Kamu mau jalan-jalan ke Kuala Lumpur, namun bingung dengan transportasi publik di sana? Tenang, ibukota Malaysia ini sudah memiliki moda transportasi yang sangat memadai kok. Sementara ibukota kita sedang berjuang menyelesaikan 1 jalur MRT, Kuala Lumpur udah punya 2 jalur LRT, 1 jalur monorel, 2 jalur kereta komuter, kereta bandara, dan 1 jalur MRT.
Oke, cukup basa basinya, kita masuk ke pembahasan lebih detil. Secara garis besar, ada 2 macam jenis transportasi publik di Kuala Lumpur: bus dan transportasi berbasis rel. Taksi nggak gue masukkin di sini ya. Dua-duanya murah dan nyaman kok. Memang belum se-rapid dan seekstensif MRT Singapura, tapi sudah jauh lebih baik dari Jakarta *pffft*
Ngomong-ngomong, kamu merasa kesulitan dan bingung baca peta MRT / LRT kayak gini? Kalau mau belajar, simak panduan dari gue di: Tips Menggunakan Peta MRT / LRT Untuk Pemula
Kita mulai dulu dari transportasi berbasis rel karena jenis inilah yang lebih sering gue pakai waktu jalan-jalan di Kuala Lumpur kemarin. Ada 5 jenis transportasi berbasis rel di Kuala Lumpur: KL Monorail, LRT (light rapid transit), KTM Komuter, KLIA Ekspres / KLIA Transit, dan yang paling baru: MRT (Mass Rapid Transit). Kelimanya dikenal sebagai sebuah sistem bernama Klang Valley Integrated Rail Transit. Lalu apa bedanya, kakak?
Panduan dalam bentuk video bisa disimak dalam video berikut:
Ehem. Begini, kak *benerin dasi*
Pertama-tama, kamu harus tau apa stasiun tujuan kamu dan di mana stasiun keberangkatan kamu. Cara mengetahuinya ada 2, dengan cari artikel terkait di internet atau buka Google Maps. Makanya, bakal berguna banget kalo kamu sudah melengkapi diri dengan koneksi internet selama di Kuala Lumpur. Buat yang masih nyari-nyari, gue rekomendasiin banget JavaMifi.
Seperti namanya, JavaMifi ini bukan SIM Card, tapi modem wifi atau disebut juga portable wifi. Ada sederet keunggulan kalo kamu pake JavaMifi:
- Praktis, nggak perlu gonta-ganti SIM Card yang berpotensi bikin hape rusak
- Satu mifi bisa dipake rame-rame, hemat!
- Bisa digunakan di lebih dari 160 negara
- Free delivery ke seluruh Indonesia, juga bisa diambil di store
- Untuk wifi Malaysia, harga mulai dari Rp40.000,00/hari dengan kuota 600MB ++ per hari!
- Mendukung Same Day Order juga lho
Buat kamu yang juga bakal bolak-balik dalam sebulan, tersedia juga paket bulanan seharga Rp299.000,00. KLIK DI SINI buat info dan pemesanan.
KL Monorail Line
Kuala Lumpur memiliki 1 jalur (laluan) monorel dari KL Sentral ke Titiwangsa, melalui kawasan bisnis dan perkantoran. Seluruh stasiun dan jalur KL Monorail adalah melayang (elevated), setiap rangkaian terdiri dari 2 dan 4 gerbong. Desain interior kereta diisi dengan bangku-bangku penumpang yang ditata dengan saling membelakangi. Gerbong dilengkapi dengan pintu otomatis, AC, papan rute, dan informasi pemberitahuan stasiun berikutnya.
Stasiunnya sendiri cukup bersahaja, hanya berupa 2 buah peron di bawah naungan atap lengkung yang ditopang rangka baja, tanpa AC atau vendor-vendor komersil (seperti ATM dan penjual makanan). Ada pintu pembatas peron, tapi dibiarkan terbuka terus, nggak otomatis terbuka dan tertutup.
Tiket dapat dibeli di vending machine. Perhatikan, ada vending machine yang hanya khusus menerima koin, jadi jangan sampai salah antre. Pertama-tama, pilih nama laluan (line) yang akan digunakan, yaitu Laluan Monorel, lalu pilih stasiun tujuan. Layar akan menampilkan jumlah biaya yang dibutuhkan, tugasmu adalah menyesuaikan jumlah tiket yang akan dibeli. Masukkan seluruh uang yang dibutuhkan menurut total harga yang ditampilkan. Kamu akan menerima token sekali jalan dan kembalian (jika ada).
Tempelkan token pada Entry Gate untuk memasuki peron. Setibanya di stasiun tujuan, masukkan token ke dalam slot Exit Gate untuk membuka pintu. Jadi jangan harap bisa simpen token-nya kayak di MRT Singapura ya, hehe.
KL Monorail terintegrasi dengan LRT di Stasiun Hang Tuah. Sebagai contoh, kamu berangkat dari Masjid Jamek menuju Bukit Bintang. Saat membeli tiket, kamu langsung memilih Laluan Monorel di mesin tiket, meskipun Masjid Jamek bukanlah stasiun monorel. Naik LRT Laluan Ampang / Sri Petaling di Masjid Jamek, transit di Hang Tuah, dan langsung berpindah ke peron KL Monorail tanpa perlu membeli tiket lagi. Paham ya?
Jangan terkecoh dengan Stasiun KL Sentral, Bukit Nanas, dan Bukit Bintang. Stasiun monorel KL Sentral terpisah dengan peron LRT, pun Stasiun Bukit Nanas yang juga terpisah dengan Stasiun LRT Dang Wangi dan Stasiun Bukit Bintang yang terpisah dengan Stasiun MRT Bukit Bintang.
Monorail KL dapat digunakan untuk menuju KL Sentral, Bukit Bintang, dan KL Tower (dengan turun di Stasiun Bukit Nanas.)
Baca Juga: Rekomendasi 5 Penginapan Murah di Kuala Lumpur, Malaysia
LRT (Light Rapid Transit)
Ada 2 jalur (laluan) untuk LRT, yakni Laluan Ampang / Sri Petaling dan Kelana Jaya. Seluruh jalur Ampang / Sri Petaling ada di atas tanah (at grade level) atau melayang (elevated). Sementara LRT Kelana Jaya memiliki jalur di bawah tanah, tepatnya dari Stasiun Masjid Jamek sampai Ampang Park. Keduanya memiliki rangkaian gerbong yang lebih banyak daripada KL Monorail. Tapi di saat-saat sepi, LRT Kelana Jaya hanya dijalankan dengan 2 gerbong.
Stasiun LRT lebih besar daripada stasiun monorel, beberapa dilengkapi dengan ATM dan penjual makanan atau minuman. Khusus buat stasiun-stasiun di bawah tanah, ada pintu otomatis yang membatasi peron dan jalur kereta. Kelana Jaya Line sudah menggunakan kereta nirawak (driverless) yang modern, sementara LRT Ampang / Sri Petaling masih dijalankan dengan masinis. Tempat duduk penumpang ditata saling berhadapan, dilengkapi dengan fasilitas lainnya seperti halnya kereta monorel.
Cara membeli tiketnya sama dengan cara membeli tiket monorel karena keduanya sudah terintegrasi. Selain token sekali jalan, kamu juga dapat menggunakan kartu Touch n Go (TnG). Fungsi kartu ini seperti Flazz, jadi lebih untuk mempermudah dan mempermurah. Kalau di Singapura, TnG ini seperti kartu EZ Link, jadi harus diisi lagi saldonya kalau udah habis.
LRT Kelana Jaya dan Ampang / Sri Petaling bertemu di Stasiun Masjid Jamek. Ingat, kamu nggak perlu membayar lagi kalau mau bertukar jalur. Dan ingat lagi, saat kamu akan menggunakan 2 jalur LRT bergantian, jalur yang kamu pilih saat membeli token adalah jalur yang digunakan di akhir perjalanan. Jadi meskipun saat itu kamu berada di KL Sentral (Kelana Jaya Line), namun karena stasiun tujuanmu ada di Laluan Ampang/Sri Petaling (contohnya, Stasiun Sentul Timur), maka saat membeli tiket di KL Sentral langsung memilih Ampang/Sri Petaling Line.
Untuk informasi lengkap tentang KL Monorail dan LRT (juga RapidKL bus), silakan buka website MyRapid ini. Di situ kamu bisa mendapatkan informasi jalur, jam beroperasi, dll. Ada fitur Journey Planner juga untuk menghitung biaya perjalanan kamu. Jadi bisa mulai hitung-hitungan budget di sini.
LRT Kelana Jaya dapat digunakan untuk mencapai KL Sentral, Petronas Twin Towers (turun di Stasiun KLCC), Pasar Seni, dan Masjid Jamek. Stasiun Pasar Seni dapat kamu gunakan untuk menuju Central Market, Chinatown (Petaling Street), dan sekitarnya.
Sementara LRT Ampang / Sri Petaling dapat digunakan untuk menuju Masjid Jamek, Terminal Pudu Sentral (turun di Stasiun Plaza Rakyat), dan Terminal Bersepadu Selatan (turun di Stasiun Bandar Tasik Selatan).
Baca Juga: 6 Tempat di Kuala Lumpur yang Mungkin Kamu Belum Tahu
Keretapi Tanah Melayu
Selanjutnya adalah KTM (Keretapi Tanah Melayu) Komuter. Kereta api ini nggak terintegrasi dengan LRT dan monorel, jadi harus beli tiket sendiri. Tiket bisa dibeli dari vending machine atau loket petugas di stasiun. KTM Komuter biasa digunakan wisatawan menuju Batu Caves. Harganya murah banget! KL Sentral – Batu Caves aja cuma 2.6 RM! Padahal itu jauh banget, sampai ke ujung lintasan.
Meski murah, namun keretanya tetap nyaman lho. Ada kereta dengan tempat duduk saling berhadapan, ada juga yang kursinya berderet seperti kereta api pada umumnya. Saat ini ada 2 jalur yang bisa kamu pilih: Laluan Seremban dan Laluan Pelabuhan Klang (Port Klang), semuanya at-grade level alias di permukaan tanah.
KTM Komuter vending machine
Nah, Keretapi Tanah Melayu (KTM) ini juga mengoperasikan kereta api antarkota ke berbagai kota di Malaysia, seperti Penang, Ipoh, Johor Bahru, sampai Padang Besar di ujung utara di mana kamu bisa melanjutkan perjalanan ke Thailand. Tiketnya bisa kamu beli online di Bookaway.
Baca Juga: Tips Jalan-Jalan Hemat di Singapura dan Kuala Lumpur
KLIA Ekspres / KLIA Transit
Sementara itu, KLIA Ekspres dan KLIA Transit lebih didedikasikan sebagai alat transportasi dari dan ke Bandara, baik KLIA maupun KLIA 2. Kereta dan lintasannya sama, hanya saja kalau KLIA Transit memiliki 4 stasiun perhentian di KL Sentral, Bandar Tasik Selatan (Terminal Bersepadu Selatan), Putrajaya, dan Salak Tinggi, sementara KLIA Ekspres langsung bablas ke KL Sentral dari KLIA dan sebaliknya. Tarif KLIA Ekspres adalah 55 RM nggak pakai nawar, sementara tarif KLIA Transit bergantung dengan stasiun mana yang menjadi tujuan.
Klik di sini untuk membeli tiket KLIA Ekspress secara online.
Tiket dapat dibeli dari vending machine (kalau kamu punya kartu kredit atau stored value card lainnya) dan loket petugas. Interior di dalam kereta sungguh elegan, kursi-kursi empuk berderet 2-2 di bawah pencahayaan keemasan, dengan lantai yang dilapisi permadani empuk. Asyiknya lagi, ada wifi gratis di dalam kereta! 😀
Setelah gue perhatikan, ongkos KLIA Ekspres yang 55 RM itu masih lebih mahal daripada ongkos KLIA Transit KL Sentral – Putrajaya lalu disambung Putrajaya – KLIA 2 (total 15.7 RM). Nah, tips jitu gue ini bisa kamu pakai buat cobain kereta bandara ini dengan harga yang lebih murah, hahaha.
Informasi lengkap untuk KLIA Ekspres dan KLIA Transit bisa kamu buka di website kliaekspres, terutama untuk jadwal dan biaya perjalanan.
MRT (Mass Rapid Transit)
Saat ini, Kuala Lumpur sudah memiliki 2 jalur MRT bernama MRT Kajang Line (warna hijau tua) dan MRT Putrajaya Line (warna kuning). MRT memiliki kereta yang lebih panjang dan stasiun yang lebih besar daripada LRT. Naiklah MRT Kajang Line untuk mencapai Pasar Seni, Bukit Bintang, dan Tun Razax Exchange (TRX). Sementara MRT Putrajaya Line bisa kamu gunakan sebagai opsi transportasi menuju… PUTRAJAYA, hehe.
Jalur MRT Kajang Line dari Pasar Seni hingga Maluri adalah jalur bawah tanah (underground), selebihnya adalah jalur melayang (elevated). Tulisan tentang MRT Kajang Line saya ulas khusus di artikel ini: Berkenalan dengan MRT Kuala Lumpur
Berbeda dengan LRT dan monorel, MRT di Kuala Lumpur memang lebih banyak menjangkau daerah pinggiran. Kalau di Jabodetabek, daerah-daerah ini macam Depok atau Tangerang begitu lah. Makanya, nggak banyak daerah wisata yang bisa dijangkau dengan MRT. Untungnya, MRT sudah terintegrasi dengan LRT dan monorel karena sama-sama dikelola MyRapid.
MRT Kajang Line punya titik pertemuan dengan LRT di Stasiun Pasar Seni dan Maluri. Untuk connecting station, ada Stasiun Muzium Negara yang terhubung ke KL Sentral, Stasiun Bukit Bintang dengan KL Monorail, dan Stasiun MRT Merdeka ke Stasiun LRT Plaza Rakyat. Sementara itu, MRT Putrajaya Line terhubung dengan monorel di Stasiun Titiwangsa dan terhubung dengan LRT di Stasiun Chan Sow Lin, Ampang Park, dan Sungai Besi. MRT Putrajaya Line dan MRT Kajang Line bertemu di Stasiun Tun Razax Exchange (TRX). Menariknya, MRT Putrajaya Line punya beberapa connecting stations dengan KTM Komuter, tepatnya di Stasiun Sungai Buloh, Sri Damansara Timur (ke Stasiun KTM Kepong Sentral), dan Kampung Batu.
Nah, buat kamu yang mau berkeliling kota dengan bus (atau “bas”, dalam bahasa Melayu), ada opsi yang disediakan, yaitu: bus RapidKL dan Go-KL.
RapidKL ini bisa dibilang sudah memonopoli urusan transportasi di Kuala Lumpur. Selain bus RapidKL itu sendiri, monorel dan LRT pun berada di bawah otorisasinya. Walaupun bukan sebuah sistem BRT (bus rapid transit) seperti TransJakarta yang memiliki koridor sendiri, namun bus RapidKL tetap dapat diandalkan karena rute dan armadanya cukup banyak.
Bus ini identik dengan warna putih – biru yang mengguyur eksteriornya. Kamu bisa naik (dan juga turun) di halte, berupa sebuah ruang khusus di trotoar dengan bangku panjang yang dinaungi atap melengkung, dipertegas dengan sebuah papan rambu lalu lintas yang memuat logo bus. Pembayaran dilakukan di dalam bus dengan memasukkan uang ke dalam kotak kecil di samping pak sopir. Bisa juga dengan tap kartu kalau kamu punya, karena tidak ada kembalian untuk uang tunai.
Kabar gembira buat kamu yang nggak mau repot-repot bayar naik bus! Naik aja bus Go-KL, gratis! Kamu tinggal naik dari halte, duduk anteng, dan sampai tujuan tanpa keluar uang sepeser pun. Hihihi. Saat ini Go-KL sudah memiliki 4 jalur, bisa kamu gunakan untuk mengunjungi Menara Petronas, Chinatown, Pasar Seni / Central Market, dan destinasi lainnya.
Walaupun sebenarnya Go-KL didedikasikan untuk pelancong, tapi — tentu saja — warga lokal pun nggak mau kehilangan kesempatan ini. Kapan lagi bisa naik bus gratis? Jadi jangan kaget kalau busnya penuh dan kamu harus berdiri sepanjang jalan. Tapi, demi nama penghematan, sedikit pengorbanan kayak gitu nggak masalah lah yaaa.
Selain dengan membeli token untuk single trip, kamu juga bisa menggunakan kartu Touch ‘n Go atau disingkat TnG. Semacam STP atau EZ-Link kalau di Singapura. TnG dapat digunakan di bus, monorel, LRT, dan Komuter. Praktis! Harganya 10 RM, minimal top up juga 10 RM, bisa dibeli di Stesen Petronas dan stesen-stesen lainnya. Terima kasih untuk abang Rusydan Muhammad yang sudah menambahkan informasi ini di kolom komentar 😀
Sebagai informasi, Kuala Lumpur juga sedang membangun sebuah proyek MRT (mass rapid transit) yang akan menjangkau daerah metropolitan Klang Valley ini. MRT direncanakan akan memiliki 3 line, ditargetkan mampu mengangkut 400.000 penumpang setiap harinya! Armadanya jelas berjumlah lebih banyak, memiliki kapasitas lebih banyak dari LRT (ditargetkan memiliki interval kedatangan setiap 3.5 menit), dan dijalankan secara otomatis dengan sistem. Saat ini, baru line Kajang – Sungai Buloh yang dibangun (lintasan berwarna hijau tua pada peta di atas).
Nah, sekarang sudah paham ya dengan sistem transportasi publik di Kuala Lumpur ini. Ada monorel, LRT, Komuter, KLIA Ekspres / Transit, bus RapidKL, dan bus Go-KL. Sebenernya adalagi bus kota yang lebih tua dan sederhana, namanya Metrobus. Tapi kayaknya udah jarang digunakan seiring dengan majunya moda transportasi yang baru. Tetapkan tujuanmu, pelajari petanya, siapkan uang pas, then you’re ready to rock this city!
[…] LRT PalembangReview Kereta Bandara Solo EkspresReview MRT dan LRT SingaporeReview LRT, Monorail, KTM Komuter, dan KLIA Ekspres MalaysiaReview MRT Kuala LumpurReview BTS/Skytrain dan MRT BangkokReview MTR dan Tram Hong KongReview Kereta […]
[…] LRT Jakarta, Skytrain & Kereta Bandara Soetta, LRT Palembang, Kereta Bandara Yogyakarta, transportasi umum Kuala Lumpur, transportasi umum Singapura, transportasi umum Bangkok, dan transportasi umum Hong […]
[…] Yang satu ini adalah platform pemesanan berbagai moda transportasi umum di Asia Tenggara. Pada masanya, blog ini memang jadi rujukan banyak pembaca untuk panduan dan informasi traveling di Asia Tenggara, khususnya Malaysia, Singapura, dan Thailand. Artikel terlaris di thetravelearn.com adalah tulisan gue tentang transportasi publik di Kuala Lumpur. […]
[…] juga: MemahaMemahami Sistem Transportasi Publik di Kuala Lumpur, Malaysiami Transportasi Umum di Kuala […]
[…] Baca tulisanku soal memahami transportasi publik di Kuala Lumpur. […]
[…] kartu pass, dan Easycard. Untuk tiket sekali jalan, bentuk dan cara kerjanya seperti token di Kuala Lumpur. Tempelkan pada scanner saat masuk, lalu masukkan ke slot saat keluar. Untuk kartu pass, harganya […]
[…] di Asia Tenggara yang belum berhasil saya kunjungi. Padahal kota-kota lain sekelasnya𑁋Singapura, Kuala Lumpur, Bangkok, dan Jakarta𑁋sudah saya ulas habis macam-macam transportasi umumnya di […]
[…] tulisan Memahami Transportasi Publik di Kuala Lumpur untuk lebih […]
[…] Baca juga: Memahami Transportasi Publik di Kuala Lumpur […]
[…] bahwa tulisanku asyik, detail, dan enak dibaca. Contohnya bisa dilihat di ulasanku tentang transportasi umum Kuala Lumpur, yang sampai saat ini masih menjadi tulisan terlaris sepanjang masa. Sampai komersialisme merangsek […]