
Saat itu nyaris tengah malam ketika saya tiba di pick-up point Jackal Holidays, Jl. Dipati Ukur no. 40, Bandung. Malam itu, ketika saya menjemput kakak ipar saya, saya teringat dengan hari-hari di mana saya akrab dengan moda transportasi yang satu ini. Selama bertahun-tahun, kurang lebih dari 2015 hingga 2020, mobil travel atau yang kita sebut “travel” saja adalah transportasi andalan saya dari Bandung ke Jakarta dan sebaliknya.
Sembari menunggu, saya membeli segelas kopi hitam panas dan gorengan dari sebuah food truck, eh food angkot, yang menjajakan dagangannya di halaman parkir Jackal Holidays. Lokasi pool-nya cukup nyaman, persis di samping ATM BRI. Selain food angkot itu, ada juga satu atau dua vendor makanan kecil lainnya, kalau tidak salah batagor. Ah, rindunya saat-saat seperti ini, melakukan perjalanan seorang diri dan menikmati santapan perut sederhana yang menyenangkan hati.

Kakak ipar saya, mas Bayu, berangkat dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, destinasi favorit saya dengan mobil travel. Saya dulu suka berangkat tengah malam atau pagi-pagi buta. Entah mengapa, meski mengantuk berat, saya suka melakukan perjalanan saat tengah malam atau pagi buta. Berangkat ke bandara berarti awal dari perjalanan lintas kota, lintas negara, yang sudah saya nanti-nantikan.
Alasan Saya Menggunakan Travel Bandung-Jakarta
Harga yang kompetitif dan efisiensi adalah alasan utama menggunakan travel untuk transportasi Bandung-Jakarta. DKI Jakarta itu sangat luas, tujuan saya berganti-ganti dari Kelapa Gading di Jakarta Utara sampai Tebet di Jakarta Selatan.
Kalau naik travel, saya bisa langsung sampai di (dekat) tempat tujuan saya, sementara kalau naik kereta api hanya bisa turun di Stasiun Gambir (dan Manggarai atau Jatinegara). Saya sangat mungkin masih harus melanjutkan perjalanan dengan ojek, taksi, atau busway. Tambah biaya lagi, sementara dengan harga yang hanya sedikit lebih tinggi dari Kelas Ekonomi Argo Parahyangan, saya akan tiba di daerah tujuan dengan naik mobil travel. Malahan, sekarang harga travel justru lebih terjangkau daripada harga tiket kereta api.

Saat itu, transportasi umum Jakarta belum sebagus sekarang, apalagi ke bandara. Baru sekitar tahun 2018 saja saya mulai beralih ke kereta api, contohnya ketika saya memadukan KA Argo Parahyangan dan KA Bandara Soekarno-Hatta di tahun 2019 untuk mengejar penerbangan ke Hainan via Singapura. Sebagai seorang rail enthusiast, tentu saya tak menyia-nyiakan kesempatan untuk menjajal MRT Jakarta dan KA Bandara Soekarno-Hatta saat itu. Pun kadang saya tetap naik travel, tergantung tujuannya ke mana.
Alasan berikutnya adalah banyaknya opsi jadwal dan lokasi pemberangkatan. Ada banyak operator travel Bandung-Jakarta, dan dari satu operator pun masih punya beberapa pick-up/drop-off point. Lokasi kost saya saat itu di kawasan Babakan Jeruk (iya, nggak pindah-pindah selama 7 tahun) dekat dengan Jl. Terusan Dr. Djundjunan (Pasteur) di mana macam-macam pool travel berjajar. Kalau mau, saya tinggal sedikit berjalan kaki ke pool travel, misalnya naik Lintas Shuttle (eks Cipaganti) dan Sinar Shuttle dari Bandung Trade Center (yang sekarang bernama Botanica). Jalan dikit lagi, ada Cititrans.

Selain Lintas dan Sinar Shuttle, beberapa travel langganan saya adalah Cititrans, Xtrans, Jackal Holidays, dan Baraya Travel. Berarti semua operator besar travel Jakarta-Bandung sudah saya naiki! Jadwal keberangkatannya banyak, ada yang tiap 1 jam sekali, tidak seperti jadwal kereta api yang sangat terbatas. Bisa beli dadakan pun. Jadi sesiapnya saya, sesampainya saya di pool travel, baru beli tiketnya hahaha. Baru di beberapa kesempatan terakhir aja suka reservasi di Traveloka atau Tiketux karena.. ya udah ada fiturnya hehe.
Yang pasti, travel adalah transportasi andalan untuk pulang ke Bandung setibanya di Bandara Soekarno-Hatta. Dalam kondisi lelah setelah melakukan perjalanan, apalagi kalau mendarat larut malam, rasanya sangat malas kalau harus naik kereta api dari Stasiun Gambir. Bisa naik bus, tapi titik pemberhentian terakhir bus-bus Jakarta-Bandung ada di Terminal Leuwipanjang, Caringin, atau Trans Studio Mall yang ketiganya sangat jauh dari tempat tinggal. Loket-loket travel juga ada di tiap terminal. Kalau sedang tidak sibuk, bisa langsung beli dan berangkat beberapa menit kemudian. Kalau kira-kira tiba di waktu-waktu puncak, seperti mas Bayu malam itu, lebih baik reservasi dulu 1-2 hari sebelumnya.
Rekomendasi Travel Bandung-Jakarta
Sebelumnya, saya mau disclaimer dulu bahwa ini bukanlah tulisan berbayar. Ini murni tulisan dadakan saya untuk mengenang tahun-tahun perjalanan saya dulu saat masih lajang, hahaha. Tapi siapa tahu tulisan ini dilirik tim digital agency atau digital marketing-nya operator-operator travel Bandung-Jakarta di atas, terus saya beneran diajak kolaborasi.
Ngarep banget ya, Pack.

Dari semua travel Bandung-Jakarta yang pernah saya coba, saya paling suka dengan Cititrans. Iya, harganya memang lebih mahal dari yang lain, tapi layanan dan fasilitas yang mereka berikan juga oke banget. Kabinnya lega, kursinya sangat nyaman dengan konfigurasi 2-2, kalau travel lain kadang membuat saya merasa seperti naik angkot elit karena penuh sesak. Ada air minum dan port USB untuk charging. Driver-nya nggak ugal-ugalan, berkendara dengan smooth, didukung dengan suara mesin yang halus.
Di lapis kedua ada Jackal Holidays. Masih nyaman juga, meski nggak sebagus Cititrans. Harganya nggak jauh beda Cititrans, yaitu hampir Rp200 ribu untuk rute Bandung – Bandara Soekarno-Hatta.
Di lapis tengah, ada beberapa nama yang bisa dipertimbangkan: Lintas Shuttle, Sinar Jaya Shuttle, Xtrans, dan Day Trans. Nggak yang nyaman-nyaman banget, tapi juga bukan yang horrible, okay lah. Lintas Shuttle, yang sebelumnya bernama Cipaganti, dulunya juga setara dengan Cititrans. Day Trans juga dulu rasanya lumayan bagus, tapi entah kurang perawatan apa gimana jadi kualitas armadanya agak menurun. Di Bandara Soekarno-Hatta, Day Trans ada di Terminal 2.

Armadanya Xtrans sebenarnya lumayan, tapi bisa agak sesak saat penuh, dan terkadang.. Ehem, driver-nya ngajak olahraga jantung. Mulai 6 Desember 2023, Xtrans akan buka lagi relasi Bandara Soekarno-Hatta yang sempat terhenti.
Harga travel-travel ini ada di kisaran Rp175 ribu – Rp185 ribuan untuk rute Bandung – Bandara Soekarno-Hatta.
Mohon maaf sekali, di lapis terakhir ada Baraya Travel. Yang membuat kurang nyaman adalah kabinnya yang kurang luas, kadang AC tidak sejuk, dan perjalanan yang tidak sehalus Cititrans. Tapi biar begitu, Baraya tetap punya beberapa kelebihan: harganya paling affordable dan banyak rute, termasuk ke dekat rumah saya sekarang di Cimenyan, Bandung. Jadi buat kamu yang nggak masalah untuk sedikit menahan kesabaran selama 3 jam, atau melakukan perjalanan di jam-jam sepi, naik Baraya aja nggak apa-apa. Travel Bandung-Jakarta paling merakyat!

Harga tiket travel Bandung-Jakarta naik Baraya memang murah banget sih, cuma Rp95 ribu! Sayangnya dia nggak ada rute ke/dari Bandara Soekarno-Hatta.
Tentu, dari daftar operator travel Bandung-Jakarta di atas, masih banyak yang belum atau jarang banget saya naiki. Ada Bhinneka Shuttle, Pasteur Trans, Primajasa, dsb. Sekarang operator travel makin banyaaakkk! Eh, saya pernah sih naik travel Primajasa dari Bandara Soekarno-Hatta ke Bandung karena tinggal dia yang bisa berangkat paling cepat, lumayan juga layanannya. Kalau ada teman-teman travelearners yang mau menambahkan pengalamannya, silakan yaaa.
Dini hari itu, saya dan mas Bayu tiba di rumah sekitar pukul 2 dini hari. Sementara dia melepas rindu dengan sang ibu, benak saya melayang ke udara mengingat bagaimana rasanya saya tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 2 dini hari, seperti yang saya alami tahun 2017 silam.

Semoga saya bisa segera naik travel lagi ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Sekarang memang sudah ada Kereta Cepat Jakarta-Bandung, tapi saya pengen kangen-kangenan dulu sama travel-travel itu. Kecuali naik Cititrans atau Jackal Holidays, usahakan jangan membawa barang bawaan yang terlalu banyak atau besar. Terima kasih sudah ikut bernostalgia bersama saya, keep learning by traveling~














Aku belum pernah sih ke Bandung naik travel. 😅. Tapi dulu temen kantor yg memang anak bandung rutin tuh tiap Jumat pasti buru2 pulang demi ngejar travel ke Bandung . Paling inget dia sering nyebut2 Baraya 😄.
Kalo aku pribadi, udh pasti pilih yg paling bagus. Berarti cititrans yaa… Bukan napa2, tapi aku picky banget soal transportasi mobil Van gini. Geli-an gitu ma kalo sampe mobilnya jorok, ga nyaman, terlalu dempet, duuuh ga deh. Takutnya muntah aku 🤣.
Skip langsung
Mendingan pilih yg terbagus, agak mahal tp ngasih kenyamanan 👍
Buat mbak Fanny aku sarankan Cititrans aja, walaupun harganya 2x lipat Baraya tapi sebanding sama layanannya. Apalagi buat yang bukan frequent traveler kayak kita.
[…] ini, saya memilih opsi transportasi umum termurah, makanya nggak naik Kereta Api Cepat WHOOSH atau travel Jakarta-Bandung. Tapi, saya tetap senang. It’s been forever since the last time I came to Jakarta. Apalagi, saya […]