Bogor sudah lama menjadi jujukan penghuni ibukota untuk melarikan diri dari sejenak dari jenuhnya pekerjaan dan rutinitas sehari-hari. Selain karena lokasinya yang deket, cuma 2 jam perjalanan dengan Commuter Line yang jalannya mood-mood-an atau satu kedipan mata kalau pakai tongkat sihir Newt Scamander, Bogor juga menawarkan banyak obyek wisata alam dengan pilihan akomodasi di pegunungan yang sejuk. Salah satunya? Ya Villa Botani dan Curug Putri Pelangi ini.
Buat sebagian orang, momen Natal dan Tahun Baru ini adalah saatnya liburan panjang! Berbagai destinasi luar kota, luar negeri, sampai mungkin luar bumi ramai-ramai dikunjungi. Tapi, buat sebagian orang, karena Hari Natal dan Tahun Baru 2016 ini jatuh tepat di Hari Minggu, maka momen akhir tahun ini sama sekali nggak ada bedanya dengan weekend-weekend yang lain. Gue juga mengalaminya kok. Maka, destinasi-destinasi luar kota apalagi luar negeri hanya tinggal impian yang tertinggal di butiran pasir stadion. #curhatreveals 😭😭😭
Menuju Villa Botani, Kab. Bogor
Liburan di Villa Botani itu adalah bagian dari perayaan ulang tahun komunitas kami, BACKSTRIP (Backpacker Stripping), yang diadakan 11 Desember 2016 lalu. Gue dan sekumpulan anggota berkumpul sekitar pukul 11:00 di sebuah gerai makanan siap saji di seberang Stasiun Bogor. Berangkat dari Stasiun Buaran sekitar pukul 8:30, gue dan Nico berhasil tiba di tempat perjanjian sesuai waktu yang ditentukan.

Berjalan Kaki Menuju Villa Botani, Bogor
Dari situ, kami menyewa angkutan kota yang sederhana dan baik jalannya menuju Villa Botani yang berada di kawasan Kecamatan Cijeruk. Per orang membayar dengan Rp 20.000,00 ditambah senyuman seikhlasnya buat bapak sopir. Perjalanannya sendiri berlangsung kurang lebih 1 sampai 1,5 jam. Karena akses menuju Villa Botani sedang menjalani proses pembetonan, maka angkot terpaksa menghentikan jalannya sekitar 100 atau 200 meter dari lokasi villa. Lumayan, trekking-trekking emesh buat latihan nanjak ke Gunung Mas.

Ruang Bersama Villa Botani, Bogor
Salah satu anggota rombongan di dalam angkot sempat mabuk janda sampai mengeluarkan muntahan kecilnya di jalanan. Kami pun berhenti sejenak di sebuah warung makan untuk mengisi perutnya yang kosong. Kasihan anak kost, nggak ada yang bikinin sarapan. I feel you lah, brod.
Sekilas soal BACKSTRIP, komunitas ini terbentuk di caturwulan terakhir tahun 2014, (((caturwulan))). Berawal dari gue yang diterima bekerja di sebuah perusahaan retail nasional dan mulai ditempatkan di Cirebon, Jawa Barat, dengan hari kerja Senin – Sabtu. Otomatis, gue hanya punya waktu 1 hari 2 malam buat piknik dan karyawisata.

Di sinilah, dengan kasur-kasur ini, kami bermalam

Yes, i was the one holding the camera. Pffft.
Terdorong untuk mencari mas-mas dan mbak-mbak dengan nasib yang sama, gue pun membuka thread di forum Backpacker Indonesia. Thread gue mendapat respon positif dari banyak member forum. Pembicaraan pun dilanjutkan ke dalam grup Whatsapp agar kami dapat merencanakan tindakan lebih lanjut. Meskipun pada akhirnya realisasi BACKSTRIP nggak seperti angan-angan kami, tapi kami berhasil melaksanakan beberapa trip dalam grup besar dan grup kecil yang biasanya mengambil tempat-tempat gunung, bukit, taman nasional, atau sawah tetangga.
Coba baca beberapa trip bersama BACKSTRIP ini:
Keindahan Syahdu di Puncak Prau
Perjuangan Haru Menuju Merbabu: Kepingan Surga di Kentheng Songo
Menggapai Gunung Cikuray, Tertawan Samudera Awan
Kalau kamu tertarik buat gabung, boleh join dulu di grup facebook kami, BACKSTRIP (Backpacker Stripping), lalu hubungi nomor whatsapp admin yang tertera di dalam grup. Kebetulan grupnya lagi perlu regenerasi karena para tetua yang sudah sibuk berkembang biak.
Villa Botani, Kab. Bogor
Gue suka banget sama desain Villa Botani! Sentuhan alami begitu terasa pada arsitektur bangunan dan desain interiornya. Dengan lantai parket dan paduan bambu – batu alam untuk dinding ruangan, bersantai di Villa Botani terasa nyaman dan tenang banget. Di bagian belakang, ada balkon yang menghadap ke alam bebas dengan panorama alam yang menyejukkan.

Kamar Tidur Villa Botani Bogor

Kamar Mandi Villa Botani, Bogor
Pondok yang kami tempati memiliki satu ruangan besar dengan dapur tanpa sekat, 2 kamar tidur, dan 2 kamar mandi. Tanpa AC, tentu, buat apa? Lha wong sampai di sini aja kami langsung tiduran berbalutkan selimut. Kamar tidurnya tampil romantis dengan kelambu yang menjuntai menaungi ranjang. Kamar mandinya juga tampil alami dengan lantai batu alam dan dinding dari anyaman bambu. Sayang, nggak tersedia shower air panas. Kalau mau air panas, bisa bilang ke pihak pengelola villa untuk nanti disiapkan di dalam wadah besar. Gue sih tetep mandi aja meski tanpa air panas, rasanya? Segeeerrr!!!
Paket menginap kami sudah termasuk makan malam, sarapan, dan makan siang. Makan malamnya ajang perbaikan gizi banget buat anak kost. Ayam serundeng, cap cay, telur dadar, tumis tempe, lalapan, dan teko besar berisi teh tawar panas tersaji lengkap di balkon untuk disantap bersama sambil lesehan dan menikmati alunan musik alam di malam hari. Tsaelaaahhhh…

Bapak Pemilik Villa Botani dan… istrinya (mungkin)

Makan Malam Villa Botani, Bogor
Malam kami di Villa Botani Bogor semakin hangat dengan kehadiran bapak pemilik villa. Rupanya ekspatriat, sudah tinggal di Indonesia sejak sebelum gue lahir, di tahun 1987.
Menu sarapannya sederhana tapi nikmat: gorengan. Namun kami kembali dipuaskan saat makan siang dengan menu ikan goreng, perkedel jagung, dan sayur asem.
Menikmati Kota Bogor dari Ketinggian
Sudah baca tulisan gue tentang pengalaman camping ganteng di Bukit Alesano? Kalau belum, baca dulu gih!
Nah, pemandangan spektakuler yang gue dapet di Bukit Alesano juga bisa didapat dari sini. Itu karena Villa Botani dan Bukit Alesano sama-sama ada di wilayah administrasi Kecamatan Cijeruk. Dari villa, kami berjalan sebentar hingga mencapai titik terbuka di mana kami dapat menikmati panorama kota dan kabupaten Bogor dari ketinggian. Perburuan ini bahkan kami lakukan 2 kali, saat tengah malam dan saat pagi hari.

“Bukit Bintang” ala Cijeruk, Bogor

Bereksperimen dengan Cahaya
Gue, Jabbar, Nico, Wily, bang Olel, mas Seno, dan mpok Mirna dipuaskan dengan sajian ala bukit bintang saat tengah malam. Terinspirasi dari sebuah film Thailand berjudul Seven Something, gue lalu mencoba berfoto dengan menggambar bentuk-bentuk tertentu secara cepat menggunakan headlamp. Kebayang ya? Nah, yang lain jadi ketagihan dan keasyikan bereksperimen, terutama Nico yang akhirnya jadi yang paling jago “menggambar cahaya” di antara kami.

Pemandangan dari Balkon Villa Botani

Pemandangan Gunung Gede dan Bogor Dari Ketinggian

Kabut dan Awan yang Menyempurnakan Lukisan Alam
Keesokan paginya, di titik yang sama, gelap terangkat dan terang menyingkapkan panorama Gunung Gede di depan mata. Ia tampak begitu gagah dan digdaya, seperti menjadi pelindung yang tangguh untuk peradaban yang bermukim di sekeliling kaki-kakinya. Latar langit biru yang cerah dengan polesan awan tipis pun melengkapi pagi kami saat itu menjadi begitu… penuh ucapan syukur.
Curug Putri Pelangi
Setelah berburu panorama pagi dan sarapan, kami mengisi kegiatan di Curug Putri Pelangi. Gue sih belum mandi ya, karena tahu mau ke curug. Lagipula seperti kata mbak Rinta Dita malesmandi.com, “…shower only if necessary.” Dari villa, kami berjalan kaki sekitar satu jam menuju curug. Sebetulnya bisa lebih cepat, kalau aja nggak ada acara nyasar ke kebon nanas milik warga. Entahlah, warga asli Bogor yang kami miliki ini rupanya gagal menjadi penunjuk arah yang baik jalannya.

Memasuki Curug Putri Pelangi Bogor

Bunga-Bungaan di Area Curug Putri Pelangi, Bogor
Medan menuju curug terbilang mudah dengan minim tanjakan dan medan berbahaya. Paling-paling cuma ketemu tanah berlumpur dan kepleset, udah itu aja sik. Situ udah biasa jatuh bangun, ‘kan? #eh 😂😂😂
Curug Putri Pelangi ini dikelola oleh swasta, tiket masuknya Rp 10.000,00. Dari pintu masuk menuju area curug, kami berjalan melalui tangga berumput lalu tangga batu alam yang sudah rapi dan aman. Tanaman bunga yang berwarna-warni membuat entry point ini jadi titik instagrammable, membangkitkan hasrat narsisme bahkan sebelum tiba di curug-nya sendiri.

Menuruni Tangga Batu Alam Menuju Curug

Area utama Curug Putri Pelangi tampak dari tangga

Kali di Curug Putri Pelangi. Jernihnyaaa
Begitu tiba di curug, dua srikandi kami — Mpok Mirna dan Peppoy — langsung nyebur ke dalam air dan menghujani diri denga guyuran air curug yang deras. Bener-bener ANCUR deh, ANak CURug. Melihat keduanya yang terlihat begitu bahagia seperti baru pertama kali merasakan air kembali selama satu dekade, kami (hampir) semua lalu menggiring langkah kami menghampirinya. Kebetulan saat itu gue datang dengan sweater. Jadi, karena gue nggak rela sweater gue basah, gue beranikan diri bertelanjang dada memasuki area curug. Bodo amat apa kata orang yang lihat, yang penting gue puas dan kamu lemas. #ehgimana

Duo Srikandi in Action

“Coy, ngapain lo? Main pura-pura jadi patung kayak Shinchan”

Bisa nggak kalian mesra-mesraannya jangan di sini? Aku ndak kuat liatnya 😦
Yah, namanya curug, yang bisa dilakukan ya cuma main-main air sama main-main foto sih. Nggak ada bidadari yang ikutan main air, jadi nggak bisa main mata apalagi main hati. Saat beranjak siang, kami lalu kembali ke villa. Naaaaaahhh, saat masuk ke curug, kami enak jalan turun melalui tangga-tangga batu. Saat keluar? Oh Tuhan tolong, kami menggeh-menggeh menapaki anak tangga demi anak tangga sampai harus mengatur nafas dulu di titik pendakian. Bahkan mungkin beberapa dari kamu perlu beristirahat 2-3 kali di tengah lajur pendakian sebelum tiba di puncak gemilang cahaya. 🎊🎊🎊

BACKSTRIP di Curug Putri Pelangi (1)

BACKSTRIP di Curug Putri Pelangi (2)

In frame: Nando, Nico, mas Seno, gue, Wily (atas kiri), bang Olel (atas kanan)

BACKSTRIP di Curug Putri Pelangi (3)

BACKSTRIP di Curug Putri Pelangi (4)
Dengan harga tiket yang murah, debit curug yang deras, dan penataan kawasan yang apik, Curug Putri Pelangi ini layak banget kamu jadikan pilihan obyek wisata keluarga maupun trip persahabatan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Buat akomodasi, ya tinggal melipir ke Villa Botani. Rate-nya kompetitif banget kok. Siapa tahu pas kamu mampir lagi ada Putri Pelangi yang mand-mandi, hihihi. Akhir kata, selamat Hari Natal dan Tahun Baru ya. Christmas is a moment of giving without a thought of getting, have a merry Christmas…
Jadi ingat zaman kampus dulu nih, makrab-makrab seru, karena kampus di kawasan Tangsel jadi kalau makrab pasti ke kawasan Puncak dan sekitarnya. Malam-malam cerita horor sambil menggigil kedinginan dan makan jagung bakar, seru banget. Paginya main-main ke curug juga, terus mandi-mandi. Seru. Memang kalau ramai-ramai itu meski perginya ke tempat wisata di bawah titik beku, pasti berasa hangatnya hehe.
Izin main-main ke grup Facebooknya ya.
(((malam-malam cerita horor)))
kemarin juga gitu. dasar anak muda, kalo kumpul malem-malem sukanya cerita horor hahaha
Eh iya lho, kenapa ya kalau gitu kumpul rame-rame kaya gitu selalu malamnya berbagi cerita horror? Jangan-jangan emang sengaja ya, biar merapat 😀
Makin rapat, makin hangat, makin dekat ahahaha
Hahaha ,, teknik lain selain api unggun kalau misalnya pas camping ya 😀
Boleh juga nih buat referensi. Thanks 👍
Sama-sama, masbro 🙂
langsung meluncur ke grup facebook, siapa tau bisa jalan2 bareng ^-^
Wahaha. Thanks, kak
kebayang bagaimana sejuknya udara disana.
itu foto2 main di curug putri pelanginya bikin mupeng. entah kapan terakhir kali aku main2 ke air terjun. sudah sekian abad lalu rasanya. jadi ingat jaman kuliah, touring ke tawang mangu, main2 di villa, jajan sate kelinci, mandi2 di air terjun, lalu api unggunan & gitaran.
jaman itu belum kenal deadline tulisan, cicilan rumah, beli susu & popoknya cimil, dll
HAHAHAHA | #endingnyatsurhat
Hahaha. Bring back those memories, mas! Weekend getaway ke air terjun sama keluarga kecil pasti seru dan tetap aman juga nampaknya 🙂
disini masih ujan mulu Nug, nunggu kalau cuaca mulai cerah baru deh ajak keluarga main air
Mantap. Ditunggu ceritanya, mas!
Bagi para manusia butuh kesejukan nyata di kala suntuk menjelang pergantian tahun 2016 menuju 2017, janganlah ragu untuk datang ke Villa Botani. Karena saya pernah ke sini juga mas. Recomended banget! Haha. Membaca tulisan ini juga mendadfak pengin ke sana. 😀
(((manusia butuh kesejukan)))
makasih sudah mampir, kak. senang bisa membawa nostalgi tentang villa botani 🙂
Taman di Curug Putri Pelangi lumayan tertata juga ya Nug. Dan kayanya relatif sepi -minus kalian yang emang ramean itu-, atau gimana? Kalau di curug Putri Pelangi nya itu ada penginapannya juga gak? Soalnya aku lihat di fotomu, ada kaya bangunan villanya gitu.
Iya tamannya tertata rapi, bro. Saat itu memang nggak rame, selain kami cuma ada beberapa pengunjung lain yang jumlahnya lebih sedikit dari jumlah kami.
Nah, iya ada bangunan. Cuma kurang tahu juga apakah itu penginapan atau bukan.
tempatnya lebih asik daripada kaliurang ya. Di sini seger pula.
ayo mas bro, kamu mulai buka thread lagi d grup kita. sapa tau ada yang mau backpackeran join kamu ke singapura atau malaysia. Pengen e, tapi yg antimainstream lah. sekalian ke Hongkong atau Vietnam gt.
Lebaran kemarin aku ke Kaliurang sama Tlogo Putri. Ya ollooo rame banget!
Yok, bro! aku juga seneng eksplor Singapura sama KL yang anti mainstream 🙂
Haha. masih suka Tlogo Putri mas? cuma nyawang orang pacalan
Ndak blas, hahaha
Kayaknya pernah ke sini tahun 2013. Aksesnya yaolooo harus nyublek2 lumpur dulu, gak ada jalan aspal. Tapi sebenarnya bagus sih curugnya udah tertata rapi.
Wah iya, kemarin juga masih ada beberapa bagian jalan yang becek-becek nggak ada ojek gitu
Wahhh kita samaan nih pergi ke curug ini haha
Tapi aku baru minggu kemarin kesana mas 😀 Villa Botani yang ada di bukit gitu kan ya? Sepertinya bangunan baru..waktu itu liat pas sudah mendekati pintu masuk curug.
Wah coba bisa meet up hahaha.
Kayaknya itu bukan Villa Botani, bro. Bukan di bukit sih, tapi nggak tahu juga 😀