
Buat sebagian orang, tinggal di Bandung itu nampak menyenangkan. Namun untuk seorang pemuda lajang yang udah 10 tahun lebih tinggal di kota ini, Bandung itu membosankan. Nggak banyak perubahan signifikan dari segi infrastruktur. Maka pada suatu weekend, demi membunuh rasa bosan itu, gue memutuskan untuk melakukan short escape ke kota sebelah, Purwakarta. Meski cuma sehari di Purwakarta, tapi gue udah bisa mampir ke Waduk Jatiluhur dan nonton air mancur di Situ Buleud (Taman Sri Baduga).
Bandung memang punya banyak tempat wisata, tapi konsepnya itu-itu aja. Hutan pinus lagi. Leisure park lagi. Gue juga nggak tertarik dengan tempat wisata yang kegiatannya cuma bisa foto-foto doang, berbayar pulak, tanpa ada yang bisa dipelajari atau diamati. Sebenernya gue suka dengan kawasan Balai Kota, Jalan Braga, Jalan Asia Afrika, dan sekitarnya. Sayangnya ada 1 hal lagi yang gue keluhkan: MACEEETTT! Gue nggak suka banget berkendara dalam kemacetan, meski itu dengan sepeda motor. Frustrating! Sementara nggak ada angkutan umum di Bandung yang bisa diandalkan. Makanya, gue lebih memilih jalan-jalan ke luar kota atau luar negeri sekalian, hehe.

Dari Bandung ke Purwakarta: Naik Travel atau Kereta?
Pagi-pagi itu, gue sudah tiba di pintu selatan Stasiun Bandung yang untuk mengaksesnya harus melalui jalanan yang berlubang, bergeronjal, dan becek. Padahal ada di tengah kota. Gue udah antusias untuk naik kereta pagi ke Purwakarta, sampai petugas yang berjaga di loket berkata, “Baru dibuka nanti jam 9:30.”
“Jam 9:30? Bukannya ada kereta pagi ya?” tanya gue. Gue sudah memastikan, bahwa di papan informasi yang ada di stasiun, ada keberangkatan kereta pagi ke Purwakarta.
Entah karena ada perubahan jadwal atau gimana, kereta pagi ke Purwakarta itu udah nggak ada. Gue segera mengirimkan pesan kepada Sanny tentang apa yang terjadi. Dengan cepat, kami memutuskan untuk berubah haluan ke mobil travel. “Udah tanggung,” ujar Sanny di kotak pesan Whatsapp. Ada 2 operator travel di Bandung yang melayani rute ke Purwakarta: P Trans dan Arnes Shuttle. Pilihan jatuh pada travel kedua karena sudah lebih familiar. Kami memilih berangkat dari pick-up point Bandung Trade Center (BTC).
Segera setelah tiba di BTC dengan menumpang ojol, ada satu kebingungan lagi yang melanda: MALL-NYA MASIH TUTUUUPPP! Padahal loket Arnes Shuttle ada di dekat pintu masuk utama yang masih tutup itu. Gue lalu bertanya sama seseorang (yang mana gue lupa siapa), orang itu lalu menunjuk mbak-mbak penjual tiket Arnes Shuttle yang duduk di tangga pintu masuk.
Oalah. Akhirnya gue beli tiket ke Purwakarta untuk 2 orang, harga tiket Arnes Shuttle rute Bandung-Purwakarta adalah Rp30.000,00 saja. Memang jauh lebih mahal daripada ongkos naik kereta lokal yang hanya Rp8.000,00. Namun harga itu sepadan dengan kenyamanan dan kecepatan. Bandung – Purwakarta ditempuh dalam 1 jam saja, sementara waktu yang dihabiskan dengan naik kereta adalah 2,5 jam. Nggak lama kemudian, Sanny datang.
Baca Juga: Berkelana di Bangka Dalam 2 Hari 1 Malam
Check Point 1: Waduk Jatiluhur (Istora Resort Jatiluhur)
Mobil Arnes Shuttle merapat di halaman parkir Giant Ekstra sebagai pemberhentian terakhirnya. Lokasinya masih terbilang di kawasan pusat kota Purwakarta. Setelah selesai urusan buang hajat dan per-ATM-an, kami memesan taksi online menuju Waduk Jatiluhur yang berjarak sekitar 11-12 km. Betul, GOJEK dan Grab udah ada di Purwakarta, melengkapi jalur angkot yang masih banyak beroperasi.


Puji Tuhan, driver taksol kami adalah pengelola sebuah operator tur lokal bernama POI Travel Purwakarta. Kami yang tadinya bingung mau turun di mananya Waduk Jatiluhur, segera diarahkan ke Istora Resort Jatiluhur. Yang harusnya bayar 2 kali retribusi (tiket masuk kawasan Waduk Jatiluhur dan tiket masuk Istora Resort) jadi gratis sama sekali. Abang driver udah akrab dengan para petugas di sana, sehingga dia cukup bilang, “Bawa tamu, Pak.” Habis perkara! Padahal, harusnya kami menghabiskan biaya Rp30.000,00 lho. Hatur nuhun, kang driver. Hatur nuhun, Gustiii.

Nanti kalo ada kesempatan lagi ke Purwakarta, gue mau hubungi POI Travel ah. Serius. Harga paketnya murah banget, terus nggak usah mikir mau ke mana-mananya, termasuk mau makan di mana. Paket wisatanya juga lengkap, ada city tour juga ada wisata alam.

Gue udah sukaaakkk banget sama Waduk Jatiluhur ini bahkan sejak mobil belum berhenti. Maklum, di Bandung nggak ada perairan sebesar dan sebersih ini. Nggak salah kami diarahkan ke Istora Resort, karena memang di sinilah titik-titik terbaik untuk mengabadikan keindahan Waduk Jatiluhur berada. Waduk kebanggaan warga Purwakarta ini “dijaga” oleh gunung-gunung kecil di sekelilingnya. Tepiannya diselimuti oleh tanaman enceng gondok (cmiiw)
Menurut gue, spot foto terbaik di Istora Resort Jatiluhur ini adalah pada dek yang berbentuk menyerupai kapal, menjorok beberapa meter di atas waduk. Selain itu, di sini juga ada spot dengan tulisan d’Jatiluhur, restoran, rumah pohon (yang ternyata view-nya biasa aja), dan spot foto berbentuk hati. Tapi monmaap, karena foto-foto di kamera hape gue nggak sengaja terhapus saat berada di Macau (dan ternyata belum di-backup semua di laptop atau Google Drive), ada beberapa spot yang nggak bisa gue tunjukkan di sini.
Mendekati siang hari saat cuaca mulai panas dan gerah, kami beranjak meninggalkan Waduk Jatiluhur kembali ke pusat kota. Kali ini kami naik angkot. Kami tinggal jalan kaki sedikit menuju pintu gerbang Istora Resort, lalu menunggu angkot dari pinggir jalan.
Baca Juga: Itinerary Sehari Mengunjungi 6 Tempat Wisata di Semarang
Check Point 2: Makan Siang di Sate Maranggi Maskar Ajiiib Purwakarta
Naik angkot di pedesaan itu memang kadang ajaib. Angkot yang kami naiki sesekali berkendara di luar jalur resminya, mengikuti personal customized request dari penumpangnya, memasuki jalanan kecil yang berbatu-batu sampai angkotnya berjalan pelaaannn banget. Gue sih tenang aja. Pada akhirnya, kami sampai juga di tujuan kami, sebuah pertigaan yang menjadi pembatas imajiner antara kawasan pusat kota dan kawasan Jatiluhur. Jadi, untuk menuju Waduk Jatiluhur dari pusat kota Purwakarta dan sebaliknya bisa dicapai dengan angkot, tapi harus 2 kali.


Dari pertigaan itu, kami naik taksi online menuju Sate Maranggi Maskar Ajiiib yang beralamat di Jl. Mr. Dr. Kusumahatmaja no. 4. Tempat makan ini juga gue putuskan secara impulsif saat itu juga dengan browsing. Seperti biasa, gue memang nyantai banget saat ngetrip di negara sendiri. Nggak banyak mencari informasi dan nggak menyusun itinerary dengan detil.
Walaupun tempatnya sederhana (juga nggak ber-AC), tapi yang penting luas dan bersih. Ada tempat duduk biasa dan tempat duduk lesehan yang ada di kedua tepi ruangan. Kami sama-sama memesan seporsi sate maranggi dengan nasi dan teh panas. Rasa dan porsinya oke lah. Harga pastinya lupa berapa, kalau nggak salah di kisaran Rp30.000.
Baca Juga: Bertualang Kuliner di Cirebon, Dari Warung Sampai Cafe Kekinian
Check Point 3: Stasiun Kopi Purwakarta


Sebenernya sebelum mampir ke Stasiun Kopi ini, kami sempat ke Cikao Park dulu. Namun karena ternyata tempatnya nggak menarik, panas, gersang, kami cuma leyeh-leyeh aja di sana (Sanny malah sampai tidur). Jadi, kunjungan ke Cikao Park gue abaikan di tulisan kali ini ya.
Stasiun Kopi ini deket banget sama Stasiun Kereta Api Purwakarta, tepatnya di Jl. K.K. Singawinata no. 15. Jadi kalau kamu lagi mampir di Purwakarta dengan kereta api dan nggak punya banyak waktu, ngesot aja ke sini.





Gue suka banget sama tempatnya! Homey, dibalut dengan desain interior yang kaya unsur kayu. Berasa lagi singgah di rumah oma-oma Belanda atau nyonya-nyonya Tionghoa. Kayaknya sih Stasiun Kopi ini memang menempati rumah tua peninggalan Belanda yang disulap jadi café. Area yang kami tempati diisi dengan meja dan kursi-kursi kayu. Ada 3 ruangan lain yang diisi dengan sofa-sofa seperti ruang keluarga, salah satunya dilengkapi dengan meja layang memanjang dan kursi-kursi bar untuk mereka yang datang sendirian. Ada beberapa bahan bacaan yang disediakan. Outdoor seating area juga tersedia.

Gue memesan kopi hitam panas dan roti bakar isi cokelat. Harganya lebih murah daripada standar café di Bandung. Tujuan kami ke sini memang mau ngadem dan santai-santai aja, jadi nggak memesan makanan berat. Menu makanan dan minumannya cukup bervariasi kok, ada makanan nusantara dan western.
Baca Juga: 5 Tempat Wisata di Jogja yang Instagrammable dan Anti-Mainstream
Check Point 4 (Final): Air Mancur Situ Buleud di Taman Sri Baduga Purwakarta


Pertunjukkan air mancur yang sempat hits beberapa bulan lalu itu ternyata sudah dekat dari Stasiun Kopi (dan Stasiun Purwakarta), jadi kami bisa jalan kaki ke sana. Ternyata, jalan di depan Stasiun Kopi itu disulap jadi area pedestrian alias car free night setiap malam minggu. Kami berjalan santai bersama warlok (warga lokal, bukan warlok di Warcraft) di bawah lampion-lampion yang melayang saling silang di awang-awang. Kami melalui deretan pedagang makanan dan muda-mudi cosplay begitu saja, straight away to the Sri Baduga Park’s Situ Buleud.
Hari sudah gelap saat itu, mungkin sekitar jam 7 malam. Ratusan pengunjung sudah duduk memenuhi tribun yang mengelilingi situ. Kami agak susah payah menemukan tempat duduk kosong dengan area pandang yang bagus.

Pertunjukkan air mancur ini gratis, tapi tamannya sendiri nggak dibuka sepanjang waktu. Biasanya, pengunjung udah sibuk mengantre sejak sekitar pukul 17:00. Baru kemudian sekitar jam 6 sore, pintu gerbang taman dibuka dan pengunjung masuk berduyun-duyun ke dalam Taman Sri Baduga. Kenapa gue bisa tau? Karena beberapa minggu sebelumnya gue udah ke sini. Udah ikut ngantri, udah duduk ganteng nungguin pertunjukkan air mancur dalam suasana remang-remang, tapi terus gue keluar sebelum pertunjukkan dimulai karena udah keburu pesen travel balik jam 8 malam.
Bersama Sanny malam itu, gue akhirnya kesampaian menyaksikan pertunjukkan air mancur Situ Buleud di Taman Sri Baduga.
Baca Juga: 15 Hal yang Dapat Kamu Lakukan di Palembang
Konon, pertunjukkan air mancur Purwakarta ini adalah yang terbesar se-Asia Tenggara. Bener enggaknya gue nggak tau, karena gue cuma pernah nonton pertunjukkan air mancur yang ada di KLCC Park Kuala Lumpur. Kalau dibandingkan sama yang di KL itu, memang air mancur Situ Buleud ini lebih besar. Seharusnya ada 2 kali pertunjukkan, yaitu jam 19:00 dan 20:00, tapi malam itu pertunjukkan hanya berlangsung sekali jam 19:30. Alasannya sih karena ada kendala teknis. Pertunjukkannya berlangsung selama kurang lebih 15 menit, di mana kita menyaksikan air mancur yang menari-nari dalam berbagai rupa dan warna mengikuti irama lagu kebangsaan yang digaungkan.



Saat ke sini untuk pertama kalinya, gue mengeluhkan kehadiran lampu sorot karena menurut gue mengganggu pandangan. Ternyata eh ternyata, saat pertunjukkan berlangsung, lampu sorotnya dimatikan. Gue cukup puas, ada beberapa bidikan kamera yang mampu mengabadikan lukisan cahaya malam itu dengan indah.
Dari Taman Sri Baduga Purwakarta, kami berjalan menembus hiruk pikuk malam minggu menuju jalan raya untuk menumpang angkot menuju Giant Ekstra. Meski agak tersendat dengan kemacetan, tapi puji Tuhan kami tidak terlambat. Dari Giant Ekstra, kami naik Arnes Shuttle lagi untuk keberangkatan jam 21:00 kembali ke Bandung. Sampai jumpa lagi, Purwakarta. Ingin di lain kali, gue bisa singgah satu malam di bawah langitmu agar bisa menyambut kesegaran pagimu di esok harinya.
Baca Juga: 10 Hal yang Bisa Kamu Lakukan di Pontianak

Nah, jadi buat kamu yang berdomisili di Jakarta atau Bandung, Purwakarta bisa jadi jujugan untuk weeked getaway, entah one day trip atau liburan 2 hari. Kalau perlu, kamu bisa kembali ke kota asalmu pada hari Senin subuh. Selain Waduk Jatiluhur, Stasiun Kopi, dan Situ Buleud Taman Sri Baduga, masih ada banyak banget tempat wisata di Purwakarta. Sayangnya, mereka semua berada jauh dari kota, padahal gue juga pengen ke curug sama situ-nya. Jadi kalau kamu mau berkunjung ke tempat-tempat yang jauh dari kota itu, mending bawa mobil atau sewa tur seperti POI Travel Purwakarta. Oke, sampai jumpa pada perjalanan berikutnya. Keep learning by traveling~
suasana waduk yang ijo royo royo bener deh mas..
bikin sejuk dan menghilangkan stress dari hiruk pikuk keramaian kota
Bener mas, refresh liatnya
saya kalau di Bandung lebih senang berjalan kaki biar betis kuat #eeh
btw, Purwakarta bagus juga ya. dulu sering melintas bila mudik naik bus Jakarta – Bandung – Jakarta sebelum ada tol
Aku juga suka jalan kaki selama trotoarnya enak 😀
Kalau nanti ke Purwakarta lagi, aku pengen eksplor gunung-gunung kecil di sekitar Purwakarta itu, kayak Gunung Lembu.
Weh, sekarang Jatiluhur ada spot foto ciamiknya. Terakhir aku ke sana tahun 2008 Guh wkwk.
Wah, 2008 wis suwe banget ya Ry 😀
Jujur baru kali ini lihat foto waduk Jatiluhur, padahal dari jaman sekolah sudah sering dengar namanya disebut-sebut kalau lagi belajar soal pembangkit listrik 😀 haha, bagus juga ya mas ternyata pemandangannyaaaaaaa~
Apalagi pas sunrise atau sunset. Recommended buat quick escape dari Jakarta.
Murah banged ya KA ke Purwakarta cuma 8.000 perak, tapi 2,5jam itu ga nahan deh kayaknya… Saya dulu pernah ke Museum Wayang di Purwakarta, itu bagus juga museumnya keren & modern. Hasil cetusan Kang Deddy selama menjabat sebagai bupati
Sate Maranggi itu lebih enak mana yah dibanding sate maranggi ternama Hj. Yetty?
Btw, di Bandung ada taman baru mas yang ga bosenin, yang punya konsep dancing fountain juga seperti Sri Baduga ini. Baru dibuka utk umum tgl 17 Agst. Nantikan di feed IG ku hari ini untuk penampilannya. Sebagian sudah diposting di story sih… hehehhehe… Coba mas nanti datang, kasih pendapat bagus mana sama yg di Sri Baduga yah…
Iya murah banget memang, mas. Tapi menurutku 2,5 jam itu nggak terasa karena pemandangannya bikin betah 😀
Wohsiap! Nanti kucek feed-mu.
Tempat yang di Waduk Jatiluhur bagus ya.
Buat santai sambil ngobrol, sesekali motret kayake enak 😀
Bener banget. Sayang kalo dilewatkan saat mampir ke Purwakarta.
keren juga nih jatiluhur, sebagai fans film titanic kayaknya pengen kesana, tujuan utamanya sih pengen ke museum sama air mancurnya… keren pisan…. wkwkw
Baiklah, mas fans Titanic, haha 😀
Hihi, iyo, nonton berkali2 gak bosen… termasuk di rcti kan udah sering diputer
Huwaw, wkwkwk
:-p
Seru juga ya buat short escape. Sayang gerbong warna-warni di stasiun purwakarta-nya udah gak ada 😦
Wih ada blog juga nih, Bro?
Iya seru buat short escape. Ah, gara-gara pada dicolongin sih jadi ditiadakan deh 😦
Meskipun selisih harganya lumayan jauh, tapi waktu tempuh kalau naik travel jadi lebih cepet. Sebanding lah, ya… Itu harga tiket kereta lokalnya kayak harga tiket prameks. Lapan rebu perak doang.
Sate Maranggi itu dagingnya daging apa ya, Nug? Potongan daging e gede-gede banget.
Dagingnya sih sama aja kayak sate yang lain. Yang beda cuma cara penyajiannya, dia nggak pake bumbu kacang.
air mancurnya indah sekali yang di situ buleud! macam yang di KLCC depan twin tower itu lho…
Yoi memang bagus bro hehe
NIce story, mas
memberi gambaran mau kemana aja kalau ke Purwarkarta
Sebelumnya pernah kesana tapi cuma buat mendaki Gunung Lembu
Nah aku malah pengen tuh ke Gunung Lembu. Makasih ya udah mampir 🙂
Suasana waduknya ijo, bikin adem pikiran liatnya.
Kayaknya enak banget duduk santai liatin air dan gunung-gunung dari pinggiran waduknya.
Air mancurnya juga cakep banget, jadi pengen liat secara langsung ke sana.
Bener banget, mas. Duduk-duduk di waduknya dengan santai sambil ngobrol & ngopi memang asoy banget.
blm kesampaian nonton air mancurnya..
pas udah sampai sana, cek in penginapan, baru liat ada pemberitahuan hari ini tutup karna ada perbaikan 😀
akhirnya mlipir ke waduk jatiluhur lagi..enak sih disana
Next time berarti harus ke Purwakarta lagi, mas 😀
Udah tinggal di Jakarta kan sekarang
Nah gitu donk, jalan-jalan biar gak bosen. Ditunggu cerita jalan-jalan berikutnya ^_^
akhirnyaaa ada yg menyuarakan ttg wisata bdg yg jujur aja ngebosenin hahahahha.. aku mau nulis gitu takut dibully ama org bdg :p.
kita sama mas, kalo traveling dlm kota, cendrung cuek ama itin. on spot aja dah :p. mana yg sempet didatangin, ya udah :p.
kalo jd sept ato oct aku mau ke purwakarta juga. tp nginep di skylodge gunung parang itu, yg penginapan di atas tebing :p. moga2 ga ujan sih nantinya.. turun dr skylodge, aku coba liat waduk jatiluhur ama nyobain sate meranggi nya ah :D. yg waduk cakep bgtttt…. ga nyangka itu eceng gondok. aku kira rumput hahahah
Haha iya, mbak. Kalau aku jadi wisatawan, Bandung cuma menarik di kunjungan pertama dan kedua aja.
Waaa iya tau-tau hotel di atas tebing itu. Lancar buat rencananya ya, mbak.
Waah pertunjukan air mancurnya keren yaa. Seru banget Mas Nugi jalan -jalan ke Purwakarta. Aku baru sekali ke Purwakarta..Main ke Waduk Jati Luhur tapi nginap di Jatiluhur Convention Centernya. Itu loh Resort di dalam waduk Jati Luhur. Asyiik banget pagi pagi abis bangun sebelum sarapan jalan jalan di sepanjang waduk. Pemandangannya subhanallah indah banget .Sempat naik boat juga keliling waduknya.
By the way Sate Maranggi khas Purwakarta enak ya. Kemarin sempat beli juga pas ke sana. Eh tahun 2016 ding.
Waaa nggak kebayang indah dan syahnya suasana Waduk Jatiluhur saat pagi. Pengeeennn!
Yes, sate maranggi enak, tapi harus pinter pilih tempat karena beda penjual beda rasa.
Aku pernah ke Air Mancur Purwakarta itu, pas masih awal-awal dibuka. Ya ampun, penuuuuuh banget nggak karuan. Mungkin karena baru dibuka. Akhirnya nonton dari jauh, dan ujung-ujungnya makan sate maranggi ngemper di area yang banyak jualan. Jadi nggak dapet momen air mancurnya karena rempong banget sama kerumunan orang desak-desakan.
Meskipun terbesar di Asia Tenggara, aku malah lebih berkesan nonton air mancur di KLCC haha. Karena nggak penuh-penuh amat.
Btw, sekarang ada juga lho atraksi air mancur di Kiara Artha Park, Kiaracondong. Baruuuu 😀
Pas aku ke sana juga rame hehe. Ngantrinya desek-desekan.
Iya nih kemarin ada temen juga yang share soal Kiara Artha Park. Nanti kalo mood ke sana deh 😀
Ngaku lajang tapi keliatan jalan ama cewek hahahahaha Sate maranginya keliatan enak banget yaak.
Hehe lajang kan yang penting belum menikah 😀
Satenya enak, wajib cobain kalau ke Purwakarta!
Bener2..Bandung tuh super duper muaceeet cet. AKu aja yang urang Bandung udah ga terlalu sering ke sana…karena orangtua juga tinggal di sini tapi sodara2 90% di Bandung. Jadi kabur aja seharian ya Mas Matius ke Purwakarta. AKu baruuu aja seminggu yang lalu ke sana karena ada kakak sepupu meninggal. Aku belum pernah nonton air mancur menari di Situ Buled loh. Katanya kadang suka dimatiin, belum tentu ada meskipun sebenarnya ada di jam2 tertentu, ga tau juga deh. Ada CFD juga loh di sana jadi kudu tanya2 kira2 mo lewat mana. Kalo sate Maranggi emang enak makan di tempat, hangat2 gitu minumnya teh tawar panah hhhmm.. yummy!
Haha aku udah engap banget sama lalu lintas Bandung 😀
Biasanya tiap malam minggu ada sih. Semoga next time bisa nonton air mancur di Situ Buleud ya.
Tahun kemarin ke purwakarta pengen lihat pertunjukkan air mancur Sribaduga. Sayang banget pas ke sana enggak dibuka Karena habis lebaran dan bukan hari sabtu juga. Kayaknya harus ke sini lagi next time. Suka banget lihat pertunjukkan air mancurnya.
View di Istora Resort Waduk Jati Luhur juga keren banget. Pengen deh ke sana.
Semoga next time bisa liat pertunjukkan air mancur Situ Buleud di Taman Sri Baduga ya
Sayang banget ya waduknya banyak eceng gondok. Mudah-mudahan bisa dikendalikan, kalau ga tertutup deh sewaduk. Mayan yah one day trip, sambil kulineran sate Maranggi di tempat aslinya.
Waktu itu sempet diajak temen sih untuk naik KA, makan sate depan stasiun Purwakarta, terus balik lagi ke Bandung. Aku engga ikut sih…kurang menarik kalo cuma pergi untuk makan sate. Wkwkwk…
Gapapa penuh dengan enceng gondok, mbak. Asal jangan penuh dengan sampah plastik 😀
Hm, berarti temenmu itu sama kayak aku, yang penting perjalanannya daripada destinasinya 😀
Jatiluhur lagi digenjot buat jadi tempat wisata air non pantai sama gubernur jadi pembangunan purwakarta makin cepet sekarang
Mantap ya, Purwakarta!
Waduk Jatiluhur….saya sering dengar nama waduk ini disebut-sebut sejak dulu. Tapi yaudah lewat sekilas lalu. Waduk ya waduk.
But no way! Ternyata se magical ituuuu. Gunung yang menjadi latar belakang………..terus ada aceng gondok yang kontras banget dengan airnya. So super beautiful! Istora Resort Jatiluhur menang banyak, dapat pemandangan yang indah banget.
Banyak waduk yg cantik lho, mbak. Bayangkan aja kayak danau atau telaga gitu 😀
Waah pelanggaran nih! Ngopi nggak ngajakin! Unik yaaa Stasiun Kopi. Dulu di Banjarmasin ada juga yg khas kaya Belanda gini. Tapi mati dan jadi coffee shop lain. Dari luar masih berasa karena bangunannya gk di rombak, tp interiornya berubah.
Aku penasaran tuh sama air mancurnya. Kayany seru selonjoran sambil liat pertunjukannya. Di Banjarmasin baru di bangun juga air mancur menari gitu di kawasan RTH. Sini lah bang main ke Banjarmasin. Tak ajak makan Soto Bawah jembatan yang legend banget.
Hahaha. Noted, nanti kukabari ya saat ke Banjarmasin ya. Kita ngopi dan nyoto bareng 😀
Aku sering denger tentang Purwakarta, tapi nggak pernah tertarik untuk main ke sana. Eh ternyata explore Purwakarta seru juga ya. Banyak tempat menarik yg asik untuk didatangj.
& aku penasaran dong dengan pertunjukan air mancurnya.
Ada banyak tempat menarik di Purwakarta. Di sana juga banyak gunung kecil, curug, dan situ yang memang nggak bisa kueksplor saat ke sana karena keterbatasan waktu.
beberapa kali juga main ke Purwakarta, jalan2nya ada beberapa patung tokoh seperti Gus Dur, Bung Karno,dll
sayangnya belum lihat air mancur di Situ Buleud.., malah ke depanya ada gedung tua yang cakep banget, udah jadi kantor instansi sih sebteulnya
catat ah resort Jatiluhur, malah belum pernah ke Jatiluhur
Aku malah nggak tau ada patung-patung itu, mbak 😀
Terakhir saya main ke waduk jatiluhur kayaknya zaman SMP. Berarti udah hampir 30 tahun lalu hihihi. Makin cakep ya di sana. Harus diagendakan ke sini lagi sekaligus main ke beberapa tempat di Purwakarta
Waduh, udah lama banget ya. Kakak ke sana aja aku belom lahir 😂
Wah Purwakarta asyik juga ya.. Tandain ah..pengen ke sini juga kapan2.. Oya, Stasiun Kopi nya cakeeeep…
Asli ternyata tempatnya banyak yang keren-keren juga ya disana
Asli bang!
Ternyata destinasi menarik di Purwakarta ada banyak juga ya hehehe. Saya tahunya cuma Waduk Jatiluhur aja. Sebagai orang Bandung kadang sama keluarga juga main-main ke Purwakarta sambil nyari sate maranggi, soalnya di Bandung belum nemu yang bener-bener enak. Dan aku setuju mas, naik travel itu bisa lebih cepet dibanding kereta yang nyampe 2 jam lebih. Kalau jalanan lancar sih, insya Allah bisa 1 jam lah ya.
Masih banyak tempat wisata di Purwakarta yang nggak bisa kujamah dalam sehari itu, mbak. Ada banyak gunung kecil, situ, dan curug, recommended buat weekend getaway.
Nah, cakep nih tulisan.
Untuk penginapannya sendiri di Purwakarta gimana ya?
Kayakya kalau mau nonton air mancur ini, enaknya sekalian nginep gitu malemnya di Purwakarta
Betul, bang. Biar baliknya nggak grusa-grusu dan masih bisa menikmati malam minggu di Purwakarta dengan santai. Terus besok paginya ikutan car free day deh.
Sayangnya masih minim hotel di Purwakarta, bang. Itu pun bukan hotel jaringan.
Rekomen gak Sate Maranggi yang dicoba? Biasa aku mampir ke Sate Maranggi Cibungur
Lumayan, kak. Aku mah apa aja anptara enak atau enak banget haha.
Efek enceng gondok di waduk jatiluhurnya di beberapa foto terlihat seperti surreal, kek animasi.. tapi cakep sih pemandangannya…
abis wisata alam trs nyate keknya nikmat bener yaa…
-Traveler Paruh Waktu
Memang cakep banget sih ini waduk. Jatuh cinta sejak pandangan pertama!
Air mancurnya kece juga yaa, betah aja nonton beginian hihi..tertarik juga dengan Stasiun Kopi, interiornya jadul pisan kayak berkunjung ke rumah nenek..
Iyaaa itu Stasiun Kopi memang homey banget!
Aku 2017 ke sana. Agak kecewa pas ntn Sri Baduga karena pengaturan pentonton yg ga bagus. Nontonnya berdiri merapat ke pagar, bahkan ada yang berdiri di pagar. Alhasil aku ketetupan orang di depan.
Semoga skrg udah lebih bagus ya…
Kak, kamu nonton dari luar?
Dari dalem. Cuma itu kan di pinggir danau ada pagar setinggi leher gw . Jadi kalau mau nonton ya merapat di pagar gitu.
I see. Dua kali ke sana penonton duduk di tribun, yang berdiri ada di belakang bangku tribun. Berarti sudah lebih baik ya.
Wah baru tau ada spot-spot ini di Purwakarta. Lumayan buat inspirasi weekend getaway. Baru sekali ke Purwakarta dan cuma sehari di Gunung Parang
Aku malah belum pernah ke Gunung Parang. Pengen ke Gunung Lembu gitu sih.
Anak lajang tapi jalannya ke luar Bandung ama cewe juga ya kak.wkwkwk
Aku pernah ke Purwakarta, dua kali malah. Tugas. Tapi kok nggak dibawah ke Waduk Jatiluhur ini ya? Cakep bangettt.
Btw POI travel ini adanya cuma di Purwakarta kah? Enak banget klo pake jasa mereka masuk tempat wisata jadi gratis. Wkwk
Waduh, padahal Waduk Jatiluhur ini kebanggaan Purwakarta lho, kak. Iya kak, POI Travel ini agen travel lokal Purwakarta kak.