Suria KLCC: Mall, Taman, dan Menara Petronas

SUPERTRIP #1 – SIKUNANG Part 17

Kami berjalan kaki sekitar 2 kilometer menuju Menara Kembar Petronas atau Petronas Twin Tower, destinasi wajib yang nggak boleh diabaikan saat bepergian ke Kuala Lumpur. Badan udah lengket karena keringat, belum mandi sejak kemarin pagi, dan diperparah dengan udara Kuala Lumpur yang lembab meskipun tidak seterik Georgetown, Penang.

Suasana Menara Kembar Petronas tidak terlalu ramai pagi itu, hanya ada beberapa kelompok orang berwajah Asia. Gue sama sekali nggak inget ada backpacker bule di situ. Hal pertama yang kami lakukan adalah keliling pelataran Menara Kembar Petronas dengan norak untuk mengambil gambar dari berbagai sudut dan dengan berbagai gaya. Ada sebuah air mancur yang memanjang di hadapan gedung yang menghubungkan kedua menara, diapit oleh pohon-pohon. Di ujung air mancur itulah yang biasa digunakan orang-orang untuk berfoto narsis sebagai tanda sahih telah menginjakkan kaki di bumi Negeri Jiran.  Sementara itu, Menara Kembar Petronas ini dikelilingi oleh gedung-gedung pencakar langit yang lain. Panoramanya cukup bagus untuk diabadikan dalam sebuah gambar. Bahkan KL Tower atau Menara Kuala Lumpur pun terlihat dari sini.

Kuala Lumpur pedestrian. Clean and green, lovely!

Kuala Lumpur pedestrian. Clean and green, lovely!

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Gue meminta seorang pemuda untuk mengambil foto gue di depan Menara. Lalu gue menawarkan diri kepada Aska untuk mengambil fotonya, tapi dia nggak mau. Mungkin dia terlalu lelah.

Puas berfoto-foto di depan Menara, kami bergerak menuju bagian belakang Menara. Ada sebuah taman bernama Suria KLCC Park yang menjadi area publik bagi warga lokal Kuala Lumpur. Taman itu berada tepat di pintu masuk utama Suria KLCC Mall dengan sebuah air mancur besar yang akan menyemburkan air secara dramatis (jauh lebih tinggi dari biasanya) setiap beberapa menit. Suria KLCC Park memiliki lahan berumput yang luas dan berundak-undak, dengan bangku-bangku taman yang tersebar di berbagai titik di bawah naungan pohon-pohonnya yang asri. Ada juga sebuah sungai dan jembatan buatan, kolam air (kayaknya bukan dipakai untuk berenang), dan lahan bermain untuk anak-anak yang ada di bagian terujung.

Baca Juga: 6 Tempat di Kuala Lumpur yang Mungkin Kamu Belum Tahu

DSC_3310

Skyscrapers view from the park

Tamannya bersih kok. Paling asyik sambil duduk-duduk bareng temen atau pacar, menenggak sebotol minuman dingin di tengah udara lembab Kuala Lumpur, lalu melenggang santai melalui jalan setapak mengelilingi taman. Nah, gue menemukan sebuah spot yang bisa digunakan untuk berfoto dengan latar Menara Kembar Petronas di bagian wahana anak-anak. Menurut gue spot ini lebih baik, karena sang fotografer atau yang memfoto tidak perlu mendongak sambil jongkok agar bisa mendapatkan foto “model” dan Menara secara utuh.

Gue pun mencoba meminta bantuan pada seorang makcik yang berada dalam jangkauan untuk mengambil foto gue di situ. Tapi mungkin makcik-nya kurang gaul. Berkali-kali ambil foto, dia selalu gagal mengambil gambar dengan baik. Yang fotonya miring lah, yang Menaranya nggak kelihatan lah, yang malah foto kaki gue lah. Entah tangannya yang selalu goyang saat mengambil foto, atau tidak bisa melihat gambar dengan baik, atau kombinasi keduanya #pffft

Baca Juga: Menjelajah Klang, Sang Kota Raja yang Tenang

The fountain when reaching its highest pressure

The fountain when reaching its highest pressure

Kemudian, untuk yang kesekian kalinya, gue kehilangan Aska lagi. Udah muter-muter taman sampai betis gempor juga nggak ketemu. Akhirnya gue memilih untuk masuk ke dalam Mall Suria KLCC, sekedar penasaran seperti apa isi sebuah mal di kota sekelas Kuala Lumpur. Kali aja nanti pas gue keluar, Aska udah ada di tempat semula.

Suasana di dalam nggak ada bedanya dengan mal-mal kelas menengah ke atas kayak di Jakarta kok. Interior di dalam terkesan elegan, dengan pencahayaan yang berwarna keperakan, lantai yang tersusun dari keping-keping persegi porselen yang mulus, dan — oh, coba lihat langit-langitnya! Gedung Mall Suria KLCC ini mungkin berbentuk lingkaran, atau persegi panjang dengan kedua ujung yang membulat. Lantai dasar adalah bagian yang penuh dengan makanan, sementara bagian lainnya berlimpah dengan gerai-gerai fesyen.

Gue nggak eksplor semua lantai, cuma mengitari lantai dasar dan satu aja. Kaki gue udah capek bingits!

Baca Juga: Kuala Lumpur Walking Tour

Suria KLCC Mall

Suria KLCC Mall

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Keluar dari mal, gue berjalan kembali menuju taman. Nah, bener ‘kan, tiba-tiba aja gue melihat Aska lagi duduk kayak patung es di salah satu bangku taman. Gue duduk di sampingnya. Dia bergeser menjauh. Lhah?

Tebak sendiri apa yang terjadi. Hahaha.

Yang jelas, karena hari sudah cukup siang dan mendekati waktu check-in, kami memutuskan untuk pulang ke hostel untuk mandi dan beristirahat. Kami sempet nyasar salah arah. Dia lupa jalan yang tadi dilalui, dan gue — susah untuk mengingat jalan karena gue tadi hanya mengekor di belakangnya. Nah, sekarang ngerasain sendiri ‘kan, kita nggak bisa begitu saja menguasai kondisi lapangan di tempat yang baru. Jadi, nyasar atau bingung itu biasa. Malah, buat gue, nyasar atau bingung itu adalah bagian dari sebuah perjalanan atau petualangan yang harus dinikmati. Berani nyasar, berani bertualang! *pukul gong*

Iklan

18 komentar

  1. Sayang kalian nggak nyampe malam di Petronas. Biasanya ada dancing fountain. Kalau nggak salah sih malam minggu atau malam apa gitu, aku lupa.

    1. Lebih bagus pas malem ya? Yah, gpp deh. Ada dancing queen nggak? *eh*

      1. Dancing queen cuman ada di Thailand. :p

  2. Hidup menara petronas *tahunya cuma itu hahahaha

  3. weih, aku baru mo post ttg petronas juga, semoga anglenya beda. 😉

    1. Aku pikir setiap traveler pasti punya pengalaman dan sudut pandang yg berbeda, meski tempatnya sama. No need to worry, kak 🙂

  4. Dede Ruslan · · Balas

    biarpun di kl panas tapi pas ke klcc park adem rasanya apalagi kalo bisa mandi di kolamnya *eh 😛

    1. Iya sejuk. Apalagi kalo masuk ke dalam mal :p

  5. beli ssuatu ndak?

    1. Wah nggak, mas. Cuma liat2 aja hehe.

  6. […] pelancong, semuanya ingin menikmati fasilitas bus gratis tersebut. Purple Line ini juga melalui Kuala Lumpur City Center (KLCC) dan Menara Kembar Petronas lho. Tulisan selengkapnya akan gue bahas di tulisan terpisah yang khusus membahas semua jenis moda […]

  7. […] Air Asia, aku dapat melihat langsung megahnya Menara Kembar Petronas, atau menyusuri Sungai Singapura yang romantis, hingga berkeliling kota Georgetown yang cantik. Aku […]

  8. […] Tower – Kalau sebelumnya gue udah berhasil mengunjungi Kuala Lumpur dengan Petronas Twin Tower-nya, juga bermimpi untuk mengunjungi Taipei 101 di Taipei, hingga Tokyo Sky tree, maka Macau Tower […]

  9. […] kolam, melengkung ke arah dalam. Memang tidak berwarna-warni atau menari-nari seperti yang ada di Suria KLCC Park atau Dataran Merdeka Kuala Lumpur, namun dapat menjadi hiburan tersendiri bagi pengunjung. […]

  10. […] wisata di negaranya. Popularitasnya sebagai tujuan turisme tenggelam ditelan ketenaran Singapura, Kuala Lumpur, Bangkok, Phnom Penh, Hanoi, Manila, bahkan Vientiane dan Yangoon (eks ibukota Myanmar, sekarang […]

  11. […] Yang jelas, hubungan kami bertambah canggung dan dingin sejak pagi itu. Kami lalu berjalan menuju Petronas Twin Tower dalam diam, seperti dua orang yang tak saling kenal dan berjalan sendiri-sendiri. Kesan pertama […]

  12. […] hari, saatnya foto-foto di Petronas Twin Towers. Bertahan di sana sampai gelap dan nikmati tarian air mancur di dalam Suria KLCC Park. Cuci mata di […]

Like atau komentar dulu, kak. Baca tanpa komentar itu kayak ngasih harapan semu :D

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Lonely Traveler

Jalan-jalan, Makan dan Foto Sendirian

Guru Kelana

Perjalanan sang guru di berbagai belahan dunia

dyahpamelablog

Writing Traveling Addict

Daily Bible Devotion

Ps.Cahya adi Candra Blog

bardiq

Travel to see the world through my own eyes.

Mollyta Mochtar

Travel and Lifestyle Blogger Medan

Jalancerita

Tiap Perjalanan Punya Cerita

LIZA FATHIA

a Lifestyle and Travel Blog

liandamarta.com

A Personal Blog of Lianda Marta

D Sukmana Adi

Ordinary people who want to share experiences

PAPANPELANGI.ID

Berjalan, Bercerita; semoga kita terbiasa belajar dari perjalanan

Guratan Kaki

Travel Blog

Omnduut

Melangkahkan kaki ke mana angin mengarahkan

Efenerr

mari berjalan, kawan

BARTZAP.COM

Travel Journals and Soliloquies

Bukanrastaman

Not lost just undiscovered

Males Mandi

wherever you go, take a bath only when necessary

Eviindrawanto.Com

Cerita Perjalanan Wisata dan Budaya

Plus Ultra

Stories and photographs from places “further beyond”.

backpackology.me

An Indonesian family backpacker, been to 25+ countries as a family. Yogyakarta native, now living in Crawley, UK. Author of several traveling books and travelogue. Owner of OmahSelo Family Guest House Jogja. Strongly support family traveling with kids.

Musafir Kehidupan

Live in this world as a wayfarer

Cerita Riyanti

... semua kejadian itu bukanlah suatu kebetulan...

Ceritaeka

Travel Blogger Indonesia

What an Amazing World!

Seeing, feeling and exploring places and cultures of the world

Winny Marlina

Winny Marlina - Whatever you or dream can do, do it! lets travel

Olive's Journey

What I See, Eat, & Read

tindak tanduk arsitek

Indri Juwono's thinking words. Architecture is not just building, it's about rural, urban, and herself. Universe.

dananwahyu.com

Menyatukan Jarak dan Waktu

%d blogger menyukai ini: