Pengalaman Jalan-Jalan ke Singapura, Malaysia, dan Vietnam di Masa Pandemi

Halo, Bandara Ho Chi Minh City! Lama tak jumpa..

Melakukan perjalanan internasional di masa pandemi, apakah seribet dan sehoror yang dibayangkan? Ternyata, sama sekali tidak. Bahkan, prosesnya nyaris sama dengan saat sebelum pandemi COVID-19 melanda. Gue baru saja melakukan perjalanan lintas negara perdana bersama istri ke Singapura, Vietnam, dan Malaysia. Puji Tuhan, perjalanan yang kami lakukan pada 17-24 Juli 2022 lalu berlangsung dengan lancar tanpa kendala. Gue mencari tahu syarat masuk masing-masing negara dan memastikan kami berdua telah mematuhinya.

Sudah lama kami memimpikan sebuah perjalanan lintas negara berdua. Sejak membuat paspor di tahun 2019, Ara sama sekali belum pernah menggunakannya. Lembar-lembar paspornya masih suci tak ternoda hingga 17 Juli 2022 lalu. Sementara gue sendiri, yang sudah lebih dulu mengecap nikmatnya negara-negara tetangga, ingin membawa Ara turut serta melihat dunia.

Maka, setelah berbulan-bulan bergumul di dalam doa, kami tetapkan berangkat di bulan Juli 2022, maju beberapa bulan dari rencana semula di bulan September yang bertepatan dengan hari jadi pernikahan kami. Paspor gue kadaluwarsa di April 2023, jadi agak deg-degan kalau mepet di September. Vietnam adalah tujuan utama kami. Gue sudah tertarik menjelajah Negeri Paman Ho itu sejak sebelum menikah, sementara Ara tertarik karena biaya hidupnya yang rendah.

Sekitar sebulan sebelum keberangkatan, tepatnya setelah gue menerima uang hadiah Juara 1 Adiraku Blog Competition, kami mulai melakukan pembelian tiket. Nggak ada penerbangan langsung ke Vietnam, jadi harus transit. Membandingkan harga saat itu, ternyata penerbangan dari Jakarta ke Singapura dan Singapura ke Ho Chi Minh City lebih murah daripada Kuala Lumpur. Kami sempat panik dengan tiket pulang kami ke Indonesia karena harga tiket sudah melambung tinggi semuanya. Karena sedikiiittt lebih murah, akhirnya kami memilih pulang melalui KL.

Jadilah gue mencari tahu syarat melakukan perjalanan ke tiga negara itu. Syukur kondisi pandemi sudah membaik, peraturan dan persyaratan sudah jauh dilonggarkan.

Disclaimer:

Tulisan ini sama sekali bukan tulisan endorse ataupun paid post. Nama brand yang tercantum di tulisan ini semata-mata untuk membantu sesama traveler.


Syarat Masuk Singapura

Kriteria : Vaksin lengkap

Syarat   :

  • Mengisi SG Arrival Card yang bisa dilakukan mulai 3 hari sebelum keberangkatan
  • Install aplikasi TraceTogether
  • Asuransi COVID-19 dan swab test PCR sudah tidak diperlukan lagi kalau sudah vaksin lengkap.

SG Arrival Card dari ICA (Immigration & Checkpoints Authority) Singapore bisa diisi di sini, atau buka dari aplikasi TraceTogether.

Kalau belum vaksin lengkap? Kamu harus swab test PCR dan bahkan memiliki asuransi COVID-19. Cari tahu selengkapnya di sini. Informasi dari Singapura ini sangat jelas, rinci, prosesnya juga cepat.

Setelah mengisi SG Arrival Card, nantinya kita akan mendapat email yang berisi Visit Pass.

Seperti ini isi Visit Pass Singapore, bisa buat untuk rombongan juga

Negara yang paling bikin cemas karena kedisiplinannya tak diragukan, namun justru yang kenyataannya paling woles. Proses imigrasi berjalan lancar banget, bahkan nggak ditanya apa-apa. Tinggal buka masker saat diminta, scan dua jari, lalu gue melenggang jaya memasuki arrival hall Changi International Airport. Bahkan aplikasi TraceTogether dan SG Arrival Card pun nggak ditanyai. Nyaris nggak ada bedanya dengan masa sebelum COVID-19.

Bedanya, paspor kita nggak dicap. Jadi buat kamu first timer yang menginginkan ada bukti otentik memasuki negara asing di paspor, jangan ke Singapore doang hehe.

Sukses bawa Ara jalan-jalan di Singapore!

SG Arrival Card ditanyakan oleh petugas konter check-in AirAsia yang melayani kami di T3 Bandara Soekarno-Hatta. Selain itu, gue juga diberi banyak pertanyaan oleh imigrasi keluar Indonesia, kayak ngapain ke Singapura, berapa lama, mana tiket baliknya, dsb. Semua sudah disiapkan, termasuk reservasi hotel dan connecting flight, jadi tinggal ditunjukkan pada petugas.


Syarat Masuk Malaysia

Kriteria : Vaksin lengkap

Syarat   :

  • Mengisi departure card yang bisa diisi mulai 7 hari sebelum keberangkatan
  • Install dan buat akun MySejahtera
  • Asuransi COVID-19 dan swab test PCR sudah tidak diperlukan lagi kalau sudah vaksin lengkap.

Departure card bisa diisi di menu Travellers di dalam aplikasi MySejahtera, lalu pilih Travel for [nama kamu]. Nantinya, akan ada semacam Visit Pass seperti yang kita terima dari Singapura. Visit Pass ini ada di menu Profile aplikasi MySejahtera, jadi nggak dikirim ke email seperti SG Arrival Card. Prosesnya juga nggak secepat SG Arrival Card.

Tampilan Home (kiri), COVID-19, dan Profile (dua gambar kanan) aplikasi MySejahtera

Sukur-sukur, sekalian upload sertifikat COVID-19 kamu di MySejahtera. Masih di menu Travellers, lalu pilih Overseas Vaccination Doses, pilih Update for [nama kamu], lalu tinggal isi semua data yang diminta dengan upload sertifikat. Memang agak ribet, karena harus mengisi tanggal pemberian vaksin dan nomor batch, jadi bolak-balik buka PeduliLindungi. Upload sertifikat vaksin internasional kamu yang caranya nanti akan gue jelasin di bawah, satu sertifikat untuk semua dosis vaksin kamu. Ketika sudah berhasil, sertifikat vaksin kamu akan tertera juga di laman Profile MySejahtera.

Oh iya, di dalam departure card Malaysia kita perlu mengisi nomor kontak warga setempat dengan nama lengkap. Syukurlah kawan baik gue dari Couchsurfing, Ikhwan, berkenan memberikan nama dan nomor kontaknya untuk keperluan ini.

Cara mengisi pre-departure form dan memperbaharui sertifikat vaksin di aplikasi MySejahtera

Nah selama kami di Malaysia, tepatnya KL, ada beberapa kali kesempatan ketika kami harus menunjukkan aplikasi MySejahtera, contohnya saat masuk Suria KLCC Mall (Petronas Twin Towers). Cuma dilihat sepintas aja kok, asal kebuka juga jadi. Tenang aja hehe.


Syarat Masuk Vietnam

Di antara ketiga negara yang dikunjungi ini, informasi soal persyaratan masuk Vietnam adalah yang paling nggak jelas dan simpang-siur. Rasanya nggak ada informasi dari laman resmi pemerintah seperti Singapura atau Malaysia. Gue sempat sudah yakin bahwa nggak ada syarat apa pun berdasarkan info yang gue dapat dari beberapa sumber, hingga jelang keberangkatan gue menemukan info bahwa wisatawan harus memiliki asuransi perlindungan COVID-19 dengan nilai tanggungan minimal USD 10,000.

Malam itu di dalam kereta api Senja Utama Solo, gue dan Ara spontan membeli sebuah produk asuransi perjalanan di Futuready dari AXA Mandiri seharga Rp80 ribuan per orang. Entah benar atau enggak, lebih baik berjaga-jaga daripada nanti kelabakan di lapangan, ‘kan? Polis asuransinya memang nggak langsung diterbitkan, tapi syukurlah sebelum tiba di Vietnam kami sudah menerima email polis asuransi.

Bagaimana kenyataannya di lapangan?

Tiba di Bandara Tan Son Nhat, Ho Chi Minh City, Vietnam

Kami melenggang jaya di imigrasi bahkan tanpa sepatah kata pun! Boro-boro ditanyai asuransi perjalanan atau aplikasi PC-COVID, petugasnya nggak ngomong apa-apa. Bahkan untuk meminta kami melepas masker sejenak pun, dia hanya berkomunikasi dengan tatapan mata yang tajam.

Selama di Vietnam, warga juga sudah leluasa beraktivitas dan bepergian tanpa harus check-in dengan aplikasi PC-COVID. Jalanan Ho Chi Minh City sudah penuh dengan lautan sepeda motor seperti biasanya!


Justru Ribet Saat Menuju Indonesia

Saat itu, waktu sudah menunjukkan pukul 23:45. Seharusnya kami bukan lagi sedang boarding, namun sudah take off menuju Jakarta dari KLIA. Alih-alih duduk anteng di dalam kabin pesawat, kami justru masih menjalani pemeriksaan yang ketat di ruang tunggu P5, Kuala Lumpur International Airport. Antrean ratusan penumpang berjalan dengan lambat karena setiap petugas memeriksa betul aplikasi PeduliLindungi, sertifikat vaksin, dan paspor kami.

Puluhan menit sebelumnya, kami yang sudah duduk di dalam ruang tunggu, menanti boarding time, diminta keluar dan masuk lagi dengan berbaris. Setelah selesai diperiksa pun kami tak langsung diperbolehkan naik pesawat, duduk menunggu lagi di dalam boarding room.


Oh iya, di atas gue menjanjikan share cara membuat sertifikat vaksin internasional di aplikasi PeduliLindungi.

Masuk ke aplikasi PeduliLindungi, lalu pilih menu Vaccine and Immunization (eh maap, semua aplikasi di hape gue memang diatur dalam bahasa Inggris). Klik Vaccine Certificate (Sertifikat Vaksin). Nah, di bagian bawah ada Sertifikat Perjalanan Luar Negeri, klik tanda + bertuliskan Sesuaikan Format Sertifikat. Pilih negara tujuan, akan ada 2 jenis sertifikat yang bisa disesuaikan: WHO dan EU (Uni Eropa). Beberapa negara mungkin cuma bisa salah satu. Negara-negara Asia Tenggara menerima dua jenis sertifikat itu, tapi gue buat yang WHO.

Membuat sertifikat vaksin internasional di aplikasi PeduliLindungi (bagian 1)
Membuat sertifikat vaksin internasional di aplikasi PeduliLindungi (bagian 2)

Pas coba buat yang versi EU, aplikasinya loading lama banget dan gue udah males duluan hahaha. Tapi sepulangnya dari trip gue coba-coba bikin yang versi EU dan puji Tuhan sukses. Ikuti aja langkah-langkahnya.

Kalau sertifikat sudah terbuat, kamu bisa melihatnya di bagian Sertifikat Perjalanan Luar Negeri. Klik aja, terus kamu akan dihadapkan dengan sebuah QR Code. Nah, otoritas berwajib bisa scan QR Code itu untuk melihat sertifikatmu, tapi lebih baik download aja agar bisa mudah ditunjukkan sewaktu-waktu. Gunakan file yang sudah ter-download sebagai bukti seluruh vaksin kamu di aplikasi MySejahtera.

Foto selfie terbaik kami ada di Kuala Lumpur, Malaysia

Kesimpulannya, selama kamu sehat dan sudah vaksin lengkap, nggak perlu cemas melakukan perjalanan internasional ke tiga negara itu, bahkan mungkin Asia Tenggara pada umumnya. Tinggal install aplikasi COVID-19 setempat, mengisi departure/arrival card, dan persiapkan seluruh itinerary perjalanan.

Imigrasi keluarnya gimana? Di Singapura, kami malah hanya melalui proses imigrasi dengan self-service! Cukup scan paspor pada mesin imigrasi, dan voila, kami resmi keluar Singapura dan masuk ke boarding room. Di Vietnam, Ara mendapat beberapa pertanyaan dari petugas perempuan yang bahasa Inggrisnya bagus, tapi bisa dia jawab juga dengan lancar. Di imigrasi keluar Malaysia juga lancar, nggak ada pertanyaan apa pun.

Terima kasih sudah menerbangkan kami berangkat dan saat pulang, AirAsia

Terima kasih untuk yang sudah menyimak. Di tulisan berikutnya, gue akan share persiapan-persiapan apa aja (di luar COVID-19) yang gue lakukan untuk perjalanan kami. Special thanks juga buat Justin @justinindyo dari aplatefortwo yang udah banyak gue recokin soal Vietnam, juga buat mas Haryadi Yansyah omnduut.com atas dukungan dan bantuannya. Nanti lah cerita lengkapnya, wkwk. Keep learning by traveling~

14 komentar

  1. avatar omnduut

    Walaupun agak ribet (harus isi ini itu) tapi tetep seneng ya dunia perlahan kembali normal. Aku ikutan seneng pas kalian jalan-jalan, dan aslinya kan mupeng ya pengen “ngentol” ke Vietnam hahaha. Tapi ya maybe next time bisa jalan-jalan bareng ke negara yang masing-masing dari kita belum pernah didatangi. Kanada mungkin? amin yang kenceng 🙂

    1. avatar Matius Teguh Nugroho

      AMEN CANADA!

      Buatku ini masih oke mas. Nggak ada apa-apanya dibanding harus tes atau karantina dulu 😅

  2. avatar andinormas

    Tiap bandara/negara beda2 kali yak… awal juli lalu pas mau balik cuma ditanya bawa masker apa ga..😅

    1. avatar fanny_dcatqueen

      Tx mas, berguna banget sih iniiii. Aku ada plan mau nge chop in pasport2 anak2ku yg masih baru ke Asia tenggara dulu, sebelum ntr apply visa yg lebih ribet 😅.

      Eh btw, vaksin lengkap di atas berarti artinya 2 dosis aja Yaa? Atau booster mereka liat juga?

      Aku penasaran yg pas pulang ke JKT nih. Seribet apa… Kalo soal asuransi perjalanan, untungnya aku memang terbiasa selalu bikin, walo cuma Asia tenggara. Gara2 pernah ada kejadian di Filipina yg bikin rekening terkuras banyak wkwkkwkw. Seandainya aja ada asuransi waktu itu, aman deh. Sejak itu aku milih bikin ajalah. Apalagi skr masih pandemi…

      1. avatar Matius Teguh Nugroho

        Sepemahamanku 2 dosis aja, mbak. Oh iya btw anak-anak syaratnya (secara teori) masih agak ribet.

        Semangat, mbak! Bisa kok 😁

    2. avatar Matius Teguh Nugroho

      Iya betul beda-beda, mas. Saling share pengalaman aja kita hehe.

  3. avatar ainun

    vietnamm, dari beberapa waktu lalu aku coba buka akun sosial medianya KBRI yang di vietnam, kayaknya aturannya juga nggak jelas, jadi bingung syarat ini itu. Kemarin pas pandemi agak redahan, memang mau trip ulang yang aku batalin karena pandemi, pokoknya ke vietnam hahaha.
    Entahlah masih galau nih. semoga ga ada halangan lagi

    waktu beberapa bulan lalu sebelum ada kelonggaran soal ga perlunya PCR lagi, memang bikin berat sih, karena aku lihat tiket pesawat kalau direct kan mihil, jadi aku atur buat transit transit, tapi aturan harus PCR waktu itu bikin berat juga kalau bolak balik transit

    1. avatar Matius Teguh Nugroho

      Nah sekarang kondisi udah much better nih, ayo ke Vietnam! 😁

  4. avatar Rose Purba
    Rose Purba · · Balas

    Wah senangnya membaca tulisan ini… Singapura adalah negara pertama yang saya kunjungi dan atas bantuan abang menyusun perjalanan kami dan membaca tulisan abang mengenai Singapura membuat perjalanan kami lebih mudah dan efektif.. Dan jika punya kesempatan masih ingin ke sana. 🙂 🙂 Terima kasih bg sudah berbagi.. God Bless

    1. avatar Matius Teguh Nugroho

      Halo, Rose. Lama nggak mampir hehe, makasih support-nya ya. Keep learning by traveling and God bless!

  5. avatar Tidak diketahui

    […] Ngomong-ngomong, jalan-jalan ke Vietnam di masa pandemi apa saja persyaratannya? Simak infonya di tulisan sebelumnya: Pengalaman Jalan-Jalan ke Singapura, Malaysia, dan Vietnam di Masa Pandemi […]

  6. avatar Tidak diketahui

    […] Baca cerita kami mengurus persyaratan perjalanan ke Singapura dengan klik link ini. […]

  7. avatar Tidak diketahui

    […] Siapkan seluruh dokumen yang diperlukan, baik itu dokumen perjalanan secara umum ataupun dokumen kesehatan lo (rekam medis, surat rujukan, hasil rontgen, dsb). Untuk berobat ke Malaysia contohnya, lo harus install aplikasi MySejahtera dan mengisi pre-departure card. Pastikan lo juga sudah divaksin lengkap, siapkan sertifikat vaksinnya yang bisa lo peroleh di aplikasi PeduliLindungi. Panduan dan cerita selengkapnya bisa dibaca di sini.  […]

  8. avatar Tidak diketahui

    […] JavaMifi praktis dibawa ke mana-mana, muat masuk ke dalam tas Eiger kecil gue. Mau lagi wara-wiri naik LRT di KL, walking tour di Ho Chi Minh City, sampai naik kereta cepat di Hainan, nggak ada kendala. Oh iya, […]

Tinggalkan Balasan ke Pengalaman Menggunakan JavaMifi di Asia Tenggara | the travelearn Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Matius Teguh Nugroho

keep learning by traveling

Duo Kembara

Cerita Si Kembar dan Mommy Ara menghadirkan kebaikan

Lonely Traveler

Jalan-jalan, Makan dan Foto Sendirian

Guru Kelana

Perjalanan sang guru di berbagai belahan dunia

dyahpamelablog

Writing Traveling Addict

Daily Bible Devotion

Ps.Cahya adi Candra Blog

bardiq

Travel to see the world through my own eyes.

Teppy & Her Other Sides

Stories, thoughts, places...

Mollyta Mochtar

Travel and Lifestyle Blogger Medan

LIZA FATHIA

a Lifestyle and Travel Blog

liandamarta.com

A Personal Blog of Lianda Marta

D Sukmana Adi

Ordinary people who want to share experiences

papanpelangi.id

sebuah blog perjalanan

Guratan Kaki

Travel Blog

Omnduut

Melangkahkan kaki ke mana angin mengarahkan

BARTZAP.COM

Travel Journals and Soliloquies

Bukanrastaman

Not lost just undiscovered

Males Mandi

wherever you go, take a bath only when necessary

Eviindrawanto.Com

Cerita Perjalanan Wisata dan Budaya

Plus Ultra

Stories and photographs from places “further beyond”.

backpackology.me

An Indonesian family backpacker, been to 25+ countries as a family. Yogyakarta native, now living in Crawley, UK. Author of several traveling books and travelogue. Owner of OmahSelo Family Guest House Jogja. Strongly support family traveling with kids.

Musafir Kehidupan

Live in this world as a wayfarer

Cerita Riyanti

... semua kejadian itu bukanlah suatu kebetulan...

Ceritaeka

Travel Blogger Indonesia

What an Amazing World!

Seeing, feeling, and exploring places and cultures of the world

Winny Marlina

Winny Marlina - Whatever you or dream can do, do it! lets travel

Olive's Journey

What I See, Eat, & Read

tindak tanduk arsitek

Indri Juwono's thinking words. Architecture is not just building, it's about rural, urban, and herself. Universe.

dananwahyu.com

Menyatukan Jarak dan Waktu