Akhirnya Naik Kereta Bandara YIA di Jogja, Memuaskan!

Gelap belum tersingkap ketika kami tiba di Stasiun Yogyakarta, atau yang lebih dikenal dengan Stasiun Tugu, pagi-pagi itu. Kami diantar oleh bapak driver taksi online yang sudah kami booking offline di hari sebelumnya saat ia mengantarkan kami ke gereja. Akhirnya, setelah penantian selama 3 bulan, gue bisa juga naik kereta bandara Yogyakarta International Airport (YIA).

Akses menuju peron kereta bandara YIA adalah melalui pintu selatan (atau pintu barat jika drop-off dengan mobil) lalu pilih entrance bagian timur, sama dengan entrance KRL Commuter Line. Ada papan petunjuknya kok.

Karena tiket sudah gue beli beberapa hari sebelumnya dengan aplikasi KAI Access, jadi saat masuk ke peron gue tinggal scan barcode dari tiket di aplikasi. Nggak ada pemeriksaan KTP atau sertifikat vaksin, meski sudah kami siapkan. Syukurlah, karena di dalam tiket gue masih dinyatakan baru sekali vaksin, padahal udah lengkap.


Pemesanan, Tiket, dan Rute Kereta Bandara YIA

Selain via aplikasi KAI Access, kayaknya tiket kereta bandara YIA juga bisa dibeli langsung di stasiun. Nggak terlalu recommended karena untung-untungan sih, takut selalu penuh karena jadwalnya juga masih sedikit. Nah, soal jadwal, karena selama pandemi ini sering berubah-ubah, jadi lebih baik kalian cek sendiri saat mau beli tiket ya.

Kereta Bandara YIA, andalan transportasi umum bandara Yogyakarta

Harganya Rp20 ribu aja, masih murah dibandingkan kereta bandara Soekarno-Hatta, apalagi dibandingkan KLIA Ekspres Malaysia hehe. Rutenya hanya Yogyakarta – Wates – YIA (pulang-pergi), dengan total lama tempuh perjalanan 40 menit.

Oh iya, harganya juga masih lebih murah dibandingkan ongkos naik kereta Prameks sampai Stasiun Wojo (Rp8 ribu) yang lalu disambung shuttle Damri seharga Rp25 ribu. Eh, apa malah udah naik jadi Rp30 ribu ya.


Fasilitas Kereta Bandara YIA

Ada ruang tunggu khusus penumpang kereta bandara yang nyaman, bersih, luas, dan tentunya ber-AC.

Karena sudah mendekati waktu keberangkatan, kami langsung berjalan masuk ke peron melalui ruang tunggu. Kereta kami sudah siap di jalurnya, membuat Ara sontak berseru, “Keretanya baguuusss.”

Kami pun masuk ke dalam si ular besi yang diguyur warna hijau itu.

Rupanya sudah ada banyak penumpang di dalam kereta. Kami tidak menemukan dua kursi penumpang kosong yang bersebelahan, jadi kami duduk berseberangan sesuai arahan bapak kondektur. Gue tadinya udah berniat berangkat jam 4 pagi, tapi kata pak driver nggak apa-apa berangkat jam 4:30. Jadi lain kali, pesan juga buat kalian, standby dari 45-60 menit sebelum keberangkatan.

Terpisah jarak di kereta bandara YIA

Kursi penumpang disusun berbaris dengan tata letak 2-2 di mana 4 penumpang akan duduk berhadapan. Ada stop kontak, overhead storage, hand grip untuk penumpang berdiri, dan luggage corner di ujung gerbong.
Passenger announcement disajikan dalam 3 bahasa: Jawa, Indonesia, dan Inggris. Sayangnya, pronounciation bahasa Inggrisnya banyak yang kurang tepat dan membuat jiwa grammar nazi gue bergejolak, wkwkwk. Halo KAI Daop VI, bisa lah ya cari announcer yang bisa berbicara bahasa Inggris dengan lebih baik. Ada banyak kok di area Yogyakarta dan Solo.

Oh ya, gue nggak banyak ambil foto karena fokus ambil video buat vlogging. Jadi, ulasan dan cerita selengkapnya bisa ditonton di:


Perjalanan dengan Kereta Bandara YIA

Pro Tip: duduk di sebelah kiri dari arah kedatangan kereta untuk pemandangan yang lebih baik. Jelang ketibaan di stasiun bandara, kamu akan dimanjakan dengan bentang pegunungan.

Pemandangan bentang pegunungan (jelang) stasiun bandara

Jalur kereta bandara YIA ini menggunakan rel eksisting ditambah jalur baru berupa elevated track sepanjang 5,4 km. Jadi perjalanannya agak berbeda dengan perjalanan ke Stasiun Wojo.

Ara suka banget armada kereta bandara ini karena jendelanya nggak distikerin seperti kereta api Prameks (Prambanan Ekspres) yang kami naiki sebelumnya beberapa waktu lalu. Keretanya nyaman, sangat memuaskan! Persis seperti kereta api Solo Ekspres yang dulu pernah gue jajal. Perjalanan juga cukup tepat waktu, sebelum pukul 6 pagi sudah sampai di bandara.

Foto dulu bareng kereta bandara YIA

Eh ternyata, penerbangan kami yang tadinya dijadwalkan jam 8:30, ditunda satu jam kemudian 😂😭 Tau gini ambil jadwal kereta bandara jam 7 kan.


Sebagai perbandingan, harga bus/travel Damri dari/ke YIA adalah Rp65 ribu ke beberapa destinasi di Yogyakarta. GOCAR atau GRABCAR, bila sesuai aplikasi, biasanya di kisaran Rp150 ribu. Tapi bapak driver kami sempat menawarkan di angka Rp100 ribu, dijemput dari rumah persis.

Ara, Nugi, dan kereta bandara

Jadi, gue highly recommend kereta bandara Yogyakarta buat kalian yang mau melakukan perjalanan menuju/dari bandara Yogyakarta International Airport (YIA). Kereta apinya nyaman, harganya masih terjangkau, dan perjalanannya menyenangkan. No mabok mabok club! Semoga rutenya diperpanjang dan stasiun keberangkatannya ditambah. Keep learning by traveling~

29 komentar

  1. Kepikiran mau naik kereta ini, hahahha.
    Awal ada rame banget, banyak yang naik kereta ini sekadar buar dolan bareng anak-anak.

  2. Kalo kereta bandaranya murah gini aku juga mau. Yg di Jakarta aja aku ga cobain Krn selain jauh juga, masih harus nyambung naik taxi ke stasiun , trus mahal kalo berdua. Intinya LBH murah naik Bluebird malah, Krn LGS masuk tol dari rumahku. 🤣.

    Tapi KA bandara gini membantu banget sih dan biasanya aku lebih milih naik ini kalo sedang di LN. Ya mungkin Krn connecting nya udh kemana2 yaaa. Ga perlu sambung taxi segala. Tinggal yg di Indonesia aja blm cobain 😅.

    1. Jiwaku bergejolak membaca tentang kereta api bandara Jogjakarta ini. Karena sudah kangen banget dengan kota gudeg. Tapi belum ada kesempatan jalan-jalan ke sana lagi. Membaca dari posnya Mas Nugi ini, kereta bandara Jogjakarta sama bagusnya dengan kereta bandara Soekarno Hatta hanya tiketnya lebih murah. Noted 🙏

      1. Iyaa sama bagusnya mbak, sama-sama buatan INKA juga. Next ke Jogja cobain!

  3. wah saya malah belum kesampaian naik KA bandara.. lha rumah saya di bantul, lebih dekat pakai damri dari palbapang bantul.. pengen sih kemaren gowes lalu masuk KA bawa seli.. eh kok ya pas hujan.. ketunda deh wwkwkwk

    1. Haha iya kalo dari Bantul memang enak naik damri. Tapi bisalah diagendakan cobain kereta bandara 🙂

      Makasih udah mampir mas

  4. […] lobi naik lift atau tangga. Gue sempet melihat standing banner berisi informasi layanan travel ke Yogyakarta International Airport di lobi hotel. Barangkali ada yang punya info lebih rinci atau malah bisa share pengalaman terkait […]

  5. Sekarang foto-fotonya sudah nggak sendirian lagi ya 🙂

    Semoga bisa segera kembali ke Jogja dengan menggunakan mada transportasi pesawat terbang dan dilanjutkan dengan kereta bandara ini.
    Wajib dicoba kereta yang satu ini 🙂

    1. Haha iya, sekarang udah ada partner-nya.
      Mari kembali ke Jogja

  6. Nugi nggak cerita soal pemilihan nomer tempat duduk, berarti memang boleh pilih tempat duduknya sesuka hati ya? Lha kalau ada ibu yang kudu duduk di sebelah anaknya, gimana?

    1. Iya bener duduknya tidak pakai nomor, mbak. Well, solusinya seperti di angkutan umum biasa, berharap ada penumpang yang mengalah 🙂

  7. Serunya naik kereta bandara YIA berdua istri eeaaa 🙂 Pegangan tangannya ga lepas2 uhuy! Itungannya murah ya tiketnya. Kalau jadwal masih belum padat sih ga begitu khawatir beli on the spot ya kecuali kalau udah padat ke sini2 online aja. Cakep keretanya, canggih deh. Kudu dicoba kapan2 ah.

    1. Yes, tergolong murah banget buat kereta bandara. Apalagi jaraknya juga jauh, 40an menit perjalanan.

  8. wah Mas Nugi seru banget, enak niy kalau ke Jogja naik pesawat sekarang bisa naik kereta bandara ini, murah banget harganya ya dibandingkan naik yang lain, wah jadi kangen Yogya deh jadinya

    1. Iyaaa, pankapan cobain mbak

  9. Terakhir saya ke Jogja tahun 2019. Masih di bandara yang lama. Trus, denger-denger bandara yang baru ini jauh. Tapi, kalau ada kereta bandara begini pastinya membantu banget. Apalagi harganya murah. Karena kalau di Jakarta, saya lebih memilih taxi. Soalnya bisa lebih mahal naik kereta kalau jalannya sekeluarga.

    1. Yes ada kereta bandara, alternatifnya adalah naik kereta Prameks dari Stasiun Wojo. Damri juga banyak, mbak.

  10. Cakep banget stasiun keretanya, mas.
    Insya Allah bisa aku coba someday.

  11. Bisa nih dicoba bareng bocah-bocah buat jalan-jalan saja ke bandara haha piknik tipis-tipis cakep ya kereta dan bandaranya..

  12. Aahh…Yogya banyak banget perubahannya ya…transportasi kereta makin oke dan bikin nyaman, blum lagi memangkas jarak dan waktu tempuh. Next ke Yogya lagi mau ah cobain kereta bandaranya.

    1. Iya, mbak. Jogja ini menurutku adalah salah satu provinsi yang dinamis dan perkembangan infrastrukturnya pesat.

  13. Aku lihatnya foto kereta YIA ini kok jadi kangen Jepang ya? Kangen menunggu kereta antar kota di Kyoto. Eh tapi gila, itu ongkosnya cuma IDR 20K Gie? Makin cinta aku tuch ama Indonesia. hahaha

    Baiklah, nanti naik kereta YIA ini saya akan duduk di sebelah kiri. Mengikuti saran Nugie, supaya dapat pemandangan bagus. haha

    1. Waaa aku belum pernah ke Jepun padahal pengen bangeeettt 😐 Harus kesampaian sebelum mati atau Perang Dunia ke-3 huhu

  14. Penasaran banget pengen nyobain kereta bandara di YIA ini. Semakin mudah dan nyaman ya kalau trasportasi sudah terintegrasi seperti ini.

  15. mau nanya jarak dari stasiun bandara ke terminal berapa lama? kalau naik pesawat jam 9 pagi kira-kira kalau naik kereta jam 7.20 masih sempat ga ya

    1. Halo kak. Terminal ini maksudnya terminal pesawat ya?
      Kalo flight jam 9 pagi, better sekitar jam 7 sudah sampai bandara. Jadi ambil kereta jam 6 atau 6:30 dari Stasiun Tugu.

  16. Belum pernah ni ke YIA sampai saat ini 🙂 Sebenerya agak malu ni mau nanya karena komen terakhir pun udah > 1 tahu lalu. Tapi biar lah, mudah-mudah Mas Matius sempat jawab 🙂 Setelah kita tiba YIA, untuk ke stasiun Bandara ada akses jalan kaki atau pakai transport apa? Kalau ada akses jalan kaki, cukup jauh dan bakal bikin pegal ga 🙂 Kalau bawa bagasi yg agak jumbo (yg sekitar 70cm), kira2 mending naik mobil atau tidak masalah pakai kereta bandara?

    1. Aksesnya jalan kaki, beda gedung tapi terhubung skybridge gitu. Setara akses dari terminal di Soetta ke shelter kalayang kira-kira.

      Pake troli aja mas, mayan mengurangi beban sekian part perjalanan

  17. […] terkait KA Bandara YIA dan KAI Commuter Line Jogja-Solo sudah pernah saya buat dalam tulisan terpisah. Jadi kali ini, saya […]

Like atau komentar dulu, kak. Baca tanpa komentar itu kayak ngasih harapan semu :D

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Duo Kembara

Cerita Si Kembar dan Mommy Ara menghadirkan kebaikan

Lonely Traveler

Jalan-jalan, Makan dan Foto Sendirian

Guru Kelana

Perjalanan sang guru di berbagai belahan dunia

dyahpamelablog

Writing Traveling Addict

Daily Bible Devotion

Ps.Cahya adi Candra Blog

bardiq

Travel to see the world through my own eyes.

Mollyta Mochtar

Travel and Lifestyle Blogger Medan

aryantowijaya.wordpress.com/

Tiap Perjalanan Punya Cerita

LIZA FATHIA

a Lifestyle and Travel Blog

liandamarta.com

A Personal Blog of Lianda Marta

D Sukmana Adi

Ordinary people who want to share experiences

papanpelangi.id

Berjalan, bercerita; semoga kita terbiasa belajar dari perjalanan

Guratan Kaki

Travel Blog

Omnduut

Melangkahkan kaki ke mana angin mengarahkan

Efenerr

mari berjalan, kawan

BARTZAP.COM

Travel Journals and Soliloquies

Bukanrastaman

Not lost just undiscovered

Males Mandi

wherever you go, take a bath only when necessary

Eviindrawanto.Com

Cerita Perjalanan Wisata dan Budaya

Plus Ultra

Stories and photographs from places “further beyond”.

backpackology.me

An Indonesian family backpacker, been to 25+ countries as a family. Yogyakarta native, now living in Crawley, UK. Author of several traveling books and travelogue. Owner of OmahSelo Family Guest House Jogja. Strongly support family traveling with kids.

Musafir Kehidupan

Live in this world as a wayfarer

Cerita Riyanti

... semua kejadian itu bukanlah suatu kebetulan...

Ceritaeka

Travel Blogger Indonesia

What an Amazing World!

Seeing, feeling and exploring places and cultures of the world

Winny Marlina

Winny Marlina - Whatever you or dream can do, do it! lets travel

Olive's Journey

What I See, Eat, & Read

tindak tanduk arsitek

Indri Juwono's thinking words. Architecture is not just building, it's about rural, urban, and herself. Universe.

dananwahyu.com

Menyatukan Jarak dan Waktu