JA Connexion: Aman dan Nyaman Menuju Bandara Soekarno-Hatta Jakarta

Aman dan Nyaman dengan Big Bird Airport Connexion

Momen paling mendebarkan dan hektik dalam sebuah rangkaian perjalanan dengan pesawat terbang, menurut gue, adalah menit-menit menjelang keberangkatan. Nggak kayak naik bus yang bisa ditungguin, atau naik kereta api yang (meskipun tetap punya jadwal tepat waktu) tinggal masuk peron dan naik ke gerbong, bepergian dengan pesawat itu lebih ribet.

Kalau mau naik pesawat, kita diwajibkan datang maksimal 1 jam (untuk penerbangan domestik) atau 2 jam (untuk penerbangan internasional) sebelum Boarding Gate ditutup. Kalau “gerbang” sudah ditutup dan kita baru datang menghadap untuk check-in, niscaya kita nggak akan diperbolehkan buat terbang meskipun pesawatnya sendiri belum berangkat. Makanya, datang cepat ke bandara itu penting banget biar nggak ketinggalan pesawat.

Apalagi kalau bandaranya itu adalah Bandara Internasional Soekarno Hatta Jakarta. Eh maap, Tangerang Banten ding.

Rombongan Blogger Trip di T3 CGK (dokumentasi Kama Digital)

Kemacetan Jakarta sudah tersohor ke seantero negeri, bahkan sampai ke bangsa-bangsa di luar sana. Mimpi burukmu akan menjadi semakin buruk kalau kamu mengambil penerbangan di jam-jam produktif, pada hari kerja, sementara rumahmu ada di ujung timur atau selatan ibukota. Kamu akan berharap Albus Dumbledore datang tergopoh-gopoh naik sapu terbang lalu berseru, “ARESTO MOMENTUM!!!”

Kak Claudia Kaunang, penulis sekaligus traveler idola gue, bahkan pernah ketinggalan pesawat ke Taipei meski dia udah mengalokasikan waktu melebihi batas aman maksimal menuju bandara Cengkareng.

 

Tertinggal dari Tetangga

Jakarta sudah tertinggal cukup jauh dari Singapura, Kuala Lumpur, dan Bangkok. Kota-kota di Asia Tenggara itu sudah memiliki fasilitas transportasi umum berbasis rel dari dan ke bandara yang aman, nyaman, cepat, dan terjangkau.

Baca Juga: Memahami Transportasi Publik di Kuala Lumpur

Armada Big Bird Airport Connexion

Saat ini, Jakarta masih bersandar pada bus-bus Damri Bandara yang beroperasi dengan tarif sekitar Rp 40.000,00 sekali jalan dengan beberapa rute. Sementara itu, kereta bandara baru akan beroperasi September 2017 nanti, itu juga kalau nggak mundur lagi karena masalah sengketa lahan. Lalu apa kabar kalau hotel kamu jauh dari rute yang dilalui damri bandara atau stasiun kereta bandara di masa depan, sementara kamu pengennya langsung diangkut dari hotel tapi juga enggan mengeluarkan banyak uang untuk taksi (offline maupun online)?

Jawabannya adalah: Jakarta Airport Connexion #JAConnexion.

 

JA Connexion adalah fasilitas transportasi bis ke Bandara Soetta Door to Door yang dikembangkan oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) dengan beberapa mitranya, salah satunya adalah Blue Bird Group. JA Connexion ini memfasilitasi kita, para pelancong, untuk dapat mencapai Bandara Soekarno Hatta Jakarta langsung dari depan hotel dan mal.

Bapak Bambang dari BPTJ berpose dengan staf JA Connexion

Mempresentasikan jadwal keberangkatan Big Bird JA Connexion di T3 CGK (dokumentasi: Kama Digital)

Blue Bird Group menawarkan bus Big Bird Airport Connexion yang hadir dengan 4 rute. Jam operasinya dari pagi hingga tengah malam, dengan interval kedatangan setiap 2-3 jam sekali. Harga normalnya adalah Rp 75.000,00. Namun selama masa promo ini, kita cukup bayar Rp 50.000,00 aja! Terus kenapa harus milih #BigBirdAirportConnexion dari Blue Bird Group ini?

Jadwal Blue Bird Airport Connexion

Kalau ditanya, apa taksi paling recommended di Indonesia? Jawabannya pasti: Blue Bird. Yes, penyedia jasa angkutan yang satu ini sudah dipercaya akan pelayanannya yang memuaskan. Armada yang kinclong, interior yang nyaman, dan sistem harga dengan argometer yang jelas. Nah, Big Bird Airport Connexion juga punya semua fasilitas itu.

Bus berangkat dari hotel-hotel ternama yang tersebar di kawasan Jakarta Pusat dan Selatan. Dari Bandara Soetta, bus berangkat dari setiap terminal, menjadi satu dengan titik keberangkatan Damri.

Interior Blue Bird Airport Connexion

Para blogger diajak menjajal Blue Bird Airport Connexion

Setiap armada Big Bird Airport Connexion dilengkapi dengan kursi yang nyaman, pendingin udara, LCD TV, wifi gratis, colokan kabel USB untuk charging gadget, dan area khusus untuk koper atau kardus mudik kamu. Kursinya juga bisa digeser ke samping loh kalau misal grogi deket-deket sama penumpang sebelah, hihihi. Keren banget, ‘kan? Nggak usah panik lagi deh kalau belum sempet charge henfon atau belum download e-ticket sebelum berangkat. Worth the price banget buat harga Rp 75.000,00.

Meja lipat di armada premium (dokumentasi Kama Digital)

Toilet di armada premium (dokumentasi: Kama Digital)

Armada premium Blue Bird Airport Connexion malah lebih kece lagi. Selain ruang kaki yang lebih lebar, tersedia pula meja lipat di setiap kursi, minuman berasa, dan toilet yang elegan! Tapi armada premium ini cuma buat carter ya.

 

Blogger Gathering Bersama BPTJ dan Blue Bird Group

Bersyukur banget, hari Sabtu tanggal 8 Juli 2017 lalu, gue berkesempatan mengikuti kegiatan Blogger Gathering bersama BPTJ dan Blue Bird Group. Acara ini digelar untuk memperkenalkan layanan Big Bird Airport Connexion dan BPTJ ini.

Berkumpul di Djournal Coffee Bar Grand Indonesia

Bapak-bapak dari BPTJ dan Blue Bird Group

Tepat pukul 8:30, gue sudah tiba di meeting point yang disepakati — Djournal Coffee Bar di Western Mall Grand Indonesia — setelah sebelumnya menempuh 4 jam perjalanan dari Bandung. Tahu kami akan melakukan kegiatan yang menguras tenaga hari itu, panitia menyuguhkan set sarapan buat masing-masing blogger yang terdiri atas roti lapis (sandwhich) dan kopi atau teh sesuai pilihan. Roti lapisnya mengenyangkan dan enaaakkk!

Sekitar pukul 9:30, acara dimulai seiring dengan sudah lengkapnya personil dari BPTJ, Blue Bird, dan JA Connexion. Turut hadir Bapak Bambang Prihartono selaku PLT Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek dan Bapak Sigit Djokosoetono sebagai Direktur Utama Blue Bird Group yang memberikan sambutan dan penjelasan singkat sebelum memulai perjalanan. Setelah sambutan, dibuka sesi tanya jawab dan beberapa blogger pun antusias dengan sederet pertanyaannya!

Sandwich and coffee

A cup of hot coffee latte

Menanggapi pertanyaan teman-teman blogger, Bapak Bambang dan Bapak Sigit menjelaskan bahwa pangsa pasar untuk bus rute (baca: bus damri bandara) dan JA Connexion ini berbeda. Menyikapi persaingan dengan kereta api bandara nanti, bus Blue Bird Airport Connexion memfasilitasi mereka yang ingin transportasi langsung dari hotel, tanpa harus ke stasiun lebih dulu.

Usai sesi tanya jawab, kami pun diberangkatkan menuju Bandara Soekarno Hatta dengan bus Big Bird Airport Connexion, yaaaaaayyy!

 

Apa Itu BPTJ?

Mungkin ada beberapa Travelearners yang bertanya-tanya, apa itu BPTJ? Apa bedanya sama Dinas Perhubungan? Apa aja kerjaannya?

Bapak-bapak BPTJ di dalam bus Blue Bird Airport Connexion premium

Sambutan dari BPTJ

Sambutan dari Blue Bird Group

Jabodetabek dilayani oleh beragam moda transportasi, yang diadakan dan dikelola oleh instansi yang berbeda-beda. Ada TransJakarta, ada juga Commuter Line. Di masa mendatang, akan ketambahan kereta bandara, MRT, dan LRT. Pengelolanya berbeda-beda, dari pemerintah provinsi, pemerintah kota, PT Kereta Api Indonesia, sampai perusahaan swasta.

Kamu pasti sering menemui halte TransJakarta yang berdekatan dengan stasiun Commuter Line atau stasiun kereta api reguler, tapi nggak disediakan akses pertukaran yang nyaman. Pengguna dari satu moda harus keluar dari area moda pertama, berjalan di trotoar yang seringkali bocel-bocel, belum lagi harus menyeberang jalan. Nggak oke banget, ‘kan? Kepanasan, kehujanan, kena debu, dan beresiko mengalami kecelakaan lalu lintas.

Mas Yoga yang menjadi pemandu kami di dalam bus

Kaesang lelah!

Salah satu penyebab masalah di atas adalah karena moda transportasi yang dikelola oleh badan yang berbeda itu. Masalah akan menjadi lebih kompleks untuk transportasi umum yang melalui kota dan provinsi yang berbeda. Nah, BPTJ hadir untuk menjembatani pemprov, pemkot, pemda, PT KAI, swasta, dan seluruh operator transportasi umum yang ada di Jabodetabek. Pemahaman ini akhirnya gue dapatkan setelah Pak Bambang menjelaskannya lebih lanjut di Terminal Bus Poris Plawad, Tangerang.

Terminal Poris ini menjadi tempat kedua yang kami kunjungi setelah Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Untuk mencapainya, kami sempat terjebak kemacetan dan hujan, mana belum makan siang hahahaha.

Di Terminal Poris Plawad, Tangerang

Berdiskusi di Terminal Poris Plawad

Pak Bambang menuturkan, nantinya Terminal Poris akan menjadi salah satu proyek TOD atau Transit Oriented Development. Terminal akan terintegrasi dengan Bus Rapid Transit (BRT, sejenis TransJakarta) dan Commuter Line, bahkan kereta bandara. Selain Poris, ada banyak sasaran TOD, misalnya Dukuh Atas (MRT dengan TransJakarta dan kereta bandara), Sarinah (MRT North South Line dengan MRT East West Line), Manggarai, dan Blok M.

Untuk masalah integrasi transportasi ini, Jakarta sekali lagi sudah tertinggal dari Kuala Lumpur dan Bangkok. Tengoklah Kuala Lumpur. Meski berbeda pengelola, namun LRT, monorel, KLIA Ekspres / Transit, dan KTM Komuter, sudah terintegrasi dengan baik (dalam hal kemudahan akses, bukan ticketing). Bangunannya kadang kala terpisah, namun disediakan jembatan penyeberangan atau jalur pejalan kaki khusus, misalnya antara LRT Pasar Seni – St. Komuter Kuala Lumpur, LRT Dang Wangi dengan St. Monorel Bukit Nanas, dan LRT Masjid Jamek dengan St. Komuter Bank Negara. Dilengkapi petunjuk jelas, pengguna baru atau wisatawan asing nggak akan kebingungan, dapat berpindah dengan aman dan nyaman.

Rencana pengembangan Terminal Poris Plawad

Pun dengan Bangkok. Integrasinya malah udah nggak sebatas antar transportasi umum darat, namun juga dengan transportasi air. Datanglah ke Stasiun BTS Saphan Thaksin yang terintegrasi dengan Dermaga Sathorn untuk naik perahu Chao Praya Express.

Baca Juga: Memahami Transportasi Publik di Bangkok

Rombongan blogger di depan T3 CGK (dokumentasi: Kama Digital)

Kehadiran BPTJ membuat impian gue akan transportasi Jakarta terbayang lebih jelas. Direncanakan, TOD Ploris Plawad akan selesai tahun 2018. Gue juga berharap, usaha ini diapresiasi masyarakat Jabodetabek dengan beralihnya pengguna kendaraan pribadi kepada transportasi umum. Yang ingin tahu dengan kemajuan yang udah dikerjakan BPTJ, boleh banget follow akun instagram-nya di @bptj151.

 

Mengakhiri Acara di Telaga Seafood

Akhirnya, setelah menahan perut yang meronta minta asupan makan siang, bus-bus Big Bird Airport Connexion kami merapatkan badan di Telaga Seafood, Tangerang. Baru saja mendaratkan pantat di atas kursi, eh piring-piring berisi ayam, ikan bakar, ikan goreng, cumi tepung, langsung berdatangan dan berlabuh di atas meja. Gelas-gelas teh manis sudah tersaji di depan mata, namun kami para blogger masih memesan menu minuman lain. Ogah rugi banget emang. Gue sendiri memesan menu soda gembira.

Mumpung ketemu artis, selfie dulu ah hahaha

Selfie menjelang keberangkatan (dokumentasi: Kama Digital)

Usai beramah tamah dan berfoto bersama di depan Telaga Seafood, maka berakhir pulalah rangkaian acara Blogger Trip bersama BPTJ, Blue Bird Group, dan Big Bird Airport Connexion ini. Seluruh blogger lalu diangkut dalam 1 bus yang sama untuk diantar kembali ke Grand Indonesia, Jakarta Pusat.

Nah, sekarang Travelearners nggak usah bingung lagi ya kalau mau diangkut langsung dari hotel. Kehadiran #BigBirdAirportConnexion ini semakin memperkaya pilihan transportasi umum menuju dan dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta. Fasilitas ini juga memudahkan kamu yang baru saja mendarat di Jakarta namun belum memesan hotel buat bermalam. Tinggal naik Big Bird Airport Connexion, kamu akan tiba di hotel berbintang yang nyaman. Nggak sabar nih baca testimonial kamu di komentar buat yang udah coba pake 😉

32 komentar

  1. acaranya seharian penuh ya, btw itu harganya 50k pas promo aja ya klo dah normal jd 75k

    1. Yup, dari pagi sampai sore. Iya 75rb adalah harga normal.

  2. Selama transportasinya masih berbasis jalan raya mah tetep aja ga bisa menghindari kemacetan..

    1. Iya, mas. Ini fungsinya melengkapi damri bandara, jadi lebih banyak titik perhentian dan pemberangkatan.

  3. bisa ngemalll dulu……

  4. wah asik nih kayaknya

  5. Memudahkan banget nih buat yang mau ke bandara langsung dari office building yang gabung sama mall. Emang udah semestinya semua transport di Jakarta terintegrasi biar warga dan wisatawan makin merasa nyaman pakai transport umum.

    1. Setujuuu. Jadi gak usah ke pool Damri 😀

  6. wahh.. lebih banyak opsi buat ke bandara nih..
    secara dulu pernah ketinggalan pesawat juga beberapa kali. hehehe..

    1. Wahaha, kalo ke bandara Jakarta mah harus siap-siap seharian sebelumnya

  7. Nganu nug, belum ada point yang bisa menggantikan pakai damri nih, dari aku pribadi ya. Damri masih unggul dengan rutenya yang banyak dan lebih murah.

    1. Hehe gpp, bang. Berarti kamu masuk pangsa pasarnya Damri 😀

      1. Iya yang sesuai kebutuhan saja. Cuma masih bingung beda keunggulannya dimana, dengan harga yg lebih mahal.

      2. Fasilitas, bang. Ada wifi sama colokan listrik, sama area khusus koper. Terus dia berhenti di beberapa titik hotel atau mal, kalo damri langsung bablas.

      3. Damri juga ada sih, minus colokan doang. Damri bisa turun dimana saja lho asal sejalur dan diluar tol tentunya hahaha

      4. Hahaha. Yah, melengkapi titik pemberangkatan dan perhentian buat warga yang jauh dari Damri 😀

  8. Wah makin asik nih, kalau pas transit di Jakarta dan mau ke bandara bias pilih hotel yang masuk dalam rute JA Connexion ya kak

    1. Iya, koh. Bisa ngemol dulu hehe

  9. Busnya terlihat nyaman dan lega ya

    1. Yes. Kami bobok nyaman di situ hehe

  10. Mungkin layanan ini lebih untuk turis ya? Soalnya titik tolaknya dari hotel. (Kalau penghuni Jakarta asli, mestinya memilih moda transportasi yang lebih dekat dengan rumah masing-masing.)

    1. Iya betul, lebih untuk turis. Karena saat saya tanya apakah ada perhentian di apartemen, mereka bilang nggak ada karena nggak menyasar warga lokal.

  11. Bagus ya busnya… dan cukup menjangkau banyak tempat…. baru tahu ada yang beginian…hahaha… travel blogger macam apa gue… hehehehe…

    1. Hehehe ini memang layanan baru kok, koh. Gak perlu malu 😀

  12. Mau tanya dong kak. Kalo mau naik ini dari Bandara saya harus kemana ya?
    Apakah ada pool nya juga seperti damri? Kalo ada di sebelah mana ya kak?
    Mohom arahan nya

    1. Untuk sementara pool-nya di bandara sama seperti damri, kak. Jika masih bingung boleh bertanya pada petugas ya, tks 🙂

  13. Yang juga sangat perlu tu,dimana titik kumpul armada, khususnya yg dari mall2. Mall kan luas, penumpang harus nyari dimane?
    Yang berikutnya jadwal berangkatnya. Yg saya dengar saya masing2 rute punya jadwal yg berbeda, mis plaza senayan mulai jam 5, 6. 7. Trus 9.11. 13. 15.17.19. Tapi taman anggrek setiap 2 jam mulai jam6 smp jam 18. Kelapa gading setiap 2,5 jam mulai jam 7 smp jam 19. Benarkah? Jangan sampai penumpang datang masih harus menunggu 2 jam lagi, atau bahkan sudah telat…..

    1. Kalau untuk di mana, jawabannya ada di level yang sama dengan jalan raya mbak. Biasanya di depan lobby kayak GI. Untuk jadwal, itu di atas sudah ada mbak.

  14. […] bulan tersibuk, di mana ada 3 famtrip yang gue ikuti: Media Trip di Grand Cordela Hotel Bandung, Famtrip bersama Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek, dan Famtrip “Kembali ke Ancol”. Untuk pertama kalinya, gue menandatangani kontrak kerjasama […]

  15. […] diundang Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) dan Blue Bird Group untuk menjajal layanan Big Bird Jabodetabek Airport Connexion yang baru diluncurkan. Jadi, Big Bird JA Connexion ini bukan barang baru buat gue. Saat itu, Big […]

Like atau komentar dulu, kak. Baca tanpa komentar itu kayak ngasih harapan semu :D

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Lonely Traveler

Jalan-jalan, Makan dan Foto Sendirian

Guru Kelana

Perjalanan sang guru di berbagai belahan dunia

dyahpamelablog

Writing Traveling Addict

Daily Bible Devotion

Ps.Cahya adi Candra Blog

bardiq

Travel to see the world through my own eyes.

Mollyta Mochtar

Travel and Lifestyle Blogger Medan

Jalancerita

Tiap Perjalanan Punya Cerita

LIZA FATHIA

a Lifestyle and Travel Blog

liandamarta.com

A Personal Blog of Lianda Marta

D Sukmana Adi

Ordinary people who want to share experiences

PAPANPELANGI.ID

Berjalan, Bercerita; semoga kita terbiasa belajar dari perjalanan

Guratan Kaki

Travel Blog

Omnduut

Melangkahkan kaki ke mana angin mengarahkan

Efenerr

mari berjalan, kawan

BARTZAP.COM

Travel Journals and Soliloquies

Bukanrastaman

Not lost just undiscovered

Males Mandi

wherever you go, take a bath only when necessary

Eviindrawanto.Com

Cerita Perjalanan Wisata dan Budaya

Plus Ultra

Stories and photographs from places “further beyond”.

backpackology.me

An Indonesian family backpacker, been to 25+ countries as a family. Yogyakarta native, now living in Crawley, UK. Author of several traveling books and travelogue. Owner of OmahSelo Family Guest House Jogja. Strongly support family traveling with kids.

Musafir Kehidupan

Live in this world as a wayfarer

Cerita Riyanti

... semua kejadian itu bukanlah suatu kebetulan...

Ceritaeka

Travel Blogger Indonesia

What an Amazing World!

Seeing, feeling and exploring places and cultures of the world

Winny Marlina

Winny Marlina - Whatever you or dream can do, do it! lets travel

Olive's Journey

What I See, Eat, & Read

tindak tanduk arsitek

Indri Juwono's thinking words. Architecture is not just building, it's about rural, urban, and herself. Universe.

dananwahyu.com

Menyatukan Jarak dan Waktu

%d blogger menyukai ini: