Siapa di sini yang pernah melakukan sebuah perjalanan tanpa perencanaan? Nge-trip tanpa bikin itinerari? Pesan tiket dan book hotel secara dadakan? Nggak tahu di sana mau ngapain aja, ke mana aja, pokoknya cuma pengen PERGI. Titit.
Nah, ini adalah kali pertama gue melakukan sebuah perjalanan tanpa perencanaan. Meskipun nggak random-random amat sik. Pokoknya alasan gue hanya dan hanya satu, yaitu mengisi kekosongan hari libur dan memanfaatkan voucher menginap yang diberikan oleh Traveloka!
Eh, itu ada dua ya? Ya sudahlah…
Gue lantas memilih Semarang sebagai destinasi pelarian kali ini. Pertama, kota ini cukup accessible. Bisa dijangkau dengan bus, kereta api, atau pesawat. Kedua, cukup dibutuhkan 2 hari untuk menjelajah ibukota Jawa Tengah ini. Jelajah kotanya aja lho ya, tidak termasuk eksplor wisata alamnya seperti Goa Kreo, Waduk Jatibarang, Candi Gedongsongo, apalagi Gunung Ungaran. Ketiga, ehem, ini adalah kejujuran yang memalukan…
Gue belum pernah ke Semarang, broh!
Ya, mengesampingkan fakta bahwa gue tinggal di Yogyakarta, yang notabene hanya berjarak 3 jam perjalanan lamanya, gue belum pernah jalan-jalan di Semarang. Padahal gue punya banyak temen di situ. Selama ini, Semarang cukup menjadi kota perlintasan dalam perjalanan Bandung – Yogyakarta dan sebaliknya.
Bulan Januari ini memang sudah gue rencanakan sebagai bulan di mana gue akan pergi ke Semarang. Masa berlaku voucher akan habis pada tanggal 15 Januari, jadi mungkin gue akan ke Semarang pada tanggal 3 atau 10.
Namun, kira-kira sore hari pada tanggal 30 Desember 2014, gue berubah pikiran! Daripada gue pulang ke Yogyakarta tanggal 1 dan lalu balik ke Semarang lagi tanggal 10, yang berarti akan ada lebih banyak uang terpakai dan gue pandang tidak efisien, kenapa gue nggak tanggal 1 aja ke Semarang? Ke Jogjanya… yah, mungkin Paskahan aku pulang, mak.
Lalu, setelah membandingkan harga-harga bus patas yang melayani rute Bandung-Semarang, gue memilih Bandung Express yang dulu biasa gue gunakan untuk pulang kampung ke Jogja dan sebaliknya, kembali ke Bandung, sebelum akhirnya tergoda dengan pelayanan baru kereta api ekonomi. Harga untuk tujuan Semarang adalah Rp 150.000,00 ditambah bonus Dendeng Ayam (aneh, kenapa mereka nggak kasih snack aja ya). Memang sudah naik, tapi tetep lebih murah daripada gue harus naik kereta api bisnis yang harganya di atas Rp 200.000,00. Nggak ada kereta api ekonomi dari Bandung ke Semarang, soalnya.
Beruntung, gue masih mendapatkan SATU KURSI TERAKHIR untuk keberangkatan tanggal 1 Januari 2015 malam. Syukurnya lagi, tanggal 31 Desember 2014 kantor memberikan kelonggaran jam pulang kerja, sehingga gue sudah bisa keluar kantor pukul 16.00 dan meluncur menuju pool Bandung Express di Jl. dr. Cipto untuk membayar dan mengambil tiket.
Malam sebelumnya, gue buru-buru membuka web Traveloka, masuk ke page Hotel, dan beruntung masih bisa mendapatkan sebuah hotel bintang 2 (atau 3?) seharga Rp 251.217,00 untuk Standard Room selama 1 malam di Hotel Neo Candi, Jl. S. Parman 56, Gajahmungkur, Semarang. Namun berkat voucher dari Traveloka, gue hanya perlu membayar Rp 50.233 saja, saudara-saudara! Pembayarannya pun mudah karena bisa dilakukan melalui ATM Bersama.
Ticket issued. Hotel booked. Sekarang gue tinggal memikirkan tempat-tempat apa aja yang mau gue kunjungi di sana. Dari hasil pencarian singkat di mesin pencari Google, gue menetapkan ingin berkunjung ke Simpang Lima, Lawang Sewu (off course), Kota Lama, Pecinan (ini juga nggak boleh ketinggalan), kuil Sam Poo Kong, Pagoda Avalokitesvara, Masjid Agung Jawa Tengah, dan Museum Ranggawarsita. Destinasi terakhir gue pilih karena lokasinya yang dekat dengan kuil Sam Poo Kong.
Tapi ya udah, sampai di situ aja. Gue nggak memikirkan tempat mana yang akan gue kunjungi lebih dulu. Atau bagaimana cara mencapainya. Atau berapa biaya masuknya (jika ada). Atau atraksi apa aja yang ada di sana. Gue bahkan tidak sempat mencari tahu tempat makan mana saja yang harus gue kunjungi di sana. Makan gampang deh, sedapetnya aja, pikir gue saat itu.
Tanggal 1 Januari sore, gue packing dalam waktu kurang dari 15 menit, menjejalkan beberapa helai baju dan peralatan sekedarnya ke dalam daypack gratisan yang didapat dari event #TravelNBlog2 di awal Desember 2014. Sekitar pukul 17.00 gue berangkat dari kost di bilangan Pasteur menuju pool Bandung Express di Jl. Dr. Cipto.
Tepat pukul 19.00, bus Bandung Express bertolak dari pool utama Jl. Dr. Cipto menuju Semarang. Terduduk di sudut belakang, gue berusaha membuat diri senyaman mungkin dalam posisi diapit penumpang lain dan dinding toilet, tidak mendapat hembusan AC yang memang menyala ala kadarnya, dan kedua kaki yang tergantung karena kursi paling belakang terletak persis di belakang undakan pintu keluar.
Dari pool dr. Cipto, bus masih berhenti di terminal Cicaheum, pool Cileunyi, dan pool Sumedang. Lepas dari pool Sumedang, bus tidak akan mengangkut penumpang lagi. Gue melihat ada satu kursi kosong di sebelah seorang mbak-mbak yang duduk seorang diri. Setelah memastikan bahwa di situ memang tidak ada penumpang, gue pun bersorak sorai riang gembira dan segera pindah kursi. Syukurlah, gue mendapat kursi yang lebih nyaman dan bisa tidur nyenyak hingga bus tiba di Semarang keesokan paginya.
Fix, Semarang adalah destinasi pertama gue di tahun 2015.
Jadi, gimana ceritanya selama di Semarang? nanggung ah ceritanya :p
Hahaha. Aku memang selalu membuat tulisan per part, mas. Setelah ini akan dijabarkan satu satu per destinasi 😀
Kota LamaSemarang asik ya, mba suka suasananya….sempat ke brown Canyon ga.
Tapi panas, mbak. Jadinya nggak betah jalan lama2 di Kota Lama 😀
Wah nggak sempet ke Brown Canyon. Muter2 kotanya aja. Nanti tunggu cerita selengkapnya 😀
Oh, jadi belum pernah ke Semarang, oh… *Peace* 😀
Ah, Semarang… kota paling panas kedua setelah Surabaya…
Kemarin kebetulan masih musim hujan. Jadi hawanya adem 😀
semarang. my favorite city.
okay, beside malang.
Karena banyak bangunan tua ya, kak? Atau multikulturnya?
karena pernah tinggal di sana 😀 karena sejarahnya ttg salah satu pelabuhan yg boleh didarati cina, dan pola kotanya yg bagus.
Ah betul, Laksamana Zheng He / Cheng Ho mendarat di sana. Iya, tata kotanya bagus. Taman di banyak sudut, trotoar rapi.
Sayangnya banjiran, kak. Hahaha.
Banjir itu kekhasan lokal, loh! :p
Bahahaha. Oke oke, itu jadi kesan tersendiri 😀
Wiiih! Looks so much fun! Terusin doing ceritanyaaa..
Tunggu episode berikutnya ya 😀
Ceritanya belum selesai nih haha
Yes, it is. Tunggu lanjutannya, hahaha.
Saya malah belum pernah ke Kota Lama Semarang.
Ditunggu cerita selanjutnya :))
Tapi udah pernah ke Semarang, bro?
Sudah :))
Good 😀
Buta semarang juga. Padahal cuma tinggal di Jogja 😦
Sama dong kayak aku 😦
gan, harga tiket KA harina sekarang berapa? naik ya? ane mau ke semarang minggu depan.
Saya kurang tahu, Gan. Untuk lebih jelasnya silakan cek web tiket(dot)kereta-api aja ya.
Kyaaah seneng banget ketemu travel blogger yg demenannya city travelling.
Salam kenal ya! Saya Ska dari Tamansari hehehe
Halo, Ska! Salam kenal juga ya. Tamansari Bandung kah?
Blogger yg suka city travel memang terbilang gak sebanyak blogger penjelajah alam ya 🙂
iya betul, yg dekat baltos tau? haha
iya nih, padahal dgn city travelling kita bisa bertemu banyak orang baru dan belajar budaya daerahnya, tata cara kehidupan di sana, dan sharing cerita hidup. para penjelajah alam saat ini kebanyakan hanya suka foto2 di tempat wisatanya habis itu udah aja pulang.. (menurut pengamatan saya) (tapi ga semua nature blogger begitu kok…)
Lebih banyak yg bisa dipelajari dari city traveling sih. Ya budaya, sosial, sejarah, arsitektur, kuliner, tata kota, transportasi, jadi nggak cuma lihat-lihat terus pulang seperti kalau ke alam 🙂
Traveler sejati sih nggak cuma foto selfie, kak.
Yes aku makin manteb ke semarang setelah baca blogmu mas. Bertiga sama anak ciwi2 hehe… Semarang aman kan? Mau ngajarin anak cewek city travelling nih…. For her first time. Salam kenal dr Blitar Jawa Timur. City Travelling kesini ok juga looh.
🤗🙏
Halo, mbak Lia. Terima kasih sudah mampir. Yes, city traveling tetep asyik lho, apalagi sekarang kota-kota Indonesia sudah dan sedang berbenah. Semangat bawa ciwi-ciwi traveling hehe, salam kenal 😀