
With Nabil, my recent guest from Bangladesh
Bagi sebagian traveler, menginap gratis di rumah warga lokal adalah sebuah gagasan menyenangkan yang sangat menarik! Alasannya bisa macam-macam, dari traveler berdedikasi yang selalu antusias untuk menjalin pertemanan dengan sesama traveler di jagad, sampai backpacker super hemat yang — simply — mau cari sebanyak mungkin gratisan dalam perjalanan.
Yes, for some travelers, it is interesting! But for some, it is not.
Nanti kalau aku diapa-apain gimana? Kalau tengah malam digerayangi terus diperkosa? Atau barang-barangnya dicuri? Atau dia tiba-tiba minta bayaran gila-gilaan? Atau dibunuh?
Enough. See? It turns out to be a worrying idea!
Nah, untuk menenangkan perasaan kamu yang baru saja diputusin pacar ingin menjajal Couchsurfing namun masih takut-takut, ragu akan harapan semu, gue akan bagikan beberapa poin yang mudah-mudahan bisa menjadi tips dan trik ber-Couchsurfing ria. Kebetulan, beberapa bulan lalu ada rekan blogger yang meminta tips ini melalui komentar saat gue menceritakan pengalaman Couchsurfing di Indocina.
(((beberapa bulan lalu)))
Cerita selengkapnya bisa dibaca di: 3 Host, 3 Negara, 3 Cerita
Couchsurfing ≠ Gratis Seutuhnya
Pertama-tama, perlu dipahami bahwa Couchsurfing bukan berarti gratis seratus persen. Kadang-kadang, sekali lagi kadang-kadang, ada harga yang harus kamu bayar yang mungkin setara dengan harga sewa satu kamar dorm semalam. Harga-harga itu biasanya berbentuk 3 poin berikut.
Tempat Tinggal Host yang Di Ujung Peradaban
Tempat tinggal Host (istilah untuk tuan rumah di dalam Couchsurfing) berada jauh dari pusat kota atau konsentrasi tempat wisata, sehingga memaksamu mengeluarkan usaha ekstra untuk waktu dan ongkos transportasi. Kejadian ini pernah gue alami saat menginap di rumah Host di Distrik 9, Ho Chi Minh City.
Biaya Traktir Host
Entah itu kamu yang berinisiatif sendiri untuk mentraktir, atau Host yang terang-terangan minta ditraktir. Host gue di Siem Reap, Kamboja, terang-terangan minta satu kali jatah traktir. Karena dia banyak membantu, gue sangat ikhlas saat mentraktirnya. Host-host gue di Vietnam juga banyak membantu, cuma di awal bertemu nggak ada kesepakatan seperti itu, jadi agak kaget saat tiba-tiba harus traktir mereka makan dan naik bus.
Ada juga host yang “meminta” bayaran dengan cara lembut. Misalnya Host gue di Kuala Lumpur yang bilangnya meminjam uang parkir mobil karena ternyata seluruh uangnya basah, namun tak pernah dikembalikan kemudian (meski dia ingat sampai akhir perjalanan)
Oh iya, ini gue sekadar cerita supaya temen-temen lebih siap saat CS-ing ya, bukannya gue nggak ikhlas saat ngasih duit. Ciyus. Enelan. Cungguh.
Temen gue pernah mendatangi seorang member CS di Kuala Lumpur juga. Eh, ini kebetulan aja sama-sama dari KL, bukan maksud gue menjelek-jelekkan anak CS KL. Katanya sih, justru Host yang lebih ngotot pengen ketemu. Lokasinya ada di ujung laluan LRT, sekadar bertemu untuk makan, tapi Host itu sengaja memesan makanan dengan porsi besar dan meminta temen gue untuk membayar. Nah, yang kayak gini baru kurang asem!

Meet up with Donny, CS member from Jakarta
Gue malah mengalami hal sebaliknya. Tiga kali meet up sama Guest di Bandung, malah tiga-tiganya yang traktir gue makan padahal gue Host-nya. Mungkin kasihan lihat muka gue yang memelas kali ya.
Biaya Oleh-Oleh
Sebenarnya ini opsional, tapi kalau kamu melakukan ini, kamu akan tampil sebagai seorang Tamu (Guest) yang berkesan. Di akhir kunjungan, berilah oleh-oleh khas negara atau kotamu kepada Host. He / she will be pleased to have it. Seperti yang dilakukan Guest gue asal Dhaka, Bangladesh, yang memberikan sebuah kotak penyimpanan kecil dengan aksen bulu-bulu. Sebagai gantinya, gue memberinya salah satu buku dan CD Indonesia Travel dari Kementerian Pariwisata.
Terus gimana tips aman melakukan Couchsurfing?
Pertama-tama, cari Host sesuai kriteria kamu. Pastikan kamu sudah memiliki akun di Couchsurfing. Lebih baik jangan cari Host dengan membuat Public Trip then just waiting for someone to reply. Kemungkinannya, kamu akan susah dapat Host, atau bahkan nggak dapet Host, atau malah direspon Host gadungan yang mencari kesempatan.

Type your destination here
Klik Find Host di kolom pencarian di bagian atas, lalu ketikkan kota tujuanmu. Nanti akan muncul seluruh member yang berada di kota itu. Dari seluruh hasil pencarian, kamu bisa ciutkan lagi dengan filter jenis kelamin, usia, bahasa yang dikuasai, last login, kategori accepting guest atau maybe accepting guest, dsb.
Contoh, saat gue mencari Host di Bangkok, gue akan pilih male, usia 18-35 tahun, speaking Thai and English, last login in the last week, accepting guest. Kenapa speaking Thai and English? Karena gue mencari warga lokal asli Thailand, bukan ekspatriat yang tinggal di sana. Last Login sangat membantu supaya kamu nggak repot-repot kirim request kepada member yang udah nggak aktif atau jarang online CS.

search results

manage your filters

dipilih dipilih dpilih, mau sama abang yang mana?
Lalu, Send Request deh kepada setiap Host yang kamu mau.
Baca profil calon Host kamu dengan detil, lalu send request dengan menyertakan pesan permintaan yang personal. Sebut namanya, singgung kesukaannya, perkenalkan juga siapa kamu dan apa yang kamu suka. Buat sepribadi mungkin dan bukan sekadar salinan seragam yang kamu kirim ke semua orang. Dengan pesan personal, request kamu akan lebih “dianggap” oleh calon Host.

profil singkat di bagian atas
Perhatikan References yang ditampilkan di laman profil Host kamu, baca semua tanggapan dari setiap tamu-tamunya yang terdahulu. Utamakan Host yang punya banyak Reference positif. Dengan banyak Reference positif, harapannya member itu adalah seorang Host tepercaya yang aman dan nyaman.
Kalau kamu adalah seorang Homophobic, scroll down laman profil calon Host kamu sampai baris terbawah dan lihat grup CS apa aja yang dia ikuti. Kalau dia tergabung dengan grup Gay Couchsurfers atau semacamnya, mungkin bisa kamu pertimbangkan lagi.

read the profile carefully

a reference from my guest
Sebenarnya aman-aman aja tinggal bareng Host penyuka sesama jenis. Hanya karena kamu dan dia sama-sama cowok atau cewek, bukan berarti dia lantas suka kamu. Kalau pun dia naksir kamu, nggak berarti juga dia langsung merampas virginitasmu dalam semalam. Salah satu Host gue adalah gay tapi gue aman-aman aja, hehehe. Dia nggak cerita di profil, tapi dia come out saat kami bertemu langsung.
Saran ini gue berikan buat kamu yang benar-benar susah mentolerir hal ini. Kalau kamunya rikuh, Host kamu akan merasa nggak nyaman juga. Jadi biar sama-sama enak aja.
Nah, Host sudah dapat, sudah berkenalan di Message, sudah saling bertukar kontak juga. Namun, untuk mencegah hal-hal di luar dugaan, ada baiknya kamu simpan nomor kontak dari seluruh calon Host yang mau menerima permintaan menginapmu. In case Host pilihanmu mendadak nggak bisa dihubungi saat kamu tiba, kamu punya kontak-kontak cadangan untuk menolongmu dari dinginnya udara malam itu.

an example of request to stay
Lebih bagus lagi kamu sudah siapkan anggaran ekstra kalau tiba-tiba harus menginap di hotel. Sukur-sukur kalau udah reservasi via Booking.com, ada beberapa hostel yang menerima reservasi tanpa kartu kredit.
Selama menginap, jaga sikap dan tingkah lakumu. Kamu sedang bertamu, you are being a guest! Jangan heran kalau ada Host yang membuat peraturan di rumahnya saking banyaknya permintaan menginap, patuhi itu semua. Saat keluar rumah, bawa semua barang berharga seperti dompet (dan isinya, of course), handphone, kamera, atau foto mantan. Saat tidur, masukkan dompet dan handphone ke dalam saku celana atau sisipkan di tempat yang tersembunyi. Bukannya berprasangka buruk, namun waspada.
Kira-kira itu aja sih tips aman dan nyaman untuk Couchsurfing. Yah, kita lakukan bagian kita aja untuk menjaga diri. Kalau semua sudah dilakukan, sudah mempersiapkan yang terbaik, tinggal berdoa dan yakin bahwa apapun yang terjadi tak luput dari kehendak-Nya. Jadi, makin semangat coba Couchsurfing? Atau malah makin males? Lol
Buat gue sih, Couchsurfing itu menyenangkan dan bikin ketagihan 😀
Baca Juga:
Aku sih sukak nerima tamu tp klu sebaliknya ya itu, tkut2 d gerayangi dll wkwk.
Gak takut digerayangi sama tamu? Hihihi
Dengar dengar, ada kejadian guest dibunuh sama host yg member CS… atut.
Iya, Zi. Tahun lalu kejadiannya di Nepal.
Ya kita usaha yg terbaik aja untuk keamanan kita 🙂
Well, foto mantan termasuk barang berharga.
Hahaha. After all other things, Aqied fokus ke foto mantan!!! :))
Bagus artikelnya, sangat membantu buat yang mau nyobain CS.
Kalo rumahnya haunted dikasih tau ga sama Hostnya? Hehehe…
Thank you, mbak.
Errr, mungkin bisa dilihat dari Reference 😀
Kyknya lebih recommended buat yg solo traveler ya…
*lirik gandengan
*meski ada jg sih yg ber2, pernah baca ceritanya
Banyak yang berdua kok, kak. Pertama CS-an aku juga berdua sama temenku.
wah nice info, sesekali pengen juga sih nyobain nge-host atau jadi host CS tapi entah kenapa tekad saya belum bulad 😦
Coba banyakkin makan biar bulat, bang 😀
Menarik 🙂
Saat seminggu kelayapan di Malaysia, aku kirim request buanyak bener ke member yang tinggal di Langkawi, Malaka, KL dan Penang. Dibilang penghematan, bisa. Tapi kadang jadinya tekor juga seperti poin pertama (yang rumahnya jauh). Namun waktu itu lebih kepada penasaran. Soalnya selama ini selalu jadi host tapi gak pernah jadi guest.
Ironisnya, gak ada SATUPUN yang nerima. Lebih banyak nyuekin pesan. Jikapun membalas intinya nggak bisa. Sedihnya tuh di sini. Haha. Tapi ya sudah, wong di sana penginapan juga murah. Aku dan temen lalu menginap di dorm.
Lalu, saat sudah memesan dorm, ternyata ada 1 orang yang bersedia menampung. Karena terlanjur bayar, dia menawarkan untuk makan malam bersama.
Lagi-lagi aku penasaran, bakalan ditraktir gak nih kayak sebagaimana aku biasa kepada tamu. Ternyata nggak 🙂 Ya gak kenapa-kenapa sih, memang gak ada kewajiban juga kan di CS kudu ngebayarin. Udah diajakin jalan aja udah syukur. Cuma karena kejadian itu jadinya senyum aja. Ibaratnya cukup tahu.
Saking kesalnya ditolak semua member di Malaysia, sempat terbersit untuk memblack list semua request yang datang dari sana hahaha. Tapi nggak berhasil. Yang ada malah sebaliknya, sebisa mungkin menjamu mereka dengan baik karena “karir” traveling ini masih panjang hahaha. Kita gak pernah tahu kebaikan mana yang kita perbuat yang dapat menolong kita dari kesusahan saat berada jauh dari rumah di masa yang akan datang.
Wuih panjang ya Nugie, kapan-kapan aku bikin ulasan terpisah. Udah kepikiran tapi masih mikir-mikir, topiknya kurang lebih etika saat menginap di rumah orang karena… aku punya pengalaman jelek saat menerima tamu hehehe.
Panjaaaaaangggnyaaaaaa hahaha, curahan hati nih yeee 😀
Iya bisa jadi satu tulisan sendiri.
Buat di Bangkok, gue juga nyaris nggak dapet host sampai gue menemukan Paul itu. Dia pernah ditampung di rumah warga di Bromo, mungkin itu sebabnya dia jadi merasa hutang budi dengan Indonesia.
Kalau yang di KL, kami malah kenalan dan berhubungan dari Twitter. Jadi dari situ tektokkan, bagi kontak, terus ketemuan deh.
Ditunggu tulisannya, mas 🙂
Kisah guest terakhir yang harus aku jemput ke kantor polisi aja belom ditulis, gak ada moodnya muahahaha *blogger kok malesan >.<
Ada juga beberapa blogger Malaysia yang kontak aku melalui twitter. Ujung2nya ketemuan juga walau mereka gak nginep (dapet promo tune murah).
Btw yang di Langkawi juga ada tuh yang terang-terangan nulis di profil "Saya gay dan hanya mau menampung orang yang gay" hehe.
What? Dijemput di kantor polisi kena kasus apa tuh?
Kalau cuma mau menampung yang sama-sama gay, kemungkinan mereka mau dapat “benefit”. Kemungkinan ya.
Wahhh srinya punya pengalaman seperti itu..
Saya sendiri pengen banget jadi host or guess tapi masih ga ngerti caranya gimana.. alhasil cuma baca2 aja..
Hahaha.. maklum newbie jadi rada2 norak..
Nah di sini sudah gue bagikan tips dan caranya nih. Silakan dipraktekkan 🙂
Bermanfaat banget nih, bookmark duluu mas
Silakan, bang 🙂
Sampai saat ini masih ragu mengunakan souchsurfing, tapi kayaknya harus di coba hehehe
Jangan ragu. Bulatkan tekadmu seperti perutmu #ehgimana
Dan anehnya temen-temen yang aku temuin via couchsurfing, entah itu orang luar negeri atau dalam negeri sampai sekarang masih sering sharing atau sekedar cuap2 via aplikasi chat. Apakah ini karena faktor ke-tam-pa-nan-ku ya? #eh.
BTW, aku tipe couchsurfer yg gimana gi?
Apakah ini karena faktor ke-tam-pa-nan-ku ya? #eh.
Jawaban:
B-U-K-A-N.
Elu tipe Couchsurfer yang bisa naik motor, Her
Berarti aku gak tampan dong *nangisdipojokan*
Yang penting soleh, bro
waaah pernah dapet host gay bro ?? kok gue yang ngeri bacanya yaa. hhe
Hahaha, iya, tapi dia baik banget kok orangnya
Aku bikin public trip banyak bener pesan yang masup sampe bingung milihnya, aku cari yg referensinya paling banyak dan positif
Wah keren! Padahal biasanya kalo bikin public trip sepi peminat (buat guest dari Indonesia)
sampe capek nolak2in tawaran nginep dan jalan, berasa selebriti haha
cieee yang artesss 😀
btw kalau mau baca cerita seru gue pas CS-ing di Indocina, bisa baca artikel 3 host, 3 negara, 3 cerita ya hehehe
makasih sarannya
[…] garden) yang dapat dikunjungi secara gratis. Gue mengunjungi taman ini bareng Haniza, member Couchsurfing Kuala Lumpur yang berbaik hati mengantar kami ke sini dengan mobilnya. Taman Botani yang berisi pohon-pohonan […]
[…] konsep hotel-hotel yang lain. RedDoorz lebih mirip seperti AirBnB, menginap di warga lokal seperti Couchsurfing namun berbayar karena kamar dikelola professional. Bedanya, di sini ada kesamaan brand dan […]
[…] Kalau mau tahu soal Couchsurfing dan penasaran gimana caranya bisa nginep gratis di rumah warga lokal, baca panduannya di: Tips Menginap di Rumah Warga Lokal ala Couchsurfing […]
[…] Tips Aman Menginap di Rumah Warga Lokal ala Couchsurfing […]
Biasanya saya selalu scroll down cepet – cepet kalo baca blog, tapi di sini saya bener bener baca samapai ke detailnya, karena dengan penataan kata – kata dan penyampaian yang humble dan easy to read 🙂 anyway saya suka sekali dengan ini
Waaa terima kasih atas apresiasinya, mbak Handayani. Senang bisa berbagi 🙂
Wah saya kayak mbak handyani, saya juga baca sampe abis lengkap hehehe. Menjawab banget seputar couchsurfing. Hahah tapi lucu juga ya nanti ketika masing-masing saling bingung siapa yang harus neraktir XD Tapi sebenernya sebagai guest nggak ada salahnya kita neraktir buat ucapan terimakasih, dan sebagai tuan rumahpun kalo kita neraktir tamu juga rasanya pasti special hehe.
Gimana-gimana yang neraktir meski jadi yang keluar uang, tapi pasti dia lebih dapat efek happy karena berbagi 😀 #komentarsokwise #tapibeneransih
setuju banget, kakak. berbagi itu bikin happy 😀
Kalo mau jadi guest itu apa kita juga harus jadi host yg punya tenpat menginap di rumah kita?
Nggak harus. Aku juga waktu jadi guest belum pernah punya pengalaman jadi host kok.
hai, thanks for sharing. 😀
kalau jadi guest bareng suami bisa ga ya? terus kalau kita hanya ingin meninap tapi jalan2nya sendiri tanpa ditemani sm hostnya bisa kan? soalnya senengnya kalo jalan beduaan doang sama suami hehehe kebetulan dari pacaran doyan banget travelling.
aku baru tau kalau ada CS ini, tau gitu dari dulu tiap jalan pake CS ini hahaha..
Bisa, mbak. Tinggal diinfokan saja kepada calon Host saat mengirim permintaan menginap. Sebelum search juga di kolom jumlah traveler dipilih 2 orang.
Iya bisa juga cuma menginap, inti dari CS adalah itu. Saat saya di Bangkok juga host nggak nemenin saya. Sekali lagi, tinggal ditegaskan di Inbox kepada calon Host.
Itu pembayaran couchsurfing cuma bisa lewat kredit card aja yah 😦 ? Baru bisa verification?
Iya, kak. Untuk verifikasi cuma bisa CC. Akun saya dbiarin nggak terverifikasi haha..
Emang kalo ga terverifikasi bisa dapet host ??
Itu buktinya saya bisa, hehe. Mbak, kalimat itu hanyalah kalimat marketing dari couchsurfing, supaya mau bayar 😀
Mas, awal september ini saya ke KL ada beberapa host yg nawarin dan itu cowo semua, akhirnya stlh liat references nya ada 1 yg saya accept. Tp stlh baca postingan ini, jadi mikir lg, kira2 aman gak ya, soalnya saya jalan sendiri dan host nya itu jg tinggal sendiri. Thanks bgt buat postingannya sangat membantu.
Sorry, is he Indian? kalo iya, coba hati-hati banget. Baca reference baik-baik.
Bukan sih mas. Tp udah diaccept kalo kita batalin enak gak ya?
boleh minta link profilnya? biar gue bantu memutuskan kalo boleh.
[…] mencari host dari jejaring Couchsurfing, hehehe. Selain menjadi penyelamat dana, seorang host dari Couchsurfing juga bisa sekaligus menjadi rekan perjalanan. Opsi kedua adalah menyewa sepeda motor. Dari hasil […]
Hi kak. Aku baru pertama kali join CS dan rencana bulan juli depan mau ke KL dan udah dpt CS. Mau tanya nich, kalau saat kita di imigrasi malaysia kita mesti jawab apa seandainya ditanya mau stay dmn? Mohon bantuannya kak
Biasanya pihak imigrasi KL gak pernah nanya2. Nggak ada form yg harus diisi juga. Tapi in case ditanyain, siapin aja 1 hotel fiktif.
[…] Banyak traveler Indonesia yang merasa nggak cocok dengan konsep ini. Pencurian, pemerkosaan, penganiayaan, dan tindakan kriminal lainnya menjadi faktor yang ditakuti. Boro-boro Couchsurfing, nginep di kamar dormitory hostel aja masih banyak yang nggak suka. Puji Tuhan, selama ini gue nggak pernah punya pengalaman buruk saat tidur di hostel atau dengan Couchsurfing. Tips aman ber-Couchsurfing ria bisa kamu baca selengkapnya di sini. […]
ini aman buat cewe-cewe? kok rasanya masih ngeri ya hahaha
Gimana ya mbak, aman nggak aman relatif sih. Terus pengalaman tiap orang beda-beda 🙂
[…] Baca panduan ber-Couchsurfing di: Tips Aman Couchsurfing […]
[…] naik bus DAMRI Bandara dari Mangga Dua Square. Saat itu aku berangkat ke KL bareng koh Donny, teman Couchsurfing dari […]