
Membaca judul di atas, ada yang kira-kira bisa menemukan persamaan antara Hainan, Jeju, dan Okinawa? Betul, ketiganya adalah provinsi/prefektur paling selatan di masing-masing negaranya. Hainan di Tiongkok, Jeju di Korea Selatan, dan Okinawa di Jepang. Saya punya mimpi, suatu hari nanti bisa tuntas mengunjungi ketiganya.
Dari ketiganya, baru Hainan yang sudah berhasil saya kunjungi, tepatnya pada tahun 2019 lalu. Ngomong-ngomong, apa sih alasan saya ingin menyambangi ketiga tempat itu?
Buat saya, rasanya menarik melihat bagaimana kehidupan berjalan di ujung suatu negeri, apalagi negara-negara maju. Apakah infrastrukturnya semaju daerah-daerah dekat ibukota? Apakah gaya hidup warganya sesibuk dan semetropolis daerah-daerah dekat ibukota?
Iklim dan Geografis
Di antara ketiga daerah ini, hanya Jeju yang mengalami 4 musim sejati. Lokasinya juga paling dekat dengan Kutub Utara. Hainan adalah daerah tropis, bahkan lebih dekat ke garis khatulistiwa daripada Hanoi, ibukota Vietnam. Okinawa adalah daerah peralihan dari tropis (misalnya, Kep. Iriomote) ke subtropis (misalnya di Naha, ibukota Okinawa).
Meski begitu, Okinawa punya musim semi. Sakura mekar lebih awal di bulan Februari. Tetap ada musim dingin meski tanpa salju, kurang lebih sama dengan iklim Taiwan. Iklim Hainan hangat sepanjang tahun, meski kabut dan hawa dingin bisa merangsek masuk tiap akhir hingga awal tahun karena hembusan angin dingin dari Cina Daratan.

Jeju juga lah yang lanskap atau kondisi geografisnya paling beragam, menyusul Hainan dan baru Okinawa. Di Jeju ada banyak bukit, bahkan gunung tertinggi Korea Selatan berdiam di Jeju, Gunung Halla. Okinawa adalah kepulauan yang terdiri dari pulau-pulau kecil, jadi memang lanskapnya yang paling homogen meski sama berbukit-bukitnya.
Koneksi dan Transportasi
Meski Jepang sudah begitu tersohor akan teknologi kereta cepatnya, sayang sekali shinkansen belum menjangkau wilayah Okinawa. Bahkan, hanya ada satu jalur kereta api di Okinawa, sebuah layanan monorel bernama Yui Monorail. Jaringannya pun hanya menjangkau wilayah Naha dan sekitarnya.

Belum lama ini, saya nonton videonya Craig “Life Where I’m From”, minimnya jalur kereta api di Okinawa adalah berkat pendudukan Amerika Serikat.
Rupanya, dulu di Okinawa ada 3 jalur kereta api, sama seperti wilayah Jepang lainnya. Namun, ketiganya lalu hancur gara-gara Perang Dunia. Amerika Serikat dalam pendudukannya, sebagai sebuah bangsa yang sampai sekarang sangat car-centric atau car-dependent, tidak melanjutkan pembangunan itu. Mereka membangun jalan raya untuk sarana transportasi kendaraan tempur mereka. Mengutip iklan mobil pribadi di dalam video Craig itu, “The miracle of private vehicles. Wherever he pleases, whenever he pleases.” Sampai sekarang kita lihat sendiri betapa minimnya transportasi umum berbasis rel di AS, hanya segelintir kota yang memilikinya. Apalagi kereta api antarkota, sangat nggak lazim di sana.
Negara kita, Indonesia, juga sempat terkena pengaruh Amerika Serikat. Jalur-jalur tram bukannya dimodernisasi dan ditambah, malah dihancurkan dan digantikan dengan jalan-jalan raya untuk kendaraan pribadi yang jadi sumber kemacetan sampai saat ini.
Barulah di awal 2000an, pemerintah Jepang membawa kembali budaya kereta api di perfektur paling selatan ini. Memang sudah saatnya, karena meskipun ukuran kota dan populasinya jauh di bawah Tokyo, namun kemacetan terburuk Jepang ada di kota Naha, Okinawa, yang mungil ini.
Tiongkok patut berbangga karena jaringan kereta cepatnya sudah menjalar ke seantero negeri, tak terkecuali Hainan. Bahkan, jalur kereta cepat di Hainan menjadi jalur kereta cepat pertama dan satu-satunya (sejauh ini) di dunia yang mengelilingi seisi pulau. China High Speed Railway (CRH) menghubungkan Haikou, ibukota Hainan, dengan kota-kota lain seperti Sanya, Qionghai, Bo’ao, dsb.
Saya sendiri pernah naik kereta cepat Hainan dari Haikou ke Sanya, lalu dari Sanya ke Meilan Airport. Cerita perjalanannya bisa dibaca di sini.
Nggak cuma kereta cepat, Sanya di Hainan juga sudah punya satu jalur tram yang melayani rute dari Sanya Railway Station ke pusat kota di Jiefang Road. Haikou juga sudah dilayani kereta komuter. Keren ya!


Warga Jeju harus nrimo ing pandum dengan bus dan kendaraan pribadi karena belum ada satu pun jalur kereta api di pulaunya.
Penerbangan menuju Hainan dan Okinawa bisa diambil dari Singapura, ada maskapai Scoot dan Jetstar. Harganya juga masih cukup terjangkau! Saya sendiri mengambil penerbangan Singapura – Haikou dengan Scoot lalu pulang dengan maskapai Jetstar. Sementara kalau Jeju, dulu bisa dari Kuala Lumpur, tapi jadwalnya masih sedikit dan tiketnya mahaaalll padahal udah AirAsia. Sedikit info dari kawan blogger saya yang tinggal di sana, mbak @menocrea, sekarang sudah bisa lagi masuk Jeju tanpa visa selama transit-nya bukan di Seoul. Jadi mungkin direct flight atau transit di negara-negara Asia Tenggara, misalnya Scoot yang transit di Singapura.
Saya cek di Kiwi.com, harga termurah untuk periode Oktober-November 2023 ada di kisaran Rp2,1 jutaan. Memang masih mahaaalll. Tapi rupanya itu udah paling mending dibanding penerbangan ke Hainan dan Okinawa yang sampai sekarang masih Rp3 jutaan hahaha. Padahal dulu bahkan ada cartered direct flight Lion Air dari Jakarta ke Hainan, terus ada direct flight Jetstar dari Singapura ke Naha, Okinawa.

Jadi, soal konektivitas Hainan unggul, diikuti Okinawa dan Jeju. Di antara ketiganya, saya juga pengennya tinggal di Hainan, khususnya Sanya. Serba pas. Udah kota, tapi nggak terlalu metropolis. Transportasi umum memadai. Ada pantai, sungai, dan pegunungan. Mau ke Asia Tenggara atau Tiongkok Daratan, semuanya mudah aksesnya.
Destinasi Wisata
Urusan pariwisata, Jeju dan Okinawa memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Jeju lebih unggul soal destinasi wisata alam, namun wisata sejarah dan budayanya kurang. Sebaliknya, Okinawa menyimpan kisah sejarah yang kuat dari sejak era Kekaisaran Ryukyu hingga pendudukan Amerika Serikat. Istana kuno, kuil, reruntuhan, sampai pemakaman prajurit Amerika Serikat ada di Okinawa.


Hainan, meski tak sekaya Okinawa, namun juga memiliki atraksi wisata sejarah yang unik. Salah satunya adalah kawasan Qilou Old Street di Haikou. Di area ini, berderet bangunan-bangunan tua bergaya kolonial Inggris dan Sino-Portuguese yang mengingatkan saya dengan Bugis Street di Singapura. Kecuali Patung Dewi Kwan Im raksasa di Nanshan Cultural Temple, tidak ada wisata kuil atau istana besar di Hainan. Wisatawan memang biasanya datang ke Hainan untuk pantainya, sama dengan Okinawa.
Salah satu target pasar wisata Hainan adalah turis Indonesia. Sebelum pandemi, ada banyak paket tur murah ke Hainan dari agen-agen wisata di Indonesia. Berangkat langsung dari Jakarta dengan maskapai Lion Air, bebas visa. Saya sendiri pernah mengikuti sebuah lomba berhadiah paket wisata ke Hainan, tulisannya bisa dibaca di sini. Puji Tuhan nggak menang, jadi saya ke Hainan dengan biaya sendiri. Anehnya, salah satu destinasi wisata yang dipromosikan adalah Kampung Bali. Saya sih nggak tertarik ya, buat apa jauh-jauh ke Hainan kalau ujung-ujungnya ketemu “Indonesia buatan”?
Kalau saya benar-benar bisa mengunjungi Jeju dan Okinawa di kemudian hari, rasanya saya ingin membuat buku perjalanan tentang ketiga daerah ini. Selain cerita perjalanannya sendiri yang dikemas naratif, buku juga akan berisi insight-insight yang saya peroleh dari ketiga daerah tersebut.

Gimana menurut kamu tentang 3 daerah di atas? Di antara Hainan, Jeju, dan Okinawa, mana yang paling menarik buatmu?














Jejuuuuu dooong 😄😄😄. Aku udh bikin ITIN segala. Eh kesana bisa dr singapur mas, direct. Jadi ga usah visa juga. Naik Scoot ada kok rutenya. Tapi jrg promo, mahaaaal 🤣. Itulah kenapa sampe skr aku blm berangkat2 ksana 🤣🤣. Ga murah2 itu tiketnya. Males kalo dr Seoul. Ntr bikin visa
Kenapa suka Jeju, Krn nonton the hungry and hairy 😅. Aku mau kesana pas autumn atau summer. Trus sewa motor , keliling pulau Ama suami. Mau mampir ke restoran2 yg dicobain Ama si Rain 😄.
Tadinya mau ke Jeju pas winter. Tapi ntr ga bisa motoran. Beku 🤣🤣
Tos, mbak! Kalau uang udah ada, pas ada tiket yang nggak mahal2 amat, dan beneran bisa tanpa visa lagi, aku mau ke sana. Minimal utangku sama Korea Selatan terbayarkan dulu di Jeju wkwk.
Duluu udah nge-planning ke Hainan sama sohib, belum bener-bener difix-kan ehh keburu pandemi hahaha. Dan Jeju otomatis wishlist banget, pertama ya karena nggak butuh visa dan nggak perlu ribet juga buat urusin visa korea. Terus pulaunya kayaknya tenang gitu, nggak hectic banget kayak ibukota
Dan karena ada drama korea juga yang syutingnya latar belakang Jeju, so dari dulu emang penasaran sama nih pulau
Jeju cocok buat staycation dan jalan santai sambil menyepi ya. Aku bisa ke sana aja udah seneng, minimal udah ada bagian dari Korea Selatan yang kusambangi.