Jalan-Jalan Kekinian di Kebun Buah Mangunan, Yogyakarta

Welcome, backgenic!

Welcome, backgenic!

Saat pertama membaca namanya dari tulisan kak Bulan (iya, Bulan #DuoGinuk itu), tempat ini tidak serta merta memancing rasa penasaran gue. Apa sih menariknya sebuah kebun buah? Jadilah, selama beberapa bulan lamanya, tempat ini hanya mengendap jauh di sudut benak. Sekedar diingat, sekedar diketahui, tapi tidak diinginkan. Sakit, ‘kan? #ehgimana.

Tapi lalu kemudian nama ini ramai diperbincangkan di lini masa, banyak disebut-sebut dalam komunitas-komunitas di dalam aplikasi perpesanan whatsapp. Posisinya di sudut benak perlahan terangkat naik. Gue menjelajah dunia maya untuk mencari tahu foto-foto terbaiknya dan akses menuju tempatnya, sampai akhirnya, “Oke. Gue harus ke sana!”

 

How to Get There?

When it comes to a holiday, I must admit that I’m not a morning person. Maka pada hari itu pun, gue bangun pagi sesanggupnya, dan berangkat berboncengan sepeda motor saat siang sudah menjelang. Gue dan Kodon melaju menuju Jalan Imogiri di selatan kota dari rumah yang berada di barat Yogyakarta. Secara mudah, cukuplah gue katakan kami mengikuti papan penunjuk jalan menuju Makam Raja-Raja Imogiri.

Pemandangan sungai berkelok dari gardu pandang

Pemandangan sungai berkelok dari gardu pandang

Tidak ada angkutan umum menuju Kebun Buah Mangunan, jadi pengunjung harus menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan sewa.

Tiba di sebuah persimpangan, kami berbelok mengikuti papan petunjuk yang mengarah ke Kebun Buah Mangunan. Mulai di sini, kondisi jalan yang semula lempeng-lempeng aja berubah menjadi penuh liku dan tanjakan-turunan. Gue bahkan sempat merelakan diri turun dari sepeda motor yang tengah meraung kepayahan menaklukkan sebuah tanjakan, dan baru kembali berboncengan di ujung tanjakan.

Panorama Kebun Buah Mangunan dengan samudera lepas yang mengintip di ujung cakrawala

Panorama Kebun Buah Mangunan

Perjalanan penuh liku ini memang cukup lama dan minim rambu petunjuk, jadi nggak usah buru-buru takut kesasar. Just follow the crowd and you’ll be there 😀

 

What’s in There?

Di sebuah persimpangan, kami berbelok ke kanan, sementara jika terus lurus kami akan tiba di Hutan Pinus. Kami kembali melalui jalanan sempit berliku dengan hamparan pemandangan hijau dan rumah-rumah warga desa, sebelum akhirnya tiba di pintu masuk objek wisata Kebun Buah Mangunan.

Berfoto di pondok kayu Kebun Buah Mangunan

Berfoto di pondok kayu Kebun Buah Mangunan

Kami masuk melalui loket tiket, cukup membayar karcis dengan harga yang masih terbilang murah, Rp 5.000,00. Setelah memparkirkan motor, kami berjalan menapaki jalur menanjak yang untungnya tidak jauh.

Saat itu adalah pekan libur panjang Natal dan Tahun Baru, sehingga suasana Kebun Buah Mangunan cukup ramai, tapi masih kondusif dan dapat dinikmati. Objek wisata ini menawarkan pemandangan menakjubkan dari ketinggian. Hamparan hijau hutan yang alami, gugusan pegunungan yang menyembul gagah dari balik pepohonan, serta samudera lepas yang tampak samar di bawah batas cakrawala biru, semua tersaji syahdu dan berpadu di depan matamu.

Bisa foto trick kayak gini!

Bisa foto gaya-gayaan kayak gini!

Hampir sama seperti Kalibiru, Kebun Buah Mangunan juga memiliki pondok-pondok kayu atau rumah-rumah pohon yang berdiri menghadap pemandangan lepas. Menjadikannya spot ideal untuk bersantai dan berfoto.

Nggak usah repot-repot nunggu pengunjung yang sedang di atas untuk turun lebih dulu. Saat kami menilai pengunjung itu sudah cukup lama menikmati suasana, kami langsung naik ke atas pondok dan pengunjung lama itu akan turun dengan sendirinya. Kalau nggak digituin mereka yang keenakan, broh! Tapi sebagai gantinya, nggak boleh baper kalau ada pengunjung baru yang ganti datang menghampiri.

Berfoto di gardu pandang

Berfoto di gardu pandang

Selain pondok-pondok kayu, ada gardu pandang di ujung tebing yang memberikan panorama indah sungai coklat yang berkelok-kelok di antara hutan yang elok. Sayangnya spot ini nggak terlalu lebar, hampir sama lebarnya dengan yang ada di Tebing Keraton Bandung (lengkap dengan batu-batu besar untuk atribut foto), sehingga harus berebut saat ingin berfoto selfie.

Tak sengaja bertemu teman-teman, Hery dan Desi

Tak sengaja bertemu teman-teman, Hery dan Desi

Puji Tuhan, saat itu cuaca cerah sehingga keindahannya tetap mempesona. Tapi, kalau kamu punya waktu sampai matahari terbenam, bertahanlah lebih lama dan saksikan detik-detik sang aditya tenggelam di balik garis horizon.

 

Food and Beverages

Nggak usah cemas, ada banyak penjual makanan dan minuman di Kebun Buah Mangunan. Ada mie instan, gorengan, bakso, dan aneka minuman, lumayan buat mengganjal perut atau sekedar memuaskan hasrat mengunyah.

 

What’s Next?

Setelah puas mengunjungi Kebun Buah Mangunan, kamu bisa ngemil-ngemil di El Tempo del Gelato – Prawirotaman atau Kalimilk – Monjali, dua tempat kekinian yang layak disambangi para pemuja eksistensi. Oh ya, kunjungan ke Kebun Buah Mangunan dapat dikombinasikan dengan Hutan Pinus dan Makam Raja-Raja Imogiri. Saat malam, Monjali (Monumen Jogja Kembali) akan berubah menjadi Taman Pelangi yang cantik dengan macam-macam kreasi lampion, tiket masuknya seharga Rp 20.000,00.

Baca juga: Nekad Trekking ke Tebing Keraton

Mau pesen hotel murah di Jogja? PegiPegi ada Special Deal nih!

300x2506

Bangga banget sama kampung halaman gue ini. Jogja, atau Yogyakarta, selalu menghadirkan sesuatu yang baru setiap tahunnya. Tempat wisata kekinian, obyek jalan-jalan kekinian, selalu ditemukan di bumi mataram yang nyaman. Ayo ke Jogja lagi!

Iklan

20 komentar

  1. Aku pikir repot banget harus mendaki di jalan terjal segala. Ternyata itu cuman foto gaya2-an ya. haaha Pemandangan bagus. Baru tau di Jogja ada kayak gini. Dulu pernah ke makam raja di Imogiri. Mau pingsan tangganya banyak bangeeeet, trus liat ibu2 tua pake jarik santai aja gitu gak kecapeaan. hahaha

    1. Santai, kak. Tempatnya sudah tourist friendly, bisa didatangi semua usia. Tapi perjalanannya memang penuh liku.

      Aku malah belum pernah ke Makam Imogiri *ditampol*

  2. kekinian hehe 😀

  3. lumayan juga baca rute ke sana pake berkelok pake tanjakan turunan, kupikir udah jalan pegunungan macam Tawangmangu – Karanganyar hehe

    1. Perjalanannya asyik, mas. Asri dan siliiir 🙂

  4. mysukmana · · Balas

    yang ada kebu karetnya itu ya ini? atau pinus..kok gak foto disitu mas

    1. Iya deket sama Hutan Pinus, mas. Gak sempet ke Hutan Pinus, malamnya udah harus balik Bandung, sorenya mau cari oleh-oleh dulu 😀

  5. rudhanto · · Balas

    “Kami masuk melalui loket tiket, cukup membayar karcis dengan harga yang masih terbilang murah, Rp 5.000,00…”

    Ini salah satu yang membuat istimewanya Jogja, saya jadi tambah kangen 😛

    1. Saya juga bangga dengan Jogja, mas. Jogja istimewa 😀

  6. Gw kapok ketempat ini, puanas berdebu dan ngak ada buah hahaha

    1. Kalau panas, iya bener. Kalau berdebu, kayaknya tergantung musim mas. Waktu aku ke sana jalurnya malah becek.

  7. kebun buah manguna indah diliat waktu fajar menyingsing

    1. Sayang saya ke sana saat siang 😦

  8. ini salah satu spot yang instagramable banget. tau tempat ini dari postingan di IG yg banyak bertebaran 😀

    1. Iya bener, instagrammable banget!

  9. […] pasti tahu kalau Jogja punya segudang objek wisata. Sebutlah beberapa nama kekinian seperti Kebun Buah Mangunan, Hutan Pinus Mangunan, Gunung Purba Nglanggeran, Puncak Suroloyo, atau Puncak Becici, semuanya […]

  10. […] Baca Juga: Jalan-Jalan Kekinian di Kebun Buah Mangunan, Yogyakarta […]

  11. […] Baca juga: Jalan-Jalan Kekinian di Kebun Buah Mangunan, Yogyakarta […]

  12. […] dan Keraton, kamu bisa melipir ke Bukit Pengilon, Puncak Kleco Nanggulan, Gunung Purba Nglanggeran, Kebun Buah Mangunan, dan masih banyak lagi. Mau ke candi? Selain Prambanan, kunjungi juga Candi Ratu Boko, Candi Sewu, […]

Like atau komentar dulu, kak. Baca tanpa komentar itu kayak ngasih harapan semu :D

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Lonely Traveler

Jalan-jalan, Makan dan Foto Sendirian

Guru Kelana

Perjalanan sang guru di berbagai belahan dunia

dyahpamelablog

Writing Traveling Addict

Daily Bible Devotion

Ps.Cahya adi Candra Blog

bardiq

Travel to see the world through my own eyes.

Mollyta Mochtar

Travel and Lifestyle Blogger Medan

Jalancerita

Tiap Perjalanan Punya Cerita

LIZA FATHIA

a Lifestyle and Travel Blog

liandamarta.com

A Personal Blog of Lianda Marta

D Sukmana Adi

Ordinary people who want to share experiences

PAPANPELANGI.ID

Berjalan, Bercerita; semoga kita terbiasa belajar dari perjalanan

Guratan Kaki

Travel Blog

Omnduut

Melangkahkan kaki ke mana angin mengarahkan

Efenerr

mari berjalan, kawan

BARTZAP.COM

Travel Journals and Soliloquies

Bukanrastaman

Not lost just undiscovered

Males Mandi

wherever you go, take a bath only when necessary

Eviindrawanto.Com

Cerita Perjalanan Wisata dan Budaya

Plus Ultra

Stories and photographs from places “further beyond”.

backpackology.me

An Indonesian family backpacker, been to 25+ countries as a family. Yogyakarta native, now living in Crawley, UK. Author of several traveling books and travelogue. Owner of OmahSelo Family Guest House Jogja. Strongly support family traveling with kids.

Musafir Kehidupan

Live in this world as a wayfarer

Cerita Riyanti

... semua kejadian itu bukanlah suatu kebetulan...

Ceritaeka

Travel Blogger Indonesia

What an Amazing World!

Seeing, feeling and exploring places and cultures of the world

Winny Marlina

Winny Marlina - Whatever you or dream can do, do it! lets travel

Olive's Journey

What I See, Eat, & Read

tindak tanduk arsitek

Indri Juwono's thinking words. Architecture is not just building, it's about rural, urban, and herself. Universe.

dananwahyu.com

Menyatukan Jarak dan Waktu

%d blogger menyukai ini: