
Foto ini diambil dari surakarta.go.id
Sebenarnya, lokasi Tune Hotels Solo (yang sekarang sudah berganti nama menjadi Red Planet) masih berada di kawasan pusat kota Surakarta. Tepatnya di Jalan Dr. Soepomo 49. Namun, mungkin karena sopir bus Batik Solo Trans yang gue naiki saat itu kurang awas dengan keberadaannya, dia pun sempat bingung saat gue lontarkan pertanyaan tentang Tune Hotels Solo. Syukurlah, ada seorang bapak dan ibu tanpa hubungan pernikahan yang tahu lokasinya, dan membantu pak sopir untuk menurunkan gue di halte terdekat dengan hotel. Puji Tuhan!
Gue turun di sebuah halte di depan SMA Muhammadyah 2 Surakarta, di persimpangan antara Jl. Dr. Soepomo dan Jl. Yosodipuro. Dari situ, tinggal jalan kaki sebentar ke dalam Jl. Dr. Soepomo. Tune Hotels (Red Planet Hotel) Solo berdiri di kanan jalan, tampak menonjol sebagai bangunan terbesar di kawasan sekitar, dan tampil lebih menonjol lagi dengan percikan aksen warna merah cerah di beberapa bagian eksterior gedungnya.
Kedatangan gue disambut oleh seorang petugas wanita yang berdiri di balik sebuah kaunter berwarna putih-merah, membelakangi sebuah dinding hitam mengkilap dengan gambar-gambar objek travel-related.
Setelah mengkonfirmasikan pemesanan, sang petugas memberikan sebuah smart-card, sandi wi-fi, sekaligus menginformasikan nomor dan lantai kamar. Oke, pengalaman menginap di Tune Hotels (Red Planet Hotel) kali ini sekaligus memecahkan rekor lantai hotel tertinggi yang pernah gue inapi. Kamar gue ada di lantai 9. Sembilan!
Oh iya, mbak-mbak petugas juga memberikan sebuah signature bag Tune Hotels yang nyaris seluruh bodinya diguyur dengan warna merah. Entah apakah semua pengunjung diberikan tas ini atau enggak, but I was glad to receive it. Thank you, Tune Hotels.
Terus gimana kondisi kamarnya?
Jujur, ini adalah kali pertama gue menginap di Tune Hotels (Red Planet Hotel). Sebelumnya sudah mengikuti beberapa kuis dan kontes berhadiah voucher menginap di Tune Hotels, tapi semuanya gagal. *lalu gelesoran di aspal*
Syukurlah pengalaman menginap gratis di Tune Hotels tetap bisa gue dapatkan dengan cara yang lain.
Kamar hotel ala Tune (Red Planet) dirancang dengan konsep minimalis fungsional. Sebuah ranjang berkapasitas dua orang ditempatkan di dalam sebuah ruangan berukuran secukupnya, diselimuti dengan bed-cover dan sprei berwarna putih yang memberikan kesan bersih. Ranjang diapit oleh sepasang meja, sakelar, dan lampu berbentuk setengah bulat yang menghadirkan nuansa modern di dalam ruangan. Dua botol air mineral sudah disiapkan di atas meja di sisi kanan, sementara kotak penyimpanan (deposit box) mengisi ruang kosong di kolong meja. Optimalisasi ruang!
Sementara gantungan pakaian, televisi layar datar 42 inch, telepon, dan sebidang kaca besar ditempatkan di hadapan ranjang. Sekali lagi, optimalisasi ruangan, terutama untuk telepon. Daripada diletakkan di atas meja dan menghabiskan tempat, mending ditempelkan di tembok. Televisi dan pendingin ruangan berfungsi dengan baik.
Jendela besar di sisi kanan ruangan menyuguhkan pemandangan kota Solo yang padat dengan beberapa gedung bertingkat yang mulai tampil menonjol.
Yang agak berbeda adalah aplikasi material kayu untuk lantainya, karena biasanya, keramik adalah material yang digunakan. Hm, unik. Memberikan kesan luwes dan hangat untuk mengimbangi dominasi putih khas minimalis modern yang dingin.
Beralih ke kamar mandi dan toilet. Seperti hotel-hotel kekinian lainnya, dua fungsi ruang tersebut disatukan dalam satu ruangan dengan dibatasi oleh sekat kaca. Bagian toilet diisi dengan water-closet, wastafel, handuk keset, dan sebuah cermin berukuran cukup besar. Dinding ruangan dilapisi dengan kotak-kotak keramik berwarna krem yang elegan.
Shower berfungsi dengan baik dengan suhu air yang mudah untuk diatur. Air menyumbur deras dari pancuran berbentuk lingkaran yang menghadap tepat ke bawah kepala, sementara bagian selang tertanam di dalam dinding. Kamar mandi yang mungil itu pun tetap tampil rapih dan selesa.
Nah, sayangnya ada satu hal yang sedikit meleset nih. Gue berasumsi bahwa semua hotel pasti menyediakan amenities secara lengkap, termasuk odol / pasta gigi. Sayangnya, Tune hanya menyediakan sabun dan shampo. Pasta gigi (dan kelengkapan lain yang belum tersedia) dapat diperoleh di Tune Store. Nggak tahu apakah bisa didapatkan dengan gratis atau enggak, tapi akhirnya gue memilih untuk membeli odol di warung warga, hihihi.
Sayangnya, pengalaman menginap di Tune Hotels (Red Planet) ini tidak termasuk dengan sarapan. Jadi, gue nggak bisa cerita deh bagaimana pengalaman sarapan bersama Tune. But that must be awesome!
Secara keseluruhan, gue puas dengan pengalaman perdana menginap di Tune Hotels (Red Planet). Harga yang dibayar setara apa yang didapatkan. Buat budget traveler yang hanya membutuhkan fasilitas penginapan yang nyaman dan nggak mementingkan kemewahan interior, Tune adalah jawabannya. Kamar dan hotel tetap bersih, pelayanan staf-nya pun ramah. Harapannya, mudah-mudahan gue bisa kembali menginap gratis di Tune Hotels atau Red Planet.
Nah, ada yang punya pengalaman menginap dengan Tune Hotels (Red Planet) juga? Boleh share, kak.
Internetnya lumayan cepet disini
Iya. Lumayan banget buat update apps.
Kalau saya tidak salah, semua Tune Hotels di Indonesia sekarang ganti jadi Red Planet Hotel. Kecuali yang akan buka di Bandung tetap dengan nama Tune Hotels
Betul. Hampir semua Tune di Indonesia sudah berganti nama menjadi Red Planet, kecuali di Bandung.
Tune hotel di Solo belum pernah kak. Biasanya yang di Kuta (tp udh tutup). Paling senang di Tune itu sama tempat tidur dan showernya. Kuenceeeng bgt. Wifi disini gratis ya? Bukan add on gitu?
Semburannya kenceng ya, bang 😀
Eh bentar bentar. Aku di sini pake wifi nggak ya? Duh, kelamaan jadi lupa 😐
Dicatet niii sapa tau kesasar ke Solo hehehe…
Hahaha. Solo punya atraksi sosial budaya yg menarik, mbak 🙂
Sejak kapan ini Tunehotel Solo berubah nama? Beberapa bulan lalu ke sana masih Tune deh namanya
Kurang tau juga kapan tepatnya. Pas aku ke sana juga masih pake nama Tune.
Tapi sekarang semua Tune di Indonesia (kecuali yg baru di Bandung) berubah nama menjadi Red Planet.
Aduh aku biasanya ngemper di terminal dan bandara hiks
Aku malah belum pernah, mas. Traveler pemula banget 😦
teguh, dimana foto2 sama medina kamil ? 😀
Hahaha. Itu waktu ada acara talk show traveling di Bandung weekend lalu, mas. 😀
🙂
Wah keren yah. Aku sih betah kalo ke sana. Kalo di Jogja ada hotel yang kaya gitu ngga yah? Aku kebetulan ada rencana untuk kesana selepas lebaran ini. Pake jasa rental mobil jogja semberani sih jadi ngga backpack tapi kan seenggaknya dapetin pengalaman hehe
Di Jogja juga ada Red Planet kok, mbak.
Aish, sa aje nyambunginnya hihihi.
pernah ngerasain Tune Hotel yang di Legian…suka dengan konsepnya.
Kayak gini juga ya, mbak.
waktu ke solo seharusnya nginep dsinia ya matius
Bisa jadi rekomendasi, Win 🙂
iya 🙂
pas ke Bangkok juga nginep di Tune Hotel, worth lah. bed sama showernya emg jd prioritas katanya. design jg persis kya foto foto diatas Mat..
Iya, prinsipnya adalah, apa yg lo butuh itu yg lo dapet. Tapi Tune tetep memberi yg berkualitas.
mas mau nanya…pada check in dikenakan deposit cash?kalo iya berapa mas nominalnya?
Nggak ada deposit, mas.
Udah 4x nginep sm suami di Tune & Red Planet (sebelum & stlh ganti nama)
Selalu puas sm hotel ini.. Selalu jadi langganan kl lg pengen nginep ke Solo… 🙂
Wah sampa 4 kali, pasti udah klop banget sama Red Planet Solo 🙂
[…] Kamar kami di Hotel Gloria Suites Jakarta ini mengalahkan rekor kamar tertinggi yang sebelumnya dipecahkan di Hotel Red Planet, Solo. […]
Murah meriah dan memuaskan. Apalagi kalau ambil paket sarapan. Sarapannya sederhana tapi sedap. Seperti pengalaman saya kemarin Di https://asambackpacker01.wordpress.com/2019/09/25/pengalaman-menginap-di-red-planet-solo/
Recommended untuk hotel budget ya.
[…] nggak salah berkat kerjasama dengan Traveloka. Beberapa waktu kemudian, gue ke Solo dan nginep di Red Planet Hotel Solo yang saat itu masih bernama Tune Hotels, gue book melalui Travelio. Ini juga kalo nggak salah dapet […]