Enjoy Jakarta #7: Glodok, Kawasan Hotel Murah dan Pecinan di Sisi Kota Tua Jakarta

Siapa bilang hotel murah Jakarta cuma ada di Jalan Jaksa? Well, kalau tujuan utama kalian adalah Kota Tua, Sunda Kelapa, sampai Monas, saya punya rekomendasi kawasan hotel murah lain di Jakarta. Di kawasan Glodok, tepatnya di sepanjang Jl. Hayam Wuruk / Gadjah Mada hingga Jl. Pintu Besar Selatan, hotel-hotel murah berjejer di kanan-kiri jalan. Sebutlah Hotel Mustika, Hotel Mutiara, Hotel Pancoran Jaya (saya kemarin stay di situ), dan Hotel Pintu Besar. Kalau beruntung, bisa lho dapet kamar dengan rate di bawah Rp 150.000,00. Udah murah banget buat Jakarta!

Selain merupakan kawasan hotel murah, Glodok juga merupakan kawasan Pecinan dan perdagangan yang asyik buat dieksplor.

Setelah semalam menghabiskan waktu dengan mengelilingi Kota Tua sebanyak tujuh kali putaran, saya terbangun di hari Minggu pagi yang cerah dengan semangat untuk menjelajah lingkungan sekitar hotel sekaligus cari sarapan. Saya melenggang keluar hotel melalui pintu depan. Jadi, Hotel Pancoran Jaya ini seperti berada di antara 2 jalan: Jl. Pintu Besar Selatan dan Jl. Pancoran. Pintu depannya sebenarnya ada di Jl. Pancoran, tapi kemarin saya masuk dari Jl. Pintu Besar Selatan. Pikir saya sih, kayaknya Jl. Pancoran ini lebih rame, mungkin lebih banyak pilihan sarapan.

Benar, Jl. Pancoran ini lebih rame. Tepat di sebelah kanan hotel, saya melihat sebuah toko Cina yang tampak mencolok dengan banyaknya komoditi berwarna merah. Saya jepret deh, karena menarik. Saya lalu berjalan, dan mendapati bahwa masih banyak toko-toko Cina yang lain, berjajar berhimpitan di sepanjang jalan. Komoditi utama mereka adalah kue bulan, yang ditumpuk di bagian depan toko. Bahkan ada spot yang menjadi semacam pasar tradisional ala Cina, di mana pengunjung berdesak-desakan di celah yang sempit, di antara pedagang-pedagang yang memenuhi pasar.

Penjual di sepanjang trotoar

Penjual di sepanjang trotoar

Toko Cina pertama yang saya lihat

Toko Cina pertama yang saya lihat

Penjual perkakas-perkakas makan dan pembelinya

Penjual perkakas-perkakas makan dan pembelinya

Beberapa rumah makan ala Cina nyempil di antara toko-toko yang didominasi oleh warna merah. Tapi saya nggak minat, pasti harganya agak mahal deh. Saya kan carinya menu sarapan khas Indonesia yang udah hafal range harganya, kayak Ketoprak, atau Kupat Tahu, atau nasi kuning. Hmm..

Saya masuk ke hotel lagi, dan keluar melalui pintu yang tembus ke Jl. Pintu Besar Selatan. Saya coba menyusuri trotoar, siapa tahu ketemu tempat nyarap. Tapi, atraksi pertama yang saya temukan malah jajaran pelukis jalanan dan penjual benda-benda antik yang menggelar lapaknya di trotoar. Menarik juga, saya mengamati aktivitas mereka selama beberapa menit, sebelum akhirnya kembali berjalan dan menemukan sebuah pedagang mie ayam. “Oke, ini aja deh. Gue udah laper banget!”

PHTO0091.JPG

Pelukis jalanan

Pelukis jalanan

Semangkuk penuh mie ayam yang enak ini hanya ditebus dengan kocek Rp 8.000,00. Murah, enak, kenyang!

Oh ya, soal kawasan niaganya sendiri, jalan terus aja dari Jl. Pintu Besar Selatan hingga ke Jl. Hayam Wuruk / Gadjah Mada. Di situ ada ITC Glodok, dan pedagang-pedagang / toko-toko yang berderet di sepanjang jalan. Coba ditawar, biar bisa kasih oleh-oleh buat orang di rumah.

Mari kita lanjutkan perjalanan ke Museum Bank Mandiri 🙂

Iklan

3 komentar

  1. keliatan panas banget di foto – fotonya~~ kapan jakarta jadi dingin 😀 ada banyak rencana museum hopping ini 😀

    1. Yuk kita berdoa supaya lempeng Eurasia bergeser ke arah Kutub Utara .__.v

      1. emang bisa (-_-)/| aku bantu aminin deh :p

Like atau komentar dulu, kak. Baca tanpa komentar itu kayak ngasih harapan semu :D

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Lonely Traveler

Jalan-jalan, Makan dan Foto Sendirian

Guru Kelana

Perjalanan sang guru di berbagai belahan dunia

dyahpamelablog

Writing Traveling Addict

Daily Bible Devotion

Ps.Cahya adi Candra Blog

bardiq

Travel to see the world through my own eyes.

Mollyta Mochtar

Travel and Lifestyle Blogger Medan

Jalancerita

Tiap Perjalanan Punya Cerita

LIZA FATHIA

a Lifestyle and Travel Blog

liandamarta.com

A Personal Blog of Lianda Marta

D Sukmana Adi

Ordinary people who want to share experiences

PAPANPELANGI.ID

Berjalan, Bercerita; semoga kita terbiasa belajar dari perjalanan

Guratan Kaki

Travel Blog

Omnduut

Melangkahkan kaki ke mana angin mengarahkan

Efenerr

mari berjalan, kawan

BARTZAP.COM

Travel Journals and Soliloquies

Bukanrastaman

Not lost just undiscovered

Males Mandi

wherever you go, take a bath only when necessary

Eviindrawanto.Com

Cerita Perjalanan Wisata dan Budaya

Plus Ultra

Stories and photographs from places “further beyond”.

backpackology.me

An Indonesian family backpacker, been to 25+ countries as a family. Yogyakarta native, now living in Crawley, UK. Author of several traveling books and travelogue. Owner of OmahSelo Family Guest House Jogja. Strongly support family traveling with kids.

Musafir Kehidupan

Live in this world as a wayfarer

Cerita Riyanti

... semua kejadian itu bukanlah suatu kebetulan...

Ceritaeka

Travel Blogger Indonesia

What an Amazing World!

Seeing, feeling and exploring places and cultures of the world

Winny Marlina

Winny Marlina - Whatever you or dream can do, do it! lets travel

Olive's Journey

What I See, Eat, & Read

tindak tanduk arsitek

Indri Juwono's thinking words. Architecture is not just building, it's about rural, urban, and herself. Universe.

dananwahyu.com

Menyatukan Jarak dan Waktu

%d blogger menyukai ini: