Tips Jalan-Jalan di Ho Chi Minh City, Vietnam

Entah kenapa gue suka banget sama Vietnam! Mungkin bisa dibilang gue jatuh cinta sama negara ini. Dari Phu Quoc di ujung selatan hingga Lao Cai yang bersalju, rasanya nggak ada kota yang tak menarik buat gue di Vietnam. Ho Chi Minh City, Hanoi, Da Nang, Hue, Hoi An, Nha Trang, Vung Tau, Sa Pa, Da Lat, semua menarik! Sejak pertama kali mengunjunginya di 2015, gue lalu banyak diracuni oleh belasan vlogger mancanegara untuk ke Vietnam. Makanya gue bertekad, gue harus menjelajah negara ini dari ujung ke ujung.

Sayangnya, impian gue rupanya belum juga terwujud dalam kunjungan kedua di bulan Juli 2022 lalu. Keadaan yang berada di luar kuasa kami membuat gue dan Ara berakhir ngendon di kamar hotel selama 5 hari di Ho Chi Minh City. Rencana gagal. Reservasi hotel di kota lain dibatalkan. Tiket kereta api hangus.

Namun, berada selama 5 hari di Ho Chi Minh City membuat gue semakin mengenali kota ini. Kalau sebelumnya gue sudah membuat tulisan, “Ini Ho Chi Minh City atau Bandung?” dan “Soal Ngopi di Vietnam”, di tulisan kali ini gue mau membagikan 5 hal yang sebaiknya kamu ketahui sebelum berangkat ngetrip ke HCMC, Vietnam. Dari tips seputar penginapan, biaya hidup, transportasi, dan komunikasi dengan warga lokal, semoga tulisan ini bermanfaat buat kalian.

Btw, harga tiket penerbangan dari Jakarta ke Ho Chi Minh City nggak mahal lho. Naik Scoot mulai Rp940 ribuan aja di Kiwi.com


Cari Penginapan di Luar District 1 Ho Chi Minh City

District 1 adalah pusat turisme Saigon yang sangat komersil. Betul, tempat-tempat wisata dan landmark populer Ho Chi Minh City ada di distrik ini. Hostel-hostel murah dan jajaran pub ramah turis menjamur di sini. Sebagai gantinya, kita harus membayar biaya hidup (baca: biaya makan) yang tinggi. Sebagai contoh, ketemu makanan yang harganya di bawah VND 40,000 aja udah hoki banget. Gue dan Ara beberapa kali harus membayar hampir VND 100,000 untuk ongkos makan kami, padahal tempatnya juga biasa-biasa aja. Bukan yang fancy shining shimmering splendid.

Sementara di distrik lainnya, gue bisa puas makan di bawah VND 30,000. Bahkan pas nginep di rumah warga lokal di District 9 tahun 2015, kami biasa makan dengan kisaran harga VND 10,000 – 20,000. 

“Makannya murah tapi ke mana-mana berat di ongkos, bukannya jadi sama aja?”

Hostel kami di dekat bandara. Murah, luas, ada lift!

Ongkos bus kota di Ho Chi Minh City murah banget kok. Makin puas lagi kalo kamu sewa motor, rata-rata VND 150,000 dengan deposit VND 1juta (iya, memang semahal itu deposit-nya). Nah kalo udah sewa motor, mau nginep di mana pun jadi nggak terlalu masalah. Terus dengan penginapan yang lokasinya berbeda dengan kawasan wisata utama, anggaplah kamu jadi punya kesempatan untuk berkeliling kota, hehe. Tempat-tempat wisata Saigon, yang sebagian besar ada di District 1, bisa dibabat dalam 2-3 hari sesuai minat dan travel pace kamu.


Jangan Beli Makan di Bandara Ho Chi Minh City

Mahal gilak dan rate-nya pake USD. Serius, mahalnya harga makanan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta rasanya nggak separah harga makanan di Tân Sơn Nhất International Airport, Ho Chi Minh City. 

Kami memasuki boarding room untuk penerbangan kami ke Kuala Lumpur dengan hanya sekitar VND 200,000 di tangan. Sisa VND 1,000,000 sudah kami tukarkan di loket money changer di sudut departure hall. Pikir gue, uang segitu harusnya udah cukup buat sarapan di bandara. Ternyata tidak, bapak. Harga sebiji burger a la carte di Burger King aja VND 270,000. Sebotol air mineral 600 ml harganya USD 2, dan sekotak milo harganya USD 3.

Tân Sơn Nhất International Airport, Ho Chi Minh City

Syukurlah kartu debit Mandiri gue ternyata bisa digunakan begitu saja sebagai metode pembayaran. Sebenernya ada kartu kredit DBS dan CIMB Niaga, tapi dua-duanya ketinggalan di rumah. Disimpan di dompet terpisah sih.


Tidak Semua Ho(s)tel Punya Elevator/Lift

Kalo diperhatikan, banyak bangunan di Vietnam yang dibangun dengan ramping namun tinggi. Nggak cuma ruko, tapi juga rumah tinggal dan berbagai rupa bisnis termasuk penginapan. Hostel pertama yang kami inapi, pun begitu. Setelah check-in jelang pukul 14:00, kami diberi kamar double bed di lantai 5. Dengan santainya menuju arah yang ditunjukkan untuk menuju kamar, berpikir akan ada lift untuk mencapainya. TERNYATA TIDAK ADA, BAPACK! Auto bengek begitu sampai kamar. 

Jadi, kalo kamu menginap di akomodasi murah-meriah seperti hostel, homestay, guesthouse, atau hotel berbintang kecil, pastikan keberadaan elevator atau minta ditempatkan di lantai bawah. Syukurlah hostel kedua dan ketiga kami memiliki elevator. 


Dibutuhkan Google Translate atau Alat Penerjemah Lainnya

Mungkin sebagian dari kamu udah tau, sebagian besar orang Vietnam tidak berbahasa Inggris. Solusinya adalah bahasa isyarat, atau menguasai beberapa kosakata bahasa Vietnam yang penting. Yang lebih menantang lagi, bahasa Vietnam tak hanya sepenuhnya berbeda dengan bahasa Indonesia, pun masih sangat asing di telinga kita (nggak kayak bahasa Jepang, Korea, atau bahkan Thai yang secara tidak langsung kita pelajari dari pop culture), spelling atau pengejaan bahasa Vietnam pun unik. Pertama, cara membacanya bisa sangat berbeda dengan tulisannya meski sama-sama menggunakan huruf latin (dengan penambahan simbol-simbol tertentu). Contoh, áo dài  (baju tradisional Vietnam) dibaca “ao-yai”, lalu “Phở” dibaca “fe” seperti “e” dalam “terbang”. Lalu, sama halnya dalam bahasa Cina dan Thai, ada nada dalam berbahasa Vietnam. Beda nada, bisa beda arti. Hati-hati!

Untuk itulah, Google Translate atau aplikasi penerjemah lainnya sangat dibutuhkan di Vietnam agar dapat berkomunikasi dengan warga lokal. Manfaatkan juga fitur Google lainnya, seperti Google Image untuk menunjukkan gambar tempat yang ingin kamu datangi dan Google Maps untuk menunjukkan alamat lengkap tujuanmu. Alamat di Google Maps biasanya ditulis dengan bahasa setempat dan nama lokal.


Tentang Sewa Menyewa Motor di Vietnam

Di atas udah gue singgung, harga rata-rata sewa sepeda motor per 24 jam adalah VND 150,000. Biaya depositnya sendiri adalah VND 1,000,000. Mayan banget memang, tapi kayaknya ini kebiasaan di sana. Udah coba cari-cari di tempat lain juga rata-rata meminta deposit. Sebagian menerima pelayanan antar-jemput, tapi tolong konfirmasikan lagi berapa biayanya. Ketika sudah sepakat dan transaksi akan dilakukan, pastikan yang kamu bayar sesuai dengan hasil pembicaraan. Kalau sebelumnya berkomunikasi melalui chat, screenshot hasil kesepakatan untuk menghindari scam

Motor sewaan di Vietnam dan jalanan Ho Chi Minh City

Begitu motor ada dalam kendalimu, dokumentasikan dulu baik-baik dalam foto dan video sebelum pihak penyewa resmi masrahin motornya ke kamu. Pastikan pihak penyewa ikut terfoto atau terekam juga. 

Apakah butuh SIM internasional? Biasanya enggak sih, paspor aja. Temen gue yang pernah sewa motor di Penang, Malaysia, juga menyarankan nggak perlu bikin SIM internasional kalo “cuma” buat sewa motor di Vietnam. Mungkin kalo mau sewa mobil, atau sewa motor di negara disiplin, baru butuh SIM internasional. Terus kalo ketilang gimana? Oh itu derita lo hahahaha *evil laugh*

Tapi buat kamu yang cemas banget dan mau ambil aman dengan membuat SIM internasional, pembuatannya mudah dan cepat kok. Bisa online, jadi nggak masalah buat yang tinggal di luar Jakarta. Mas Haryadi Yansyah omnduut.com sudah dengan rinci membagikan pengalaman dan panduannya di sini.


Tentang Ngopi

Berbeda dengan di Indonesia di mana banyak cafe atau coffee shop yang menyediakan kopi dan menu makanan sekaligus, di Vietnam tidak begitu. Ngopi ya ngopi aja, makan ya makan aja. Termasuk di “Starbucks”-nya Vietnam, Highlands Coffee. Kalau pun ada makanan di kedai kopi, biasanya hanya makanan ringan. Jadi, lebih baik makan dulu di tempat lain, baru mampir ke kedai kopi. Sama dengan tips nomor 1, hindari District 1 dan coffee shop besar. Cari kedai kopi kecil atau yang lokasinya di luar District 1.

Ngopi-ngopi dulu di Highlands Coffee, biar kayak anak hits Vietnam

Entah kenapa, kopi Vietnam yang gue coba di Ho Chi Minh City enak semuaaa. Nggak ada yang kemanisan, keenceran, kepahitan. Kayak semua tertib mengikuti satu resep utama turun temurun.


Gimana, udah lebih siap traveling ke Ho Chi Minh City? Ngomong-ngomong, nggak semua orang akan dengan mudah menyukai negara se-adventurous Vietnam, jadi pastikan kamu dan travelmate punya minat atau semangat yang sama. Sama seperti Jakarta, either you love it or you hate it.

Kalau masih ada yang kurang jelas, bisa tulis pertanyaanmu di kolom komentar atau shoot me a message on social media. Buat yang aktif di Quora, ada forum-forum dan thread-thread seputar Vietnam yang bisa banget kamu pelajari. Safe trip! Keep learning by traveling~

17 komentar

  1. Noted, jadi hindarin district 1 ya. Dan bener kata Nugi, kalau tinggal di district lain ya tinggal sewa motor atau naik bus aja sekalian melintasi daerah2 lain. Setelah baca tulisan ini, kepikiran kalau solo travel mayan juga biayanya haha, kalau berdua minimal bisa saling tutup biaya hotel atau sewa motor.

    1. Yes, bener. Motoran di Vietnam ternyata nggak seseram yang dibayangkan.

      Hahaha iya memang deritanya solo traveling itu di ongkos. Kalo ke negara2 yang transportasi masih susah memang better ada temen.

  2. Simpan dulu, mana tau ntar bisa kesampean traveling ke Vietnam.

    1. Amin. Makasih udah mampir, Rudi.

  3. Biasanya kalo udah kena scam di suatu tempat, aku males DTG lagi. Tapi Vietnam pengecualian. Pernah kena scam di sana, tapi ntah kenapa aku ga kapok dan masih mau bgt eksplor kota2 lainnya. Wishlistku itu Hanoi, sapa, da lat, da nang dan tempat yg naik perahu digoyang2 itu mas 🤣🤣. Harus cobain sih.

    Mungkin Krn Vietnam ini cantik memang, jadi ttp pengen balik kesana. Trus suhunya juga ga panas2 amat kayak Asia tenggara lain. Mungkin Krn lebih ke Utara kali Yaa. 5 THN kedepan ini blm ada rencana kesana lagi sih, aku mau fokus Ama Negara2 lain. Tp Vietnam ttp masih masuk bucket listku buat didatangin lagi

    1. Iyaaa Vietnam canteeekkk, kota-kotanya pun cantik nggak cuma alamnya. Makanya too bad Ara kapok sama Vietnam, aku masih pengen eksplor seantero Vietnam.

  4. baiknya bawa cash atau tarik atm d sana ya?
    dari Hi Chi Minh ke Kamboja gimana ya? trims

    1. Bawa cash, USD. Dari HCMC ke Kamboja bisa naik bus, contohnya CAT Mekong Express. Bisa book di 12go.asia atau Easybook.

      1. kak, kalau boleh tau kenapa lebih milih bawa usd ya daripada narik di ATMnya?

  5. Putri Latif · · Balas

    Kak, ada rekomendasi untuk rent motor kah? Apa memang disediakan oleh pihak hostelnya? Aku khawatir saat renting motorbike nanti. Thanksss sebelumnya

    1. Aku cuma sewa motor dari hostel aja, kurang tau juga mana aja yang recommended.

  6. ainunisnaeni · · Balas

    aku yang selama ini kalau menyewa motor jarang didokumentasikan, dulu pernah waktu nyewa motor di malang, padahal motor juga ga jatuh atau gimana, pas aku udah di jember malah di SMS kalau motornya beset atau lecet. GIlak, dia mau nyari kesempatan untuk “meras” tuh. parah

    oke deh lain kali kalau aku nyewa motor di luar negeri perlu difoto sama video, kalau perlu memang dicek body motornya kali ya

    1. Wah iya, dia coba-coba meras tuh. Next harus didokumentasikan ya.

  7. […] yang suka transit di Ho Chi Minh City, Vietnam, saya lihat-lihat harga penerbangan VietJet dari Bandara Soekarno-Hatta ke Taoyuan via Ho […]

  8. […] Ho Chi Minh City sudah jauh berbeda dibanding saat pertama kali kusambangi tahun 2015 silam. Kalau bukan karena motor-motor yang berjalan lambat-lambat di tepi sungai dan beberapa pedagang gerobak yang mengais rezeki di dekat taman, mungkin penampakannya sudah seperti di Korea Selatan.   […]

Like atau komentar dulu, kak. Baca tanpa komentar itu kayak ngasih harapan semu :D

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Duo Kembara

Cerita Si Kembar dan Mommy Ara menghadirkan kebaikan

Lonely Traveler

Jalan-jalan, Makan dan Foto Sendirian

Guru Kelana

Perjalanan sang guru di berbagai belahan dunia

dyahpamelablog

Writing Traveling Addict

Daily Bible Devotion

Ps.Cahya adi Candra Blog

bardiq

Travel to see the world through my own eyes.

Mollyta Mochtar

Travel and Lifestyle Blogger Medan

aryantowijaya.wordpress.com/

Tiap Perjalanan Punya Cerita

LIZA FATHIA

a Lifestyle and Travel Blog

liandamarta.com

A Personal Blog of Lianda Marta

D Sukmana Adi

Ordinary people who want to share experiences

papanpelangi.id

Berjalan, bercerita; semoga kita terbiasa belajar dari perjalanan

Guratan Kaki

Travel Blog

Omnduut

Melangkahkan kaki ke mana angin mengarahkan

Efenerr

mari berjalan, kawan

BARTZAP.COM

Travel Journals and Soliloquies

Bukanrastaman

Not lost just undiscovered

Males Mandi

wherever you go, take a bath only when necessary

Eviindrawanto.Com

Cerita Perjalanan Wisata dan Budaya

Plus Ultra

Stories and photographs from places “further beyond”.

backpackology.me

An Indonesian family backpacker, been to 25+ countries as a family. Yogyakarta native, now living in Crawley, UK. Author of several traveling books and travelogue. Owner of OmahSelo Family Guest House Jogja. Strongly support family traveling with kids.

Musafir Kehidupan

Live in this world as a wayfarer

Cerita Riyanti

... semua kejadian itu bukanlah suatu kebetulan...

Ceritaeka

Travel Blogger Indonesia

What an Amazing World!

Seeing, feeling and exploring places and cultures of the world

Winny Marlina

Winny Marlina - Whatever you or dream can do, do it! lets travel

Olive's Journey

What I See, Eat, & Read

tindak tanduk arsitek

Indri Juwono's thinking words. Architecture is not just building, it's about rural, urban, and herself. Universe.

dananwahyu.com

Menyatukan Jarak dan Waktu