
Lawang Sewu, ikon wisata kota Semarang
Nampaknya belum banyak yang tahu, bahwa kota Semarang di Jawa Tengah adalah kota yang sangat menarik untuk dikunjungi. Kalau ngomongin tujuan wisata di Pulau Jawa bagian tengah, biasanya semua mata akan langsung tertuju padamu pada Jogja, atau Solo. Padahal kota Semarang menyimpan seabrek atraksi yang nggak bisa ditemukan di Jogja atau Solo. Di Semarang inilah, nafas kehidupan multikultur berhembus kuat di setiap sudutnya, mengukir pengalaman-pengalaman berkesan untuk setiap wisatawan.
Kamu nggak perlu cuti berhari-hari kok buat menjelajah kota Semarang―kotanya aja ya, kalau kota Semarang dan sekitarnya (misalnya Rawa Pening, Ambarawa, atau Ungaran) ya lain cerita. Dua hari sudah cukup untuk mengunjungi obyek-obyek wisata kenamaan di kota Semarang, jadi kamu bisa jadikan Semarang sebagai weekend getaway! Iya sik, sama-sama panas kayak Jakarta, sama-sama kotor juga sungainya haha, tapi suasananya beda banget.
Nah, melalui tulisan ini, gue akan menceritakan pengalaman gue mengeksplor kota Semarang selama 1 hari dalam kunjungan kedua gue bulan Mei 2018 lalu, ditambah beberapa tempat yang gue kunjungi di tahun-tahun sebelumnya. So, take your coffee, sit back calmly, and let the adventure begins.
Menuju (dan Pulang Dari) Semarang dengan Kereta Api
Sebagai salah satu kota terbesar di Jawa dan bahkan di Indonesia, kota Semarang terhubung baik dengan wilayah lainnya di Indonesia. Semarang punya Bandara Internasional Ahmad Yani (yang baru-baru ini meresmikan terminal barunya yang lebih luas dan modern), tapi cara paling populer untuk mencapai Semarang dari Jakarta dan Bandung, atau kota-kota lainnya di Pulau Jawa, adalah dengan naik kereta api, tut tut tuuuttt.
Dari Jakarta, kamu bisa naik kereta api ke Semarang dengan harga mulai dari Rp80.000,00 aja! Murah banget, ‘kan? Harga kereta api Brantas rute Pasar Senen – Semarang Tawang ini bahkan sama dengan harga kereta api Argo Parahyangan ekonomi rute Jakarta – Bandung, wikwikwik. Seluruh kereta api ekonomi menuju Semarang berangkat dari Stasiun Pasar Senen, kecuali kereta api Gumarang yang walaupun kelas bisnis tapi tetap berangkat dari Pasar Senen. Kereta api bisnis dan eksekutif menuju Semarang diberangkatkan dari Stasiun Gambir.

Harga dan jadwal perjalanan kereta api dari Jakarta ke Semarang di Pegipegi
Asyiknya, buat ngana-ngana yang punya terlalu banyak uang, atau sekadar haus akan pengalaman baru, kamu bisa naik kereta api Argo Muria Priority (Rp480.000,00) atau Argo Bromo Anggrek Luxury yang harganya Rp1.000.000,00 itu dari Stasiun Gambir Jakarta menuju Stasiun Semarang Tawang. Cobain naik kereta api Argo Muria Priority juga udah lumayan kok. Desain interiornya elegan, ada on-board entertainment, ada wifi, dan makan prasmanan. Lama perjalanannya sekitar 6 jam, beda tipis dengan kereta api ekonomi Brantas selama 6 jam 45 menit.
Ada 2 stasiun kereta api di Semarang, yaitu Stasiun Semarang Tawang dan Semarang Poncol. Stasiun Poncol hanya melayani kereta api ekonomi, sementara Stasiun Tawang melayani semua kelas. Mau turun di stasiun mana nggak masalah, karena sama-sama terletak di pusat kota Semarang, sama-sama terhubung dengan jaringan BRT Trans Semarang. Ya sama kayak Stasiun Yogyakarta dan Stasiun Lempuyangan di Jogja gitu, sih. Keuntungan buat kamu yang turun di Stasiun Poncol, kamu bisa langsung jalan kaki ke Lawang Sewu karena udah deket banget, sementara Stasiun Tawang berada dekat dengan Kota Lama.

Harga dan jadwal perjalanan kereta api dari Bandung ke Semarang di Pegipegi
Nah, kalau udah yakin mau naik kereta apa dan turun di stasiun mana, langsung buka PegiPegi dan pesan tiket keretamu sebelum kehabisan! Pas banget lagi ada GEMPITA alias Gemerlap Promo Akhir Tahun. Jangan lupa, pilih semua stasiun dalam satu kota, misalnya dari JAKARTA (semua stasiun) menuju SEMARANG (semua stasiun), biar bisa langsung cek semua harga dan jadwalnya.
Buat yang berangkat dari Bandung kayak gue, ada opsi kereta api Ciremai dan Harina yang semuanya adalah kereta api bisnis dan eksekutif. Nggak ada kereta api ekonomi dari Bandung menuju Semarang dan sebaliknya, monmaap ya sobat misquen. Jadi kamu cuma bisa naik dari Stasiun Bandung atau Cimahi, nggak bisa dari Kiaracondong, apalagi Gedebage hahaha. Tenang, harganya masih murah kok, kereta api Ciremai Bandung-Semarang bisa dibeli dengan harga mulai dari Rp165.000,00.
Ya Tuhan, ini baru bagian pembukaan dan gue udah nulis sepanjang ini.
Obyek 1: Polder Tawang
Polder Tawang ini nggak sengaja gue temukan sesaat setelah gue tiba di Semarang bulan Mei 2017 lalu. Saat itu, gue mau jalan-jalan ke Lasem, kota kecil di timur Semarang yang sarat wisata heritage. Polder adalah kolam buatan untuk mengendalikan drainase air di wilayah yang rawan banjir rob seperti Semarang. Cmiiw, gue juga belum terlalu paham dengan polder.
Klik ini untuk membaca seluruh cerita perjalanan di Lasem.

Foto panorama Polder Tawang di depan Stasiun Semarang

Bangunan Pabrik Praoe Lajar di dekat Polder Tawang
Gue selalu suka dengan tempat-tempat publik kayak gini. Jadi selagi menunggu babang ojol tiba, gue menikmati pagi dulu di Polder Tawang yang syahdu. Saat itu masih cukup pagi, matahari juga belum tinggi. Gue berjalan-jalan santai menyusuri satu sisi polder, duduk-duduk mengamati segelintir warga lokal yang bersantai dan berolahraga di area polder. Polder Tawang ini juga dikelilingi oleh bangunan-bangunan tua peninggalan Belanda, seperti Pabrik Rokok Praoe Lajar.
Obyek 2: Kota Lama Semarang
Setahun kemudian, yaitu pada bulan Mei 2018, gue kembali berjumpa dengan kota ini. Lagi-lagi menjadi titik transit sebelum menuju destinasi utamanya, Kampung Ragam Warna Mranggen di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.

Gereja Blenduk, alias GPIB Immanuel Semarang

Suasana Kota Lama Semarang
Area Kota Lama Semarang bisa dicapai dengan berjalan kaki dari Stasiun Semarang Tawang karena jaraknya hanya sekitar 500 meter. Menurut gue, pusat Kota Lama Semarang ini adalah Gereja Blenduk, atau yang saat ini secara resmi bernama GPIB Immanuel. Tulisan selengkapnya tentang Gereja Blenduk bisa dibaca di: Semarang Ekspres: Gereja, Klenteng, dan Masjid Agung

Kota Lama Semarang tak seriuh kota tua Jakarta, tenang..
Dari Gereja Blenduk, kamu bisa melanjutkan dengan duduk-duduk santai di Taman Srigunting, blusukan di Pasar Klithikan Kota Lama Semarang, dan menyusuri jalanan Kota Lama Semarang secara acak. Beberapa bangunan ikonik di sekitar Gereja Blenduk adalah gedung Asuransi Jiwasraya, Marba Semarang, Ikan Bakar Cianjur, dan gedung bank OCBC NISP. Hm, bank yang satu ini memang suka banget ya menempati bangunan-bangunan lama.
Obyek 3: Lumpia Gang Lombok
Dari Kota Lama, kamu bisa jalan kaki ke Gang Lombok karena jaraknya juga nggak sampai 1 kilometer. Tapi kalo kamu udah lelah dan tak punya harapan hidup, ya udah naik ojol aja ke Gang Lombok. Ada 2 destinasi utama di sini: Klenteng Tay Kak Sie dan lumpia Gang Lombok yang melegenda itu.
Pas banget nih kalo kamu belum sarapan, karena laparmu akan dipuaskan oleh Lumpia Gang Lombok! Buat yang mau sarapan segera setelah sampai di Stasiun Semarang Tawang, gue sarankan nggak usah makan banyak-banyak dulu. Oh iya, lumpia ini halal, temen-temen blogger gue yang muslim juga pada makan dengan tenang kok. Ada 2 opsi lumpia, yaitu lumpia ayam dan udang. Renyah di luar, lembut dan manis di dalam! Selain dagingnya sendiri, lumpia juga diisi rebung (yang menjadi ciri khas lumpia Semarang) dan telur. Jadi jangan pikir lumpia Semarang ini sama kayak lumpia yang biasa kamu beli dari abang-abang gerobak di depan kampus.

Lumpia-lumpia siap disajikan di Gang Lombok

Lumpia Gang Lombok yang sudah disajikan
Jam bukanya sih, secara teori, memang jam 8:00-17:00, tapi kenyataannya tidak! Setelah siang, lumpia udah akan habis karena diborong oleh para pembeli dan pelanggan yang udah sibuk antre dari pagi-pagi. Jadi emang sebaiknya kamu jangan kesiangan ke Lumpia Gang Lombok kayak pengalaman gue tahun 2015 lalu. Lumpianya juga bisa kamu bawa pulang, ada lumpia basah yang tahan hanya selama 24 jam, dan lumpia kering yang tahan sampai 3 hari saja.

Kedai Lumpia Gang Lombok tampak depan

Mereka yang berada di balik Lumpia Gang Lombok
Pokoknya, kalau ke Semarang, disarankan banget ke sini! Lumpia Gang Lombok ini udah berusia berabad-abad. Saking tuanya, pemiliknya saat ini (generasi keempat) sampai nggak tau tahun berapa kedainya keluarganya ini berdiri.

Es Campur Gang Lombok

Bersama mas @wiranurmansyah, kak @lindaleenk, kak titiw.com, dan mbak Indri Juwono tindaktandukarsitek.com
Setelah memuaskan rasa penasaran yang terpendam selama lebih dari 3 tahun, gue melipir ke sebelah, ke kedai Es Campur Gang Lombok. Saat itu (Mei 2018) Semarang panas bangeeettt! Matahari menyirami Semarang dengan percikan kasih sayangnya yang berlebihan. Makanya, seger banget menyantap es campur ini. Isinya banyak banget! Ada kolang-kaling, pepaya, nanas, mangga, kelapa, dan cincau. Saking banyaknya, gue aja berbagi piring bersama… mas Wira Nurmansyah, hahaha. Pantaslah kalo seporsi Es Campur Gang Lombok ini dihargai Rp23.000,00.
Obyek 4: Klenteng Tay Kak Sie
Persis di dekat Lumpia Gang Lombok, ada sebuah klenteng tersohor bernama Klenteng Tay Kak Sie, yang dalam bahasa Indonesia berarti Kuil Kesadaran Agung. Ia menjadi tempat ibadah kaum Tridharma (Buddhism, Taoism, dan Kong Hu Cu atau Confucianism) yang usianya udah hampir 2,5 abad! Nggak cuma usianya yang banyak, klenteng Tay Kak Sie juga menjadi rumah bagi 15 dewa-dewi, namun yang paling utama adalah Sang Dewi Welas Asih, Kwan Im yang begitu sabar membantu Kera Sakti (lah, kenapa jadi nyambung ke sini).
Mau lihat patung Dewi Kwan Im raksasa? Coba deh ke Klenteng Kek Lok Si yang megah dan besar di Penang, Malaysia. Baca kisahnya di: Drama Perjalanan di Kek Lok Si Temple, Penang
Klenteng Tay Kak Sie awalnya dibangun tahun 1746 di sebuah daerah yang sekarang bernama Bale Kambang. Klenteng kemudian dipindahkan ke Gang Lombok pada tahun 1771, setahun kemudian pembangunannya selesai. Lokasinya hanya beberapa jengkal dari Kali Semarang yang dulunya lebar dan dalam, nggak sempit dan dangkal kayak sekarang, jadi kapal-kapal saudagar Tionghoa dapat berlabuh di tepi kali dan beraktivitas di sekitar kuil.

Laksamana Cheng Ho di depan klenteng Tay Kak Sie

Mbak Indri sedang mengambil foto
Dinamakan Gang Lombok, karena memang dulunya tempat itu adalah sebuah perkebunan cabai. Dalam bahasa Jawa, “Lombok” berarti “cabai”, sekarang paham ya apa impresi pertama kami (orang-orang Jawa) begitu mendengar nama Pulau Lombok. Apa di sana juga dulunya banyak tanaman cabe? #berpikirkeras
Selain melihat-lihat dan mengambil foto (ada patung Laksamana Cheng Ho aka Zheng He di depan klenteng), di dalam klenteng Tay Kak Sie kita juga bisa bermain ciam si (semacam ramalan Tionghoa menggunakan lidi) seperti yang gue lakukan tahun 2015 lalu. Percaya nggak percaya, itu terserah Anda. Gue sendiri berpegang pada prinsip, “It’s not about what you do, it’s about WHY you do it,” yang gue dapat dari ajaran yang gue anut. Tapi tentu, prinsip ini nggak mentah-mentah diterapkan ke semua hal, ya. Kalo udah jelas-jelas dosa, kayak ngebunuh orang, ya udah pasti nggak bener, hahaha.
Obyek 5: Lawang Sewu
Dari area pecinan, gue dan temen-temen blogger melanjutkan perjalanan menuju Lawang Sewu, landmark utama kota Semarang yang sebaiknya jangan kamu lewatkan. Minimal foto di depannya, deh. Dari klenteng Tay Kak Sie, jalan kaki menuju halte BPD, lalu naik BRT Trans Semarang koridor 2 tujuan halte Domenico Savio. Mau yang lebih simpel dan nyaman? Ojol saves your life.

Sepasang menara Lawang Sewu yang cantik

Menara Lawang Sewu dan langit biru
Mungkin buat temen-temen di luar Pulau Jawa, impresi Lawang Sewu sebagai tempat angker masih terpatri kuat di dalam kepala. Tapi percayalah, Lawang Sewu ini sangat aman dikunjungi, bangunannya cantik dan terawat, jauh dari kesan angker. Harga tiket masuknya Rp10.000,00 aja. Secara singkat, cukuplah gue katakan di sini bahwa Lawang Sewu adalah bekas kantor pusat perusahaan kereta api Hindia Belanda, Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) yang dibangun tahun 1904, rampung 3 tahun kemudian.

Bapak pemandu Lawang Sewu di hadapan para blogger
Untuk pengalaman yang lebih maksimal, gue sangat menyarankan untuk menggunakan jasa pemandu di Lawang Sewu. Ongkosnya hanya Rp70.000,00 per grup. Selain mendapat wawasan, kamu juga membantu perekonomian. Kalau kamu bisa, kenapa harus mengharapkan orang lain melakukannya?

Berfoto dengan kereta api di Lawang Sewu, Semarang

Replika Lawang Sewu
Lawang Sewu memang lama tak terurus, seperti hatiku yang lama kau gerus (malah curhat). Namun tahun 2011, Lawang Sewu dipugar. Sekarang kamu kamu bisa berfoto di koridornya yang cantik, atau di jendela-jendela lengkungnya yang apik, atau di depan peninggalan-peninggalan kereta apinya. Simpang Tugu Muda Semarang yang berada persis di depan Lawang Sewu juga cakep menjadi obyek foto. Tulisan selengkapnya tentang Lawang Sewu dapat dibaca di: Bertamu ke Lawang Sewu
Obyek 6: Klenteng Sam Poo Kong

Panorama klenteng Sam Poo Kong
Dari halte Domenico Savio di dekat Lawang Sewu, naik BRT Trans Semarang koridor 5 sampai ke halte Sam Poo Kong. Satu hal menarik buat kamu, klenteng Sam Poo Kong ini dibangun untuk menghormati seorang Tionghoa muslim, Laksamana Cheng Ho atau Zheng He. Beliau ini bukan mualaf seperti Lindswell Kwok ya, tapi memang sudah muslim dari sononya. Penduduk Tiongkok selatan memang cukup banyak yang beragama muslim.
Klenteng Sam Poo Kong buka sampai jam 21:00, tapi yaaa nggak nunggu malem juga sih baru ke sini, karena waktu terbaik adalah pagi hari atau sore hari. Ada 2 area di komplek Sam Poo Kong, yaitu area wisata dan area sembahyang. Tiket masuk ke area wisata sebesar Rp7.000,00 (weekdays) atau Rp10.000,00 (weekend). Sementara tiket masuk ke area sembahyang sebesar Rp27.000,00 – Rp28.000,00. Tahun 2015 cuma main-main ke area wisatanya aja. Pas kunjungan Mei 2018 kemarin udah berencana masuk area sembahyang, tapi terpaksa gagal lagi karena keterbatasan waktu.

Bangunan megah di area wisata klenteng Sam Poo Kong

Patung-patung dan gerbang besar klenteng Sam Poo Kong
Area wisatnya juga udah cukup kok buat kamu yang cuma mencari stok foto Instagram (dih, nyinyir). Ada patung Laksamana Cheng Ho berukuran besar, patung dewa-dewi (atau itu cuma prajurit biasa? Gue nggak paham), gerbang megah bergaya Tionghoa, dan sebuah bangunan tinggi besar bak istana. Gue suka mengambil foto Sam Poo Kong dan keriuhan pengunjung dari atas bangunan itu. Tampilan luar kuil-kuil di area sembahyang juga terlihat dari area wisata ini.
Ada 4 klenteng di dalam area sembahyang, yaitu: klenteng Dewa Bumi, klenteng Juru Mudi, klenteng Kyai Djangkar, dan klenteng Sam Poo Tay Djien yang terbesar. Selain kaum tridharma, klenteng Sam Poo Kong juga menjadi tempat ziarah kalangan muslim dan kejawen.

Simetri

Amateur model in action
Ceritanya, Laksamana Cheng Ho terpaksa berlabuh pada tahun 1416 karena juru mudinya, Ong Keng Hong, sakit keras. Cheng Ho sempat ikut merawat Ong selama beberapa lama, sebelum ia kemudian melanjutkan perjalanan. Saat kondisi sudah membaik, Ong dan beberapa awak kapal yang tinggal itu menyebarkan ajaran Islam kepada warga sekitar, sekaligus menceritakan sosok Cheng Ho, laksamananya. Warga menanggapi dengan memberikan penghormatan di sebuah gua bernama Gedung Batu, inilah yang menjadi cikal bakal klenteng Sam Poo Kong saat ini.
Setelah itu, kamu bisa makan malam di area Simpang Lima Semarang lalu check-in dan beristirahat di penginapan. Buat yang masih punya waktu di Semarang, kamu bisa melanjutkan agenda ke Masjid Agung Jawa Tengah dan Pagoda Avalokitesvara yang tautannya udah gue sematkan di atas. Mudah-mudahan itinerary dari gue di atas membantu kamu yang mau jalan-jalan ke Semarang ya. Keep learning by traveling!
Bisnisnya Harina udah bye-bye loh mas Nug 😆😆
Sekarang diganti gerbong baru ekonomi premium
Eh, tapi nama keretanya masih Harina?
Masih kok. Cuma kelas bisnisnya diganti premium ekonomi. Sesuai kebijakan KAI yg pelan2 menghapus kelas bisnis, dan digantikan dg premium ekonomi.
I see. Makasih update-nya, mas.
Bedone premium ekonomi sama bisnis opo Mas…… Mung ganti nama thok jangan2…
Beda kursi mas. Ga bisa dibolak balik kayak bisnis.
Tapi tetep iso dipangku to Mas :3
Udh pernah naik Kaligung kan? Ya formasinya seperti itu. Tapi dengan dengkul yg sedikit ga mentok lagi wkwkwk
Jok 12-13 dengkulku jeh tabrakan Mas ..
Kata temenku, kudu nyobain Bakmi di semarang. Meskipun di Jogja juga ada, tapi katanya dia lebih otentik gitu rasanya.
Kalau aku tertarik ke Nasi Goreng Pak Karmin haaaha
Eh bakmi apa nih? Bakmi jawa gitu ya?
Katanya gitu. Aku pernah tanya, bakmi apa? Temenku jawabnya, ya bakmi jawa biasa. Tapi kalau di Semarang rasanya beda sama yang di Jogja. Aku juga nggak tau kenapa. Belum nyobain sih. Hahaha
Jadi penasaran nih. Mungkin karena yang di Semarang pake babi? #eh hahaha 😀
Wahahaha. Kalau pakai babi, aku mundur deh wkwk
Nek rabi pie Mas? Mundur opo maju?
Mundur mz. Saya jele dan misqin 😦
bukan maju atau mundur, di atas apa di bawah? #eh
yang paling bikin penasaran tu lawang sewu,, pengen banget jelajah bangunan ini sejak lama tapi belum kesampaian.. padahal gue asli jawa tengah (walau di daerah yang berbatasan jawa barat) tapi jarang bgt ke semarang.. terakhir pas SMP, belasan tahun yg lalu, wkwkwk..
-Traveler Paruh Waktu
Astaga. Gih, agendakan ke Semarang!
Selalu bingung kalo ada temen yang mau ke Semarang minta diajak jalan. Ntar gw share tulisan Mas ini aja dulu lah. *pemalas
Hahaha, trimakasih mas. Semarang potensial kok.
Aku belum pernah masuk ke Sam Po Kong, padahal udah ratusan kali lewat di depannya, hehehe
Sama seperti sudah bertahun-tahun di Kota Semarang tapi belum pernah napakin kaki di tanah Simpang Lima, ahaha
Ayo Mas ke Semarang, banyak wahana air baru di musim hujan tahun ini….
(((wahana air baru))) asek iso tubing ki
Kasihan motor-motor matic yang baru, udah gak ada kick starter, posisi aki juga di rendah, kena air tinggi dikit ya sudah, masuk bengkel,,
Motore njaluk ciblon kuwi mas, hahaha
Masuk dalam wishlist nih eksplor Semarang lebih jauh 😀 Selama ini cuma numpang lewat ^^
Ayo eksplor Semarang, mas 🙂
Setelah baca catatan ini, berarti aku kurang klenteng Tay Kak Sie ya… Oke, siap-siap balik Semarang. 🙂
Katanya ada banyak klenteng gitu di pecinan, kak. Ayo ayo ke Semarang lagi 🙂
HAHAHA AKHIRNYA MENEMUKAN POSTINGAN YANG MENJELENTREHKAN TENTANG TEMPAT TEMPAT SEMARANG YANG BISA DIKUNJUNGI DALAM WAKTU SEHARI! TERIMAKASIH SENPAI!
SAMA-SAMA, OPPA.
Sarangeeee oppa. Cottomate, kimochiiiiiiii
Ikke.. Yamete yamete
wah… udah bolak-balik ke semarang tapi belum pernah ke beberapa tempat yang disebutin di atas.
apa harus ke sana lagi ya?
tapi gak tahan sama mataharinya -____-“
Waaa bolak balik Semarang untuk urusan apa, kak?
terima kasih
Lawang seru itu srem banget untuk beberapa pilot drone. Katanya kalau terbangin di sekitar Lawang Sewu pasti lost signal dan drone jadi tidak bisa dikendalikan.
Kalau di klenteng Sam Poo Kong, saya suka banget sama diorama yang ada di dinding di dekat Goa Gedung Batu kalau nggak salah
Oh gitu bang? Jadi memang masih bernuansa mistis ya.
Aku penasaran sama kuliner Gang Lombok. Pernah pengin mampir saat ke Semarang, tapi isi dompet lagi tipis. Semoga Imlek nanti ada kesempatan ke sana.
Amin amin
mudik tahun ini diagendakan menurut intenarymu mas .. hihihi
Mantap! Ditunggu ceritanya.
[…] Baca Juga: Itinerary Sehari Mengunjungi 6 Tempat Wisata di Semarang […]
Ayok mas ke Semarang lagi, November besok.
Ada apa memang?
[…] besar dengan beberapa obyek wisata―seperti Lembang, Dieng, pantai-pantai Gunung Kidul, dan Kota Lama Semarang. Pilih tempat wisata yang biaya tiketnya murah, atau malah yang gratis sekalian […]
Matur suwun mas info nyaa lengkapp beuuudd menurut saya itu sih yaa… Semoga kesampean taun ini bisa melancong ke semarang 😁😁😁
Amin amin, pasti kesampean
[…] Baca juga: Itinerary Sehari Mengunjungi 6 Tempat Wisata di Semarang […]
Kereeen…sangat membantu sekali..