
Mambo Cabaret Show, Bangkok
Watching a lady boy cabaret show will be an interesting experience on your visit in Bangkok, Thailand. But if budget is your concern and the infamous Calypso Cabaret feels too expensive, there’s this Mambo Cabaret Show.
Quick Facts:
Mambo Cabaret Show is located on Yannawa Road (Thanon Yannawa). Take BTS Silom Line to Chong Nonsi, then take the BRT to Wat Pariwat / Wat Priwat. Continue walking 1.6 km. But if there are 3 of you (or more), best take a taxi, Grab, or Uber. The ticket price on hotels2thailand.com is THB 298 for regular seat.
Make sure you have Google Maps on you. Avoid any interaction with the lady boys if you don’t want to get robbed.
Terjebak Alamat Palsu
Sebagai seorang trip leader, gue ini memang tergolong nekad karena berani mengajak peserta trip menuju tempat yang belum pernah gue kunjungi sendiri. Nama Mambo Cabaret pertama kali gue ketahui dari buku panduan wisata populer, Lonely Planet. Mambo Cabaret digadang-gadang sebagai opsi menikmati pertunjukkan kabaret lady boy yang lebih murah daripada Calypso Cabaret yang tenar.
Di dalam buku Lonely Planet, lokasi Mambo Cabaret berada nggak jauh dari Stasiun BTS Nana, Sukhumvit Line. Gue pun semakin mantap untuk menjadikan Mambo Cabaret sebagai salah satu tujuan trip kami. Sebuah suara kecil di dalam kepala mendorong gue untuk memeriksa keakuratan lokasi Mambo Cabaret terkini. Nah, informasi kedua ini mengatakan Mambo Cabaret berada dekat dengan Stasiun BTS Asok. Hm, masih okelah, masih satu jalur dengan Stasiun Nana. Mungkin dia sedikit berpindah tempat, pikir gue polos.

Nice installation near Asok BTS Station, Bangkok
Reservasi pertunjukkan Mambo Cabaret gue lakukan secara online melalui situs hotels2thailand. Online travel agent ini cukup menghemat budget lho, harga di situs mereka lebih rendah dari harga yang dipatok saat pembelian langsung! Tiket Mambo Cabaret Show tanggal 24 Juli 2016 pukul 20:30-21:30 untuk 5 orang gue beli dengan harga THB 1,490 atau nggak sampai IDR 100,000 per orang!
Dari Chatuchak Weekend Market, kami langsung naik BTS Sukhumvit Line menuju Stasiun Asok tanpa pulang ke hotel lebih dulu. Ini atas kemauan peserta trip sendiri, karena dirasa akan lebih menguras waktu dan tenaga. Jadi, kami berangkat menuju Mambo Cabaret dengan menenteng-nenteng belanjaan Chatuchak Weekend Market. Masih ada waktu kurang lebih satu jam sebelum pertunjukkan dimulai. Karena deket dengan Stasiun Asok, gue pikir, senyasar-nyasarnya kami nggak akan telat deh ke pertunjukkan.
Tiba di Stasiun Asok, kami berjalan keluar stasiun melalui mall Terminal 21, melalui sebuah persimpangan, lalu berbelok ke kiri masuk ke sebuah jalan yang lebih kecil ke arah Soi Cowboy #ehem. Kami lalu masuk ke jalan yang lain lagi, dan tiba di sebuah titik yang — seharusnya — menjadi lokasi Mambo Cabaret Theatre berada.
Baca Juga: Memahami Transportasi Publik di Bangkok: BTS (Skytrain), MRT, Airport Link

Crossing the street to reach the false address of Mambo Cabaret Show
Tapi nggak ada tanda-tanda keberadaan Mambo Cabaret di situ, baik itu neon light, papan nama, atau sekadar informasi kecil sekalipun. Suasana jalan lengang, tak ada aktivitas turisme dengan hanya sedikit kendaraan yang berlalu lalang. Bingung dan lelah, gue membiarkan para peserta duduk di tepi trotoar sementara gue menghampiri seorang satpam hotel di seberang jalan.
Berbekal bahasa Inggris dasar, bahasa isyarat, dan print-out dari hotels2thailand, gue bertanya kepada bapak satpam. Dia sepertinya paham lokasinya, lalu dia bertanya, “Mau naik apa ke sana, masbro?”
“Jalan kaki aja, Pak.”
Lalu dia tertawa menggelegar memecah kesunyian malam.
“Tempatnya jauh bangeeettt. Ada sekitar 7 km kali.”
Darah seperti surut dari kepala gue. Demi apa tujuh kilometer? Itu sih melencengnya kebangetan! Berontak gue dalam hati.

Mambo Cabaret Show, Bangkok
Dia lalu membantu menghentikan sebuah taksi untuk kami. Namun begitu melihat bahwa kami terdiri dari 5 orang, pak sopir lalu marah-marah dan mengusir kami dari dalam kabin.
Gue lalu mengajak kelompok kecil kami untuk menyegat taksi di jalan utama. Jadi kami kembali berjalan menyusuri jalan kecil yang tadi kami lalui. Malam pun semakin hening saat kami berlima tenggelam dalam emosi masing-masing tanpa saling berbicara satu sama lain. Lelah, bingung, kesal, dan gue yang merasa begitu bersalah sebagai pemimpin perjalanan.

Soi Cowboy, Bangkok
Pas banget, ada sebuah taksi yang lagi ngetem di tepi jalan raya. Saat gue hampiri dan sapa dalam bahasa Inggris, dia merespon dengan pengucapan dan tata bahasa yang baik sementara alunan musik berdentum dari corong suaranya. Gue menunjukkan lembar kertas e-tiket Mambo Cabaret Show, dan dia tampak memahami lokasi kami. Kami berlima pun masuk dengan penuh kelegaan. Setidaknya ada taksi yang mau menerima kami berlima dan dia dapat berbahasa Inggris dengan baik.
Menuju Mambo Cabaret Show
Sopir taksi itu lalu menghubungi nomor telfon yang tertera pada e-tiket dengan ponselnya. Kami dapat mendengar dia berbicara dengan seorang perempuan di ujung sambungan melalui pengeras suara pada gawainya. Dia mengangguk-angguk paham, dan mulai menjalankan taksinya.
Untuk berjaga-jaga, kami membuka aplikasi Google Maps dan membantu mengarahkan pak sopir, sementara taksi melaju lancar melalui jalan raya lebar dan highway yang mulus. Di dalam perjalanan, kami sebenarnya agak sedikit terganggu dengan cara berkendara pak sopir yang kurang nyaman. Bukan karena sering rem mendadak atau melakukan manuver tajam, namun tarikan gasnya yang nggak mulus, mirip kayak naik angkot. Berhubung sejauh ini kami mengarah ke tujuan yang benar, jadi kami simpan rasa ketidaknyamanan itu.
Taksi lalu masuk sebuah jalan yang lebih kecil di kawasan Phra Ram III, dekat dengan sebuah BRT Station, busway-nya Bangkok. Lalu masuk ke sebuah jalan yang kecil lagi yang lebarnya mepet banget buat dua mobil melintas bersamaan, seperti di kawasan residensial warga kelas menengah. “Kayaknya bukan di sini deh,” celetuk gue di dalam taksi, di bangku belakang. Meski belum pernah ke Mambo Cabaret, tapi insting gue mengatakan tempat semacam itu tidak akan ada di kawasan semacam ini. Kami lalu berbelok ke kanan, dan berakhir di sebuah jalan buntu.
Lalu, di tengah kebingungan kami, sopir taksi itu dengan santainya berkata, “Sebenernya emang nggak belok ke sini sih. Tapi karena gue lihat kalian suka banget pakai Google Maps, ya udah gue ikuti kata kalian aja.”
Rasa-rasanya gue pengen jejelin bakiak ke dalam mulutnya.
Lhah, gimana sih? Udah tahu tempatnya tapi kenapa berlagak nggak tahu? Udah tahu kami salah tapi kenapa membiarkan kami terus berjalan di atas kesalahan? Gue kesel. Kami kesel. Apalagi si Abang Batak — gue lupa namanya siapa, hihihi. Sang sopir mengungkapkan penyesalannya melalui permintaan maaf, yang kami respon dengan sedikit berbalut amarah.

Mambo Cabaret Show, Bangkok
Kami pun memutar arah, kembali melalui jalan yang kami lalui tadi, kembali ke jalan utama. Beberapa menit kami melesat di Phra Ram III Road yang sudah lengang, lalu melakukan u-turn untuk masuk ke Yannawa Road. Gue melihat kembali informasi yang tertera di lembar e-tiket, dan betul bahwa Mambo Cabaret Theatre ini berada di Yannawa Road.
Beberapa menit menyusuri Yannawa Road, namun belum juga menemukan Mambo Cabaret, sampai kami kembali memutar arah. Sampai kemudian setelah melihat keadaan sekeliling, gue sadar bahwa beberapa menit terakhir ini sang sopir taksi sedang mengajak kami berputar-putar dengan melakukan u-turn yang sangat jauh padahal bisa langsung berbelok ke kanan di persimpangan sebelumnya.

Mambo Cabaret Show, Bangkok

Mambo Cabaret Show, Bangkok
Akhirnya, kami tiba di Mambo Cabaret Theatre pukul 20:45. Argo taksi melonjak tajam seperti kuda yang melesat di ajang kompetisi. Kami bayar jumlah tagihan dengan enggan, lalu buru-buru masuk ke dalam gedung tanpa memberi tip. Seorang petugas perempuan sudah menunggu di depan, dengan sigap memberikan tiket kami dan mengarahkan kami menuju ruang pertunjukkan.
Mambo Cabaret Show
Setelah melalui perjalanan panjang yang menguras tenaga dan menguras emosi, gue merasa didinginkan kembali dengan aula pertunjukkan kabaret yang berpendingin udara. Para pemain kabaret sukses menghibur gue dengan dekorasi panggung, tata cahaya, tata suara, dan tata busana yang menggugah pesona! Beberapa kali mereka melakukan sebuah adegan lucu yang mengundang tawa, beberapa kali juga mengundang penonton pria naik ke atas panggung, bahkan sampai turun ke tribun dan menghampiri beberapa pria di barisan awal.
Kabaret lady boy ini tidak memiliki satu alur cerita pokok, namun terdiri dari beberapa pertunjukkan gerak dan lagu. Setiap kali berganti pertunjukkan, berganti pula pemain, dekorasi, kostum, dan lagunya. Gue terpukau, pertunjukkan kabaret ini niat bangeeeeeettt!

Mambo Cabaret Show, Bangkok

Mambo Cabaret Show, Bangkok
Di akhir pertunjukkan, seluruh pemain berbaris di panggung, lalu berjalan satu per satu menuruni panggung dan melalui lorong di tribun penonton. Nggak semuanya lady boy, ada beberapa pria tulen yang juga membantu jalannya pertunjukkan. Saat berjalan melalui penonton, mereka menebar senyum, melambaikan tangan bagai ratu sejagad, dan berkontak fisik dengan beberapa penonton pria seperti… Cium tangan atau kecup kening? Eeewww.
Ketika tiba saatnya para penonton untuk berjalan keluar dari aula teater, rupanya beberapa pemain sudah berbaris di depan. Mereka mengulurkan tangan pada salah satu penonton, lalu berfoto bersama. Tertarik, maka gue pun menyambut uluran tangan salah satu lady boy. Sedetik kemudian, gue udah berada di antara dua lady boy girang dan salah satu pemain pria yang membantu mengambil foto.
Setelah berbasa-basi singkat seperti bertanya, “Where are you come from?”, gue kaget ketika tiba-tiba mereka berkata dengan suara lirih dan nada memelas, “Please give us some money. THB 200 for we three.”
Apaaaaaa? 2000 THB ngana bilang? Wasyuuuuuu gue kena jebakan betmen!!!
Enggan, gue pun hanya memberi selembar THB 100 sambil berkata, “I don’t have much money.”
“How will you get home?”
“By BTS,” jawab gue memelas.
Mungkin karena nggak tega, akhirnya mereka terima juga uang THB 100 itu.
Peserta trip gue lebih ngenes lagi. Banci-banci Mambo itu berhasil merampok THB 1,000 darinya. Itu bahkan 3 kali lipat dari harga tiket masuknya, brooohhh!!!
Drama yang Belum Berakhir
Tragedi perjalanan kami rupanya belum berakhir. Salah seorang peserta trip, teh Yati, kehilangan seluruh barang belanjaannya.
JREEEEEENGGG!
Kami berlima pun saling mengingat-ingat. Abang Batak, yang terakhir turun dari taksi dan mengambil barang belanjaan di bagasi, mengatakan bahwa dia sudah menurunkan seluruh barang. Sebelumnya, gue yang membantu membawa kantong-kantong belanjanya. Namun saat tersesat di kawasan Asok dan duduk di samping trotoar, gue meninggalkannya dan bertanya kepada sopir taksi. Diana berkata, saat di trotoar kantong-kantong belanja itu ada di samping Teh Yati. Jadi, ada beberapa kemungkinan: tertinggal di bawah kursi taksi, tertinggal di bagasi taksi, atau tertinggal di trotoar. Ya ampun… maaf banget, teh.
Kami sempat meminta bantuan kepada petugas di Mambo Cabaret. Namun dengan bahasa Inggris yang terbatas, dia berkali-kali salah memahami maksud kami, malah dikira kami ingin dipanggilkan taksi. Padahal yang kami maksud adalah minta nomor telfon taksi yang tadi mengantar kami, atau minimal tahu perusahaan taksinya.
Dengan mengikhlaskan kantong belanja yang raib entah di mana, kami beranjak kembali ke hotel di kawasan Ratchaprarop dengan mengendarai taksi. Di dalam taksi kembali ke hotel, kami masih membicarakan sopir taksi yang sebelumnya menipu dan mempermainkan kami.
Di dalam kepala, gue menyalahkan diri sendiri yang mengabaikan petunjuk di lembar e-tiket. Jika dari awal gue memperhatikan petunjuk jalan itu, kami tidak akan mengalami kejadian seperti itu. Kenapa gue mengabaikan petunjuk itu? Karena petunjuk itu didedikasikan untuk mereka yang berkendara dengan kendaraan pribadi, sementara kami berencana menggunakan transportasi umum. Jadi gue pikir kami nggak perlu memperhatikan informasi itu, asumsi yang benar-benar salah!
Kesimpulan
Jadi gimana? Apakah nonton Mambo Cabaret Show ini layak diperjuangkan?
Dengan harga hanya THB 298 per orang, Mambo Cabaret Show menjadi sebuah pertunjukkan yang sangat layak dinikmati di Bangkok, Thailand. Pertunjukkannya juga bagus, menghibur, dan memberi sebuah pengalaman untuk perjalanan kamu di Bangkok. Kelemahannya, Mambo Cabaret Show terletak sangat jauh dari pusat kota, persiapkan waktu yang cukup untuk mengunjunginya dengan mempertimbangkan estimasi jam macet dan kesasar.
Wkwkwkkwk…. maaf ya Nug… demikianlah Bangkok yang menarik dan penuh tipudaya…wkwkwk, kalo ga ngalami sendiri ya, namanya belum pernah ke Bangkok.. tapi bersyukurlah bisa selamat pulang dari para ladyboy itu hahaha…
Hehehe. Iya nih baru kali ini kena scam di Bangkok. Sebelumnya nggak pernah 😀
Njiir ladyboy nya bisa cantik2 gituh yah, tapi emank ya bang klo jalan ga kesasar itu kurang seru, jadi dinikmati aja klo kesasar, kan ending2nya bisa ketemu lady boy yg cakep2 hihihi 😂😂😂
Hahaha. Gak asik banget bonusnya, bro: ketemu lady boy. Mbok ya ketemu Apinya gitu.
Jadi ingat kata teman di sana, jebakannya mirip sama yang kamu ceritakan mas ahahahhaha.
Hehehe
Terima kasih sudah berbagi, Kak. Turut simpati atas kejadian yang menimpa, kehilangan barang (meski cuma barang belanjaan oleh-oleh) itu pasti nggak enak banget. Kalau saya mungkin sudah nangis guling-guling. Pertunjukan sebagus apa pun pasti nggak akan berasa kalau ada barang yang hilang mah. Yah tapi diambil hikmahnya saja, dapat pengalaman baru. Nanti kalau ke Bangkok lagi kita beli oleh-oleh lagi, hehe. Soal pertunjukannya, saya kurang begitu tertarik, hehe.
Hehehe. Kalau mas Gara nonton wayang aja di Thailand 😁
Adakah? Haha.
Ada, mas
wow…… (kaget aja dulu, komennya entar)
Hahaha
aku kok pengen nonton Siam Niramit yo,,,,
Nonton, mas. Nonton 😀
tapi larang hahaha
Mungkin setara sama pertnjukkannya 😀
kasih ya teman yang kehilang barang belanjaannya eh tp dulu aku sempat penasaran kesana cuma teman ku gk mau katanya takut dirayu ama ladyboynya hahah
Hahaha. Gue pun takut digrepe-grepe 😀
Tahu banget deh perasaanya Nugie 😀 aku pernah berada di posisi yang sama walau gak persis. Perasaan gak enak karena nggak sengaja jadi “leader” trus mengalami sedikit kekacauan itu nano-nano.
Tapi soal barang belanjaan itu mah tanggung jawab masing-masing ya 😀
Iya, rasanya nggak enak banget ya, campur aduk 😦
[…] latar belakangnya yang terniat itu. Gue jadi inget dengan ladyboy cabaret show yang gue tonton di Mambo Cabaret, Bangkok, tahun 2016 lalu. Bedanya, kabaret yang ini dimainkan oleh pria dan wanita normal ehehe. Gue nggak […]
[…] Baca Juga: Drama Perjalanan Finding Mambo Cabaret Bangkok […]
[…] Baca Juga: Nonton Ladyboy Show di Mambo Cabaret Bangkok […]
[…] Baca Juga: Nonton Ladyboy Show di Mambo Cabaret Bangkok […]
[…] gue alami pada Juli 2016. Saat itu, gue dan peserta open trip mau nonton ladyboy cabaret show di Mambo Cabaret. Kabaret ini memang nggak populer, makanya harganya lebih murah. Sialnya, taksi yang kami naiki ini […]