
Warkop Modjok yang lagi ngehits!
Sebagai salah satu surga kuliner Indonesia, kita pasti setuju bahwa Bandung nggak pernah bosan menawarkan inovasi-inovasi tempat makan dan inovasi kuliner di sudut-sudut jalannya yang rimbun. Nah, pada tulisan kali ini, gue akan memberikan ulasan tentang tiga tempat makan kekinian yang lagi happening di Kota Kembang ini!
Waroeng Kopi Modjok
Nggak salah deh kalau tempat ini dinamakan Waroeng Kopi (Warkop) Modjok, karena lokasinya memang benar-benar mojok! Terpencil di sudut komplek Perumahan Pondok Hijau, Jalan Pinus Raya. Untuk menuju tempat ini, kamu harus menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan sewa yang bisa didapatkan dengan harga mulai Rp 70.000,00 untuk sepeda motor per hari.
Tempat dan Suasana
Konsep tempatnya sendiri memang kece, dirancang bagai sebuah rumah pedesaan mungil dengan sepetak taman sederhana di halaman depan dan sampingnya. Taman mungilnya bertabur batu-batu koral dan dibatasi dengan pagar kayu berwarna putih, diisi dengan tanaman-tanaman kecil dan beberapa set meja – kursi.

Kamu mau ngopi sama aku?

Aduh, si teteh bikin nggak fokus
Yang unik, beberapa kursi dibuat menggunakan drum atau pail cat bekas, sayangnya nggak terlalu nyaman buat duduk karena masih ada bagian timbul yang melingkari tepi permukaannya. Ada juga sebuah sepeda anak perempuan ala tempo dulu yang sering dijadikan objek selfie dan berfoto.

Area outdoor sitting Warkop Modjok

Area luar yang misbar — gerimis bubar 😀
Sementara bangunan utamanya sendiri didesain dengan dinding kayu berwarna biru muda kusam sehingga terkesan sangat vintage dan rustic. Selaras dengan dinding, lantai dan meja-meja pun terbuat dari material kayu, pun beberapa rak lawas yang ditata menjadi ornamen dekoratif. Untuk menguatkan kesan pedesaan, daftar menu ditulis pada sebuah papan tulis hitam yang diletakkan di atas dan depan meja pemesanan.
Cara Memesan Makanan
Ini juga menjadi salah satu kekurangan Warkop Modjok. Karena nggak ada buku menu, pengunjung harus mengantri di meja pemesanan untuk memilih menu dan membayar pesanan. Yes, pembayaran langsung dilakukan di muka, dilayani oleh seorang bapak paruh baya etnis Tionghoa yang gue duga adalah sang pemilik warkop. Metode penghitungan dan pembayarannya juga masih agak konvensional, sehingga proses pembayaran kadang bisa agak lama.

Sambil nunggu makanan, ngeksis dulu lah yaaa
Setelah memesan dan membayar, silakan duduk di samping kusir yang sedang bekerja, sang petugas akan memanggil namamu saat pesananmu sudah siap. Cukup lambaikan tangan ke kamera, dan waiter / waitress akan menghampiri mejamu.
Makanan dan Minuman
Warkop Modjok menawarkan beberapa menu makanan dan minuman sederhana yang biasa kamu temukan di warung-warung kopi ala mahasiswa, terutama kopi (yes, of course). Bedanya, di sini harga yang dipatok tentu lebih tinggi dari standar harga di Warung Gemboel atau warkop kang Asep, dengan penyajian yang lebih menarik dan beberapa inovasi.

Nasi Goreng Kekotaan dan Iced Milk ala Warkop Modjok
Pada kunjungan bulan Februari lalu bersama rekan-rekan gereja, gue memesan Nasi Goreng Kekotaan (IDR 15,000) dan Iced Milk (IDR 12,000). Sayangnya, nasi goreng gue rupanya berada di bawah ekspektasi. Tak ada yang spesial untuk urusan rasa, porsi, dan komposisi, hanya disajikan dengan orak-arik telur dan beberapa potong sawi. Tak ada suwiran daging ayam atau komposisi nendang lainnya. Cara penyajiannya juga nggak terlalu istimewa, ditempatkan dalam wadah anyaman bamboo yang dilapisi lembaran kertas minyak. Untuk Iced Milk juga hanya berupa susu kental manis biasa, bukan susu murni atau susu-susu lainnya.
Sementara menurut pengakuan salah satu temen gue, tempe mendoan-nya enak.
Kesimpulan
Buat kamu para petualang kuliner atau detektif rasa, this is not the right place for you. Pokoknya kalau ke Warkop Modjok, kamu harus memfokuskan motivasimu untuk nongkrong dan quality time. Tempatnya nyaman buat ngobrol-ngobrol, asyik buat foto-foto, asal jangan pas weekend aja karena bisa sangat ramai (sama seperti saat kami datang hari Minggu itu). Tersedia fasilitas wifi gratis dengan kecepatan yang oke.
Baca Juga: Paskal Food Market, Tempat Makan Idaman di Dekat Stasiun Bandung
Sudirman Street

Suasana Sudirman Street, Bandung
Masih berada di kawasan pusat kota Bandung, Sudirman Street bisa jadi pilihan untuk tempat makan enak dan tempat nongkrong yang seru! Lokasinya ada di Jalan Jend. Sudirman, bisa dicapai dengan angkot kuning Cibaduyut – Karangsetra, berhenti di Jl. Jend. Sudirman lalu sedikit berjalan kaki sampai Sudirman Street. Bisa juga dengan semua angkot lain yang melalui Stasiun Bandung, turun di Pasar Baru atau di perempatan Pasir Kaliki lalu berjalan kaki sekitar 1 kilometer.
Tempat dan Suasana
Sudirman Street terdiri dari beberapa vendor makanan yang berderet di sepanjang area memanjang yang menghubungkan Jl. Jend. Sudirman dengan Jl. Cibadak. Jadi memang dirancang seperti Chinatown street food market sungguhan. Nggak usah takut kehujanan, karena area Sudirman Street sudah dilindungi dengan atap semi transparan.

Mural art-nya bisa buat ngeksis
Yang menarik, ada mural atau street art pada satu sisi dinding di dekat pintu masuk dari Jl. Cibadak. Kayak di Penang atau Ipoh, Malaysia! Oke banget buat foto-foto.
Cara Memesan Makanan
Cukup hampiri vendor makanan pilihanmu, pesan menumu, bayar di tempat, lalu ambil nomor meja yang disediakan dan tunggu pesananmu datang. Rata-rata harga untuk seporsi makanan berat adalah mulai dari IDR 30,000. Untuk tempat duduk, kamu bisa memilih kursi di mana pun, nggak harus di kursi yang berada di depan vendor makananmu. Tapi, jangan lupa informasikan di mana lokasi tempat dudukmu kepada vendor makanan yang kamu pesan.
Makanan dan Minuman
Sebagian besar makanan di Sudirman Street memang merupakan makanan yang mengandung daging babi (pork). Maklum, Sudirman Street ini berada di kawasan pecinan atau Chinatown. Tapi, ada juga kok sedikit vendor yang menyediakan makanan halal. Atau, bisa juga dengan cukup memesan minuman sambil menghabiskan waktu bersama teman-teman.

Bakmie Medan IDR 30,000

Sate-satean yang menggoda lidah
Saat itu gue memesan Bakmi Medan seharga IDR 30,000. Cukup enak dan memuaskan dengan semangkuk mie berisi potongan daging babi merah, telur, dll, lengkap dengan Es Liang Tea. Temen gue memesan Bistik Babi seharga IDR 27,000, sejenis roti-rotian ala Meksiko seharga IDR 35,000, dan sate-satean seharga IDR 7,000 per tusuk. Kami duduk di depan d’Cheers yang menyediakan macam-macam bir botol dengan harga terjangkau, kisaran IDR 20,000 atau IDR 30,000.
Kesimpulan
Gue suka Sudirman Street! Lokasinya berada di pusat kota, dapat dijangkau dengan angkutan umum. Tempatnya cukup nyaman dan ada dekorasi mural. Makanannya worth the price, memang agak mahal tapi setara dengan porsi, rasa, dan komposisi. Pokoknya kalau kalian ke Bandung, ajak gue makan di Sudirman Street ya.

Want some beers?
Catatan
Sudirman Street baru mulai beroperasi pada malam hari, sekitar pukul 18.00 (gue juga nggak tahu pasti jamnya). Saat gue dan temen-temen ke sana sekitar pukul 16.00, masih belum banyak vendor yang buka.
Baca Juga: Nikmat Nasi Goreng Mawut ala Jogja di Sekar Alas, Bandung
Celengan
Lepas dari Sudirman Street, kami memasuki area Cibadak Culinary Night di sepanjang Jalan Cibadak. Nah, di salah satu sudut jalan itu, ada salah satu tempat makan yang cukup menggoda rasa penasaran temen gue karena visualisasi makananya yang menarik di media sosial Instagram. Namanya — Celengan.
Mohon maaf sekali lagi, bahwasanya Celengan ini juga merupakan tempat makan haram untuk melampiaskan segala hawa nafsu, huhuhu.
Tempat dan Suasana
Tempatnya sih nggak ada yang spesial ya, tipikal rumah-rumah makan ala Tionghoa. Tapi ada satu ruang panjang sendiri di sayap kanan, tempat gue dan temen-temen menikmati santapan kami. Ruangan panjang ini lebih modern daripada ruang makan utama. Kebetulan saat itu kondisinya nggak terlalu ramai, jadi kami bisa tenang ngobrol dan meluangkan waktu bersama.
Cara Memesan Makanan
Tipikal cara pemesanan di café atau rumah makan. Pilih menu yang kamu inginkan dari daftar menu, panggil waiter atau waitress, lalu utarakan pesanan. Pesanan yang sudah dinikmati dapat dibayar kemudian di meja kasir, bisa lebih dulu meminta bon.
Makanan dan Minuman
Makanan-makanannya sih lumayan enak. Gue memesan Babi Asap (Smoked Pork) dengan nasi dan Iced Thai Tea. Babi asapnya cukup enak, disajikan dengan cabai ulek yang lebih nikmat dinikmati setelah dicampur dengan kecap asin. Sayang Iced Thai Tea-nya kurang terasa seperti Thai Tea, warnanya juga terlalu coklat, disajikan dalam sebuah wadah plastik. Total semuanya kira-kira hampir IDR 50,000.

Smoked Pork dan Iced Thai Tea

Babi Cabe Garam ala Celengan Bandung
Menu-menu lain yang kami nikmati saat itu adalah Babi Cabe Garam IDR 30,000, Pork Crackle IDR 38,000, semacam dessert seperti es campur IDR 30,000, dan Milk Tea IDR 15,000. Harganya masih dalam batas standar harga makanan di tempat makan Tionghoa.
Kesimpulan
Tempatnya layak kamu jadikan pilihan buat santap siang atau santap malam. Tempatnya nyaman meski nggak memberikan tema interior tertentu, lokasinya mudah dijangkau dengan angkutan umum, rasanya cukup enak, dan harganya pun nggak terlalu mahal.
Catatan
Plis, ingat perut, ingat kolesterol, ingat timbangan. Jangan kalap pesan menu sampai lupa tubuh sehat idaman.
Baca Juga: Menikmati Sajian Indocina di Gigglebox Cafe & Resto, Bandung
Nah, dari tiga ulasan tempat makan di atas, mana yang paling menarik buat kamu?
Banyak juga tempat makan yg ngehits dan berseliweran fotonya di IG, tp makanannya mah biasa aja yaa.. Bukan gak enak, cuman gak di atas rata2. Menang tempat aja sih. 😀
Biasanya gitu, kak. Yang konsep tempatnya bagus, makanannya biasa aja. Jual tempat dan suasana.
Etapi ada juga yg tempatnya bagus dan makanannya enak, meski jarang 🙂
Hehe..iya ada juga. Penasaran sama Sudirman Street. Udah lama nih gak ke Bandung.
Cusss main ke Sudirman Street, lagi ngehits lho. Ada yg halal juga kok.
Sudirman Street dan Celengan menggoda banget nih Kak :haha. Sate-sateannya terutama, menggoda iman banget. Terima kasih ya buat rekomendasinya, fix nih kalau ke Bandung sekali lagi saya mesti datang dan icip-icip ke sana :hehe. Bandung memang masih banyak banget punya tempat yang menyenangkan buat dijelajahi!
Ajak nongkrong ke situ ya kalo lagi main ke Bandung 😀
Siap!
Ah, makanannya itu gi, kebanyakan bukan utk kami2 bgt 😀
Ke warkop modjok aja, bro 🙂
Masih terbilang mahal sih, tapi belum tau juga kalo emang rasanya bisa di adu 😀
Yang mana, bro? Tiga-tiganya?
Kalau menurutku sih, harga ketiganya standar harga cafe / resto di Bandung. Warkop Modjok worth buat tempat, Sudirman Street dan Celengan worth buat makanan. Kalau udah komposisinya ada babi, gak bisa banyak berharap soal harga hehehe.
Ah nampak menarik. Langsung merasa jadi warga Bandung abal-abal karena banyak banget tempat baru di Bandung yang belum dikunjungin.
Iya memang menarik! Eh lo di Bandung, bang?
Ngga. Lagi di Jkt. Asli Bdg, kerja di Jkt. Hehe
Waduhh udh lama ninggalin Bandung jd kangen sm suasananya apalagi makanan makanannya hmmmm ntr mau nyoba Warung Podjok ahhh biar ngehits! Hahaha
Si akang kelamaan di negeri seberang nih wkwkwk
Makasih reviewnya mas, bisa dicoba nanti kalo saya ke Bandung
Sama-sama, bro. Kita pesta babi 😀
buat pemakan segalanya seperti aku ke celengan dan sudirman street pasti happy bangat ini
Yuk bareng gue hahaha
wah terima kasih untuk reviewnya. lengkap banget dan detail nih dan bsa jadi referensi pas liburan ke bandung lagi 🙂
Sama-sama, bang. Senang dapat menginspirasi 🙂
aku tau tempat ini hehehe karena beberapa waktu lalu pernah tayang di NET tv bersama travel blogger hits pergidulu.com hehehe
Warkop Modjok ya? Tempat makan hits bersama travel blogger hits..
Hohoho iya
[…] gue disambut oleh udara sejuk khas pegunungan yang memang sudah akrab dalam keseharian gue di Bandung, Jawa Barat, yang juga berhawa sejuk. Gue dan 3 panitia lainnya dipersilakan menunggu beberapa menit di sebuah […]
[…] Review 3 Tempat Makan Kekinian di Kota Bandung […]
[…] Baca Juga: Review 3 Tempat Makan Kekinian di Kota Bandung […]
[…] Baca Juga: Review 3 Tempat Makan Kekinian di Kota Bandung […]
[…] Rekomendasi tempat makan Bandung lainnya bisa lo baca di: Review 3 Tempat Makan Kekinian di Kota Bandung […]