
Petaling Street
Tahun 2014 lalu, saat berkelana di Kuala Lumpur sendirian (memisahkan diri dari travelmate), gue secara nggak sengaja menemukan rute walking tour dan berhasil mengunjungi tempat-tempat menarik dalam satu hari. Ternyata, rute walking tour itu sangat berguna saat gue ke Kuala Lumpur lagi di akhir Februari 2016 dan open trip Kuala Lumpur akhir Mei lalu. Rute walking tour itu jugalah yang gue gunakan saat ada klien atau pembaca yang meminta masukan itinerari di Kuala Lumpur.
Rute walking tour ini tergolong dekat, namun cukup padat. Ada banyak tempat yang bisa dilihat dan dikunjungi. Buat kamu petualang urban, city explorer, pemuja arsitektur, pecandu sejarah, atau backpacker yang mau-pergi-ke-mana-pun-asal-gratis, rute walking tour ini pas buat kamu.
Start your walking tour, take an LRT to Masjid Jamek
Masjid Jamek dapat kamu capai baik dengan LRT Kelana Jaya maupun LRT Ampang / Sri Petaling, lantaran posisinya yang berada pada pertemuan kedua laluan (line).

Kuala Lumpur Walking Tour (Heritage Trail)
Masjid Jamek, a beautiful old mosque in downtown Kuala Lumpur
Masjid Jamek adalah masjid tertua di Selangor dengan paduan langgam arsitektur Melayu, Moor, dan Mughal. Paduan arsitektur itu menghadirkan tampilan cantik untuk masjid yang terletak di pertemuan Sungai Klang dan Sungai Gombak ini. Dibangun tahun 1907, Masjid Jamek lalu diresmikan dua tahun kemudian.

Masjid Jamek, Kuala Lumpur
Tidak ada biaya tiket untuk memasuki Masjid Jamek, gratis! Pengunjung hanya tinggal mengisi data diri di sebuah resepsionis sederhana di depan masjid. Kebetulan, saat gue ke Masjid Jamek Februari dan Mei lalu, masjid sedang bersolek. Gue pun gagal mendapatkan foto Masjid Jamek dari depan sungai seperti yang banyak tersebar di internet.
Sebelum memasuki area masjid, lepas alas kaki dan simpan pada tempat yang sudah disediakan. Untuk pengunjung wanita yang datang dengan baju lengan pendek dan rok atau celana di atas lutut, pihak masjid akan meminjamkan mukena untuk menutup seluruh aurat. Jadi, lupakan angan-angan berfoto di Masjid Jamek dengan hot pants ala girlband Korea.

Inside the Masjid Jamek

Entering the outer hall
Masuk ke dalam bangunan utama masjid, ada makcik yang bertugas sebagai pemandu. Makcik yang ramah itu bercerita, saat ini Masjid Jamek sedang direvitalisasi sebagai bagian dari program untuk “menghidupkan” heritage trail Kuala Lumpur ini. Kelak, akan ada jalur pedestrian dan perahu penumpang yang melalui sungai.
Masjid Jamek adalah tempat ibadah, jadi perhatikan sikap dan perilakumu. Jangan berisik, apalagi bila ada yang sedang beribadah.
Selesai dari Masjid Jamek, ambil arah kiri saat keluar. Berjalan lurus terus sampai menemui persimpangan, lalu berbelok ke kiri. Kamu akan tiba di…
Dataran Merdeka (Merdeka Square), saksi kemerdekaan Malaysia dari kolonial Inggris

Dataran Merdeka, Kuala Lumpur

An intersection near Dataran Merdeka
Dataran Merdeka ini seperti alun-alunnya Kuala Lumpur: sebuah tanah lapang berumput berbentuk persegi dengan sebuah bendera Malaysia yang berkibar tepat di titik tengah lapangan. Dikelilingi bangunan-bangunan tua seperti Bangunan Sultan Abdul Samad, Muzium Tekstil, Muzium Muzik, Panggung Bandaraya, Royal Selangor Club, dan Cathedral of St. Mary, Dataran Merdeka adalah surga bagi para pecinta arsitektur!
Dari beberapa museum yang ada di sekeliling Dataran Merdeka, masuklah ke dalam…
KL City Gallery, a must visit gallery in town!

Take a pose!
Tempat ini tampak mencolok thanks to susunan huruf merah berukuran besar berbunyi, I ❤ KL. Kamu bisa berfoto di depan ikon itu sebelum memasuki galeri, atau kalau antriannya masih panjang, masuk dulu ke galeri dan berfoto kemudian.
Tiket masuk KL City Gallery ini 5 MYR saja, masih sesuai budget kalau buat gue. Jadi backpacker jangan pelit-pelit amat sik, kalau tempat itu worth visit, bayar agak mahal juga layak toh. Mengutip pernyataan host gue di Siem Reap, Kamboja: “Kalau kamu nggak mau keluar duit, nggak usah traveling.”
He’s goddamn right!
*mulai kehilangan fokus*
KL City Gallery menyimpan replika bangunan-bangunan ikonik Kuala Lumpur, seperti Masjid Jamek dan Dataran Merdeka. Sangat menarik! Ada juga papan-papan yang memuat informasi tulisan dan gambar sejarah Kuala Lumpur. Di sudut bangunan, ada kain-kain batik yang dipamerkan.

The replica of Masjid Jamek inside KL City Gallery

Miniature of Kuala Lumpur after the laser show
Ikuti petunjuk anak panah (bukan petunjuk anak istri) menuju lantai 2. Nah, di lantai 2 ada pertunjukkan cahaya dari replika kota Kuala Lumpur di sebuah ruangan gelap, berbarengan dengan slide show tentang kota Kuala Lumpur. Sangat menarik! (dibaleni meneh) Replika kota dibuat dengan sangat detil dan rapih, lengkap dengan setiap gedung yang ada. Melalui slide show, KL City Gallery ingin memperkenalkan Kuala Lumpur, termasuk setiap prestasi dan rencana masa depan kota. Meeennn, yang beginian belum ada di Indonesia. They take it very seriously in creating their tourism attractions!
Turun ke lantai 1, pengunjung akan memasuki area souvenir dan cafeteria. Souvenir di KL City Gallery ini memang agak mahal dari yang dijual di Petaling Street atau Bukit Bintang, tapi bagus-bagus! Dari gantungan kunci lucu yang dibuat dengan rapi sampai replika Menara Petronas berukuran besar, semua dibuat dengan apik.

Souvenirs at KL City Gallery, Kuala Lumpur

Enjoying our free drinks at the cafe
Nah, masih ingat dengan tiket 5 MYR yang tadi dibayar? Tiket bisa ditukarkan dengan makanan atau minuman di café dengan harga setara! Tuh ‘kan, jadi anggaplah KL City Gallery ini gratis, kamu tinggal beli makanan atau minuman di dalam. Nikmatilah minumanmu sambil duduk santai di kursi-kursi café, beristirahat sejenak di dalam ruangan ber-AC sebelum kembali melanjutkan walking tour.
Kalau kamu mau, kamu bisa mengunjungi Muzium Tekstil, Muzium Muzik, atau Muzium Serajah Nasional. Kalau tidak, keluar dari KL City Gallery, berjalanlah lurus sampai persimpangan, lalu berbelok ke kanan. Kamu akan berjalan melalui sebuah terowongan yang artistik. Teruslah berjalan, sampai kamu menemukan sebuah masjid di sisi kananmu.
Masjid Negara, masjid unik dengan arsitektur Islam modern.
Tidak seperti masjid lainnya, Masjid Negara yang dibangun tahun 1965 ini tidak memiliki kubah berbentuk setengah bulat. Atap masjid dibuat menyerupai payung tradisional dengan 18 titik, menyimbolkan 13 negara bagian Malaysia dan 5 rukun Islam. Minaret-nya sendiri, yang tak kalah menarik, menjulang setinggi 73 meter. Di sini, kamu bisa berfoto di pelataran masjid lalu sekalian menjalankan ibadah sholat bila sudah waktunya.

Walking through the tunnel from Dataran Merdeka to Masjid Negara

National Mosque of Malaysia, Kuala Lumpur
Baca Juga: Mengagumi Bangunan-Bangunan Tua di Dataran Merdeka, Kuala Lumpur
Kalau kamu masih sangat kuat untuk berjalan kaki, dari Masjid Negara, naiklah ke atas menuju Kuala Lumpur Botanical Gardens atau Taman Tasek Perdana.
Di sini, kamu bisa berjalan-jalan santai di tengah pepohonan rindang, mengamati aktivitas warga lokal, masuk ke dalam taman-taman tematik, sampai duduk-duduk di tepi danau memandang gedung-gedung pencakar langit Kuala Lumpur.
Cerita dan foto lengkap seputar Kuala Lumpur Botanical Gardens dapat disimak di: 6 Tempat di Kuala Lumpur yang Mungkin Kamu Belum Tahu

Taman Botani Perdana, Kuala Lumpur
Oh iya, kalau mau, kamu juga bisa mengunjung Islamic Art Museum yang ada di seberang Masjid Negara, sebelum memasuki Botanical Gardens.
Turun kembali ke Masjid Negara, berjalanlah terus dari arah walking tour sebelumnya sampai tiba di Bangunan Ibu Pejabat KTM Berhad (KTM Berhad Headquarters Building).

Bangunan Ibu Pejabat KTM Berhad
Dibangun tahun 1885, Bangunan Ibu Pejabat KTM Berhad dirancang dengan arsitektur Moor yang kental. Balutan warna coklatnya tampak sangat kontras bersanding dengan Bangunan Stesen Kuala Lumpur yang diguyur warna putih di hadapannya.
Sama seperti Masjid Jamek, Stesen Kuala Lumpur (Kuala Lumpur Railway Station) adalah wujud pertemuan arsitektur Barat dan Timur. Saat Melayu, Moor, & Mughal berpadu menjadi satu karya yang ayu. Arsiteknya adalah A.B. Hubbock, yang merancang bangunan pada 1910.

Isn’t it a pretty tunnel? 🙂

Stesen Kuala Lumpur (Kuala Lumpur Railway Station)
Kamu bisa mencapai Stesen Kuala Lumpur melalui sebuah terowongan (tunnel) di depan Bangunan KTMB. Jangan menyeberang di jalan raya, berbahaya!
Hampir sama seperti Stasiun Jakarta Kota (BEOS), Stesen Kuala Lumpur adalah bekas stasiun utama yang kini posisinya sudah digantikan oleh KL Sentral. Stesen Kuala Lumpur masih berfungsi melayani KTM Komuter. Berjalanlah mengitari Stesen Kuala Lumpur, maka kamu akan tiba di…
Pasar Seni (Central Market), shopping and culinary stop in the midst of the heritage trail.
Kamu bisa berbelanja oleh-oleh di Pasar Seni dan Kasturi Walk (area pedestrian di samping Pasar Seni). Kalau mau makan, tinggal naik ke lantai paling atas.
Dari Pasar Seni, kamu tinggal sedikit berjalan kaki menuju Petaling Street, Kuala Lumpur’s Chinatown.

Approaching Petaling Street, Kuala Lumpur
(fyi, foto ini menjadi salah satu pemenang #fridaysurprise #panoramagetlostquiz oleh akun IG Getlost Magz)

Inside the Petaling Street
Penjual oleh-oleh jalanan berderet di sepanjang Petaling Street. Harga barang di Petaling Street lebih murah meriah daripada di Pasar Seni. Baju, gantungan kunci, miniatur ikon Kuala Lumpur, papan nama yang bisa customized, sampai penjual chestnut ada di Petaling Street.
Nah, di dekat penjual chestnut itu, di dekat persimpangan, ada warung ikan panggang yang enak banget!!! Harga seporsi mulai 15 MYR, tapi bisa dinikmati berdua karena porsinya besar. Daging ikan yang empuk dipanggang bersama bumbu-bumbu pilihan di dalam kertas pembungkus. Begitu kertas dibuka, wah… aroma sedapnya menguar ke segala penjuru. Rasanya enak, enak banget! Apalagi saat itu Petaling Street sedang diguyur hujan. Rasanya kok gue sering menemukan tempat-tempat oke secara nggak sengaja ya, hahaha.

Customized key chain at Petaling Street

Ikan Panggang yang menggoda selera di Petaling Street
Well, selesai sudah walking tour kamu di Kuala Lumpur. Dari Petaling Street, kamu bisa makan malam di Sultan Street lalu beristirahat di hostel. Lanjutkan perjalananmu dengan LRT menuju Petronas Twin Towers atau Bukit Bintang untuk menikmati malam di Kuala Lumpur.
Jadi pengen ke Kuala Lumpur (lagi) setelah baca artikel ini? Langsung book tiketnya sekarang juga! Tiket CGK-KUL di tiket2.com untuk bulan Juli 2016 sampai akhir tahun tersedia di kisaran harga Rp 400.000-an sekali jalan.

Tiket2.com Homepage

Flight CGK-KUL via Tiket2.com
Kenapa sih harus Tiket2.com?
Let me tell you, travelearners. Satu hal yang mungkin masih sedikit orang yang tahu, Tiket2.com punya laman khusus untuk Tiket Pesawat Promo!!! Ini karena setiap hari Promo Flights Tracker Tiket2.com melintasi benua dan samudera dunia maya untuk mencari penerbangan promo dan maskapai bertarif rendah.

Laman Tiket Pesawat Promo Tiket2.com

Sesuaikan tiket promonya sesuai kemauan

No tipu-tipu, tiket promonya beneran ada!
Yang nggak kalah menarik, Tiket2.com memiliki laman blog dengan tips-tips traveling yang menarik dan inspiratif.

Laman Blog Tiket2.com
Jadi, langsung daftarkan email kamu di Tiket2.com and be the first to know tiket-tiket promo, diskon spesial, maskapai bertarif rendah, hingga tiket gratis!

Begitu buka laman Tiket Promo, mata langsung melotot lihat pop-up ini
Asyiknya learning by traveling…
Tadi katanya kan jalan sendiri ya, trus siapa yg motoin di I♥KL. Sama itu minum gelasnya duaaaa
Hahaha. Yg jalan sendiri itu tahun 2014, yg Februari ada partner dong
jangan lupa nonton teater sejarah Kuala Lumpur di MUD 😊
Di mana itu, kak?
di samping masjid Jamek, nonton The Story of Kuala Lumpur 2x sehari
I see, thank you sarannya
Beda sudut pandang foto aja apa gimana ya, 2013 ke dataran merdeka ada lapangan rumput yg enak banget buat duduk2 (dan foto2 tentunya), trus masuk klt city gallery gratis! Bisa buat ngadem dan pas ada pameran foto juga..
Sayangnya waktu itu lg direnov semua, jd semrawut..masjid jamek jg tutup klo ga salah (atau kesorean?) Jadi pengen ke kl lagi.. oya klo makan waktu itu keluar puduraya ada semacam foodcourt jual makanan india yg enaaaak (efek laper kayaknya)
Dataran Merdeka memang ada lapangan rumput kok. Beda sudut pandang foto aja mungkin 🙂
Oh berarti dulu KL City Gallery gratis ya.
Kawasan Pudu Raya memang masih menjadi kantong perkampungan India dan Asia Selatan lainnya.
Wehh.. pertama kali ke KL cuma ngejajal transportasi umumnya..
kalau kesana lagi bisa jadi ide nih buat jalan kaki keliling kota.
Jalan kaki di KL masih cukup nyaman, apalagi di kawasan heritage itu trotoarnya lebar.
Senang bisa menginspirasi 🙂
Kalo sendiri ntar kudu bawa tripod, biar bisa motret sendirian hahahhaha. Tapi kalau ada teman enak, bisa gantian 😀
Mending minta tolong fotoin bule cewek aja sekalian kenalan, mas 😀
kalo jalan kaki itu, walaupun cape juga rasanya, tapi puas ya liat-liatnya… kapan aja mau menikmati ya tinggal stop melangkah ato kalo pas cape bisa berhenti tapi jadi asik liat-liat…
Bener banget, mbak! (y)
mas. mainmu ternyata jauh2 juga ya. hehe.
Wah. ga dapat foto masjid jami’ dari sudut sungainya itu yaa.
Haha, jauh-jauh ke negeri tetangga tapi malah belum banyak eksplor negeri sendiri *blushing*
Iya sayang nggak dapat foto dari situ
[…] untuk ikhlas dan nrimo, rupanya rombongan trip bener-bener nggak nahan untuk tidak berbelanja di Petaling Street. Oleh-oleh macam apa lah yang bisa didapat di Terminal Genting ini? Tak ada cokelat atau komoditi […]
[…] karena kondisi. Saat open trip bulan Mei, kami (total 4 orang) naik taksi dari Bukit Bintang ke Petaling Street seharga 20-an MYR karena udah lewat tengah malam, monorel dan LRT udah habis. Besoknya, kami naik […]
[…] Kuala Lumpur Walking Tour […]
[…] nonton “PK”. Saat itu sekitar jam 22.00 waktu setempat. Rencana untuk bermalam mingguan di Petaling Street pun kandas karena penerbangan yang tertunda. Akhirnya gue putuskan untuk langsung bermalam di […]
[…] Baca Juga: Kuala Lumpur Walking Tour […]
[…] Silakan baca ceritanya di: Kuala Lumpur Walking Tour […]
[…] buku Klang Valley for Locals yang kudapatkan secara gratis dari KL City Gallery pada bulan Agustus 2016 silam, aku melenggang menyusuri jalanan kota Klang dengan percaya diri. […]
[…] MRT SBK akan menjulur sepanjang 51 kilometer dari Sungai Buloh hingga Kajang, melalui KL Sentral, Pasar Seni, dan Bukit Bintang. Namun, Fase 1 yang sudah dibuka ini baru melayani rute Sungai Buloh – […]
[…] Central Market adalah pusat perbelanjaan suvenir di Kuala Lumpur. Ada berbagai macam oleh-oleh yang diperdagangkan di dalam bangunan tua ini, seperti: kaos, gantungan kunci, magnet kulkas, makanan-makanan ringan, dan miniatur ikonik Kuala Lumpur (misalnya, Menara Kembar Petronas). Mau cari komoditi-komoditi dari negara lain juga ada kok di sini. Ada beberapa lorong di dalam Central Market yang memiliki tema sendiri-sendiri, seperti Lorong Melayu (Malay Street), Lorong Cina (Straits Chinese), dan Lorong India. Yang bikin gue rada nyesek, ada banyak benda-benda khas Indonesia yang ada di dalam Lorong Melayu. […]
[…] berjalan menuju Dataran Merdeka yang entah berapa kilometer jauhnya. Sesekali gue menengok ke belakang, ingin tahu apakah ada […]
[…] Jaya dapat digunakan untuk mencapai KL Sentral, Petronas Twin Towers (turun di Stasiun KLCC), Pasar Seni, dan Masjid Jamek. Stasiun Pasar Seni dapat kamu gunakan untuk menuju Central Market, Chinatown […]
[…] Karat ini ada di sebuah anak jalan Sultan Street, kawasan Chinatown (Petaling Street). Entah pasar ini buka setiap hari atau enggak, tapi waktu itu gue menjumpai pasar ini pas hari […]
[…] Baca Juga: Kuala Lumpur Walking Tour […]
[…] Kawasan Dataran Merdeka dan Masjid Jamek cocok jadi titik awal kamu. Jangan lupa masuk ke dalam KL City Gallery, dijamin nggak […]