Siapa bilang hotel murah Jakarta cuma ada di Jalan Jaksa? Well, kalau tujuan utama kalian adalah Kota Tua, Sunda Kelapa, sampai Monas, saya punya rekomendasi kawasan hotel murah lain di Jakarta. Di kawasan Glodok, tepatnya di sepanjang Jl. Hayam Wuruk / Gadjah Mada hingga Jl. Pintu Besar Selatan, hotel-hotel murah berjejer di kanan-kiri jalan. Sebutlah Hotel Mustika, Hotel Mutiara, Hotel Pancoran Jaya (saya kemarin stay di situ), dan Hotel Pintu Besar. Kalau beruntung, bisa lho dapet kamar dengan rate di bawah Rp 150.000,00. Udah murah banget buat Jakarta!
Selain merupakan kawasan hotel murah, Glodok juga merupakan kawasan Pecinan dan perdagangan yang asyik buat dieksplor.
Setelah semalam menghabiskan waktu dengan mengelilingi Kota Tua sebanyak tujuh kali putaran, saya terbangun di hari Minggu pagi yang cerah dengan semangat untuk menjelajah lingkungan sekitar hotel sekaligus cari sarapan. Saya melenggang keluar hotel melalui pintu depan. Jadi, Hotel Pancoran Jaya ini seperti berada di antara 2 jalan: Jl. Pintu Besar Selatan dan Jl. Pancoran. Pintu depannya sebenarnya ada di Jl. Pancoran, tapi kemarin saya masuk dari Jl. Pintu Besar Selatan. Pikir saya sih, kayaknya Jl. Pancoran ini lebih rame, mungkin lebih banyak pilihan sarapan.
Benar, Jl. Pancoran ini lebih rame. Tepat di sebelah kanan hotel, saya melihat sebuah toko Cina yang tampak mencolok dengan banyaknya komoditi berwarna merah. Saya jepret deh, karena menarik. Saya lalu berjalan, dan mendapati bahwa masih banyak toko-toko Cina yang lain, berjajar berhimpitan di sepanjang jalan. Komoditi utama mereka adalah kue bulan, yang ditumpuk di bagian depan toko. Bahkan ada spot yang menjadi semacam pasar tradisional ala Cina, di mana pengunjung berdesak-desakan di celah yang sempit, di antara pedagang-pedagang yang memenuhi pasar.
Beberapa rumah makan ala Cina nyempil di antara toko-toko yang didominasi oleh warna merah. Tapi saya nggak minat, pasti harganya agak mahal deh. Saya kan carinya menu sarapan khas Indonesia yang udah hafal range harganya, kayak Ketoprak, atau Kupat Tahu, atau nasi kuning. Hmm..
Saya masuk ke hotel lagi, dan keluar melalui pintu yang tembus ke Jl. Pintu Besar Selatan. Saya coba menyusuri trotoar, siapa tahu ketemu tempat nyarap. Tapi, atraksi pertama yang saya temukan malah jajaran pelukis jalanan dan penjual benda-benda antik yang menggelar lapaknya di trotoar. Menarik juga, saya mengamati aktivitas mereka selama beberapa menit, sebelum akhirnya kembali berjalan dan menemukan sebuah pedagang mie ayam. “Oke, ini aja deh. Gue udah laper banget!”
Semangkuk penuh mie ayam yang enak ini hanya ditebus dengan kocek Rp 8.000,00. Murah, enak, kenyang!
Oh ya, soal kawasan niaganya sendiri, jalan terus aja dari Jl. Pintu Besar Selatan hingga ke Jl. Hayam Wuruk / Gadjah Mada. Di situ ada ITC Glodok, dan pedagang-pedagang / toko-toko yang berderet di sepanjang jalan. Coba ditawar, biar bisa kasih oleh-oleh buat orang di rumah.
Mari kita lanjutkan perjalanan ke Museum Bank Mandiri 🙂
keliatan panas banget di foto – fotonya~~ kapan jakarta jadi dingin 😀 ada banyak rencana museum hopping ini 😀
Yuk kita berdoa supaya lempeng Eurasia bergeser ke arah Kutub Utara .__.v
emang bisa (-_-)/| aku bantu aminin deh :p