Kalau ditanya soal lokasi hotel atau hostel yang bagus di Kuala Lumpur, Malaysia, gue akan menjawab KL Sentral dan Petaling Street (Chinatown). KL Sentral memiliki akses untuk LRT, monorel, kereta bandara, KTM Komuter, dan bus GOKL Red Line. Lokasinya berada di kawasan Little India yang banyak makanan murah nan halal mengenyangkan. Kalau Chinatown, enaknya bisa jalan kaki buat belanja dan kulineran di Pasar Seni, MyDin, dan Petaling Street. Dilalui oleh LRT Kelana Jaya Line, LRT Ampang Line, KTM Komuter, dan bus GOKL Purple Line.
Terhitung sampai Maret 2017, gue udah 7 kali menjejakkan kaki di Kuala Lumpur, Malaysia, termasuk 2 kali transit dalam perjalanan menuju Bangkok. Jadi, gue punya lima kali pengalaman bermalam di Kuala Lumpur. Andai trip ke Melaka dan Brunei nggak dibatalin, maka gue akan sudah 9 kali ke Kuala Lumpur. Kelima penginapan ini nggak semuanya highly recommended, tapi setidaknya menjawab pertanyaan temen-temen yang sedang mencari akomodasi di kota menara kembar itu. Okay, here we go!
Serenity Hostels, Bukit Bintang
Daftar ini gue buat berurut sesuai waktu, bukan most recommended. Serenity Hostel ini menjadi penginapan pertama gue di Kuala Lumpur dalam rangkaian perjalanan #SUPERTRIP pada Juni 2014 bersama dengan Singapura dan Penang, gue pesan melalui Booking.com. Ini adalah salah satu penginapan murah yang gue rekomendasikan! Kenapa?

Cafe tampak depan
Location — 20 Jalan Changkat
Access — Monorail Line, Bukit Bintang Station, walk 10 minutes
Breakfast — yes, coffee / tea and bread
Rate — Around IDR 80,000 per night per person for dormitory room
Review
Terletak di Bukit Bintang, hostel ini memiliki akses yang nyaman untuk berbelanja, kehidupan malam, dan kulineran. Kalau mau cari makan, tinggal ngesot ke Jalan Alor atau Jalan Changkat. Memang agak jauh jalan kaki dari stasiun monorel, tapi hostelnya nyaman. Kawasan Bukit Bintang ini dilalui oleh 3 jalur bus GOKL.

Have your breakfast here

Front desk
Ruang bersama, kamar mandi, pantry, dan kamar-kamar dorm-nya rapi, bersih, tenang, dan nyaman. Lokernya gratis, tapi harus beli kunci. Ruang bersama dilengkapi dengan sofa, TV, buku-buku travel, free computer, dan sudut membaca yang menghadap ke arah luar. Sambil baca, bisa sambil bersantai menikmati pemandangan Bukit Bintang dari lantai 2. Jadi meski murah, hostel ini nyaman dan asyik banget!
Klik di sini buat memesan hotel di Kuala Lumpur dan dapatkan cashback 10%.
Waktu itu gue dateng bareng travel-mate gue yang berbeda jenis kelamin dan berbeda keyakinan. Sang pemilik hostel, bapak-bapak India berkumis dengan mata yang besar, agak heran dengan kombinasi ini. Dia bilang, “You’re muslim and he’s a Christian?”
“Yes, so?” jawab temen gue, agak bingung dengan pertanyaan ini.
Si bapak bilang lagi, “You can teach him to learn Islam.”
Then my friend answered, “We’re just friends!”

A 3-star-hotel bathroom

Lounge with TV, PC’s, and books
Pengalaman yang kocak sih, hahaha. Agak SARA memang, tapi gue nggak terlalu mikirin. Yang penting dia ramah dan hostel-nya nyaman. Itu cukup. Gue nggak ribet.
Petunjuk — Keluar stasiun Bukit Bintang, susuri Jalan Bukit Bintang lalu berbelok ke kanan. Kamu akan menemui Jalan Alor di sebelah kiri, terus berjalan, hostel akan ada di sebelah kanan, lantai 1-nya digunakan bersama sebuah café.
Baca ulasannya di: Review Serenity Hostels Kuala Lumpur
SevenNite Inn, Chinatown (Sekarang Denai Backpackers)
Setelah hampir 2 tahun tak bersua dengan Menara Kembar Petronas, akhirnya gue kembali bermalam di Kuala Lumpur pada Februari 2016 dalam rangka menemani kawan baik memeriksakan diri di Institut Jantung Negara. SevenNite Inn adalah salah satu hostel yang sangat gue rekomendasikan! Saking senangnya sama hostel ini, gue sampai menginap lagi di sini dalam rangka open trip pada bulan Mei di tahun yang sama.
Location — 48 Sultan Street
Access — LRT Kelana Jaya, Pasar Seni station, walk 5-7 minutes; or KTM Komuter (any lines), Kuala Lumpur station, walk 15 minutes
Breakfast — yes, coffee / tea, bread, and apples
Rate — Less than IDR 200,000 per night per person for a double room
Review
Nggak sampai Rp 200.000,00 dan udah dapet kamar sendiri berkapasitas 2 orang, menurut gue ini salah satu the best deal in Kuala Lumpur. Fasilitas kamarnya sendiri memang minim, tapi sudah menjawab kebutuhan akan tidur yang nyaman, aman, tanpa terganggu orang tak dikenal. Hanya kasur double bed dan penyejuk udara, tanpa meja, kursi, atau fasilitas standar hotel lainnya. Kamar mandinya ada di luar, tapi cukup luas dan air panasnya berfungsi baik.

SevenNite Inn, Chinatown, Kuala Lumpur (all pics are from Booking.com)

Sarapan di SevenNite Inn
Yang unik itu sarapannya. Ada seorang waitress yang bertugas menyajikan satu set sarapan berupa roti, apel, dan selai kepada tamu hostel. Nggak disangka, ibu itu rupanya orang Indonesia. Kami pun sempat berbincang-bincang sejenak, sekadar berbasa-basi tentang asal, udah berapa lama di KL, dsb. Orangnya ramah kok, kalau kebetulan nginep di sini, ajak ngobrol aja 😀
Petunjuk — Keluar stasiun Pasar Seni, jalan kaki menyusuri Sultan Street. Melalui persimpangan Petaling Street, jalan dikit lagi, lalu belok kiri. Kamu akan menemukan hostel-nya di sebelah kiri. Ngomong-ngomong, kayaknya penginapannya udah ganti nama jadi Denai Backpackers Hostel.
Baca Juga: Memahami Sistem Transportasi Publik di Kuala Lumpur
Royal Palm Lodge, Bukit Bintang
Pada malam kedua dalam kunjungan ke Kuala Lumpur pada Februari 2016, kami beralih ke Royal Palm Lodge yang ada di kawasan Bukit Bintang. Dari segi lokasi, hostel ini lebih dekat dengan stasiun monorel. Tapi dari segi fasilitas dan pelayanan, sorry, I don’t recommend this hostel. Kalau nggak salah, hostel ini (dan SevenNite Inn) kami pesan melalui Traveloka.
Location — 85M – 87M Jalan Bukit Bintang
Access — Monorail Line, Bukit Bintang Station, walk 5 minutes
Breakfast — no
Rate — Less than IDR 150,000 for a double room
Review
Saat kami tiba di sana, resepsionisnya sedikit kebingungan mencarikan kamar buat kami. Kami berdiri agak lama di depan meja resepsionis sebelum akhirnya mendapat kepastian kamar. Kami memesan sebuah kamar double room, namun akhirnya mendapat sebuah kamar triple room. Sama seperti SevenNite Inn, kamar di sini juga sangat bersahaja.

Royal Palm Lodge, Bukit Bintang, Kuala Lumpur (all pics are from Booking.com)
Seperti sebagian hostel, kamar mandinya minimalis. Lorongnya agak suram, kamar kami pun tidak mendapat sirkulasi udara dan cahaya alami, tapi memang nyaman dengan AC. Oh, saat pertama masuk, remote AC-nya nggak ada, jadi kami harus menunggu beberapa menit untuk diambilkan.
Tapi hostel ini punya Family Room dan Apartemen dengan Balkon, mungkin bisa tetap menjadi rekomendasi buat yang bepergian dalam kelompok.
Petunjuk — Keluar stasiun Bukit Bintang, jalan kaki menyusuri Jalan Bukit Bintang, hostel akan berada di sebelah kiri.
Baca Juga: Panduan Menggunakan MRT / LRT Untuk Pemula
Raizzy’s Guesthouse, Chinatown
Satu lagi hostel murah meriah yang recommended, and once again, lokasinya ada di kawasan Chinatown. Hostel ini gue inapi dalam rangka open trip bersama sekelompok kecil ibu-ibu dari Jogja pada bulan Agustus 2016. Hostelnya aman, nyaman, bersih, rapi, dengan beberapa dekorasi yang agak wah untuk sebuah hostel. Stafnya cukup professional, tapi tak cakap Melayu.
Location — 165G Jalan Tun H.S. Lee
Access — LRT Kelana Jaya, Pasar Seni station, walk 5 minutes; or KTM Komuter (any lines), Kuala Lumpur station, walk 10 minutes
Breakfast — yes, coffee / tea and bread
Rate — Around IDR 80,000 per night per person for dormitory room
Review
Kenapa gue bilang aman? Karena pintu masuk hostel ini dibekali dengan kode khusus pada pintu masuknya. Kalau nggak tahu kodenya, hanya bisa dibuka bila orang yang berada di dalam menekan tombol buka (atau kebetulan ada tamu lain yang mau masuk, hehe). Di Booking.com, skornya 7.9 lho! Bukti bahwa memang Raizzy’s Guesthouse ini adalah salah satu hostel pilihan di KL.

Raizzy’s Guesthouse, Chinatown, Kuala Lumpur (all pics are from Booking.com)
Ruang bersamanya luas dan asyik banget dengan kursi-kursi empuk di beberapa sudut dan free computer. Gue kok nggak terlalu inget ya dengan pengalaman di hostel ini, mungkin karena terlalu sebentar di sini.
Petunjuk — Keluar stasiun Pasar Seni, susuri Jalan Sultan sebentar, lalu berbelok ke kiri masuk ke Jalan Tun H.S. Lee. Hostel ada di sebelah kiri.
Baca Juga: 6 Tempat di Kuala Lumpur yang Kamu Mungkin Belum Tahu
Tune Hotel Downtown, Medan Tuanku
Akomodasi yang kali ini memang yang paling berbeda. Bukan hostel, tapi sebuah hotel. Selain itu, hotel ini gue inapi dalam perjalanan ke Kuala Lumpur yang disponsori oleh PT Coca Cola Indonesia pada bulan Februari 2017. Seperti jaringan Tune Hotel di Indonesia, Tune Hotel di Kuala Lumpur juga mengusung konsep budget hotel. Mengesampingkan nama “Downtown”-nya, hotel ini sebetulnya agak jauh dari pusat kota. Lalu apa kelebihannya?

Tune Hotel Downtown, Kuala Lumpur

Tune Hotel Downtown, Kuala Lumpur
Location — 316 Jalan Tuanku Abdul Rahman
Access — Monorail Line, Medan Tuanku Station, walk 5-7 minutes
Breakfast — yes, coffee / tea and sandwich or Nasi Lemak
Rate — Around IDR 230,000 for a single room with breakfast
Review
Kamar double bed yang gue inapi dilengkapi dengan AC, cermin, dan jendela yang menghadap ke… dinding kamar lain, haha. Kamar mandinya memiliki hair-dryer dan built-in shower yang tertanam di langit-langit. Semburan airnya pas dan derajat panasnya mudah diatur. Yang paling gue suka adalah lobi, ruang bersama, dan ruang baca di lantai 1 yang luas, nyaman, dengan set sofa dan meja dalam kelompok-kelompok kecil. Sofa merah dengan latar bertuliskan “Downtown KL” menjadi obyek ikonik yang bikin foto jadi instagrammable!

Tune Hotel Downtown, Kuala Lumpur

Tune Hotel Downtown, Kuala Lumpur

Tune Hotel Downtown, Kuala Lumpur

Tune Hotel Downtown, Kuala Lumpur
Hotel ini memiliki ruang makan yang dirancang seperti in-site café dengan waiter dan waitress yang melayani dari balik meja bar panjang, menu yang ditulis pada papan hitam panjang, menempel pada sebuah dinding berlapis tile putih.
Sayangnya, karena dibalut dengan warna abu-abu dan aksen merah, lorong-lorongnya tampak seperti lorong evakuasi, don’t you think?

Tune Hotel Downtown, Kuala Lumpur

Tune Hotel Downtown, Kuala Lumpur
Petunjuk — Keluar dari kereta monorel, jangan buru-buru turun, tapi masuk ke pedestrian skywalk. Jalur pejalan kaki yang melayang ini akan mengarahkan langkahmu menuju hotel yang ada di sebelah kanan.
Baca Juga: Kuala Lumpur Walking Tour
Kesimpulannya, dari kelima hostel dan hotel di atas, SevenNite Inn dan Raizzy’s Guesthouse di kawasan Chinatown adalah rekomendasi terbaik untuk penginapan dengan biaya rendah. Murah, nyaman, rapi, bersih, dilengkapi sarapan, dekat dengan obyek wisata, dekat dengan tempat makan dan belanja, dan akses yang baik dengan LRT Kelana Jaya, KTM Komuter, dan bus GOKL Purple Line. Bisa jalan kaki ke Stasiun Plaza Rakyat (LRT Ampang Line) juga lho. Kalau kamu, pilih mana? Boleh ditambahkan di kolom komentar ya kalau punya hostel atau hotel recommended lainnya di Kuala Lumpur, Malaysia. Happy learning by traveling…
Wah nice info kak, berguna banget nih kalo ke KL, btw bapak-bapak di hostel pertama itu, kok gengges banget yak 😂
Semoga bermanfaat, bro. Hehe iya agak gengges sih, tapi habis itu ya udah biarin aja 😀
Iya semoga, Rizzy’s keknya menarik…ada rencana sih ke KL, mumpung tiket PP murah dr lombok buat akhir taun 😁😁😁
Iya Raizzy’s enak tuh, bro. Kelebihannya, dia ada ruang bersama buat sosialita haha, kalau Sevennite nggak punya.
si bapaknya kepo beuh ya wkwkwk, masa iya jalan2 kudu nanya agamamu apa dulu baru bisa berangkat wkwkwk, asaln orangnya asik dan ga rese yang jalan aja plus punya duit tentunya
Hahaha. Kalo temenan mah ya udah temenan aja. Masak iya sebelum kenalan nanya agama dulu, terus nggak jadi kenalan kalo agamanya gak sama 😂😂😂
tapi ya ini uniknya cerita perjalanan hehehe
Betuuullll
hahaha … bapaknya simelekete ketumbar jahe deh
btw, aku suka di Dreamville Hostel
Habis baca ulasannya di blogmu, kak. Enak juga hostelnya. Bisa dicapai dengan LRT Kelana Jaya dan turun di Setiawangsa. Bisa nambah referensi pembaca nih 🙂
hahahaha si bapak aneh2 aja ya 😀
aku selama ini seringnya nginep di downtown KL, abis entah ya menurut aku hostel2 di KL itu kurang lucu dan kurang bersih aja, gak kayak di Singapore hahaha *harga juga beda kali mbaaaaq*
Karena KL pada dasarnya memang nggak sebersih Singapura 😁
Catat dan bookmark, masalah ke asna ntar Tuhan yang tahu kalau ada usaha hehehehehe.
Haha. KL mah murah, mas. Biaya hidup nggak usah dipikirin. Obyek wisata hampir semuanya gratis 😁
keren bangget artikel kakak
tm on simpati talkmania
Kalau si bapak niatnya becanda, itu becandaan yang kurang cocok dengan orang yang baru pertama kali ketemu. Aku sih sering becandain temen, “eh kamu mau ikut sholat gak?” tapi ya sama temen yang udah kenal lama dan tahu gaya becandaannya hehehe.
Aku selama di KL menginapnya gratisan mulu di hotel, jadi untuk budget belom ada pengalaman. Karena saking kerenya ya nginepnya di KLIA2 muahahaha. Gak ding, karena emang selama di KL gak pernah nginep aja pas liburan sendiri/sama keluarga. Kita lebih suka melipir ke Malaka 🙂
Cieee nginep gratisan di hotel, hehehe. Melaka kayaknya seru ya. Bulan Februari harusnya ke sana tapi batal 😦
Aku suka banget Malaka, mesti ke sana Nugie. Cakep deh.
Makasih, mas. #lho
Halo Nugie, terima kasih sudah menuliskan artikel ini. Berguna banget buat referensi kalau jalan-jalan ke Kuala Lumpur. Oiya, diantara ke-5 hostel itu yang nyaman buat orang tua yang mana ya? yah minimal yang tidak harus naik-naik tangga 🙂
Raizzy’s sama Chinatown, mas. Karena punya bangunan sendiri. Oh iya sama Tune tentu aja, hehe.
Serenity sama Royal Palm ada di ruko, jadi ada tangga dulu.
Terima kasih yaa 🙂
Sama-sama 😀
Wah, nambah referensi penginapan kl mw main ke Malay lg, rekomendasi hotel aku setelah solotravelling itu Hotel Sempurna mas, harga per malam kurang dr 200 rb, di Jalan Imbi
Oh pernah denger hotel itu, cukup recommended kayaknya. Makasih masukannya ya 😀
Thanks Info dan Review nya, sagat bermanfaat nih
Sama-sama, senang dapat membantu 🙂
aku cuma tahunya di petaling street di china town aja.. pengen banget keliling kuala lumpur 😦
Yukmari, koh 😁😁😁
Selama ini ke KL karena numpang transit sihhh atau nebeng ama teman.. jadi kurang paham gitu sama penginapan di kota ini..
Nice review!
Wah aku malah belum pernah surfing di KL. Pernah ditemenin sama host lokal, tapi nggak sampai nginep di rumahnya.
Nice info kak, kbtulan lagi butu.. Hehe salam kenal kak 😊
Sama-sama. Senang dapat membantu 🙂
salah satu tips nginep di KL (versi saya), sekarang ini sebisa mungkin nginep yg di sekitaran KL sentral aja, kenapa?…biar ga cape pindah kendaraan baik dr bandara ato sebaliknya, soalnya udah bbrp kali ngerasain bawa carrier gede dan perlu naik/turun monorel/LRT itu capek :P, belum lagi jalan ke hostelnya, dan kalo mau naik bus ke bandara pun bisa ngukur waktunya lebih pas karena tinggal jalan dikit aja. Selain itu kalo mau kemana2 gampang karena semua jurusan ada di KL sentral.
Untuk KL sentral sendiri banyak banget hostel atau skr bahkan banyak hotel, ada bbrp hotel yg cmn 250an ribu (maks untuk ber2) nggak jauh beda dengan hostel harganya, tp layanannya hotel kok 🙂 (kamar mandi dan perlengkapannya – AC – TV – lift).
Semoga bermanfaat ya 🙂
Aku setuju sama kamu, kak. KL Sentral is the best spot. Makanya, aku heran kenapa banyak yang keukeuh menyarankan ke Bukit Bintang, padahal di sana cuma ada monorel (saat itu). Iya sih ada 3 jalur bus GOKL yang gratis, tapi rutenya kan terbatas, suka lama dateng, dan suka penuh sesak, rawan nyasar juga karena nggak ada pengumuman.
Mungkin karena di bukit bintang banyak mall nya 😀
mungkin karena Bukit BIntang banyak Mall nya, jadi keliatan lebih seru 😀
bisa jadi hahaha
Komen ah, biar nggak kayak ngasih harapan semu, karena aku tau pahitnya harapan semu. 😛
Thanks for sharing, Kak. Infonya sangat membantu. Kayaknya bakal ke Raizzy’s Guesthouse, banyak yg rekom nginep di sini.
Ciyeee udah pengalaman dikasih harapan semu ya, kak 😀
sama-sama, senang telah berbagi.
kak mau tanya kalo zigzag guesthouse itu bagus gak sih?
Nggak tau penginapan itu, maaf
Raizzy’s Guesthouse ke KLCC jauh tak kak ? bisa jalan kaki atau harus naik bus lagi ?
Harus naik LRT. Dari Raizzy’s Guesthouse, jalan kaki ke Stasiun Pasar Seni terus naik LRT ke KLCC. KLCC itu bukan kawasan penginapan murah. Penginapan murah adanya kalau nggak di Pasar Seni / Chinatown / Petaling Street, Pasar Seni, dan Bukit Bintang. Ketiga area itu membutuhkan transportasi lagi ke KLCC.
wOw manfaat banget pas cari2 buat jalan ke sana, kalau dengan anak kecil usia 11 tahun dan emak2 rekomen nggak ya ? tfs
menurut saya nggak ada masalah, mbak. beberapa penginapan di atas juga menyediakan opsi private room 🙂
Artikel yg sgt bermanfaat..terimakasi infonya Kakak. Oiya dr semua penginapan tersebut waktu perjalan kebandaranya brp lama??
Makasi
Repot kalo dijawab satu satu, kak. Lalu mau bandara mana dulu, Don Mueang atau Suvarnabhumi?
[…] Lalu di sini bisa ngapain aja? Ya belanja sehari-hari, hunting tempe, beli kaos kaki 3 pasang 5 MYR, atau makan murah di bawah 7 MYR. Butuh hotel di dekat Chow Kit? Coba Tune Hotel Kuala Lumpur Downtown. […]
Waw thanks infonya Kak! membantu banget soalnya besok feb baru pertama kali mau ke KL.
Untuk lokasi sendiri lebih enak Bukit Bintang atau Chinatown ya?
Jika berkenan kunjungi juga blog aku ya!
http://www.thedindin.com
Aku lebih prefer Chinatown!
Terima kasih sudah mampir ya, have a pleasant trip.
Tulisannya ngebantu bangett, pas saya sama temen kantor pengen jalan2 ke KL juga, kalau bisa bagi tips and trik juga dong utk wisata murmer di KL, sama tentang transportasi disana kalau boleh ^^
Terimakasih
Halo, Rin. Semua pertanyaan kamu sudah terjawab di blog ini. Silakan ubek-ubek dulu ya, di sebelah kanan ada kategori sama banner juga kolom Search buat mempermudah pencarian.
Saya barusan mau ngedit artikelnya, mau ngasih link-link ke artikel-artikel lain untuk membantu pembaca seperti mbak. Ternyata, ya ampun mbak, itu udah saya kasih link-link menuju artikel lain lho. Mbak tinggal klik teru baca, udah saya tulis jelas-jelas, “Baca Juga: bla bla bla…”
[…] Baca Juga: Rekomendasi 5 Penginapan Murah di Kuala Lumpur, Malaysia […]
[…] Baca Juga: Rekomendasi 5 Penginapan di Kuala Lumpur, Malaysia […]
[…] Baca Juga: 5 Rekomendasi Penginapan Murah di Kuala Lumpur […]
Pernah nginep di dormitorynya royal palm lodge hotel juga. Nginep disana karena sendirian, ga ada temen buat berbagi budget hotel. Emang bener ga recommended pake banget dormitorynya, tapi emang semalem cuma 50 ribu sih nginep disana. hahaha..tapi parah banget. Dari awal masuk aja resepsionisnya mbak2 yang judes banget.. trus kamarnya kurang aman, jadi yang megang kunci cuma 1 padahal sekamar orangnya bisa jadi 3-4 orang yg tujuannya beda2 dan jam pulangnya pasti beda2, apalagi kuncinya manual, kalau yang bawa kunci lagi keluar dan kita pulang duluan, kan nggak bisa masuk jadinya. Ga ada loker sama sekali, jadi kalau mau keluar was-was banget sama barang-barang yang ada di dorm. Antara dorm laki2 dan perempuan jadi satu tempat, ga ada sekat, jadi kalau malem agak ngeri gitu. Kamar mandinya kotor pake banget, seriusan. Dan yang layak dipake buat mandi kyknya cuma 1 doang, diantara banyak kamar mandi (meski kotor, tapi agak lumayan). Dan itu airnya terbatas. Waktu itu sih, malem2 ga ada air. Paginya cuma ada air sampai jam 9 pagi. Setelahnya temen sekamarku mau mandi, udah ga ada air. Di luar kamar ya agak kotor. Di kamar ada ACnya tapi ga bisa nyala, jadi cuma ada kipas angin. Dan di kasurnya banyak kutu kasurnya. Hahahaha. Jadi jangan ke dormitorynya palm lodge hotel ya, teman-teman, ga recommended sama sekali. Untung waktu itu cuma tidur semalem disana. Haha
Ih aneh banget dorm cuma dikasih 1 kunci
-____-
Iya memang harganya murah banget. Tapi yang harganya setara tapi servisnya nggak sengenes itu juga banyak sih 😀
Thank you banget ya udah share
Pernah nginep di dormitorynya royal palm lodge hotel juga. Nginep disana karena sendirian, ga ada temen buat berbagi budget hotel. Emang bener ga recommended pake banget dormitorynya, tapi emang semalem cuma 50 ribu sih nginep disana. hahaha..tapi parah banget. Dari awal masuk aja resepsionisnya mbak2 yang judes banget.. trus kamarnya kurang aman, jadi yang megang kunci cuma 1 padahal sekamar orangnya bisa jadi 3-4 orang yg tujuannya beda2 dan jam pulangnya pasti beda2, apalagi kuncinya manual, kalau yang bawa kunci lagi keluar dan kita pulang duluan, kan nggak bisa masuk jadinya. Ga ada loker sama sekali, jadi kalau mau keluar was-was banget sama barang-barang yang ada di dorm. Antara dorm laki2 dan perempuan jadi satu tempat, ga ada sekat, jadi kalau malem agak ngeri gitu. Kamar mandinya kotor pake banget, seriusan. Dan yang layak dipake buat mandi kyknya cuma 1 doang, diantara banyak kamar mandi (meski kotor, tapi agak lumayan). Dan itu airnya terbatas. Waktu itu sih, malem2 ga ada air. Paginya cuma ada air sampai jam 9 pagi. Setelahnya temen sekamarku mau mandi, udah ga ada air. Di luar kamar ya agak kotor. Di kamar ada ACnya tapi ga bisa nyala, jadi cuma ada kipas angin. Dan di kasurnya banyak kutu kasurnya. Hahahaha. Jadi jangan ke dormitorynya palm lodge hotel ya, teman-teman, ga recommended sama sekali. Untung waktu itu cuma tidur semalem disana. Haha
Kalau butuh info budget backpackeran ke malaysia bisa klik di bawah ini ya! Terimakasih
https://www.travellercantik.com/2019/08/07/liburan-ke-malaysia/
[…] traveling. Di antaranya adalah kartu ATM yang kelupaan di Bandara Soekarno-Hatta dan kartu kamar hotel di KL yang jatuh di tempat makan (thanks God abangnya lihat dan nyimpen). Air minum dan benda cair […]