
tampilan depan pintu timur stasiun yogyakarta yang sudah dirombak
Sudah bertahun-tahun kawasan metropolitan Yogyakarta dan Solo Raya dilayani oleh kereta rel diesel elektrik (KRDE) Prambanan Ekspres atau yang biasa disingkat Prameks. Kalau Jabodetabek punya Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line, maka Jogja punya Prameks. Kehadirannya merupakan jawaban atas tingginya frekwensi masyarakat yang bepergian di antara kota Jogja dan Solo, seperti untuk bekerja dan kuliah (misalnya tinggal di Klaten atau Solo, namun bekerja atau kuliah di Jogja)
Nah, sejak bulan lalu, koridor Jogja – Solo ini mendapat “dukungan” baru melalui diluncurkannya kereta api Solo Ekspres. Sejatinya, kereta ini akan difungsikan sebagai kereta bandara yang melayani Bandara Adi Soemarmo Solo. Namun karena jalurnya belum rampung, untuk sementara kereta Solo Ekspres digunakan untuk membantu layanan Prameks.
Saat mudik ke Jogja tanggal 9-24 Juni lalu, gue menyempatkan diri untuk menjajal kereta baru buatan PT INKA Madiun ini. Lalu seperti apa pengalaman gue berkelana dengan kereta Solo Ekspres?
Baca Juga: Bangkok – Siem Reap, Perjalanan Menembus Negeri dengan Kereta Api
Jadwal dan Harga Kereta Solo Ekspres
Perjalanan dengan kereta api Solo Ekspres gue lakukan pada hari Kamis, 22 Juni 2018 dengan tujuan akhir Stasiun Solo Balapan dengan jadwal keberangkatan pukul 12:14. Jadwal kedua menuju Solo adalah pukul 19:30. Sementara untuk tujuan Kutoarjo, kereta api Solo Ekspres tersedia pada jam 9:49 dan 16:51, jadi masing-masing hanya memiliki 2 keberangkatan dalam 1 hari.

harga tiket kereta api solo ekspres
Pembelian tiket gue lakukan secara langsung pada hari H di Sayap Selatan Stasiun Yogyakarta, di ruangan yang sama dengan pembelian tiket Prameks (loket pembelian tiket kereta api lokal). Pembelian dilayani maksimal 3 jam sebelum jadwal keberangkatan ya. Nggak perlu tunjukkin KTP, tinggal sebutkan tujuan, jumlah penumpang, terus bayar secara tunai. Karena masih pekan lebaran, harganya jadi Rp45.000,00 huhuhu. Padahal harga normalnya adalah Rp30.000,00 (Solo – Jogja) atau Rp40.000,00 untuk relasi Solo – Kutoarjo. Nggak tahu apakah kereta Solo Ekspres ini bisa dipesan secara online, tapi gue coba cek pakai Tiket.com sih nggak ada. Kalau kereta Joglokerto dan Wijaya Kusuma ada.
Baca Juga: Perjalanan Darat Kuala Lumpur – Singapura dengan Keretapi Tanah Melayu
Rute Kereta Api Solo Ekspres
Kereta api Solo Ekspres memiliki rute yang sama dengan Prambanan Ekspres, yaitu Kutoarjo – Jenar – Wates – Yogyakarta – Lempuyangan – Maguwo (Bandara) – Klaten – Purwosari – Solo Balapan. Lama perjalanan dari Yogyakarta menuju Solo adalah sekitar 65 menit, beda tipis dengan Prameks (70 menitan).
Betul, kereta ini (juga kereta Prameks) bisa digunakan untuk mencapai Bandara Internasional Adi Sucipto, Yogyakarta dengan turun / naik di Stasiun Maguwo. Stasiun ini letaknya hanya beberapa jengkal dari gedung bandara! Kalau boleh gue bilang, secara praktis Adi Sucipto adalah bandara pertama di Indonesia yang terhubung dengan kereta api. Sebagai wong Jogja, gue bangga! Tonton video dari akun Youtube gue di atas biar kamu lihat seberapa deketnya Stasiun Maguwo dengan Bandara Adi Sucipto.
Bandingkan dengan kereta bandara Yogyakarta, baca cerita dan ulasannya di: Pengalaman Naik Kereta Bandara Yogyakarta International Airport
Fasilitas Kereta Api Solo Ekspres
Kamu udah pernah naik Kereta Bandara Minangkabau di Sumatera Barat yang juga sama-sama diluncurkan tahun ini? Kalau udah, atau minimal udah liat foto-fotonya, kamu akan sadar bahwa kereta api Solo Ekspres ini punya desain eksterior dan interior yang mirip banget. Kereta ini dibalut dengan warna hijau cerah yang berpadu dengan aksen warna hitam dan putih sebagai penetral. Nuansa hijau – putih ini konsisten sampai ke bagian desain interior.

tampilan luar kereta api solo ekspres

interior kereta api solo ekspres
Keretanya sejuk, bersih, kinclong! Kursinya empuk, ditata berbaris dengan pola 2-2. Ada colokan listrik di setiap kursi. Setiap gerbong juga dilengkapi dengan running text, TV, dan luggage area (selayaknya sebuah kereta bandara) di sudut gerbong. Gue bertanya-tanya dengan kehadiran hand grip di bagian atas lorong seperti yang lazim kita temukan pada kereta-kereta komuter. Karena setiap penumpang mendapatkan 1 nomor kursi sementara kereta tetap memiliki hand grip, apakah kereta juga akan tetap diisi penumpang yang berdiri andai seluruh kursi sudah terisi?
Klik di sini untuk membaca cerita perjalanan gue naik kereta bandara Kualanamu.
Tiba di Stasiun Solo Balapan
Bagian ini nggak akan gue tulis kalau nggak ada sesuatu yang menarik di stasiun ini. Gue cukup surprised ketika menemukan jembatan pejalan kaki (pedestrian bridge) modern yang menghubungkan peron 1 – 3 Stasiun Solo Balapan dengan Terminal Bus Tirtonadi di sebelahnya. Jembatan juga terhubung dengan peron lain di sebelahnya. Jembatan dilengkapi dengan tangga manual dan tangga berjalan (eskalator). Dari jembatan, kita juga bisa menikmati pemandangan bangunan-bangunan kota Solo.

jembatan pejalan kaki (skybridge) dari stasiun solo balapan menuju terminal tirtonadi

skybridge stasiun solo balapan yang masih bersih dan modern

stasiun solo balapan dilihat dari atas jembatan

pemandangan dari skybridge stasiun solo balapan
Ini adalah sebuah kemajuan yang layak diapresiasi, karena transportasi umum Indonesia itu masih minim integrasi. Gue berharap, Stasiun Yogyakarta dan Lempuyangan juga punya jembatan seperti ini yang menghubungkan stasiun dengan halte bus TransJogja.
Butuh hotel di Solo? Coba baca ulasan gue tentang HARRIS Hotel Solo.
Sekilas Tentang Prambanan Ekspres
Di paragraf pertama, gue udah menyinggung Prameks sebagai kereta komuter-nya rakyat Jogja, Solo, dan sekitarnya. Jadi sebelum gue tutup tulisan ini, gue mau sedikit cerita dulu tentang Prameks. Siapa tahu ada temen-temen traveler atau blogger yang tertarik cobain.
Saat ini ada 10 keberangkatan yang melayani relasi Yogyakarta – Solo Balapan pulang pergi (PP) dengan ongkos cuma Rp8.000,00 sekali jalan. Sementara kalau menuju Kutoarjo, ada 4 jadwal di pagi dan sore yang dapat travelearners pilih. Info lengkap seputar jadwal keberangkatan kereta Prameks dapat dicek di sini.
Tiket dapat dibeli di loket yang khusus melayani pembelian tiket kereta api jarak dekat / KA lokal. Di Stasiun Yogyakarta, loketnya ada di sayap selatan, masuknya juga dari pintu selatan, jadi kamu jangan sampai masuk dari pintu utara / timur. Loket tiket Prameks di Stasiun Kutoarjo juga agak melipir dari pintu utamanya, calon penumpang Prameks juga punya pintu masuk sendiri. Intinya, kalau ini adalah pengalaman pertama kamu naik Prameks, tanyakan pada petugas atau calon penumpang lainnya untuk memastikan kalau kamu nggak salah antrian (kayak yang gue alami di Stasiun Kutoarjo karena sok tahu). Antrian pembelian tiket Prameks bisa sangat panjang di jam-jam sibuk, jadi jangan mepet-mepet datengnya, apalagi kalau kamu diburu waktu.

bagian selatan stasiun yogyakarta pun dirombak habis-habisan

area duduk di depan loko cafe yang baru saja diresmikan
Ada 2 macam kereta Prameks yang akan kamu jumpai: kereta berwarna kuning dan kereta berwarna merah. Kereta yang berwarna kuning punya bangku memanjang yang berhadapan seperti halnya KRL Commuter Line Jabodetabek. Nggak ada AC, cuma blower, jadi akan terasa cukup panas saat kamu menempuh perjalanan di siang hari. Kacanya bisa dibuka kok. Sementara kereta yang merah memiliki bangku berbaris 2-2 saling berhadapan dengan AC yang sejuknya lebih meyakinkan.
Harapan Untuk Solo Ekspres dan Prambanan Ekspres
Gue berharap, ke depannya diadakan mesin-mesin tiket (ticket vending machine) sehingga pembelian tiket lebih efektif dan efisien. Pengadaan kartu e-money juga menurut gue diperlukan karena ada banyak orang yang rutin menaiki kereta ini untuk beraktivitas. Kalau udah ada kartu elektronik, maka setiap stasiun harus memiliki entry dan exit gate khusus untuk kereta api lokal seperti Prameks dan Solo Ekspres.
Gue juga berharap supaya pemberhentian kereta Prameks ditambah, bahkan berhenti di setiap stasiun yang dilalui, sehingga Prameks dapat lebih mengakomodasi transportasi suburban Yogyakarta dan sekitarnya.
prameks kalo sudah jam pagi ato sore, desek desekan.. 😀
kalo solo ekspress kan sudah dapet kursi masing2.. 🙂
Iya bener Prameks desek-desekkan
Masih tetep di angka 70 menit yak durasi perjalannya, padahal dulu bisa 50 menit.
Harga wiken naik ik, ahaha
Koyo tiket kolam renang wae…ahaha
Wah kenapa bisa lebih lama ya sekarang, padahal jumlah stasiunnya sama
Mungkin jadwal di jalur selatan makin padat, jadi ngasih jalan buat kereta yang kelas bisnis semua itu….
Bisa jadi mas
Aku blom pernah naik prameks. Hehehe. Soalnya rumah nenekku aksesnya lebih deket kalo turun dari bis. Padahal harga tiketnya murah yo.
Deket terminal Giwangan kak?
Sayangnya kereta jenis KRDE ini kurang reliable kalo buat komuter tiap hari. Prameks sering sakit-sakitan. Di forum railfans ada yg mengusulkan prameks diganti dg kereta biasa yg ditarik lokomotif, seperti kereta lokal Bandung Raya. Tapi katanya ga ada alokasi gerbong😁
Jangan kereta biasa dong, bosen banget. Ganti KRL aja wkwkwkwk.
KRL nunggu anggaran dr pusat. Kelamaan wkwkwk. Ato bisa ngusulin subsidi ke pemprov jateng diy. Penglaju solo-jogja soalnya semakin banyak yg pake prameks.
Prameks adalah harapan ya
Pas ke Solo, aku pernah ngeliat kereta itu. Kirain itu buat KA Bandara Minangkabau, ternyata buat Solo Ekspress.
Iya, keretanya sama soalnya
Ternyata naik kereta ga terlalu lama juga ya
Emang naik bus cepet ya? Setauku masih lebih cepet naik kereta.
iya kalau pake kayak kendaraan gitu rasanya lama, cepetan naik kereta bebas hambatan di jalan
wow keren banget keretanya! tapi ini cuma sementara aja atau bakalan ada seterusnya?
Nah, itu juga nggak tau gimana nanti nasibnya kalau dia udah difungsikan sebagai kereta bandara. Kita tunggu aja. Yang jelas, Prameks akan terus ada 😀
Waaaa, harganya 45K. Lumayann yo mas. tapi keretanya apik sih.
Maret lalu aku naik bis turun di Tirtonadi, lalu maksud hati mau nyebrang ke Balapan via Skybridge. Tapi kesasar. Nanya orang di terminal, malah dialihin ke ojek dan becak. Alhasil ggal naik skybridge dan lewat jalan kampung hahaha
Aku kemarin juga nggak sampe nembus terminal sih. Sampai persimpangan balik lagi ke stasiun hehe.
Heeee ._. saya malah nggak tau menahu kalau ada solo ekspress gitu-gitu mas ._. saya kalau ke Solo, sukanya naik motor wgwgw 😀
Iya ini kereta baru, Feb. Tinggal di mana emang?
Saya kan Jogja mas. Ehe.
Ooo bukan anak kereta ya 😀
Bukan, mas. Seumur-umur baru 4 kali naik kereta ehehe
tetew, hahaha
solo ekspress ini kayaknya persis KA Penataran
keliatannya emang nyaman
tapi kalo di musim” tertentu
susah nyari tiketnya euy
ijin follow ya mas
Wah, aku baru tau KA Penataran. Silakan, Dea. Trimakasih ya 🙂
woiiii panggil aja dead
jangan dea
kan gw laki cuy
wkwkwk
oh lakik, kirain wkwkwkw. oke, ky.
Selama di perjalanan berapa kali berhenti mas Nugi? Boleh juga dicobain, daripada nyetir, kayaknya bikin capek hahaha
Dari Jogja ke Solo Balapan berhenti di: Lempuyangan, Maguwo (Bandara), Klaten, sama Purwosari mas.
Kuy cobain.
ulasannya lengkap banget Gie, selalu keren!
dan gue jadi merasa sedih karena belom pernah naik kereja jarak jauh yang kaya gitu.
patut dicoba nih buat liburan nanti 🙂
terima kasih ya udah sharing!
Sama-sama, Li. Ini kereta jarak dekat kok, hehe. Kuy cobain!
ehiya, maksudnya jauh dr rumah gue Gie di Bogor 😀
oh gitu, wkwkwk
Biasanya aku selalu foto sepedahanku sembari istirahat di depan pintu timur stasiun yogyakarta yang sudah dirombak 😀
Bajunya kok hampir sama warnanya sama tempat duduknya, Mas..he
Belum pernah cobain eung nih pake kereta yang satu ini, asik juga sih dapet tempat duduk, dan gak berebut ya, Mas.
Next lah kalau ke Solo lagi tak cobain..he
Iya, sengaja pake baju warna ijo biar menyatu hehe
kemaren aku dari solo pas apes karena mau naik kereta prameks ke yogja pas habis pas antrian saya, ujung-jungnya naik kereta lodaya jurusan bandung, dengan tarik 90 ribuan, karena kejar waktu, Seharusnya cepat di bangun jenis kereta KRL seperti di jabotabek biar lebih murah dan tambahin jam perjalanannya. sangat senang lagi kalau sampai sragen atau ngawi.
Masih belum siap untuk pembangunan KRL dalam waktu dekat. Relnya harus ditambah, stasiunnya harus diperluas supaya nggak malah mengganggu perjalanan kereta api jarak jauh.
Kalau kehabisan prameks, bisa naik bus mas 🙂
2014 – 2015 pernah tinggal neng Jogja belom pernah sekalipun coba prameks 😀 Eh ini udah ada lagi Solo Ekspres. Biasanya ke Solo PP naik motor kurang lebih sama 50an menit ahaha. Tapi ini patut dicoba sih.
Aku anaknya public transport banget sih, haha. Selama ada angkutan umum, aku akan utamakan itu dulu.
[…] Sebagai wong asli Jogja (meski banyak yang meragukan kejogjaan gue), gue bangga banget karena bandara kecil ini terhubung baik dengan pusat kota Jogja, bahkan dengan kota-kota di sekitarnya. Dari bandara, kamu tinggal sedikit berjalan kaki menuju halte bus TransJogja atau Stasiun Maguwo yang lokasinya persis di depan gedung bandara. Dari Stasiun Maguwo, bisa ambil kereta Prambanan Ekspres atau Solo Ekspres menuju Stasiun Yogyakarta, Purwosari-Balapan Solo, dan Kutoarjo. Dua kereta tersebut berfungsi seperti kereta komuter di Jabodetabek, jadi bukan kereta yang dibeli online jauh-jauh hari. Review-nya bisa dibaca di: Pengalaman Baru Naik Kereta Api Solo Ekspres […]
review yg bagus, terimakasih sdh share, sy pengen naik prameks, tp setelah baca tulisan ini, kok jd pengen nyoba solo express, krn lebh menjanjikan dalam hal tempat duduk dibanding prameks yg gk ada no kursinya 😀
Trimakasih sudah mampir, mbak.
Solo Ekspres lebih nyaman dan sedikit lebih cepat dari Prameks. Recommended digunakan!
Sangat informatif dan komplit ceritanya
Oiya buat temen2 yg mau pesen soleks skrng udah bsk pesen via KAI access lhoo
Terima kasih infonya dan terima kasih sudah mampir
[…] itu, ini juga pertama kali aku dan teman-teman sekantor melakukan perjalanan jauh bersama-sama. Solo Balapan adalah stasiun tujuan kami, sekaligus menjadi terminus kereta api Lodaya. Dari hari ini (Jumat, 29 […]
[…] Sayangnya kereta api Lodaya yang kami naiki nggak berhenti di Purwosari, cuma berhenti di Stasiun Solo Balapan. Jadi kami masih harus naik GoCar sekitar 3 km menuju hotel. HARRIS Hotel Solo ini satu komplek […]
[…] Baca ulasannya di: Pengalaman Baru Naik Kereta Api Solo Ekspres […]
[…] kereta bandara sudah siaga di peron. Wah, kali ini kami mendapat kereta yang mewah, persis seperti kereta Solo Ekspres yang gue naiki saat mudik lebaran. Klik link-nya buat baca review-nya […]
[…] Kereta bandara di Solo dan Padang (Minangkabau International Airport) memakai armada yang sama dengan Kereta Bandara YIA. Mungkin INKA memang membuat satu trainset secara massal untuk beberapa kereta bandara sekaligus, hehe. Jadi walaupun gue belum bisa kasih review-nya di sini, semoga fasilitas keretanya udah terbayang. Untuk Solo, lebih tepatnya gue belum coba rute langsung dari/ke Bandara Adi Sumarmo, baru sampai Stasiun Solo Balapan karena waktu itu jalur dan stasiun bandaranya belum jadi. Baca lebih lanjut di sini. […]
[…] Bandara Adi Sucipto Jogja udah bagus banget, terhubung sama bus TransJogja dan kereta lokal Prambanan Ekspres. Sekarang udah dialihkan juga ke New Yogyakarta International Airport yang bisa dijangkau dengan […]
[…] Baca juga: Pengalaman Baru Naik Kereta Bandara Solo Ekspres […]
[…] LRT PalembangReview Kereta Bandara Solo EkspresReview MRT dan LRT SingaporeReview LRT, Monorail, KTM Komuter, dan KLIA Ekspres MalaysiaReview MRT […]
[…] Sebagai stasiun utama di salah satu kota besar di Indonesia, sudah lama aku berharap Stasiun Bandung memiliki fasilitas seperti ini. Atau inovasi apa pun deh, karena stasiun yang satu ini sebelumnya tergolong relatif stagnan. Stasiun Jogja aja ada perubahan dari tahun ke tahun. Stasiun Solo Balapan malah udah punya skybridge yang nggak cuma menghubungkan antar peron, namun juga ke Terminal Tirtonadi. Baca ceritanya di sini. […]
[…] yang kami naiki sebelumnya beberapa waktu lalu. Keretanya nyaman, sangat memuaskan! Persis seperti kereta api Solo Ekspres yang dulu pernah gue jajal. Perjalanan juga cukup tepat waktu, sebelum pukul 6 pagi sudah sampai di […]
[…] Baca juga: Pengalaman Naik Kereta Bandara Solo Express […]