Traveling Cara Aku di Jepang, Hidup Seperti Warga Lokal dengan Kereta Apinya

Iklan di Stasiun MTR Disneyland Resort, Hong Kong, yang kejepang-jepangan

Dari sejak duduk di bangku sekolah dasar, isi kepalaku sudah diisi dengan pertanyaan, “Bagaimana ya kehidupan di negara-negara lain sana?” Mungkin dari sinilah, aku akhirnya tumbuh menjadi remaja yang menyukai berbagai budaya populer. Dari film dan musik berbahasa Inggris, Jepang, Cina, India, Thailand, dan akhirnya Korea Selatan, semua kubabat. Tontonan-tontonan itu menjadi jendela pertamaku untuk sedikit mengintip kehidupan di luar sana. 

Ketika duduk di bangku sekolah menengah, aku menemukan koleksi Ensiklopedia Negara dan Bangsa di perpustakaan gereja yang boleh dibaca gratis. Aku pun babat habis semua jilidnya! Ada masanya aku mampu menghafalkan semua negara beserta ibukotanya di dunia. Sekarang? Yah, sebagian besar masih ingat 😉

Minat dan kecintaanku pada hal-hal di atas membuatku unggul dalam pelajaran geografi dan linguistik. Sekian lama hanya mampu mengamati dari lembar-lembar buku dan layar kaca, 2013 adalah tahun di mana aku memberanikan diri menjejakkan kaki di negeri seberang sana. 


2015, Pengalaman Traveling Paling Berkesan

Aku buru-buru mengirimkan pesan melalui aplikasi LINE kepada Paul setelah baru saja membeli SIM card lokal Thailand di sebuah gerai 7 Eleven. “Duh, semoga dia belum cabut,” batinku cemas, takut dia sudah menunggu terlalu lama dan akhirnya berlalu pergi.

Baru sebentar aku clingak-clinguk, seorang pemuda datang menghampiri dengan menggiring sepedanya dan wajah yang basah oleh keringat. “Nugi?” tanyanya dengan nafas terengah. 

Malam itu dan malam berikutnya, aku menginap di apartemen Paul di daerah Mochit, Bangkok. Dulu, aku harus naik bus kota tua untuk menjangkau tempat tinggalnya, tapi sekarang kabarnya sudah terhubung dengan BTS/Skytrain, sistem angkutan massalnya Bangkok. Paul bersedia menampungku sebagai guest bersama Dicky, rekan perjalananku dari Palembang yang juga baru sama-sama kenal, setelah sebelumnya kukontak di jejaring Couchsurfing. 

Bersama Paul, pemuda Bangkok yang menampungku di apartemennya

Rangkaian perjalanan di tahun 2015 itu adalah pengalaman traveling paling berkesan untukku. Pertama kalinya ke Thailand, Kamboja, dan Vietnam. Pertama kalinya berkunjung ke negara yang bahasa dan aksaranya jauh berbeda. Pertama kalinya melakukan perjalanan lintas negara (overland trip). Yang paling menarik, tentu saja pertama kalinya menginap di rumah-rumah warga lokal di 3 negara. Seru, menjalin pertemanan dengan kawan-kawan baru, mengukir pengalaman “membaur dengan warga lokal” secara utuh. Cerita selengkapnya bisa dibaca di sini.

Banyak momen yang membuatku lebih mengenali diriku sendiri dari rangkaian perjalanan itu. Momen berangkat pagi-pagi menembus hawa dingin ke Bandara Husein Sastranegara. Momen melakukan perjalanan darat lintas negara dengan kereta api dari Bangkok ke Aranyaprathet di perbatasan Kamboja. Momen tiba di Siem Reap saat larut malam, lalu diajak host makan di kedai nasi goreng lokal dekat rumahnya. 

Aku sadar, bahwa yang kucari di dalam perjalanan bukanlah keindahan, namun pengalaman dan pembelajaran. Tak peduli berapa obyek wisata yang kukunjungi, berapa kota yang kusambangi, seberapa indah pemandangan yang kuamati, namun yang penting seberapa banyak pengalaman yang kudapati.


Jepang, Negara Impianku Sepanjang Masa

Tumbuh dengan manga, anime, dorama, dan lagu-lagu J-rock membuat rasa ingin tahu akan negara yang satu ini sudah lama tumbuh. Maka, sebagai tribute untuk masa kecil dan remajaku yang berbahagia di Yogyakarta, aku ingin mengunjungi Negeri Sakura. 

Seiring dengan semakin banyak hal yang kuketahui dari Jepang dan semakin aku mengenali diriku sendiri, aku jadi sadar bahwa hal yang paling menarik dari Jepang buatku ternyata bukanlah budaya populernya. 

It’s the trains. 

Bisa naik kereta cepat di Tiongkok aja udah seneng banget, berikutnya harus Jepang!

Kecintaanku pada moda transportasi kereta api, khususnya yang digunakan sebagai angkutan perkotaan seperti MRT dan LRT, kusadari saat aku pertama kali ke Singapura di tahun 2013. Sejak saat itu, aku selalu menggunakan moda transportasi berbasis rel di tiap kota yang kukunjungi. Dari Kuala Lumpur, Bangkok, Hong Kong, Jakarta, hingga Hainan di Tiongkok, semuanya kunikmati dengan kereta. Ulasannya bisa dibaca di blog ini, bukti kesungguhan minatku pada kereta api. 

Nah, Jepang rupanya digadang-gadang sebagai “tanah sucinya” para penggemar kereta api, di mana Tokyo adalah ibukota kereta api sedunia! Di Jepang, kota dan desa punya kereta api. Melayang di atas jalanan kota, menderu di bawah tanah, melintasi hutan dan pegunungan. Dari MRT/subway, LRT, kereta komuter, tram, monorel, kereta cepat, kereta gantung, hingga kereta terbalik, semua ada di Jepang! Maka, misiku di Jepang adalah menjajal sebanyak mungkin kereta api. 

Selain J-pop dan kereta api, alasan ketigaku ingin mengunjungi Jepang adalah posisinya sebagai sebuah negara maju yang rapi dan tertib. Aku memang lebih suka menjelajah negara-negara maju, minimal yang sama berkembangnya dengan negara-negara Asia Tenggara, alih-alih berpetualang di negara-negara adventurous seperti—Namibia, misalnya. 

Rasanya semua kota dan prefektur di Jepang menarik buatku. Dapat rejeki ke kota mana pun (diutus Traveloka sebagai traveler-nya kek, amiiinnn), tak akan kutolak. Namun kalau boleh membuat itinerary dan wishlist sendiri, aku ingin berkelana di Kyushu dan Okinawa

Osaka, Kyoto, Kobe, Hokkaido, memang menarik. Sekali lagi kubilang, kalau ada rejeki ke sana, nggak akan ditolak hehe. Tapi, Kyushu sebagai pulau paling selatan dari 4 pulau utama Jepang, dan Okinawa sebagai prefektur paling selatan Jepang (yang lokasinya bahkan lebih dekat ke Taiwan) punya daya tariknya sendiri buatku. Apalagi, dua daerah itu bisa dibilang masih jarang diulas blogger/vlogger Indonesia.

Kalau kesampaian, kira-kira begini itinerary-nya. 

Rencana 10 hari perjalanan di Kyushu dan Okinawa, Jepang

Oh, tentu saja Tokyo, sang ibukota, tetap tak boleh luput dari itinerary. Selain banyak destinasi yang terlalu menarik untuk dilewatkan, promo tiket pesawat juga banyak untuk tujuan Tokyo. Tapi, namanya juga cuma transit, aku nggak akan banyak berkelana. Yang penting bisa menjejakkan kaki di bandaranya, naik kereta bandara ke pusat kota, dan menikmati pusat kota sesanggupnya. Mau cuma Shinjuku, Shibuya, atau cuma ke Yurakucho pun jadilah. 

Untuk ke Fukuoka-nya, gue mempertimbangkan opsi pesawat terbang dan kereta cepat shinkansen. Seringkali harga tiket pesawat terbang selisih cukup signifikan dengan harga shinkansen yang mahal. Di Fukuoka, gue pun hanya akan fokus ke city tour, seperti Fukuoka Tower, Ohori Park, Uminonakamichi Seaside Park, Tochoji Temple, Dazaifu Tenmangu Shrine, Tenjin, dan Hakata Station. Nah, yang pasti shinkansen akan gue coba untuk rute Fukuoka-Kagoshima. 

Kagoshima, kota perhentian sebelum ke Okinawa, juga akan gue nikmati dengan tenang. Menikmati kotanya sambil naik tram dan memandangi Sakurajima yang gagah di seberang lautan.

Okinawa, prefektur paling selatan Jepang, hanya memiliki satu jalur kereta api bernama Yui Monorail yang melintas hanya di Naha, ibukotanya. Ini menjadi daya tarik untukku, melihat bagaimana prefektur terujung menikmati infrastruktur dari pemerintahnya. Hampir seluruh waktuku di Okinawa akan diisi dengan menjelajah Naha, monorelnya, dan cafe-cafe di berbagai penjuru kota. Kokusai-dori, Shurijo Castle, dan Makishi Public Market adalah nama-nama yang sudah kuhafal. Sesekali akan ke pantai atau menyeberang ke pulau-pulau terdekat untuk menikmati birunya laut Okinawa, seperti menyeberang ke Kouri Island melalui jembatannya yang instagram-worthy.


Apa Saja yang Biasanya Kujelajahi?

Tempat-tempat yang aku suka biasanya adalah pusat keramaian, pusat kuliner, landmark populer, tempat ibadah, taman, viewpoint dari ketinggian, dan promenade tepi laut atau tepi sungai. Di tempat-tempat itulah aku punya kesempatan untuk membaur dengan warga lokal, mengamati keseharian mereka, dan mempelajari budaya sosial mereka yang patut diteladani. Aku tak suka merasa sebagai turis di kota itu, aku ingin dipandang sebagai warga lokal sama seperti mereka. 

Halte bus dan tram di depan Sanya Railway Station

Aku juga suka menjelajah stasiun besar, bandara besar, atau transport hub di mana beberapa moda transportasi saling terintegrasi atau terhubung dengan nyaman. Di Jepang, dari yang kulihat di video-video perjalanan, stasiun-stasiun kereta api dan perhentian bus/tram sudah terintegrasi baik. Kalau dari negara-negara yang sudah kukunjungi, contohnya adalah KL Sentral di Kuala Lumpur, Stasiun BTS Saphan Taksin di Bangkok yang terhubung dengan dermaga, dan Stasiun Kereta Api Sanya di Hainan yang terintegrasi dengan bus dan tram. 

Untungnya sekarang OTA domestik Indonesia udah punya produk perjalanan yang lengkap, salah satunya adalah Traveloka yang paling sering kugunakan (lirik Traveloka Points-nya). Dari tiket pesawat, penginapan, asuransi perjalanan, bahkan JR Pass dan tiket Universal Studios Jepang bisa kubeli di Traveloka. Ini memudahkan banget kita sebagai wisatawan Indonesia, lebih praktis urusan pembayaran (bisa dengan kartu debit), lebih mudah bila—pait-paitnya—ada keluhan.

Beberapa produk Jepang di Traveloka, nggak bohong akutu sebagai pengguna setia

Penanganan keluhan Traveloka yang baik ini aku rasakan di masa pandemi dulu. Saat itu, penerbanganku dengan relasi Jakarta – Kuala Lumpur dibatalkan oleh pihak maskapai, Malindo Air. Aku sudah mengajukan refund melalui Traveloka dan sudah diproses oleh pihak maskapai. Ternyata, pengembalian dana memerlukan waktu lebih lama dari waktu 3 bulan yang dijanjikan. 

Nah, yang aku salut dari Traveloka adalah tim customer service-nya yang responsif dan helpful, baik di kanal media sosial maupun email. Selain itu, pihak Traveloka bahkan memberikan kompensasi berupa 100.000 Traveloka Points. Wow! Oke banget sih ini servisnya. 


Caraku Melakukan Traveling

Berbeda dengan sebagian wisatawan, aku nggak suka terlalu banyak mengunjungi spot dalam satu hari. Kalau capek, ya istirahat. Kalau kepanasan, ya ngadem dulu. Kalau ngantuk, ya tidur. Bangun siang pun jadilah. Setibanya di Yangon (2017), aku tidur siang dulu sampai sore. Setibanya di Siem Reap (2015), aku tidur sampai siang, masa bodoh dengan godaan sunrise Angkor Wat meski biasanya aku adalah morning person. Pas ke Kuala Lumpur bersama Ara (2022), kami seharian main-main dan makan di Suria KLCC 😅 Pokoknya kalau ada tempat yang bisa kunikmati, aku akan ambil waktu bersantai di situ. 

Sebagian traveler suka ke tempat-tempat wisata hits dan berfoto dengan outfit terbaik. Aku lebih suka membaur bersama warga lokal di tempat-tempat umum dan landmark populer dengan pakaian yang, yang penting nyaman dan pantas. Kalau kamu, gimana? Apa pun jawabannya, #LifeYourWay, lakukan karena kamu memang menyukainya dan bukan karena sekadar ikut-ikutan.

Kecuali terpaksa untuk menghemat ongkos, aku juga tidak suka mengambil paket wisata. Paket wisata yang kuambil pun hanya paket untuk ke destinasi tertentu, bukan paket untuk seluruh perjalanan dalam satu kota atau negara. Aku lebih suka melakukan semuanya secara mandiri, dari persiapan hingga kembali ke Indonesia. Ada antusiasme sendiri saat memilih-milih jadwal pesawat dan hotel mana yang akan dipesan. Ada kepuasan sendiri ketika berjalan kaki melalui trotoar kota dan melihat bagaimana hidup berputar. Ada kenikmatan sendiri saat berdesak-desakan di dalam MRT daripada duduk nyaman di dalam taksi ber-AC.

Sama seperti aku mengikuti suara hati saat menjalani hidup, begitu pun aku melakukan perjalanan dengan caraku. Perjalananku ada dalam kendaliku. Aku tak mau perjalananku dikontrol siapa pun, termasuk tiket pesawat. Eh, Tuhan boleh ding. Jadi, aku nggak peduli dengan promo atau free seat, aku pergi kapan pun aku mau, terserah pas ada promo atau enggak, yang penting aku pas ada duit.

Menapaki anak-anak tangga di Angkor Wat, Kamboja

Mengutip kata-kata bijak dari audio Instagram Reels yang belakangan melintas di linimasaku, “The world is not in your books, or maps. It’s out there.” Ayo lihat, alami, dan rasakan dunia secara sungguhan di luar sana, buku dan media sosial saja tak cukup. Rencanakan liburan di Traveloka, di mana beragam produk perjalanan bisa kamu temukan. Jelajahi dunia dengan caramu, ikuti kata hatimu, dan bukan kata followers. Followers bisa dibeli, likes bisa dicari, namun kebahagiaan jiwa tak bisa diakali. #LifeYourWay, keep learning by traveling~

27 komentar

  1. Wah, kok sama nih… aku juga suka naik kereta api, Mas. Bahkan lebih memilih naik KA ketimbang bus (kalau tersedia dan memungkinkan). Kalau Jepang sih ngga perlu diragukan lagi soal per-keretaapian-nya ya. Dan berpindah-pindah kota seseru itu kalau pakai KA.

  2. The best moment buangeeet yah aku salut deh sama orang yang bisa bepergian ke mana mana gini

    ini semua pake traveloka ya pesannya? keren

  3. Benar adanya ya, travelling itu bikin pengalaman tambah banyak kak, Enjoy deh

  4. Beberapa kali ke jepang, jujurnya aku paliiiing suka dengan moda kereta api mereka mas. Ntah itu yg model lama, atau yg super cepet kayak bullet train.

    Makanya ga pernah bosen ke jepang. Dan tiap kesana aku ga pernah skip utk beli Jr pass.

    Krn memang hobiku visit semua prefectures Jepang banyak mungkin. Dan pakai jr pass sangaaaat membantu hemat dalam pindah2 prefectures. Drpd naik pesawat.

    Juga hemat penginapan sbnrnya. Krn saking cepetnya si shinkansen, aku seringnya pulang hari kalo prefecturesnya ga jauh2 amat. Kayak dari Fukushima ke Tokyo, itu cuma 3 jam. Kalo pergi pagi, trus jelajah Tokyo seharian, balik lagi ke Fukushima deh. Ga perlu ganti hotel. Kec yg jauh bgt dari Tokyo ke Nagasaki. Baru deh nginep di nagasakinya.

    Ga sabar sih mau eksplor jepang lagi. Insyaallah Desember 2023 ini bareng anak2. Tapi kali ini tujuanku Tokyo sampe Hokkaido. Sbnrnya pengen jelajah selatan juga, tapi ntr Ama suami aja berdua

    Aku pun tiap beli Jr pass atau tiket masuk wisata di Jepang seringnya beli dr trvlk kok. Udh paling lengkap

    1. Ngiriiii sama mbak Fanny udah visit banyak prefektur di Jepang 😉

  5. saya setuju banget nih dengan kutipan di atas kalo pengalaman yang didapatkan selama traveling itu adalah yang terpenting, bukan hanya destinasi dan pemandangan indahnya saja. dan saya juga sepakat kalo layanan customer servicenya Traveloka sangat responsif, saya pernah ngalamin salah transfer dan dapat teratasi dengan baik dan cepat.

    1. Woh emang oke banget ya layanan pelanggannya

  6. Fasilitas Publik di Jepang kayaknya Bagus, Lengkap dan Cepat ya kak.
    Bismillah semoga nanti bisa kesana 😎

  7. Akarui Cha · · Balas

    Kereta dan Jepang memang sudah seperti sesuatu yang menarik perhatian calon wisatawan ya. Bahkan setiap kali scrolling Instagram, selalu muncul reels dengan suasana dengan kemunculan kereta.

  8. Keren banget kak. Bisa stayvacation ke sana. Impian jadi kenyataan banget. Semoga one day impian travelingku jg bisa ke sampaian gt.

  9. jalanbarengarifblog · · Balas

    Jepang selalu jadi wish list buat liburan, selain kota maju, Jepang juga punya cerita histori yang menarik buat diikuti. Kalo Traveloka sih udah jadi agen perjalanan langganan ke mana pun pergi 🙂

  10. ainunisnaeni · · Balas

    Jepang memang bikin penasaran, pokoknya kalau aku ke Jepang kudu naik shinkansen, nggak mau rugi waktu juga. Jadi kudu disiapkan dengan baik sebelum berangkat kesana

    sering nonton doraemon atau baca komik, dari SD juga udah ngebayangin kayak apa rumah nobita yang asli, entah itu ada atau enggak , karena imajinasi waktu kecil juga masih melekat sampe sekarang

  11. Gw juga pengen banget nih ke Jepang, karena sistem transportasi umumnya, terutama keretanya.. Kayaknya seru banget gitu ya naik kereta dan mengunjungi beberapa area pedesaan di Jepang. PRnya paling belajar sedikit bahasa Jepang biar bisa sedikit berinteraksi ngobrol sama warga lokal di sana.

  12. Impian banget deh buat saya buat bisa ke Jepang. Pangennya kalau bisa ke sana juga harus naik kereta api. Karena kalau lihat banyak konten, sistemnya udah bagus. Suka dengan Jepang, negara modern tapi juga kental dengan budaya

  13. Seneng banget kalau travelling ke negara impian dan bisa menetapkan itinerary sejak awal sehingga budgetnya pun bisa on track.
    Bersama Traveloka, wujudkan impian travelling yang nyaman like #LifeYourWay dan setuju banget bahwa perjalanan adalah bagian dari pembelajaran, keep learning by traveling.

  14. Ya ampun seru banget pengalamannya nginep di apartemen sama teman yg baru dikenal, nambah wawasan banget itu ya, sekaligus kenal budaya lokal juga.
    Btw, emang ya Jepang tuh surganya kereta. Pantes dulunya KRL yg ada di Indonesia ini dulunya hibahan dari sana 😂

  15. sistem kereta di jepang memang keren banget yaa. beneran jadi transportasi utama di sana ya mas kayaknya

  16. setiap traveling pun aku mengandalkan naik transportasi umum di sana. Senang aja bisa mingle di antara warga lokal, melihat kesehariannya.
    oh ya, sampai sekarang masih pakai couchsurfing, mas? dulu aku sih iya walau destinasi masih seputar Indonesia.

    1. Sebenernya masih mbak, tapi lagi nggak ada aktivitas

  17. Wah menarik yaah, aku jg udah lama banget memimpikan Jepang dan bisa jalan2 di sana pake kereta apinya yang terkenal cepat itu. Semoga bisa terwujud ya kak impian kita

  18. Gara2 denger lagu JKT48 jadi pernah sempat suka dengan hal yang berbau jepang, menarik pengalamannya, Jepang memang banyak jadi impian tempat banyak orang

  19. Wah seru banget. Saya juga paling suka naik kereta api kalo traveling. Tapi tempat tinggalku saat ini malah nggak ada kereta apinya.

    Sampai saat ini masih sering bermimpi andai seluruh wilayah Indonesia terhubung kereta api. Pasti seru.

    1. Pelan-pelan pasti terwujud. Yang di Sulawesi mulai dibangun dan uji coba fase 1.

  20. Masya Allah keren banget kak uda sampai Jepang. Pengen ngerasain juga naik kereta di Jepang. Tapi masih ngerasin keretanya antar provinsi aja nih.

    1. Ini pasti nggak baca tulisannya :))

  21. Rose Purba · · Balas

    Setuju dengan kutipannya : “The world is not in your books, or maps. It’s out there.” dan kata-kata bijak nya bg : Ayo lihat, alami, dan rasakan dunia secara sungguhan di luar sana, buku dan media sosial saja tak cukup. Jelajahi dunia dengan caramu, ikuti kata hatimu, dan bukan kata followers. Followers bisa dibeli, likes bisa dicari, namun kebahagiaan jiwa tak bisa diakali. 🙂
    Terima kasih sudah berbagi. Semoga kesampean ya traveling ke Jepang nya.. SEMANGATTTTT…. God Bless…

    1. Keep learning by traveling. Terima kasih sudah mampir, Ros.

Like atau komentar dulu, kak. Baca tanpa komentar itu kayak ngasih harapan semu :D

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Duo Kembara

Cerita Si Kembar dan Mommy Ara menghadirkan kebaikan

Lonely Traveler

Jalan-jalan, Makan dan Foto Sendirian

Guru Kelana

Perjalanan sang guru di berbagai belahan dunia

dyahpamelablog

Writing Traveling Addict

Daily Bible Devotion

Ps.Cahya adi Candra Blog

bardiq

Travel to see the world through my own eyes.

Mollyta Mochtar

Travel and Lifestyle Blogger Medan

aryantowijaya.wordpress.com/

Tiap Perjalanan Punya Cerita

LIZA FATHIA

a Lifestyle and Travel Blog

liandamarta.com

A Personal Blog of Lianda Marta

D Sukmana Adi

Ordinary people who want to share experiences

papanpelangi.id

Berjalan, bercerita; semoga kita terbiasa belajar dari perjalanan

Guratan Kaki

Travel Blog

Omnduut

Melangkahkan kaki ke mana angin mengarahkan

Efenerr

mari berjalan, kawan

BARTZAP.COM

Travel Journals and Soliloquies

Bukanrastaman

Not lost just undiscovered

Males Mandi

wherever you go, take a bath only when necessary

Eviindrawanto.Com

Cerita Perjalanan Wisata dan Budaya

Plus Ultra

Stories and photographs from places “further beyond”.

backpackology.me

An Indonesian family backpacker, been to 25+ countries as a family. Yogyakarta native, now living in Crawley, UK. Author of several traveling books and travelogue. Owner of OmahSelo Family Guest House Jogja. Strongly support family traveling with kids.

Musafir Kehidupan

Live in this world as a wayfarer

Cerita Riyanti

... semua kejadian itu bukanlah suatu kebetulan...

Ceritaeka

Travel Blogger Indonesia

What an Amazing World!

Seeing, feeling and exploring places and cultures of the world

Winny Marlina

Winny Marlina - Whatever you or dream can do, do it! lets travel

Olive's Journey

What I See, Eat, & Read

tindak tanduk arsitek

Indri Juwono's thinking words. Architecture is not just building, it's about rural, urban, and herself. Universe.

dananwahyu.com

Menyatukan Jarak dan Waktu