Jalurnya mengangkasa di antara blok-blok apartemen yang monoton di pinggiran kota. Desing mesinnya terdengar halus seiring dengan lajunya menerabas angin. Stasiun-stasiunnya dibangun megah dan modern, dengan aula yang lapang, peron yang lega, dan pintu-pintu pembatas yang mengkilap. MRT Kuala Lumpur tak gagal memikatku.

Di dalam MRT Kuala Lumpur
Megaproyek ini sebetulnya dimulai nyaris bersamaan dengan megaproyek serupa di ibukota Indonesia, Jakarta. Namun, pengalaman dan persiapan yang lebih matang membuat MRT Kuala Lumpur di Malaysia sudah lebih dulu dioperasikan pada Desember 2016, meski baru separuh dari jalur pertamanya. Nampaknya Jakarta memang sudak tak bisa lagi dibandingkan dengan ibukota Negeri Jiran itu yang sudah mahir membangun batang-batang rel di dalam dan di atas tanah. Berbekal 3 jalur LRT, 1 jalur monorel, dan 1 jalur kereta bandara yang sudah lebih dulu eksis, membangun sebuah jalur MRT tak lagi menjadi hal baru untuk KL.
Baca Juga: Kuala Lumpur Walking Tour
Gambaran Umum MRT Sungai Buloh-Kajang (SBK) Kuala Lumpur
Jalur ini dinamakan MRT Sungai Buloh – Kajang, atau disingkat MRT SBK. Seperti nama ketiga jalur LRT-nya, nama ini pun cenderung nama yang tak mudah diingat orang asing. Berbeda dengan negara tetangganya, Singapura, Kuala Lumpur ini memang senang menamai jalur kereta dengan nama daerah tujuannya, alih-alih menggunakan penamaan warna atau arah yang lebih simpel.

MRT Kuala Lumpur digambarkan dengan warna hijau tua
Baca Juga: Memahami Transportasi Publik di Kuala Lumpur
Sejatinya, MRT SBK akan menjulur sepanjang 51 kilometer dari Sungai Buloh hingga Kajang, melalui KL Sentral, Pasar Seni, dan Bukit Bintang. Namun, Fase 1 yang sudah dibuka ini baru melayani rute Sungai Buloh – Semantan, sekitar setengah dari keseluruhan rutenya. Memang, rute Sungai Buloh – Semantan ini memang semuanya jalur melayang (elevated), sehingga cenderung cepat dibangun. Tidak seperti jalur bawah tanah (underground) yang harus menyusup ke perut bumi.
Tidak ada satu pun obyek wisata populer yang dilayani oleh Fase 1 ini. Rute ini murni lebih ditujukan untuk warga lokal, khususnya untuk kegiatan bekerja sehari-hari. Saat aku mencobanya Februari 2017 lalu, aku pun memilih stasiun tujuan dengan asal. Setelah turun dan keluar stasiun One Utama, mencoba melihat situasi di sekitarnya, aku tak berlama-lama untuk kemudian kembali lagi ke stasiun dan mengambil kereta balik. Benar-benar bukan daerah yang ramah untuk seorang turis yang hanya ingin sekedar melangkah tanpa tujuan. Suasananya seperti di kawasan ujung pintu gerbang tol dengan jalanan lebar, kering, dan tak ada keriaan.
UPDATE:
Per 17 Juli 2017, Fase II MRT Kuala Lumpur sudah dibuka. Artinya, SELURUH rute sudah beroperasi. MRT Sungai Buloh – Kajang (SBK) dapat menjadi alternatif menuju KL Sentral, Pasar Seni, dan Bukit Bintang.
Fasilitas Stasiun MRT Sungai Buloh-Kajang (SBK) Kuala Lumpur
Semantan, stasiun terdekat dengan KL Sentral, berjarak beberapa kilometer dari KL Sentral. Untuk mencapainya, calon penumpang harus naik bus pengumpan (feeder bus) dari halte di depan KL Sentral. Ongkosnya 1 MYR.

Feeder Bus MRT Kuala Lumpur

Bas perantara MRT Kuala Lumpur yang dipenuhi warga lokal
Bus berhenti di terminal kecil di depan stasiun yang dipenuhi oleh bus-bus pengumpan lainnya. Rupanya bus pengumpan tidak hanya melayani rute KL Sentral, namun juga kawasan-kawasan sekitarnya. Jelaslah bahwa stasiun-stasiun MRT ini memang tidak terletak di pusat-pusat peradaban.
Dari titik menurunkan penumpang itu, aku masih harus berjalan menyusuri lorong terbuka dan menapaki tangga berjalan yang ketinggiannya di atas rata-rata. Setelah itu, aku masih harus melalui area-area kosong dan skywalk yang lengang, sebelum akhirnya tiba di concourse area tempat membeli tiket.

Berjalan memasuki stasiun MRT Kuala Lumpur

Eskalator yang amat tinggi menuju stasiun

Masih berjalan memasuki stasiun MRT Kuala Lumpur
Tiket dapat dibeli di mesin dengan beberapa petugas muda yang siap membantu. Ah, rupanya sistem mesin ini sedikit berbeda dengan mesin-mesin LRT dan monorel yang sudah akrab. Mesin lalu akan mengeluarkan sebuah token untuk di-tap di Entry Gate dan dimasukkan ke dalam slot Exit Gate saat tiba di stasiun tujuan.
Ada sebuah minimarket di samping mesin tiket yang aku gunakan untuk memecah uang dalam nominal-nominal kecil. Menuju peron, tersedia elevator dan eskalator. Peronnya sepiiiiii. Bangku-bangkunya teronggok dalam keheningan, bosan dibelai angin. Safety Screen Doors akan terbuka dan tertutup otomatis seiring dengan kedatangan dan keberangkatan kereta. Ada informasi waktu dan kedatangan kereta yang ditampilkan pada papan digital. Rasakan suasananya di dalam video berikut:
“Merokok, makan, dan minum, adalah dilarang di dalam tren dan stesen,” mungkin suara yang diserukan melalui pengeras suara itulah, satu-satunya pemecah kesunyian di stasiun.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Penginapan Murah di Kuala Lumpur
Fasilitas Kereta MRT Sungai Buloh-Kajang (SBK) Kuala Lumpur
Sama seperti stasiunnya, keretanya juga sepiiiiii. Saat itu memang hari Sabtu. Entah sepi karena hari libur, atau memang MRT ini belum populer untuk warganya sendiri. Kurangnya integrasi Fase 1 dengan sistem LRT yang sudah ada membuatnya kurang praktis untuk digunakan. Jadi ingat MRT Purple Line di Bangkok yang juga tidak terhubung dengan MRT Blue Line dan BTS, harus dicapai dengan bus pengumpan.

Ticket Machine di stasiun MRT Kuala Lumpur

Peron stasiun MRT Kuala Lumpur yang lengang
Sama seperti kebanyakan sistem MRT di dunia, bangku penumpang disusun memanjang saling berhadapan dengan area tengah yang dikhususkan untuk penumpang berdiri. Tersedia tiang-tiang untuk berpegangan, hand-grip, AC, peta jaringan dalam bentuk digital, jendela yang jernih, dan informasi stasiun selanjutnya melalui pengeras suara. Satu hal yang patut diacungi jempol, MRT Sungai Buloh ini sudah menggunakan kereta tanpa awak (driverless).
Baca Juga: 6 Tempat di Kuala Lumpur yang Mungkin Kamu Belum Tahu
Penutup: Kesimpulan dan Harapan
Untuk Kuala Lumpur, aku berharap, semoga seluruh jalur MRT-mu segera sempurna sehingga dapat digunakan kami para pikniker untuk mencapai KL Sentral, Pasar Seni, Terminal Pudu Sentral, dan Bukit Bintang.
https://www.instagram.com/p/BVrMLNiApzv/

Entry Gate dan Exit Gate MRT Kuala Lumpur

Puas selfie di dalam MRT Kuala Lumpur
Untuk Jakarta dan Palembang, semoga MRT dan LRT kalian segera purna sesuai waktunya. Jika 2019 menjadi target operasi MRT Jakarta, jadilah demikian sesuai imanmu (mendadak khotbah). Semoga kereta bandara dan Skytrain bandara benar-benar bisa diwujudkan tahun ini, sesuai target. Jakarta, sang macan Asia, sudah banyak tertinggal, tapi belum terlambat untuk mengejar. Mari dukung bersama program MRT dan LRT ini. Tak peduli apa suku dan agama pemimpin atau pemerintah kita, jika itu adalah sebuah program yang membangun, kita sepatutnya mendukungnya 🙂
Dulu banget.. aku nekad sendirian naik mrt padahal cuma ke masjid jamek.. lalu diorienstasi jalannya. Hehehe.. udah lama banget gak ke KL
Sedikit koreksi, itu LRT koh. Hehe. Tapi seru kan? Disorientasi sendiri hehehe. Yang ngeselin kalo disorientasi sama orang lain, terus mereka cuma bisa ngomel #eh #curhat
Suka banget part ini:
“Merokok, makan, dan minum, adalah dilarang di dalam tren dan stesen,” mungkin suara yang diserukan melalui pengeras suara itulah, satu-satunya pemecah kesunyian di stasiun.
Itu artinya, tenang, bersih, nyaman
Iya, Mas Edy. Warga di sana udah lebih tertib soal rokok dan kebersihan.
Eskalatornya menggoda banget yah. Rapi di sisi sebelah. Sisi satunya bisa dipake buat yang mau jalan cepet atau lari2an
Coba kalo di Indonesia, beuh… amburadul hahaha
Salut ya liat negara lain sudah mengintegrasika berbagai macam alat transportasi bagi warganya. Gak bingung kalo mau kemana-mana, bisa dijangkau dg transportasi umumnya.
Iya, mas. KL ini lengkap transportasinya. Dari bus biasa, bus kayak busway, LRT, monorel, kereta komuter, sampai MRT ada semua 😂😂😂
Bedanya LRT sama MRT apa yak.. kalo MRT sistemnya monorail bkn yak? Trus sama monorail beda lg yak? 😅
Beda di kapasitas, mas. MRT lebih besar, lebih panjang, memuat lebih banyak penumpang. Kalo monorel beda lagi, di peta jalur monorel digambarkan dengan warna hijau muda hehe.
Wooh skrg udah ada MRT yaaa … Duh udah lama ga ke KL lols #kode
Mudah2an kita segera menyusul nih ya di Jkt. Penasaran pengen naik, walau skrg udah cukup nyaman dengan commuter line huehe.
Haha. Yok ke KL bareng, koh.
Hm gue belum nyaman sama commuter line. Stasiunnya, keretanya, jumlah armadanya, belum meet my expectation 😦
Ya iyalah, apalagi kl jam brgku kerja dan pulang kerja hehe, tp alternatif yg oke lah, drpd macet2 di jalan 😁😁😁
Iya hehe. Aku naik pas weekend sih 😐
Keren :3 semoga kesampean nabung buat jalan jalan ke malaysia
Pasti bisa, bro. Ke Malaysia mah gak perlu nabung haha.
Kelihatan rapi dan bersih ya! Integrasi antar transportasinya juga tersedia. Eh, di sana memang lebih tertib apa memang penumpangnya nggak membludak seperti pengguna kereta di sini?
Dua-duanya. Lebih tertib, dan nggak seheboh di sini hehe.
Untuk pabrik transportasi seperti MRT di Kuala Lumpur ini memang bikin saya rakyat Indonesia sangat iri. Saya pernah di Kuala Lumpur mi4i hanya sekedar ingin menikmati perjalanannya dari stasiun ke stasiun. Habis gimana lagi kita di Indonesia nggak punya, pengen kan mengalami. Dan satu lagi yang bikin Saya kagum adalah masyarakatnya yang antri dengan tertib saat hendak masuk dan keluar dari wagon. Gak ada tuh main dorong-dorongan 🙂
Iya masuk dan keluar dengan tertib. Di eskalator juga tertib, mbak. Yg santai di sisi kiri, yang buru-buru bisa lari di sisi kanan.
Bukan cuma keretanya, tapi stasiunnya juga dijaga kebersihannya. Semoga pemerintah dan kita sendiri bisa belajar lebih banyak ttg mengelola fasum dan menjaga fasum
Amin. Harapan terbaik buat fasum kita.
Nambah pilihan ya di KL. Yang ga sabar sih nunggu yang di jakarta aja deh
Iya. Gue juga gak sabar!
Tulisan yg menarik.. Fyi, full line mrt sbk akan dilancarkan 17/7..mrt ini akan menjangkau beberapa spot menarik di kl seperti bukit bintang dan ikea cheras.. Mungkin mas boleh dtg semula ke malaysia utk merasai stasiun bawah tanah mrt malaysia
Next month? Wow cool! Saya pasti nak ke sana 🙂
moga2 MRT di sini sebagus dan serapi di KL yaks.,
Amin, even better 🙂
Aduh! Aku pun belum bisa naik MRT lagi.
By the way, great review of the MRT system here in Kuala Lumpur and I really like your opening paragraph. I wish I could write beautifully like that in Bahasa Melayu!
Jom naik MRT! Saya dapat news the whole route will operate in July. Kalau betul, saya nak ke KL lagi coba MRT underground hehe.
Ah, terima kasih for your compliment Dan. Kamu pasti juga bisa! 😀
Salam mas, sah akan beroperasi sepenuhnya 17 juli ini. Saya jangkakan station ‘panas’ ialah Cochcrane, Maluri, Pasar seni dan Bukit bintang. Saya sendiri tinggal di daerah kajang. Kini selang 2 minit satu train sedang testing phase. ngak boleh tahan lagi di sini. Mau ke ofis di pusat bandar wajib keluar sebelum 6 pagi untuk elak macet mengganas di sepanjang rut kajang-KL. Komuter pula selalu padat.
Good to hear it. Can’t wait to try the new MRT Kuala Lumpur 😀
waktu ke KL kemarin naik MRT dari KL Sentral ke Klang. Cuma aku masih bingung, sbebnarnya kepanjangan MRT itu mass rapid train atau malaya rapid train ya? soalnya di situ tertulis malaya or malaysia rapid train. heheh
Itu bukan MRT, kak. Itu kereta komuter. MRT nggak melayani rute ke Klang hehe.
Ooo, beda toh? Itulah, aku bingung kok malaya rail train namanya bukan mass rapid kan.
Iya, Komuter itu adalah salah satu produk dari KTM atau Keretapi Tanah Melayu, atau yang versi inggrisnya adalah Malayan Rail Train. Sama kayak PT KAI kalo di Indonesia 🙂
satu hal yang menjadi pertanyaan, pertama kali aku ke Malaysia dan tidak mengalami kesulitan untuk mempelajari rute moda transportasinya, tapi kenapa ketika mencoba naik Transjakarta aku bingung sendiri ya, apa petanya yang susah dibaca dan bingung mau nyambung kemana hehehe
Hehehe iya membingungkan soalnya jalur TransJakarta itu banyak banget, mungkin perbandingannya dengan jalur kereta di Tokyo kali, wkwkwk. Halte TransJakarta juga kurang user friendly karena satu koridor dipake oleh beberapa line sekaligus. Nggak semua bus punya papan informasi jalur / rute di kaca depan. Nggak semua bus punya informasi halte berikutnya melalui speaker.
Negara tetangga ternyata lebih maju dan perencanaannya lebih matang to.?
Benar juga sebenarnya di Indonesia lebih punya pemandangan yang bagus bagus.
Betul, mas. Sehingga Indonesia dapat menyusul 🙂
Aku penasaran, jika nanti MRT Jakarta kelar, tabiat seperti apa yang akan terlihat dari penumpangnya
Nerobos antrean kah? Rebutan tempat duduk kah? Atau buang sampah makanan di bawah bangku 😂😂
Aku belum bisa berharap banyak sih sama negara kita
Aku juga penasaran masalah itu. Mudah-mudahan sudah semakin tertib nantinya.
Indonesia itu kebanyakan ribet pembebasan lahannya. Kayaknya ada bagian MRT yang di Haji Nawi itu sekarang terhenti karena urusan pembebasan lahan yang nggak beres-beres deh. Hihihi.
Bener, kak. Aku suka sebel sih, kok warga gitu ya responnya? Ini kan proyek pemerintah buat fasilitas umum, bukan proyek swasta yang kapitalis. Nanti yang nikmatin juga kita-kita juga kok. Mikirnya pmerintah itu penindas rakyat yang pake duit semena-mena, padahal nggak semua kayak gitu. Lalu mungkin mental bangsa terjajah juga, jadi posesif sama harta miliknya.
Betul, berita terakhir, MRT Jakarta lagi terkendala lahan di Haji Nawi.
Itulah Gi. Dan yang lebih bikin kesal adalah semua orang macam ambil keuntungan kalau tanahnya dibeli pemerintah untuk pembangunan. Jadi mintanya harga jauuuuh banget lebih tinggi gitu.
Yes. Kita cuma bisa berharap semoga masalah pembebasan lahan ini segera beres 😦
smlm 17.7.2017…MRT Malaysia telah beroperasi sepenuhnya… dr sg.Buloh ke Kajang sepanjang 51km..
Yeah, thank you for reminding us. Great news! Proud of you, Malaysia 🙂
MRT 1 Kuala Lumpur dah beroperasi sepenuhnya 17 Juli 2017… Jom datang ke KL lagi…
Jom!
Hari minggu kemarin (23 juli) kesempetan nyoba MRT baru walopun cmn ngerasain 3 stasiun (bukit bintang-pasar seni), masih kinclong, masih bau2 cat, masih diskon pula :D, tapi lumayan ngebantu banget/alternatif kalo mau ke bukit bintang yg kalo naik monorel skr isinya padet banget-nget, cuman sayang blm nyambung dr KL sentral.
Waaa terima kasih sudah berbagi, mbak. Dari KL Sentral bukannya ada jembatan penghubung ya?
Untuk lorongnya dan petunjuknya sih kemarin sudah ada dk KL Sentral, tp nggak nyobain masuk situ sih, dan di petanya sendiri memang nggak ada transit di KL sentral, paling deket di Muzium Negara
Iya nama stasiunnya memang bukan KL sentral sih, jadi agak-agak terpisah hehe. Tgl 17 malam ada transit semalam di KL, harus kesampaian nih nyoba MRT 😀
Sungai Buloh–Serdang–Putrajaya MRT line sekarang sedang dibina. Phase 1 between Kwasa Damansara and Kampung Batu expected to be operational by July 2021. The remaining line( serdang – putrajaya sentral) is expected to be operational in 2022. Sudah 5.8% siap dibina, panjangnya 52.2km of which 13.5km is underground.
Terima kasih informasinya, cik. Good luck buat MRT Kuala Lumpur 🙂
[…] Jalur MRT dari Pasar Seni hingga Maluri adalah jalur bawah tanah (underground), selebihnya adalah jalur melayang (elevated). Tulisan tentang MRT saya ulas khusus di artikel ini: Berkenalan dengan MRT Kuala Lumpur […]
Nice I Was Inspired.!! Thank You Bro
You’re welcome. Grammar-nya udah bener nih 🙂
Naik mrt apa boleh bawa koper kecil?
Naik mrt boleh kah bawa tas koper kecil?
Iya boleh kok
[…] Baca Juga: Berkenalan dengan MRT Kuala Lumpur […]
[…] Baca juga: Berkenalan dengan MRT Kuala Lumpur […]
[…] Baca ulasannya di: Berkenalan dengan MRT Kuala Lumpur […]
[…] 2018, Bukit Bintang resmi menjadi titik pertemuan KL Monorail Line dengan MRT Sungai Buloh – Kajang Line. Sebelumnya cuma ada monorel doang di Bukit Bintang. Sementara itu, Shibuya adalah titik pertemuan […]
[…] Solo EkspresReview MRT dan LRT SingaporeReview LRT, Monorail, KTM Komuter, dan KLIA Ekspres MalaysiaReview MRT Kuala LumpurReview BTS/Skytrain dan MRT BangkokReview MTR dan Tram Hong KongReview Kereta Cepat Hainan […]