
Yuk kulineran sama adek 😀
Hampir sama seperti Bandung, Bogor juga menjadi weekend getaway anak-anak muda ibukota. Nggak salah, kalau selain liburan di Bandung, warga ibukota juga suka liburan di Bogor. Ada yang ke curug, ada yang naik gunung, ada juga yang sekadar muter-muter di kota sambil kulineran. Nah, poin ketiga ini yang weekend lalu gue lakukan. Ya, kaya kuliner lokal, Bogor merupakan alternatif tempat berwisata kuliner di Jawa Barat dan bahkan Pulau Jawa.
Perjalanan Menuju Bogor
Kami naik Commuter Line dari stasiun Jakarta Kota sampai perhentian terakhir di kota Bogor. Ongkosnya hanya Rp 5.000,00 belum termasuk biaya kartu baru. Perjalanan berlangsung sekitar dua jam! Alhasil, kami bertiga yang memang sudah berangkat kesiangan karena insiden motor mogok, ditambah laju kereta yang lambat dan sering terhambat, kami baru tiba di Istana Bogor pukul 13.00. Museum Kepresidenan baru saja tutup, dan kami gagal melawat ke dalam.
Lepas Stasiun Manggarai, perjalanan baru berlangsung lancar tanpa terhenti di tengah jalan.

Lawang Suryakencana, pecinan-nya Bogor
Dari Stasiun Bogor, kami berjalan kaki menuju Istana Presiden dan Kebun Raya Bogor. Bisa juga dengan naik angkot 02 langsung dari depan stasiun. Nah, pas banget, destinasi kuliner kami, Jalan Suryakencana, persis berada di seberang pintu masuk Kebun Raya Bogor. Yowis, karena udah gagal ke Museum Kepresidenan, dan udah capek kelilng Kebun, akhirnya kami langsung melipir ke Suryakencana.
Es Doger
Melewati Lawang Suryakencana berupa gapura besar berwarna merah khas Tionghoa yang baru dibangun, kami terus berjalan melalui pasar sampai bertemu dengan Jalan Ranggagading. Nah, di jalan ini ada beberapa penjaja makanan dan minuman gerobak. Kebetulan, ada pedagang Es Doger di persimpangan. Karena kami udah capek jalan, udah kepanasan, dan udah nggak tahan sama suara perut sendiri, segelas es doger seharga Rp 6.000,00 pun terlumat tanpa hambatan ke dalam lambung.

Es Doger di Jalan Ranggagading, Bogor
Esnya segar dengan kadar manis yang nggak berlebihan. Isinya ada ketan hitam, alpukat, peuyeum, pacar cina, sirup, dan komposisi lain yang mungkin luput dari perhatian.
Pas banget, di samping tukang es doger ini ada tukang bakso yang unik karena baksonya diisi dengan kwetiaw. Wah, menggoda! Jadi teman makan siang yang pas deh.
Ngo Hiang
Saat pertama berjumpa dengannya mendatanginya pada hari Sabtu, Ngo Hiang ini tutup. Puji Tuhan, Ngo Hiang buka esok hari pada hari Minggu. Kami memesan Ngo Hiang Babi (Rp 30.000,00), Pangsit Penganten (Rp 30.000,00) dan Es Cincau Hitam (Rp 10.000,00).

Ngo Hiang, Jalan Suryakencana, Bogor
Sekilas, Ngo Hiang ini mirip siomay. Potongan-potongan daging babi disajikan bersama kentang dan tahu, lalu diguyur dengan saus khas berwarna coklat.

Interior Ngo Hiang Suryakencana, Bogor

Ngo Hiang Babi dan Pangsit Pengantin, Bogor
Oh iya, Ngo Hiang ini kami nikmati bersama 10 tusuk sate babi yang dijual oleh abang gerobak di sampingnya. Seporsi sate babi tersebut dihargai dengan Rp 25.000,00. Tapi rasanya sih agak terlalu manis ya.
Toge Goreng
Tepat di seberang Ngo Hiang, ada bapak tua penjual toge goreng yang menjajakan makanannya dengan gerobak sederhana. Dulu dikenal dengan geco, tauge combro, begitu cerita si bapak. Sekarang makanan ini lebih populer dengan nama Toge Goreng. Dia dengan bangga menunjukkan cara membungkus Toge Goreng yang sering menarik perhatian turis Korea dan Tiongkok karena keunikannya.

Bapak tua penjual toge goreng

Toge Goreng, Jalan Suryakencana, Bogor
Sekilas mirip Kupat Tahu ala Bandung. Bedanya, di sini digunakan bumbu tauco yang menyiram potongan-potongan tahu, lontong, dan bakmie.
Baca Juga: 15 Tempat Wisata Kuliner di Bandung yang Wajib Dikunjungi
Soto Kuning Pak Yusuf
Soto ini adalah salah satu soto kuning paling beken di kota Bogor. Dari lokasi Ngo Hiang, berjalan lurus lagi ke arah persimpangan Jalan Roda. Rasanya enak banget dengan citarasa kuah santan yang kuat! Meski potongan dagingnya nggak sebanyak Soto Kuning Pak Dayat yang kami nikmati semalam, tapi rasanya lebih nendang.

Soto Kuning Pak Yusuf, Bogor

Sotonya menggugah selera!
Soto Kuning Bogor nikmat disantap dengan perkedel. Kamu bisa pilih mau isi daging, kikil, daging dan kikil, atau campur (ditambah jerohan). Seporsi soto dan nasi putih ditebus dengan harga Rp 35.000,00.
Bir Kocok khas Bogor
Eits, jangan buru-buru berasumsi bir kocok Bogor ini adalah minuman haram yang memabukkan! Bir kocok diramu dari campuran jahe, kayu manis, dan gula aren yang dikocok-kocok di dalam botol sampai berbuih. Sama sekali nggak ada kandungan alkohol, apalagi memabukkan. Rasanya juga manis, bebas dari sensasi pahit atau asam seperti yang ada pada rasa cintamu bir-bir sungguhan.

Bir Kocok Bogor
Nah, bir kocok legendaris yang mengklaim bisnisnya sejak tahun 1965 ini dapat kamu temukan di sudut persimpangan Jl. Suryakencana dan Jl. Roda. Harganya? Jauh di bawah harga bir sungguhan, hanya Rp 5.000,00 / gelas!
Soto Mie “Agih”
Ci Sandra, salah satu rekan petualangan kuliner hari itu, udah penasaran banget sama soto mie, makanan wajib khas Bogor. Apalagi dengan nama Soto Mie Agih yang kayaknya udah populer banget di Bogor dan harus dikunjungi turis hore-hore seperti kami. Dugaan kami tepat. Soto Mie “Agih” tampak sangat ramai di hari Minggu siang itu, tapi ada yang sedikit meleset.

Soto Mie Agih khas Sukabumi, Bogor

Di dalam Soto Mie Agih yang riuh
Soto Mie “Agih” ini bukan soto mie asli dari Bogor, tapi dari Sukabumi. Isinya pun rupanya… non-halal.

Bakso goreng babi dan babi panggang sebagai teman bersantap

Soto Mie isi Bakut dan Babat
Ya udah, karena udah masuk ke dalam, udah duduk di kursi, kami memesan seporsi soto isi bakut dan babat dengan nasi. Ternyata hanya Rp 34.000, saudara-saudara! Terbilang murah buat ukuran makanan non-halal yang menempati bangunan permanen seperti ini. Kami menyantapnya dengan bakso goreng babi seharga Rp 22.000,00 / set dan jus kedondong seharga Rp 10.000,00. Segar!
Soto Mie Bogor
Dalam perjalanan kembali menuju spot pertama, kami pasrah saja masuk ke sebuah pujasera karena ada sebuah kedai soto mie di depannya. Kedai soto mie tak bernama, tak bergengsi, tapi yang penting rasa penasaran kami sudah terobati.

Ini baru Soto Mie-nya Bogor!
Soto Mie ini benar-benar diisi dengan helai-helai mie berwarna putih, daging, irisan kol, potongan waluh, risol, ditenggelamkan dalam semangkuk kuah bening. Buat gue rasanya lumayan, meski nggak mampu melahap banyak karena udah banyak diisi makanan-makanan sebelumnya. Tapi menurut Ci Sandra yang emang jago masak, rasanya kurang cocok.
Soto Kuning Pak Dayat
Nah, pada hari Sabtu malam sebelumnya, saat kami nyaris putus asa menemukan pusat kuliner malam di Suryakencana, kami berakhir di warung makan ini. Soto Kuning Pak Dayat adalah salah satu tempat makan yang cukup bercahaya dan meyakinkan di antara tempat-tempat lainnya yang tutup dan tak jelas. Lokasinya di sudut persimpangan dengan Jalan Roda. Saat itu warung sedang diisi oleh beberapa pengunjung, berarti sotonya mungkin enak.

Soto Kuning Pak Dayat, Jalan Suryakencana, Bogor
Kami masuk, dan memesan tiga porsi soto berbeda. Pesanan datang setelah beberapa menit dalam antrian. Rasanya.. iya bener enak. Potongan-potongan daging dan kikilnya juga banyak dengan harga tak sampai Rp 30.000,00.
Bonus: Waroenk Talubi
Nah, kalo tempat makan yang satu ini baru aja gue kunjungi weekend kemarin, 14 Juli 2018. Alamatnya ada di Jalan Suryakencana 278, persis di samping Gang Aut. Namanya ditulis gede-gede dengan ilustrasi wajah oma yang menjadi ikon dan temanya, jadi kamu nggak akan susah menemukan tempatnya. Waroenk Talubi ini terdiri dari 2 lantai yang semuanya diisi dengan seating area, menempati satu gedung dengan pusat oleh-oleh Bika Bogor. Ruangannya hanya dipisahkan oleh partisi dari papan kayu yang semi terbuka. Dari area makan, pengunjung bisa dengan bebas melipir ke ruang sebelah buat beli oleh-oleh.

waroenk talubi berada 1 gedung dengan bika bogor

mudah menemukan waroenk talubi di jalan suryakencana bogor

area waroenk talubi dan bika bogor dipisahkan partisi kayu ini

hey, little pretty girl 🙂
Lantai satunya sih biasa-biasa aja ya, kayak desain interior rumah makan kelas menengah pada umumnya. Setelah naik ke lantai 2, beuh… ternyata instagrammable juga! Ada petuah-petuah oma yang dipampang pada papan-papan artistik, lampu yang menyorot keemasan, cantik berpadu dengan susunan meja-kursinya yang terbuat dari kayu. Duh, serasa di rumah oma seperti tema yang diusungnya. Lantai 2 Waroenk Talubi juga memiliki outdoor seating area di mana kamu bisa bersantap sambil menikmati lalu lalang Jalan Suryakencana yang sibuk.
Ada 2 menu utama yang jadi unggulan Waroenk Talubi Bogor: Paket Peluk Oma dan Paket Sayang Oma. Komposisinya hampir sama. Kalau Paket Peluk Oma disajikan dengan ayam bakar, sementara Paket Sayang Oma menawarkan ayam goreng. Gue sendiri memilih yang Paket Peluk Oma. Mau tahu harganya berapa? Rp 20.000,00 aja dong! Udah dapet nasi uduk, ayam bakar, tahu, dan 2 macam sambal. Sambalnya terdiri dari sambel ijo yang gurih dan sambal Talubi yang pedesnya nonjok! Sebagai penyuka rasa pedas, gue puas banget. Sebagai menu pelengkap, gue memilih paru goreng yang disajikan dalam lumuran serundeng yang guriiihhh. Ayam bakarnya itu enak bangeeettt. Setelah ngobrol sama owner-nya, Bu Ellen, ternyata ayam bakar Waroenk Talubi ini emang dibalut dengan racikan terasi dari kampung. Paru gorengnya juga empuk banget.

bersantap siang di waroenk talubi, jalan suryakencana bogor

desain interior lantai 2 waroenk talubi
Selain itu, Waroenk Talubi juga menyediakan nasi pecel dan menu-menu sampingan lainnya seperti babat goreng yang laris manis! Untuk minuman, gue memilih es jeruk kelapa muda yang segeeerrr.
Wah, ternyata nggak perlu pusing-pusing kalau mau kulineran di Bogor. Cukup pesan hotel semalam di pusat kota, lalu bertualang seharian di Jalan Suryakencana! Petualangan kuliner bisa digabungkan dengan wisata Kebun Raya Bogor dan Museum Kepresidenan yang lokasinya berdekatan. Buat kaum urban Jakarta, cukup lah dua hari atau bahkan one day trip melarikan diri ke Bogor saat akhir pekan tiba.

Bersama kokoh dan cici
Gimana, kuliner Bogor ternyata nggak kalah sama kuliner di Bandung, ‘kan? Meski belum sekaya di kota kembang, tapi Bogor bisa menjadi pilihan. Untuk akomodasi, Papa Ho Hotel bisa menjadi rekomendasi bermalam di kota angkot ini. Ulasan lengkapnya, silakan dibaca di: Pengalaman Menginap di Papa Ho Hotel, Bogor
Well, then. Happy learning by traveling
Ampun dah bang kalau BABi hehehe
Yang sabar ya..
Kebetulan besok mau jalan ke Bogor, ketimbang jauh-jauh ke Puncak dan bermacet-macet boleh nih coba kuliner dalam kota (psst, terutama yang banyak babinya :hihi). Terima kasih buat rekomendasinya ya Mas! Penasaran nih ingin mencoba sendiri bagaimana sensasi makan dan minuman asli Surken :)). Setelah baca tulisan ini jadi nggak bingung lagi mau mencoba warung yang mana :hoho.
Senang bisa membantu, bro. Rekomendasi kuliner ini sudah urut sesuai walking distance dari Lawang Suryakencana (depan KRB). Enjoy! 😀
Itu unik juga yag Bir Kocok hahhahahha. 😀
Unik dan sehat, bang. Daripada ngocok yang lain, ‘kan.
Arisan maksudnya.
Bener juga hahahhahahhaha
Itu semua dimakana dalam sehari ya kak ? Ampun dah… kenyangnya…
Mantap tuh Babi sama Beernya… untungnya Beernya gak Haram. Hahaha
Iya dalam sehari, bro. Hahaha. Makanya butuh partner, biar bisa icip semua. Nanti per tempat pesennya satu porsi aja 😀
mw coba ah
Yuk
hampir tiap minggu ke Bogor ternyata ada yang terlewat juga ya…
Yg deket memang sering kali terlewat, bro 😀
Terlewat karena saking banyaknya wisata kuliner di Bogor, banyak yang enak-enak hehe
Enak dan beda, bro! Lo tinggal di Bogor?
Tinggal di Jakarta bro tapi sering weekend di Bogor hehe
duhh itu Ngo Hiang nya kok tampak enak yaaaa x_x
*tutup mata*
Enak banget lhooo *suapin paksa*
Duch jadi kangen pangsit pegantin nya, dah lama ngak makan itu. Tiap ke daerah itu makan nya soto kuning mulu
Pangsit Pengantinnya emang enak bangeeettt. Kayak gitu kali ya jadi pengantin, enak enak enak. #eh
wow bogor juga punya banyak kuliner enak ternyata, baru tau.. pengen nyobain Ngo Hiang tapi,,, saya ga bisa makan itu 😦
Oh, kirain bisa makan itu juga, koh. Makan Ngo Hiang Ayam aja 😀
Kaaakkk tanggung jawaaaaaabb, aku jadi pengen soto mie bogor sama es doger, nyarinyaa di manaaa dong ini di sini =,=
Waaahhh, Soto Mie + Es Doger = menu sempurna buat makan siang!!! :p
Dek, ajakin tangteu jg song kulineran di bogor. Haha 😀 itu akuboenasaran sama bis kotjok euy
Ayo kita kulineran, Tant. Ke mana pun adek jabanin 😀
Wah, adek ini baik sekali. Kalo gitu tangteu tunggu kiriman tiket dan jaminan akomodasi ya. Huahaha *matreknya keluar*
Tant, padahal adek yg harusnya nunggu kiriman tante
Ini masih banyak lagi lho yg perlu dicoba seputar Surken/Gg Aut:
– dodongkal
– laksa gang aut
– asinan jagung bakar
– bakmi tasik
– hmm apa lagi ya.. *lupa*
Intinya sengaja biar pada balik lagi, hahaha! Oya kalo bawa kendaraan, kapoklah parkir di sini, mahal pisan 😥
Eh masak, bang? Itu semua nggak ada di sumber informasi kami, terus nggak lihat juga kemarin.
Oke oke, next time ke Surken, kudu coba dodongkal sama laksa.
Untungnya kami ngangkot sih 😀
[…] Baca Juga: 8 Kuliner Bogor Dalam 1 Hari […]
Mantap dah ulasannya
Terima kasih, masbro
[…] Padahal saya pikir Jalan Suryakencana tuh di manaa, apalagi setelah baca postingan blognya Nugi yang ini, kan saya penasaran mau tahu itu di mana. Tapi ternyata masih searah BTM tooh, haha. Sepertinya sih […]
Wahaha selamat menikmati Suryakencana. Btw setauku Lawang itu artinya Pintu, dan cukup make sense karena gapura besar itu adalah pintu masuk menuju Suryakencana. Cmiw
Coba combro yang deket toge goreng itu deh, Mantap!!
next time deh kak, haha
[…] Baca Juga: Ini 8 Kuliner Bogor yang Bisa Kamu Cicipi Dalam Sehari […]
wah, wilayah kekuasaanku kak.
belum coba Sotomie Kang Ohim kan?
kabarin kalo di Bogor, nanti diajak ke sana haha
wah belom pernah kalo yang itu. siaaappp nanti aku kabari kalo ke bogor.
Sore ini gw kelar dari kebon raya, trus ngeliat ni pecinan biasanya banyak makanan enak dan nemu blog kamu, sayangnya lagi pergi ama temen muslim jd g bs gw ajakin mamam baabii 😢😢😢
Padahal gw ngiler2 udah baca blog kamuuuu 😢😢
Huahahaha. Aduh, kalo mau puas wisata kuliner, next time cari temen seiman atau mending sendiri sekalian 🙂
Makasih udah mampir
[…] bahkan Hotel 101 Bogor pun berdiri di salah satu titik jalan ini. Petualangan gue menjelajah 8 kuliner Bogor di Jalan Surya Kencana udah pernah gue tulis sebelumnya. Nah, baru-baru ini ada satu tempat makan baru di Surya Kencana […]