Sebenarnya aku juga tak ingin buru-buru berangkat, tapi Ara berkata, “Bukan bermaksud mengusir. Tapi selagi hujan reda, ada baiknya kamu berangkat sekarang.” Benar saja, beberapa menit kemudian, hujan turun dengan deras mengguyur atap stasiun. 

Selfie di dalam stasiun dan kereta
Menanti kereta api Argo Dwipangga di Stasiun Yogyakarta

Ngomong-ngomong, prosedur memasuki stasiun sudah semakin mudah. Tak perlu lagi menunjukkan hasil tes antigen. Aku sendiri sudah divaksin dosis 3 dengan Moderna. 

Sampai kereta api tiba di peron 4, aku menghabiskan waktuku dengan bermain gawai dan membaca (ulang) novel Harry Potter and The Half-Blood Prince yang kubawa.

Ah, nyaman sekali kereta api eksekutif ini. Penumpang memiliki ruang yang lega dengan reclining seat, foot rest (pijakan kaki), dan bahkan diberikan selimut. Suhu AC juga manusiawi, tidak dingin menggigit seperti di kereta api ekonomi. Tidak ada penumpang yang duduk bersebelahan, masing-masing hanya ada 1 penumpang di setiap lajur per baris. Suasananya tenang, jauh dari berisik. 

Suasana kabin kereta api Argo Dwipangga
Larut malam, lampu diredupkan di dalam kereta api Argo Dwipangga

Untuk menemani kopi panasku, aku nikmati cemilan crackers cokelat dari Paroti yang tadi kubeli di minimarket. Sepertinya produk baru. Cokelatnya enak, sayang bikin jari belepotan, jadi rasanya kurang cocok dinikmati di tengah tempat publik seperti ini. 

Oh iya, video perjalanan dengan kereta api Argo Dwipangga ini bisa disimak di video berikut:

Seperti ini rasanya menunggangi Argo Dwipangga, benar-benar ngebut! Stasiun-stasiun dia abaikan begitu saja, bahkan Stasiun Kroya, dan baru berhenti di Stasiun Purwokerto yang mana sekitar sepertiga jalan menuju Jakarta. Pantaslah 6 jam kemudian di jam 3 subuh, aku sudah tiba di Stasiun Gambir.


Sewa Shower Room di Rail Transit Suite Gambir

Setelah mencoba berkeliling untuk mencari tahu mana saja tempat makan yang beroperasi, aku akhirnya masuk ke dalam CFC, satu-satunya yang masih buka di area dalam stasiun. Di dalam CFC, aku menikmati pesananku (Paket Maranggi 1) dan nasi goreng buatan Ara yang sudah dipersiapkan dari rumah 😍😍😍

Kelaperan, pack! Di dalam kereta api nggak sempet makan karena tidur dari sekitar jam 11 malam. 

Sesaat setelah tiba di Stasiun Gambir
Duduk beristirahat di gerai makan cepat saji pagi buta, salah satu momen berkesan dalam traveling
Pesananku di CFC dan nasi goreng buatan istri

Usai sarapan, aku berharap menemukan bangku panjang atau semacamnya untuk merebahkan badan ini, tapi rupanya nihil karena semua bangku di Stasiun Gambir dilengkapi sandaran lengan di tiap sisi kursinya. Setelah sedikit browsing di internet, aku memutuskan untuk langsung mandi saja di Rail Transit Suite Gambir. Saat itu baru pukul 5 pagi. Masih ada waktu 3 jam sebelum rombongan dari Bandung tiba dengan kereta api Argo Parahyangan. 

Lokasi Rail Transit Suite Gambir ini ada di lantai 1, bukan lantai dasar, satu lantai dengan Solaria atau Kopitiam. Jadi dari aula keberangkatan atau aula kedatangan naik satu lantai lagi. Kalau kamu jeli, kamu akan melihat standing banner-nya di ujung bawah tangga. Lobinya ada di sisi paling pojok.

Sempat tertarik untuk menyewa 1 pod seharga Rp125 ribu per 6 jam, namun aku mencukupkan diri dengan sewa shower room seharga Rp70 ribu. Takut nggak diganti kantor kalau ambil pod, hehe.

Reception Area Rail Transit Suite Gambir

Reservasi dan pembayaran dilakukan di reception area Rail Transit Suite. Tidak menerima cash! Jadi hanya bisa dengan kartu debit, kartu kredit, QRIS, atau uang elektronik. Petugasnya pun sangat tegas akan hal ini. Selesai melakukan pembayaran, aku diberikan nomor antrian untuk nanti dipanggil. 

Syukurlah shower room-nya lega dan nyaman, bukan bilik pancuran yang berderet setengah terbuka itu. Di dalam ruangan sudah termasuk hanging corner (sudut penyimpanan), wastafel, toiletries, handuk, bahkan slippers (sandal). Oh iya, ada minuman hangat berupa kopi dan teh juga yang bisa dinikmati di reception area Rail Transit Suite Gambir. 

Shower room di Rail Transit Suite Gambir, dan free hot drink (kanan)
Ruang penyimpanannya lega, bahkan ada slippers!

Semburan air dari shower-nya cukup baik meski nggak deres-deres banget, derajat panas juga mudah diatur. Mungkin karena aku terlalu lama mandi, lama-lama suhu airnya menurun sendiri. Baiklah, mungkin ini tandanya aku harus menuntaskan mandi yang penuh kenikmatan ini.


Melakukan perjalanan seorang diri ternyata bisa menyegarkan hati meski sudah beristri. Pada dasarnya kita memang tetap butuh waktu untuk menyendiri, tergantung berapa kadarnya, apalagi aku yang memang cenderung menikmati waktu-waktu sendiri. Total aku menghabiskan waktu selama 5 hari 5 malam (karena perjalananku bermula di Selasa malam) di Jakarta dan Bandung. Hari Kamis yang bertepatan dengan tanggal merah kuhabiskan untuk memulihkan diri di Buton Backpackers Lodge, menebus waktu tidur yang terhempas dan mengisi energi yang terkuras.

Rasanya, tulisan ini akan berlanjut. Ditunggu lanjutannya, ya. Ngomong-ngomong, apakah kamu juga punya pengalaman traveling seorang diri meski sudah berkeluarga? Keep learning by traveling~

10 komentar

  1. kalau saya ikut backpackeran sama orang2 random, sendiri banget belum berani hehe, waktu itu py baby 1 th karena jenuh travelling ke singapore 🙂

    1. Issoke mbak, tiap orang punya gaya traveling masing-masing.

  2. baru beberapa hari lalu saya juga mencoba mandi di Shower Room Gambir.. lumayan mahal sih, 70 ribu.. tapi opsi paling realistis daripada sewa kamar lha wong setelahnya harus segera menuju Tangerang.. sempet kepikiran mau mandi di masjid, tapi kok kalau di lokasi asing juga nggak enak sama marbotnya ehehehe..

    Argo Dwipangga pakai rangkaian stainless steel ya, lumayan sih saya naik di Taksaka beberapa waktu lalu.. lebih enak daripada eksekutif kaca kotak sebelum stainless yang dipakai Bima.. cuma masih kalah nyaman kalau dibandingkan ekse kaca panjang, apalagi ekse kaca pesawat yang dipakai WIjayakusuma.. ehehehe..

    1. Rp70 ribu dibanding harus ke hotel buat mandi doang sementara udah lengket sebadan-badan, rasanya nikmat banget hehe. Next mau cobain pod room-nya, lebih worth it kayaknya untuk transit 6 jam.

      Belum pernah naik Bima dan Wijayakusuma, bisa nih diagendakan. Thanks udah mampir, mas.

  3. wah shower room ini kalo makin banyak di stasiun, terminal ataupun bandara kayanya asik banget ya? urusan capek bisa sembarangan bersandar di bangku-bangku yang tersedia, tapi kalo soal mandi mesti ke tempat yang nyaman dan meyakinkan nih.

  4. Jadi tau kalo di Gambir ada shower room mas. Dan sepertinya bagus bersih kayak shower room di bandara haneda Jepang . Dipanggil juga setelah bayar, sambil nunggu giliran .

    Udah lama banget ga naik KA . Diitung baru sekali pas ke solo. Pengen banget ngulangin, tapi yg agak jauhan ke surabaya cth nya. Soalnya ada kereta luxury yg udah lama pengen aku coba 😄.

    Aku sendiri belum pernah solo traveling . Krn memang ga suka 🤣. Aku tuh tipe yg harus ada temennya kalo jalan mas. Memang ga pernah bisa sendirian. Pernah coba pas ke Palembang, tapi pada akhirnya makan2, aku LGS nelpon suami minta nyusul besoknya Krn aku takut sendirian di kamar 🤣🤣🤣🤣. Sejak itu ga pernah mau lagi. Memang bisanya harus berdua kalo traveling 😁

    1. Iya shower room-nya bersih, mbak. Menurutku worth the price for a short proper rest. Bisa mandi air panas, bebersih, dandan, repacking, dan ganti baju dengan nyaman.

      Mungkin pankapan mbak Fanny bisa cobain hehe. Makasih udah mampir, mbak.

  5. Pengen ngerasain Argo Dwipangga dari dulu, harga tiketnya makin mahal ya sekarang. Jadi shower room buat mandi para traveler yang baru singgah di Gambir. Bersihkan diri sebelum lanjut kerja lagi.

    1. Iya, harganya bersaing sama harga tiket pesawat terbang :))

  6. […] tulisan ini adalah lanjutan dari cerita sebelumnya yang berjudul Kereta Api Argo Dwipangga dan Rail Transit Suite Gambir. Kalo belum menyimak, ada baiknya baca tulisan sebelumnya […]

Like atau komentar dulu, kak. Baca tanpa komentar itu kayak ngasih harapan semu :D

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Lonely Traveler

Jalan-jalan, Makan dan Foto Sendirian

Guru Kelana

Perjalanan sang guru di berbagai belahan dunia

dyahpamelablog

Writing Traveling Addict

Daily Bible Devotion

Ps.Cahya adi Candra Blog

bardiq

Travel to see the world through my own eyes.

Mollyta Mochtar

Travel and Lifestyle Blogger Medan

Jalancerita

Tiap Perjalanan Punya Cerita

LIZA FATHIA

a Lifestyle and Travel Blog

liandamarta.com

A Personal Blog of Lianda Marta

D Sukmana Adi

Ordinary people who want to share experiences

PAPANPELANGI.ID

Berjalan, Bercerita; semoga kita terbiasa belajar dari perjalanan

Guratan Kaki

Travel Blog

Omnduut

Melangkahkan kaki ke mana angin mengarahkan

Efenerr

mari berjalan, kawan

BARTZAP.COM

Travel Journals and Soliloquies

Bukanrastaman

Not lost just undiscovered

Males Mandi

wherever you go, take a bath only when necessary

Eviindrawanto.Com

Cerita Perjalanan Wisata dan Budaya

Plus Ultra

Stories and photographs from places “further beyond”.

backpackology.me

An Indonesian family backpacker, been to 25+ countries as a family. Yogyakarta native, now living in Crawley, UK. Author of several traveling books and travelogue. Owner of OmahSelo Family Guest House Jogja. Strongly support family traveling with kids.

Musafir Kehidupan

Live in this world as a wayfarer

Cerita Riyanti

... semua kejadian itu bukanlah suatu kebetulan...

Ceritaeka

Travel Blogger Indonesia

What an Amazing World!

Seeing, feeling and exploring places and cultures of the world

Winny Marlina

Winny Marlina - Whatever you or dream can do, do it! lets travel

Olive's Journey

What I See, Eat, & Read

tindak tanduk arsitek

Indri Juwono's thinking words. Architecture is not just building, it's about rural, urban, and herself. Universe.

dananwahyu.com

Menyatukan Jarak dan Waktu

%d blogger menyukai ini: